BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk dijadikan rujukan. Penelitian yang pertama yaitu penelitian yang dilakukan. 1. Sancha Carolina De. C. P.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitianyang dilakukan oleh Lutfiatun Nukhus pada tahun 2010, Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah. diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang ditulis oleh Rizki Nindya Tantri Saputri (2012) yang berjudul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang menjadi bahan rujukan pada penelitian ini adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan kinerja keuangan, diantaranya sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditulis oleh Amalina Alyani Yusrina (2013) yang berjudul "Pengaruh LDR, IPR,

2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR

BAB I PENDAHULUAN. bergerak pada bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aktiva, Efisiensi dan Solvabilitas Terhadap ROA (Return On Asset) Pada Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada penelitian sekarang, penelitian-penelitian terdahulu tersebut dilakukan oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya bank adalah suatu industri yang bergerak dibidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang juga membahas mengenai ROA (Return On Asset). Berikut ini merupakan. yang dilakukan oleh Rommy Rifky Romadloni dan

2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, penelitian terdahulu yang menjadi rujukan penulis yaitu penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dinda Yani Kusuma (2011)

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian saat ini adalah sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 2.1 sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang dijadikan rujukan oleh penulis, diantaranya adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat khususnya sebagai acuan dalam penelitian ini. Penelitian tedahulu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bejudul pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR dan FACR. terhadap ROA pada bank pembangunan daerah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat dua rujukan, yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sensitifitas terhadap pasar, efisiensi, dan profitabilitas terhadap capital adequacy

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Putu R. R. P. (2013) dengan topik Pengaruh Rasio Likuiditas, Kualitas Aktiva,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat dua rujukan, yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Ibnu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul penelitiannya adalah Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, BOPO, PDN, IRR,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rujukan adalah Nona Wandari (2011) pengaruh rasio LDR, IPR, APB, NPL,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yuda Dwi Nurcahya (2014) yang membahas tentang Pengaruh Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. financial intermediary, yaitu suatu lembaga yang berperan menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. modal yang diperlukan untuk selalu meningkatkan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan

PENDAHULUAN. dengan munculnya berbagai macam bisnis. Kemunculan bisnis ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dijadikan sebagai rujukan. Rujukan yang pertama oleh Rahcma Choirunnisa

BAB I PENDAHULUAN. karena bank memiliki fungsi sebagai Agen Pembangunan. Sebagai badan usaha,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fariz Syarifuddin (2012) dengan judul Pengaruh LDR, NPL, APB, IRR, PDN,

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan acuan yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya yang digunakan sebagai referensi adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) PRAMITHA ADRIANI (2015) melakukan penelitian yang berjudul

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat. Setiap bank memiliki visi dan misi untuk mencapai sebuah tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, BOPO, FBIR, FACR, serta PR secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai bahan acuan, diantaranya sebagai berikut: Penelitian yang dilakukan Nona Wandari dengan judul Pengaruh Rasio LDR,

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yuliana Wulandari (2013) yang membahas mengenai Pengaruh Rasio Likuiditas,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sangat bermanfaat bagi penulis sebagai bahan acuan. Penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia nomor 10 tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian terdahulu pertama yang berjudul Pengaruh Risiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sangat bermanfaat sebagai acuan bagi peneliti, dalam penelitian ini. menggunakan hanya dua peneliti sebelumnya, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan atau financial intermediary yang mengandalkan kepercayaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan rasio ROA, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi utama sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat banyak. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan antara pihak yang kelebihan dana dan yang kekurangan dana.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terhadap Pasar, Efisiensi, dan Solvabilitas terhadap ROA pada Bank Umum Swasta

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 10 November 1998 yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2011) dengan judul pengaruh LDR, IPR, NPL, BOPO, FBIR, PR, FACR dan

BAB I PENDAHULUAN. pada perbankan didalam suatu negara. Saat ini bank merupakan salah satu peranan

BAB I PENDAHULUAN. banyak pula kebutuhan dan keinginan masyarakat sehingga menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang ditulis Santi (2012) yang berjudul "Pengaruh Rasio Likuiditas,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) yaitu sebagai lembaga perantara dua belah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. acuan dimana ketiga peneliti tersebut dilakukan oleh :

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Dimas Maulana (2012) yang mengangkat penelitian dengan judul

BAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan mayarakat. fungsi bank adalah untuk meningkatkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus) dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang ditulis oleh Dimas Maulana (2012) yang berjudul "Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan (funding)

