BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran merupakan suatu keharusan dalam produktivitas, efektivitas

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Menurut UU No. 20 Pasal 1 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan yang terus-menerus dan bersifat fleksibel, yaitu pendidikan harus

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya generasi muda, yang nantinya akan mengambil alih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, yang tercermindari keberhasilan belajar siswa. Proses

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. atau penghargaan ). Belajar yang dapat mencapai tahapan ini disebut dengan belajar

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi output yang unggul dalam bidang kehidupan manusia. tujuan pendidikan negara tersebut telah tercapai. Tidak berbeda halnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. tetapi siswa harus berperan aktif mencari sumber-sumber lain supaya tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semua mata pelajaran yang ada di SD tentunya memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses dimana induvidu dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari kualitas proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi sebahagian besar orang pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Karena hal yang paling mendasar yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selalu tumbuh dan berkembang. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran geografi yang dilakukan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Salah satu cara yang digunakan meningkatkan kualitas pendidikan. adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 ayat 1 UU sisdiknas No. 20 tahun 2003). pendidik dan sarana serta prasarana yang berkualitas. Peringkat pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi yang semakin berkembang pesat dengan ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

menyumbang calon tenaga kerja terdidik. Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pengangguran yang berasal dari orang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia guna

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan salah satu bidang IPA yang menyediakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran. Hal tersebut menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Temanggung merupakan SD paralel. Kelas IV Semester I Tahun Ajaran

I. PENDAHULUAN. diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Oleh karena itu, selayaknya mata

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

BAB I PENDAHULUAN. penyelesaian masalah bilangan pengertian tersebut terdapat pada Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi, meningkatkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemajuan suatu negara tidak dapat terlepas dari maju dan berkembangnya pembangunan, pendidikan memiliki peranan penting dalam pembangunan suatu negara. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari pembangunan, pembangunan erat kaitannya dengan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilihat dari mutu pendidikan, karena maju dan berkembangnya suatu negara tidak akan lepas dari maju dan berkembangnya mutu pendidikan negara yang menghasilkan kualitas sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 (2003 : 3) dijelaskan mengenai pengertian pendidikan sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Usaha sadar dalam pendidikan dimaksudkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara terencana untuk menyiapkan peserta didik menjadi sumber daya manusia yang berkualitas melalui pengajaran. Pengajaran merupakan kegiatan dalam proses belajar mengajar yang membentuk suatu jalinan hubungan interaksi antara tenaga kependidikan (guru) dan peserta didik (siswa) dalam mencapai tujuan pendidikan. Guru merupakan komponen penting dalam peningkatan kualitas pendidikan karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sehingga guru mengetahui perubahan yang terjadi. 1

Siswa sebagai input pendidikan, setelah melalui proses belajar mengajar pada akhirnya menghasilkan output atau hasil belajar berupa perubahan tingkah laku siswa. 2

2 Purwanto (2008 : 23) mengemukakan: Hasil belajar adalah perubahan perilaku akibat proses pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung dengan tujuannya. Menurut UU No. 32 Tahun 2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 2 ayat 1a (2013 : 8) Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Selanjutnya, pada pasal 1 ayat 1 (2013 : 2) disebutkan bahwa Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. diseluruh wilayah hukum Tujuan pendidikan dikatakan berhasil apabila siswa memperoleh hasil belajar yang optimal atau dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setelah siswa melalui proses pembelajaran. Pembelajaran yang baik dapat menciptakan suatu penguasaan materi yang baik pula bagi peserta didik. Penguasaan materi pelajaran dapat dikatakan sebagai hasil belajar dan dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai melalui tes formatif dan sumatif yang dilakukan oleh siswa. Indikator keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran adalah dengan memperoleh hasil belajar yang tinggi atau di atas KKM dalam mata pelajaran di sekolah termasuk di dalamnya adalah mata pelajaran Akuntansi. SMA Negeri 13 Bandung memiliki banyak prestasi dibidang akademik maupun dibidang non akademik, termasuk salah satunya adalah prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi. Salah satu prestasi akademik yang pernah diraih pada mata pelajaran Akuntansi adalah juara cerdas cermat Mata Pelajaran Akuntansi se-provinsi Jawa Barat yang diadakan oleh Universitas Pasundan pada tahun 2011. Tidak hanya itu, SMA Negeri 13 Bandung merupakan sekolah negeri yang pada tahun 2008 pernah dinyatakan oleh (Badan Akreditasi Nasional) BAN sebagai sekolah dengan akreditasi A. Dengan prestasi gemilang yang diraih menjadi daya tarik untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 13 Bandung. SMA Negeri 13 Bandung memiliki dua program/jurusan yaitu IPA dan IPS. Salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai siswa pada program IPS

