BAB 1 PENDAHULUAN. ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perkembangan ilmu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu. mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamis. 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting karena menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan. merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia yang baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB V PEMBAHASAN. bentuk kesulitan belajar menulis karangan deskripsi, faktor apa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. Asep Resa Baehaki,2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

BAB I PENDAHULUAN. belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Proses tersebut sekaligus

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci untuk mencapai suatu kemajuan dan. perkembangan sumber daya manusia atau seseorang yang berkualitas.

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah pergaulan masyarakat, warga bangsa, serta warga dunia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 menyebutkan sebagai berikut:

2015 MANFAAT PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PENUMBUHAN SIKAP WIRAUSAHA SISWA SMAN 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam undang-undang No. 20

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, melalui proses yang panjang dan berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai jenis kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Pendidikan merupakan kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam membantu individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan. 1 Menurut Ahmad D. Marimba pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan yang dilakukan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. 2 Pendidikan fokusnya adalah si terdidik, si terdidik inilah yang di bimbing. Mengenai kriteria si terdidik, tidak ada batasan baik dari segi umur, kepandaian, jenis kelamin maupun status sosialnya. Adanya tujuan yang jelas yang hendak dicapai, tujuan tersebut sesuai dengan cita-cita masyarakat, bangsa, negara dan agama. 2.4 1 Din Wahyudin, dkk. Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hal. 2 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma ari, hal.19

2 Pendidikan masa kini tidak terwujud begitu saja secara tiba-tiba, melainkan merupakan kesinambungan dari pendidikan masa lampau. Dalam kesinambungan tersebut, konsep dan praktik pendidikan masa lampau yang dipandang baik dan berguna akan tetap dipertahankan, sedangkan konsep dan praktik pendidikan yang dipandang tidak baik dan tidak berguna atau keliru akan diperbaiki atau dikembangkan sehingga berbeda dengan konsep dan praktik pendidikan masa lampau. 3 Maka dari itu pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia dan berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan ini bisa dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan dilakukan agar masyarakat Indonesia khususnya untuk meningkatkan kualitas hidup dalam segala bidang serta sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam UUD 1945 alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga menjadi bangsa yang berkepribadian. Bangsa yang berkepribadian tentunya memiliki jiwa nasionalisme tinggi kepada NKRI, yang salah satunya dibuktikan dengan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pendidikan. Hal ini selaras dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 yang berbunyi: 2009), hal. 7 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. 4 3 Wahyudin, Pengantar, hal. 2.30 4 UU.RI no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika,

3 Pentingnya bahasa Indonesia dalam pendidikan nasional adalah sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, alat perhubungan pada tingkat nasional, untuk kepentingan perencanaan dan pembangunan, dan alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. 5 Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai dalam segala acara. Diantaranya upacara, kegiatan kenegaraan dan lainnya dalam bentuk tulis maupun lisan. Bahasa Indonesia juga digunakan sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi yang ada di Indonesia, baik lingkungan formal maupun non formal. Untuk dapat berbahasa Indonesia yang baik dan benar perlu pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia sudah diajarkan sejak usia TK sampai dengan perguruan tinggi, dengan tujuan agar peserta didik mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial, peserta didik dapat membaca dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Hal itu dapat diwujudkan salah satunya melalui proses belajar mengajar di kelas. Didalam proses belajar mengajar pasti adanya interaksi antara pendidik dan peserta didik. Pendidik disini berperan sebagai orang yang mempunyai pengetahuan lebih dari pada peserta didik. Pendidik mentransfer ilmunya agar dapat di serap dengan baik oleh peserta didik. Dalam menyerap ilmu atau 5 Munaris, (ed), 2010,hal.9