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH RASIO LDR, IPR, APB, NPL, PPAP, NIM, IRR DAN PDN TERHADAP TINGKAT EFISIENSIPADA BANK PEMBANGUNANDAERAH

BAB II TINJAUAN PUSAKA

Transkripsi:

13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua penelitian terdahulu untuk dijadikan rujukan. Penelitian yang pertama yaitu penelitian yang dilakukan oleh : 1. Sancha Carolina De. C. P. Gusmao (2010) Yang berjudul PENGARUH LIKUIDITAS, KUALITAS AKTIVA, SENSITIVITAS DAN TINGKAT KECUKUPAN MODAL, TERHADAP BOPO PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL. Permasalahan yang dibahas pada penelitian Sancha Carolina adalah LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, dan ETDP secara bersama-sama dan individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap BOPO, serta variabel mana yang memiliki kontribusi paling dominan terhadap BOPO. Variabel bebasnya adalah LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, dan ETDP, sedangkan variabel terikatnya adalah BOPO. Dari penelitian Sancha Carolina dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Variabel LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, dan ETDP secara bersamasama mempunyai pengaruh yang signifiksn terhadap BOPO pada Bank Umum Swasta Nasional. 2. Variabel LDR secara mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap BOPO pada Bank Umum Swasta Nasional. 13

14 3. Variabel IPR dan IRR secara bersama-sama mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap BOPO pada Bank Umum Swasta Nasional. 4. Variabel ETDP secara individu meempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan. 5. Variabel APB dan NPL secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap BOPO pada Bank Umum Swasta Nasional. 2. Vebriya Anggraeni (2010) Yang berjudul PENGARUH LDR, IPR, APB, NPL, PPAP, DAN IRR TERHADAP EFISIENSI BIAYA BANK PEMBANGUNAN DAERAH SUMATERA DENGAN MENGGUNAKAN STOCHASTIC FRONTIER Permasalahan yang dibahas pada penelitian Vebriya Anggraeni adalah LDR, IPR, APB, NPL, PPAP, DAN IRR secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi biaya, serta variabel mana yang memiliki kontribusi paling dominan terhadap efisiensi biaya. Variabel bebasnya adalah LDR, IPR, APB, NPL, PPAP, DAN IRR, sedangkan variabel terikatnya adalah efisiensi biaya. Dari penelitian Vebriya Anggraeni dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Variabel LDR, IPR, APB, NPL, PPAP, DAN IRR secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi biaya pada Bankbank Pembangunan Daerah Sumatera. 2. Variabel IPR, APB, PPAP, dan NPL secara bersama-sama mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap efisisensi biaya pada Bank-bank Pembangunan Daerah Sumatera.

15 3. Variabel LDR secara individu mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap efisiensi biaya pada Bank-bank Pembangunan Daerah Sumatera. 4. Variabel IRR secara individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi biaya pada Bank-bank Pembangunan Daerah Sumatera. Tabel 2.1 PERBEDAAN DAN PERSAMAAN PENELITIAN TERDAHULU DENGAN PENELITIAN SEKARANG Keterangan Penelitian Terdahulu 1 Sancha Carolina De. C. P. Gusmao Penelitian Terdahulu 2 Vebriya Anggraeni Peneliti sekarang Fitri Anggra Eny Variabel Terikat Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) Efisiensi Biaya BOPO Variabel Bebas LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN DAN ETDEP LDR, IPR, APB, NPL, PPAP, dan IRR LDR, IPR, NPL,APB, IRR,PDN, APYD dan FBIR Teknik sampling Purposive Sampling Purposive Sampling Purposive Sampling Subyek penelitian Bank Pembangunan Bank Umum Swasta Nasional BPD Sumatera Daerah Pengumpulan data Data Sekunder Data Sekunder Data Sekunder Metode penelitian Dokumentasi Metode analisis regresi Dokumentasi Periode Penelitian 2010 2010 2012-2015 Teknik Analisis Data Regresi Berganda Regresi Berganda Regresi Berganda Kesimpulan 1. Variabel LDR secara mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap BOPO pada Bank Umum Swasta Nasional. 2. Variabel IPR dan IRR secara bersama-sama mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap BOPO pada Bank Umum Swasta Nasional. 3. Variabel ETDP secara individu meempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan. 4. Variabel APB dan NPL secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap BOPO pada Bank Umum Swasta Nasional.positif yang tidak signifikan terhadap BOPO pada Bank Pembangunan Daerah. 5. Variabel IRR secara bersama-sama mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap BOPO pada Bank Pembangunan Daerah. 6. Variabel FBIR secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap BOPO pada Bank Pembangunan Daerah. 1. Variabel LDR secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap BOPO pada Bank Pembangunan Daerah. 2. Variabel IPR secara bersama-sama mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap BOPO pada Bank Pembangunan Daerah. 3. Variabel APB secara bersama-sama mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap BOPO pada Bank Pembangunan Daerah. 4. Variabel NPL secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap BOPO pada Bank Pembangunan Daerah. 5. Variabel APYD secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap BOPO pada Bank Pembangunan Daerah. 6. Variabel IRR secara bersama-sama mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap BOPO pada Bank Pembangunan Daerah. 7. Variabel FBIR secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap BOPO pada Bank Pembangunan Daerah.pada Bank Asean Sumber : Sancha Carolina De. C. P. Gusmao (2010), Vebriya Anggraeni (2010)

16 2.2 Landasan Teori Dalam landasan teori ini, peneliti akan menjelaskan beberapa teori yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti dan yang akan digunakan sebagai landasan penyusunan hipotesis serta analisisnya. 4.3.1 Kinerja Keuangan Bank Kesehatan suatu bank dapat ditentukan melalui peningkatan kinerja keuangan bank. Peningkatan kinerja suatu bank dapat dilihat dari beberapa penilaian indikator. Salah satu indikator tersebut adalah bersumber pada laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan peraturan Bank Sentral,setiap bank diwajibkan menyampaikan laporan keuangan kepada Bank Sentral (Bank Indonesia) dan publik, setiap enam bulan sekali, yang terdiri atas laporan inti dan laporan pelengkap. Laporan keuangan ini bertujuan untuk memberikan informasi keuangan perusahaan, baik kepada pemilik, manajemen maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut. Dari laporan keuangan bank ini akan menunjukkan bagaimana kondisi bank yang bersangkutan, termasuk kelemahan dan kekuatan dari bank yang bersangkutan. Penilaian kinerja bank dapat dianalisis berdasarkan aspek likuiditas, aspek kualitas aktiva, aspek sensitivitas, dan aspek manajemen. 1. Aspek Likuiditas Bank Suatu bank dikatakan liquid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua utang-utangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito

17 pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. ( Kasmir, 2012:129 ) Jadi yang dimaksud likuiditas adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan persediaan uang tunai dan alat-alat likuid lainnya yang dikuasai bank yang bersangkutan. ( Herman Darmawi, 2012:59 ) a) Loan to Deposit Ratio (LDR) LDR merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. (Veithzal Rivai, Sofyan Basir, Sarwono Sudarto, Arifiandy Permata Veithzal 2013 ). Rasio LDR menggambarkan pengalokasian dana pihak ketiga untuk disalurkan dalam bentuk kredit yang diberikan memiliki pengaruh negatif terhadap BOPO.Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dng jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dng mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Rumus LDR :...(1) Dimana : Total kredit yang diberikan adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk kredit pada bank lain) Total dana pihak ketiga / Equity terdiri dari giro, tabungan, deposito berjangka, dan sertifikat deposito.

18 b) Investing Policy Ratio (IPR) IPR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi surat-surat berharga yang dimilikinya Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut. Jika IPR meningkat maka surat berharga di suatu bank meningkat dibandingkan dengan jumlah kenaikan DPK. Peningkatan surat berharga yang lebih tinggi dari pada DPK, mengakibatkan pendapatan lebih besar dibandingkan biaya, sehingga BOPO menurun dan IPR berpengaruh negatif terhadap BOPO. Rumus IPR :...(2) Dimana : Surat-surat berharga komponennya terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI), surat berharga yang dimiliki, surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali, obligasi pemerintah dan tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali. Total dana pihak ketiga yaitu mencakup Giro, tabungan, depositi dan Sertifikat deposito (tidak termasuk antar bank) 2. Aspek Kualitas Aktiva Bank Menurut kasmir (2010:222), aktiva produktif atau Earning Assets adalah semua aktiva dalam bentuk rupiah dan valas yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsi bank itu sendiri. Ada empat komponen aktiva produktif yaitu :