4 menerima ilmu yang disampaikan oleh pendidik, masing masing peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda- beda dan kecerdasan yang berbeda pula. Setiap manusia memiliki kecerdasan yang berbeda. Secara umum ada 8 kecerdasan yang bisa disebut dengan kecerdasan majemuk. Kecerdasan itu antara lain: kecerdasan linguistik verbal, kecerdasan Logis Matematis, kecerdasan visual spasial, kecerdasan musik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan kinestetik, kecerdasan naturalis. 6 Meskipun demikian, diharapkan pada setiap jenjang pendidikan peserta didik mampu mencapai standar yang ditentukan. Sering kita temui pada kenyataan di lapangan bahwa peserta didik belum mencapai standar yang ditentukan. Peserta didik yang seperti itu bisa dikategorikan sebagai peserta didik yang mempunyai kemampuan rendah dan kesulitan dalam hal belajar. Rendahnya kemampuan ini biasanya disebabkan oleh kesulitan peserta didik dalam menangkap informasi yang disampaikan oleh pendidik. Kesulitan berarti kesukaran, kesusahan, keadaan atau sesuatu yang sulit. Kesulitan merupakan suatu kondisi yang memperlihatkan ciri-ciri hambatan dalam kegiatan untuk mencapai tujuan sehingga diperlukan usaha yang lebih baik untuk mengatasi gangguan tersebut. Anak yang mengalami kesulitan belajar adalah yang memiliki gangguan satu atau lebih dari proses dasar yang mencakup pemahaman penggunaan lisan atau tulisan, gangguan tersebut mungkin kelihatan 6 Masykur, Mathematical Intellegency, (Yogyakarta : Arr Ruzz Media, 2007) hal. 104

5 dalam bentuk kemampuan yang tidak sempurna dalam mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau menghitung. 7 Kesulitan belajar meliputi ketergangguan belajar, ketidakmampuan belajar, ketidakfungsian belajar, pencapaian hasil belajar yang rendah, dan lambat belajar. Ketergangguan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respon bertentangan, pencapaian rendah mengacu pada rendahnya prestasi siswa, padahal potensi intelektualnya di atas normal. Lambat belajar merupakan suatu kondisi dimana siswa memerlukan waktu yang lebih panjang untuk mempelajari sesuatu dibandingkan dengan siswa yang memiliki taraf intelektual yang sama. 8 Terdapat berbagai jenis kesulitan belajar yang mungkin terjadi. Jenis kesulitan itu antara lain : learning disabilities, underachiever, dan slow learner. Learning disabilities bisa diartikan ketidakmampuan belajar sehingga hasil belajarnya dibawah potensi intelektualnya. Underachiever adalah prestasi yang dibawah kemampuan seseorang. Slow learner merupakan keterlambatan seseorang dalam proses belajar. 9 Siswa yang bosan pada sekolah atau tidak berminat pada sekolah prestasinya akan dibawah atau tidak sesuai dengan tingkat kemampuan atau potensinya. Hal ini juga dikenal dengan sebutan underachiever. Siswa semacam 7 Nini Subini, Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak, (Jogjakarta : Javalitera, 2011), hal.13 8 Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar & Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus, (Yogyakarta : Nuha Litera, 2010), hal. 6 9 Nurjan S. Psikologi Belajar Lapis PGMI,(Surabaya : Amanah Pustaka,2009), hal. 14

6 ini sebetulnya pandai, tetapi karena tidak termotivasi untuk sekolah, maka prestasinya tidak sesuai dengan potensinya. 10 Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan yang harus dikuasai peserta didik. Keempat keterampilan itu adalah keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat keterampilan itu masing-masing keterampilan memiliki indikator dalam penilaian. Penilaian dilakukan pada setiap aspek keterampilan. Untuk itu menjadi seorang pendidik, harus memahami keempat aspek tersebut dan memahami peserta didiknya agar penilaian dapat dilakukan dengan baik. Sering kita jumpai peserta didik yang mengalami kesulitan belajar bahasa Indonesia utamanya dalam hal menulis, yaitu mengarang sebuah karangan deskripsi. Kesulitan itu dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi, baik faktor dari dalam maupun luar diri peserta didik. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih jauh untuk menyatakan kesimpulan tersebut, dan perlu adanya penelitian tentang kesulitan belajar menulis karangan deskripsi pada peserta didik agar dapat dilakukan tindakan yang tepat sehingga kesulitan belajar peserta didik dapat diatasi. Selain itu keterampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar peserta didik di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan merangsang keterampilan siswa dalam merangkai kata, akan tetapi dalam penerapanya banyak peserta didik mengalami kesulitan untuk membiasakan siswa belajar menulis. 10 Hera Lestari, dkk. Pendidikan Anak di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), hal.

7 Penyebabnya adalah kesalahan dalam hal pengajaran yang terlalu kaku sehingga menimbulkan kesan bahwa menulis itu sulit. Belum banyak guru yang bisa menyuguhkan materi pelajaran dengan cara yang tepat dan menarik. Maka dari itu, wajar jika siswa pun akhirnya tidak mampu dan tidak menyukai pelajaran menulis. 11 Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang harus dikuasai peserta didik. Menurut Ani yang dikutip dari Darmiyati mengemukakan bahwa keterampilan menulis merupakan keterampilan menuangkan pikiran, gagasan, pendapat tentang sesuatu, atau pengungkapan perasaan dengan bahasa tulis. Pentingnya menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena para pelajar akan merasa mudah dan nyaman dalam berpikir secara kritis. 12 Dari penjelasan tentang pentingnya menulis maka sebagai pendidik perlu meningkatkan keterampilan menulis, dan melatih peserta didik lebih giat dalam hal menulis. Menulis yang dibahas pada penelitian ini adalah menulis karangan deskripsi. Diketahui bahwa karangan deskripsi adalah karangan yang menjelaskan kepada pembaca mengenai suatu hal seperti objek, gagasan, tempat atau peristiwa melalui perincian detail hal tersebut. Penulis menggunakan ilustrasi untuk menjelaskan hal-hal melalui keadaan, warna, rasa atau kesan yang ada. Dengan kata lain, deskripsi adalah melukiskan benda atau suasana dengan kata-kata. 11 Syaiful Bahri dan Anwar Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Dekdiknas, 2006), hal.13 12 Ani, Keterampilan Menulis dalam Anisholikhah.blogspot.com 13/11/keterampilanmenulis.html?m=1 diakses pada 30 Nopember 2015

8 Pentingnya menulis karangan deskripsi menurut Yosi yang dikutip dari Marahimin adalah memberikan arahan, yaitu memberikan petunjuk kepada orang lain dalam mengerjakan sesuatu, misalnya petunjuk mengenai cara menggunakan obat. Menjelaskan sesuatu, yakni memberikan uraian atau penjelasan tentang suatu hal yang harus diketahui oleh orang lain, misalnya menjelaskan gambar denah. Menceritakan kejadian, yaitu memberikan informasi tentang suatu cara yang berlangsung di suatu tempat pada suatu waktu. 13 Dari pengertian dan pentingnya menulis deskripsi tersebut, kompetensi menulis karangan dengan SK/KD Bahasa Indonesia dipaparkan sebagai berikut : standar kompetensi bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan, pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. Dengan standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia ini diharapkan peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri. Pendidik dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar. Pendidik lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta 13 Yosi, Tujuan Menulis dalam Yosiabdiantindoan.blogspot.com/2012/11/tujuan-menuliskarangandeskripsi.html?m=1 diakses pada tgl. 30 Nopember 2015