19 1. Kredit Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan pihak yang lain yang mewajibkan pihak peminajam untk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bungan, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan. ( Undang Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 ) 2. Surat-surat Berharga Surat berharga merupakan penanaman dan dalam surat-surat berharga dalam aktiva produktif yang meliputi surat-surat berharga jangka pendek yang digunakan sebagai cadangan sekunder dan surat-surat berjangka panjang yang dimaksudkan untuk mempertinggi profitabilitas bank. 3. Penempatan Dana Pada Bank Lain Penempatan pada bank lain dapat berupa deposito berjangka, kewajiban antar bank, deposito on call, sertifikat deposito. 4. Penyertaan Penyertaan modal adalah penanaman dana dalam bentuk saham secara langsung kepada lembaga keuangan yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri. Pengukuran kualitas aktiva bank dapat dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan sebagai berikut : a) Aktiva Produktif Bermasalah (APB) APB merupakan aktiva dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Komponen yang ternasuk dalam dan diluar negeri. Komponen yang

20 termasuk dalam aktiva produktif adalah KYD, penempatan pada bank lain, surat berharga dan penyertaan modal. Aktiva produktif dihitung secara gross. Rumus APB adalah :...(3) Dimana : Aktiva produktif bermasalah terdiri dari kurang lancar, diragukan dan macet. Total aktiva produktif terdiri dari kredit yang diberikan, penempatan pada bank lain, surat-surat berharga dan penyertaan. b) Non Performing Loan (NPL) Klasifikasi aktiva produktif merupakan aktiva produktif yang telah Dilihat kolektabilitasnya, yaitu lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Rasio yang digunakan adalah Non performing Loan (NPL) dan aktiva produktif bermasalah (APB). Jika NPL menigkat artinya peningkatan kredit bermasalah lebih besar dibadingan dengan KYD. Peningkatan kredit bermasalah akan meningkat jadi biaya bunga lebih besar dibandingkan dengan pendapatan bunga, ssehingga BOPO meningkat. Maka rasio NPL berpengaruh positif terhadap BOPO. Rumus NPL :...(4) Dimana : Kredit Bermasalah terdiri dari kurang lancar, diragukan dan macet yang terdapat pada kualitas aktiva produktif. Total Keredit merupakan jumlah kredit kepada pihak ketigauntuk terkait maupun tidak terkait.

21 c) Rasio Aktiva Produktif yang dikalsifikasikan (APYD) APYD merupakan aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian yang besarnya sudah ditetapkan, APYD berpengaruh positif terhadap BOPO. apabila produktif baik yang sudah, maupun yang mengandung potensi yang tidak merugikan yang besarnya sudah ditetapkan. APYD dirumuskan sebagai berikut :...(5) Dimana : Aktiva produktif yang diklasifikasi adalah Aktiva produktif adalah 3. Aspek Sensitivitas Aspek ini mulai diberlakukan oleh Bank Indonesia sejak bulan Mei 2004. Seperti kita ketahui dalam melepaskan kreditnya, perbankan harus memerhatikan dua unsur yaitu : tingkat perolehan laba yang harus dicapai dan risiko yang dihadapi. Risiko yang dihadapi terdiri dari risiko lingkungan, risiko manajemen, risiko penyerahan, dan risiko keuangan. (Kasmir : 2012) Untuk menghitung tingkat sensitivitas terhadap pasar, dapat dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan sebagai berikut : a) Interest Rate Risk (IRR) Menurut Veithzal Rivai (2007:813), Interest Rate Risk atau resiko suku bunga adalah potensial kerugian yang timbul akibat pergerakan suku bunga dipasar yang berlawanan dengan posisi atau transaksi bank yang mengandung

22 risiko suku bunga. Resiko tingkat bunga menunjukkan kemampuan bank untuk mengoperasikan dana hutang yang diterima nasabah. Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat suku bunga yaitu :...(6) Dimana : Interest Rate Sensitivity Asset (IRSA) adalah asset sensitif terhadap perubahan tingkat bunga atau asset yang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan bunga karena pengaruh perubahan suku bunga. Komponen IRSA terdiri dari SBI, Giro pada bank lain, surat berharga yang dimiliki, KYD, Obligasi pemerintah, Surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali dan Penyertaan. Interest Rate Sensitivity Liabilities (IRSL) adalah kewajiban yang bersifat sensitif terhadap perubahan tingkat bunga atau kewajiban yang berpengaruh signifikan terhadap beban bunga karena pengaruh perubahan suku bunga. Komponen IRSL terdiri dari Giro, Tabungan, Deposito, Serdep, Simpanan Bank Lain, Pinjaman yang diterima, Surat berharga yang diterbitkan dan pembelian kembali surat berharga yang dijual dan janji dibeli kembali. b) Posisi Devisa Netto (PDN) Menurut Peraturan Bank Indonesia No.6/23/PBI/2004, PDN merupakan angka penjumlahan nilai mutlak dari selisih bersih antara aktiva dan pasiva dalam neraca dalam setiap valuta asing ditambah dengan selisih bersih tagihan dan kewajiban yang merupakan komitmen maupun kontijensi dalam