9 didiknya. Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan ke khasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional. 14 Standar kompetensi dan kompetensi dasar bahasa Indonesia kelas 4 semester 1. SK 4.Menulis (Mampu mengekpresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan melalui melengkapi percakapan, menulis deskripsi, mengisi formulir sederhana, melanjutkan cerita narasi, menulis surat, menyusun paragraph, dan menulis pengumuman serta menulis cerita rekaan dan melanjutkan pantun) KD 4.2 Menulis deskripsi. 15 Setelah saya lihat proses pembelajaran tentang mengarang deskripsi di MI Darussalam Wonodadi Blitar, nilai yang didapatkan peserta didik cukup beragam. Tergantung pada pemahaman masing-masing tentang mengarang deskripsi. Dari 22 peserta didik, sebanyak 6 peserta didik mendapatkan nilai 65, 9 peserta didik mendapatkan nilai 70, 4 peserta didik mendapatkan nilai 75, dan 3 peserta didik mendapatkan nilai 80. Dalam proses pembelajaran menulis karangan deskripsi, telah ditemukan sejumlah kesalahan. Kesalahan yang sering muncul pada karangan peserta didik terletak pada aspek ejaan, penggunaan huruf kapital yang tidak tepat, penggunaan tanda baca yang tidak tepat pula (tidak sesuai dengan EYD), isi karangan juga kurang tepat, serta tidak memahami perintah soal. 16 14 Satria, Sk,Kd bahasa Indonesia dalam Diksatrasiafkipunigal.blogspot.com/2009/03/skdan-kd-bahasa-indonesia-sd.html?m=1 diakses pada 30 Nopember 2015 15 Sholechan T. W, dkk, Pendidikan Bahasa Indonesia, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2014), 16 Observasi di MI pada tanggal 01 Oktober 2015

10 Masalah kesulitan belajar hendaknya dijadikan perhatian yang serius. Masalah kesulitan belajar pasti dihadapi oleh setiap jenjang pendidikan. Kesulitan ini bisa terjadi pada peserta didik laki-laki maupun perempuan, sehingga perlu dilakukan penelitian analisis kesulitan belajar menulis karangan deskripsi bahasa Indonesia. Berdasarkan kondisi yang demikian dan berbagai alasan yang muncul, maka dilakukanlah penelitian dengan judul Analisis Kesulitan Belajar Menulis Karangan Deskripsi Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas IV di MI Darussalam Wonodadi Blitar. B. Fokus Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah tertulis diatas, maka peneliti dapat memfokuskan masalah sebagai berikut : a. Apa bentuk kesulitan belajar menulis karangan deskripsi bahasa Indonesia yang terjadi di MI Darussalam Wonodadi Blitar? b. Apakah penyebab kesulitan belajar menulis karangan deskripsi bahasa Indonesia peserta didik kelas IV di MI Darussalam Wonodadi Blitar? c. Apakah upaya pendidik untuk mengatasi kesulitan belajar menulis karangan deskripsi bahasa Indonesia peserta didik kelas IV di MI Darussalam Wonodadi Blitar? C. Tujuan Penelitian Berikut ini beberapa tujuan penelitian : a. Untuk menjelaskan berbagai bentuk kesulitan belajar menulis karangan deskripsi bahasa Indonesia yang terjadi di MI Darussalam Wonodadi Blitar

11 b. Untuk mendeskripsikan penyebab kesulitan belajar menulis karangan deskripsi bahasa Indonesia peserta didik kelas IV di MI Darussalam Wonodadi Blitar c. Untuk menjelaskan upaya pendidik mengatasi kesulitan belajar menulis karangan deskripsi bahasa Indonesia peserta didik kelas IV di MI Darussalam Wonodadi Blitar D. Manfaat Penelitian Segala sesuatu yang dimulai dengan proses pasti mempunyai kegunaan baik secara langsung maupun tak langsung. Demikian juga dalam penelitian ini, penelitian ini diharapkan bermanfaat : 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan untuk pembelajaran menulis. b. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru bahasa Indonesia agar dapat menciptakan sesuatu yang benar-benar menunjang proses belajar mengajar secara optimal sesuai dengan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis karangan deskripsi. c. Sebagai tolak ukur dalam menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh demi perbaikan dalam hal mengajar pengajaran tentang menulis karangan.

12 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru MI Darussalam Wonodadi Blitar 1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu referensi guru dalam melakukan perbaikan kasus kesulitan dalam hal mengarang deskripsi mata pelajaran bahasa Indonesia. 2. Untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya sehingga memunculkan inovasi pembelajaran. Untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya meneliti bagi guru. b. Bagi Peserta Didik MI Darussalam Wonodadi Blitar 1. Dapat membiasakan diri untuk berpikir logis dan terlatih 2. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis karangan deskripsi. 3. Terlatih dalam mengolah kata-kata untuk dijadikan menjadi kalimat yang susunanya baik. 4. Terlatih menulis dengan ejaan yang baik sesuai dengan kaidah penulisan bahasa. c. Perpustakaan IAIN Tulungagung Dengan diadakan penelitian ini, maka hasil yang diperoleh diharapkan dapat berguna untuk menambah literatur dibidang pendidikan sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar atau bacaan bagi mahasiswa lainnya.