23 rekening administrasi untuk setiap valuta asing yang semuanya dinyatakan dalam rupiah. Rumus PDN sebagai berikut :...(7) Dimana : Aktiva valas terdiri dari giro, penempatan pada bank lain, surat berharga yang dimiliki, dan kredit yang diberikan. Passiva valas terdiri dari giro, simpanan berjangka, sertifikat deposito, surat berharga yang diterbitkan, dan pinjaman yang diterima. Selisih off balance sheet terdiri dari tagihan, kewajiban, komitmen, dan kontijensi (valas). Modal terdiri dari modal disetor, agio (disagio), opsi saham, modal sumbangan, dana setoran modal, selisih penjabaran laporan keuangan, selisih penilaian kembali aktiva tetap, laba (rugi) yang belum direalisasi dari surat berharga, selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan, pendapatan komprehensif lainnya, saldo laba (rugi). Sedangkan menurut Peraturan Bank Indonesia No.12/10/PBI/2010, Bank Umum wajib memelihara PDN dengan ketentuan sebagai berikut: a. Secara keseluruhan paling tinggi 20% untuk bank yang melakukan risiko pasar dan paling tinggi 30 persen untuk bank yang telah melakukan risiko pasar. b. Paling tinggi 20% dari modal setiap 30 menit sejak sistem tresuri Bank dibuka sampai sistem tresuri Bank ditutup.

24 c. Perhitungan PDN setiap 30 menit menggunakan kurs penutupan pada hari kerja sebelumnya. d. Untuk neraca setinggi-tingginya 20% dari modal. 4. Aspek Efisiensi Bank Aspek efisiensi adalah risiko yang disebabkan ketidak cakupanan atau tidak berfungsinya proses internal, kegagalan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Efisiensi digunakan untuk mengukur kinerja manajemen suatu bank apakah menggunakan suatu faktor produksinya dengan tepat guna dan hasil guna maka dengan rasio keuangan kita dapat mengukur secara kualitatif tingkat efisiensi yang dicapai manajemen bank. a) Beban Operasional Pendapatan Operasional Rasio BOPO (biaya operasional dan pendapatan operasional). Yaitu rasio biaya operasional yang dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan operasional. Kemampuan bank untuk menghasilkan keuntungan dengan dana yang dimilikinya disebut rentabilitas bank. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:...(8) Dimana : Biaya (beban) operasional terdiri dari beban bunga, beban administrasi dan umum, beban personalia, beban transaksi dan beban lainnya. Pendapatan operasional terdiri dari pendapatan bunga, provisi dan komisi, pendapatan kenaikan nilai surat berharga, dan pendapatan lainnya.

25 b) Fee Based Income Ratio (FBIR) Efisiensi dapat diukur dengan menggunakan rasio seperti Fee Based Income Ratio (FBIR), rasio ini digunakan untuk mengukur pendapatan operasional diluar bunga. Semakin tinggi rasio FBIR maka semakin tinggi pula pendapatn operasional diluar bunga. Jika asumsinya biaya operasional tidak ada maka BOPO menurun dan FBIR berpengaruh negatif terhadap BOPO. Rasio FBIR dapat dirumuskan sebagai berikut :...(9) Dimana : Pendapatan operasional lainnya adalah pendapatan peningkatan nilai wajar asset. Pendapatan operasional adalah hasil bunga, provisi dan komisi. 4.3.2 Pengaruh Antara Variabel LDR, IPR, NPL, APB, APYD, IRR, PDN dan FBIR terhadap BOPO 1. Pengaruh LDR terhadap BOPO Pengaruh LDR terhadap BOPO adalah berlawanan arah. Semakin tinggi LDR mengindikasikan bahwa peningkatan kredit yang diberikan lebih besar dari total dana pihak ketiga yang berarti kenaikan pendapatan lebih besar dari beban. Kondisi seperti ini meneyebabkan BOPO menurun, jadi LDR memiliki pengaruh negatif terhadap BOPO. 2. Pengaruh IPR terhadap BOPO Pengaruh IPR terhadap BOPO adalah negatif. Hal ini terjadi karena IPR meningkat maka surat berharga yang dimiliki bank juga akan meningkat lebih besar dibandigkan dengan jumlah kenaikan DPK. Peningkatan surat berharga

26 yang dimiliki lebih besar dibandingkan dengan jumlah biaya, sehingga BOPO menurun dan IPR berpengaruh negatif terhadap BOPO. 3. Pengaruh APB terhadap BOPO Pengaruh APB terhadap BOPO adalah positif. Jika APB meningkat berarti peningkatan aktiva produktif bermasalah meningkat lebih besar dibandingkan dengan dengan peningkatan aktiva lancar. Peningkatan aktiva produktif akan meningkatkan biaya pencadangan penghapusan aktiva produktif sedangkan peningkatan aktiva produktif akan meningkatkan pendapatan bunga. 4. Pengaruh NPL terhadap BOPO Pengaruh NPL terhadap BOPO adalah positif. Jika NPL meningkat berarti peningkatan kredit bermasalah lebih besar dibandingkan dengan peningkatan KYD. Peningkatan kredit bermasalah lebih akan meningkatkan biaya bunga. Jadi peningkatan NPL akan menyebabkan peningkatan biaya bunga lebih besar dibandingkan dengan peningkatan pendapatana bunga sehingga BOPO meningkat dan NPL menurun. 5. Pengaruh APYD terhadap BOPO Pengaruh APYD terhadap BOPO adalah positif apabila produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian yang besarnya sudah ditetapkan. 6. Pengaruh IRR terhadap BOPO Pengaruh IRR terhadap BOPO yaitu negatif dan positif. Pada saat suku bunga meningkat

27 Semakin meningkatnya IRR maka peningkatan IRSA lebih besar dibandingkan dengan peningkatan IRSL yang menyebabkan peningkatan pendapatan bunga lebih besar dibandingkan dengan peningkatan biaya bunga sehingga BOPO meningkat dan IRR berpengaruh negatif terhadap BOPO. 1. Pada saat suku bunga menurun Semakin meningkatnya IRR maka peningkatan IRSA lebih besar dibandingkan dengan peningkatan IRSL yang menyebabkan peningkatan pendapatan bunga lebih besar dibandingkan dengan peningkatan biaya bunga sehingga BOPO meningkat dan IRR berpengaruh positif terhadap BOPO. 7. Pengaruh PDN terhadap BOPO Pengaruh PDN terhadap BOPO bisa negatif dan bisa positif tergantung nilai tukar apresiasi atau depresiasi. Semakin tinggi PDN maka semakin bank tersebut mendapatkan untung. 8. Pengaruh FBIR terhadap BOPO Pengaruh FBIR terhadap BOPO adalah negatif. Jika peningkatan pendapatan operasional diluar pendapatan bunga lebih besar dibandingkan dengan presentase peningkatan pendapatan operasional maka peningkatan pendapatan bunga lebih besar dibandingkan dengan peningkatan biaya bunga. Jika diasumsikan biaya operasional tidak ada maka BOPO menurun dan FBIR berpengaruh negatif terhadap BOPO.

28 2.3. Kerangka Pemikiran Berdasarkan teori dan hubungan antar variabel yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebaimana disajikan pada gambar 2.1. BANK Menyalurkan Dana Pendapatan Menghimpun Dana Biaya Operasional Kinerja Keuangan Likuiditas Kualitas Aktiva Sensitivitas Efisiensi LDR IPR APB NPL APYD IRR PDN FBIR - + + +/- +/- - - + BOPO Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.4. Hipotesis Penelitian Berdasarkan Latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian dan landasar teori maka peneliti ingin menguji kebenaran hipotesis yaitu : 1. Rasio LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, APYD dan FBIR secara bersamasama mempunyai pengaruh simultan terhadap BOPO pada bank Pembangunan Daerah

29 2. Rasio LDR secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap BOPO 3. Rasio IPR secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap BOPO 4. Rasio APB secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap BOPO 5. Rasio NPL secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap BOPO 6. Rasio IRR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap BOPO 7. Rasio PDN secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap BOPO 8. Rasio APYD secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap BOPO 9. Rasio FBIR secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap BOPO