13 d. Bagi peneliti selanjutnya 1. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya sebagai bahan pertimbangan sehingga kendala yang dihadapi dapat diatasi, dan 2. Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi rancangan peneliti selanjutnya. e. Bagi pembaca Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk referensi tentang cara menangggulangi kesulitan belajar menulis karangan deskripsi pelajaran bahasa Indonesia, serta dapat menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya. E. Penegasan Istilah 1. Penegasan Konseptual a. Kesulitan belajar Kesulitan belajar adalah seseorang yang secara psikis dan neurologis mengalami kesulitan belajar dalam bidang akademik yang mencakup membaca, menulis, berhitung, maupun kesulitan yang berhubungan dengan perkembangan yang meliputi: gangguan persepsi, kognisi, motorik, perkembangan bahasa, dan kesulitan penyesuaian perilaku sosial. 17 Kesulitan belajar sangat mempengaruhi nilai belajar yang didapatkan. Maka dari itu perlu adanya penelitian untuk 17 Nurjan S. Psikologi belajar Paket 13 LAPIS PGMI,, hal. 8

14 mengetahui faktor yang menyebabkan dan upaya yang harus dilakukan agar kesulitan tersebut dapat teratasi. b. Karangan Deskripsi Karangan deskripsi adalah tulisan yang berusaha memberikan perincian atau melukiskan dan mengemukakan objek yang sedang dibicarakan (seperti orang, tempat,suasana atau hal lain. 18 2. Penegasan Operasional Penelitian dengan judul Analisis kesulitan belajar menulis karangan deskripsi bahasa Indonesia kelas IV di MI Darussalam Wonodadi Blitar merupakan penelitian yang mengidentifikasi, mengklasifikasi, menyelidiki, menguraikan suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya, sebab dan musabab kesulitan belajar menulis karangan pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang terjadi pada peserta didik kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Wonodadi Blitar. Penelitian ini mengungkapkan berbagai bentuk kesulitan belajar yang terjadi di Madrasah, menyelidiki apa penyebab kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik dan upaya pendidik untuk mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik. F. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah memahami skripsi yang akan disusun nantinya, maka peneliti memandang perlu mengemukakan sistematika pembahasan skripsi. Skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut: Bagian awal, terdiri dari: halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman 18 Taringan,...,hal.52

15 pengesahan, halaman kata pengantar, halaman keaslian tulisan, halaman daftar tabel, halaman daftar bagan, halaman abstrak, dan halaman daftar isi. Bagian inti, terdiri dari enam bab dan masing-masing bab berisi sub-sub bab, antara lain: Bab I Pendahuluan, meliputi : latar belakang masalah, fokus masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi. Bab II kajian pustaka, terdiri dari : kajian teori tentang bahasa Indonesia, apa pengertian, fungsi dan tujuan bahasa Indonesia, standar kompetensi bahasa Indonesia, kesulitan belajar berisi tentang pengertian kesulitan belajar, faktor penyebabnya, dampak kesulitan belajar, jenis-jenis kesulitan belajar dan cara mengatasi jenis kesulitan belajar. Kajian tentang kesulitan belajar bahasa Indonesia, kajian tentang menulis, kajian tentang karangan deskripsi, penelitian terdahulu. Bab III metode penelitian, meliputi : jenis penelitian, lokasi dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, tahap-tahap penelitian yang terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Bab IV hasil penelitian meliputi sejarah, visi, misi, dan tujuan madrasah, identitas madrasah, paparan data, temuan penelitian. BAB V Pembahasan sesuai dengan fokus masalah. Bab VI penutup yang terdiri dari: kesimpulan dan saran. Bagian akhir terdiri dari: daftar rujukan, lampiran-lampiran, dan daftar riwayat hidup.