3 adalah mata pelajaran Akuntansi. Tujuan dari pembelajaran Akuntansi adalah membekali lulusan siswa agar dapat menerapkan konsep, prinsip dan prosedur Akuntansi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi maupun untuk terjun ke masyarakat, sehingga manfaat dari mempelajari Akuntansi dapat dirasakan. Namun, mengacu pada hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran Akuntansi di SMA N 13 Bandung Dra. Hj. Sri Surtikanti pada hari Kamis, 24 Juli 2014, pukul. 10.30, di SMA N 13 Bandung, sebagian besar siswa mengalami berbagai kesulitan dalam memahami materi Akuntansi, selain itu respon siswa terhadap mata pelajaran Akuntansi masih kurang, siswa pasif dan kurang fokus terhadap materi yang sedang dipelajari. Berdasarkan pemaparan di atas, mengindikasi bahwa siswa akan mengalami kesulitan dalam mempelajari materi Akuntansi selanjutnya karena materi Akuntansi merupakan materi bersiklus, artinya apabila siswa tidak memahami satu materi, untuk materi selanjutnya siswa akan mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Tidak hanya itu, tujuan pendidikan khususnya tujuan pembelajaran akan sulit terwujud. Sulitnya mempelajari Akuntansi dapat tercermin dari rendahnya nilai ulangan siswa. Berikut tabel yang menunjukkan nilai ulangan di SMA Negeri 13 Bandung. No Kelas Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Akuntansi Jumlah Siswa Jumlah Siswa yang Tuntas Ketuntasan (%) 1 XI IPS 1 40 5 12,5 2 XI IPS 2 40 9 22,5 3 Xl IPS 3 40 4 10 4 Xl IPS 4 41 12 29,27 Jumlah 161 30 18,63 Sumber: Dokumentasi (data diolah dari arsip nilai guru mata pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA N 13 Bandung) KKM untuk Standar Kompetensi adalah 76. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa nilai ulangan harian mata pelajaran Akuntansi tidak mencapai hasil yang optimal. Dari 161 siswa yang melaksanakan ulangan harian, yang lulus mencapai KKM hanya 30 siswa atau 18,63% dan sebanyak 131 siswa

4 atau 81,37% tidak mencapai KKM. Melihat data di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa SMA Negeri 13 Bandung masih tergolong rendah. Terkait dengan evaluasi setelah proses pembelajaran berlangsung, rendahnya hasil belajar siswa perlu diperhatikan oleh guru. Rendahnya hasil belajar siswa dapat mencerminkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran. Akibatnya, ke depan siswa akan terus menerus kesulitan memahami Akuntansi, karena materi Akuntansi merupakan materi siklus yang berhubungan satu sama lain dengan materi selanjutnya. B. IDENTIFIKASI MASALAH Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan, dapat diidentifikasi bahwa dalam menilai hasil belajar siswa, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Djamarah (2011 : 177) unsur dan faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar: 1. Unsur Luar a. Faktor Lingkungan (Alami, Sosial Budaya) b. Faktor Instrumental (Kurikulum, Program, Sarana dan Fasilitas, Guru) 2. Unsur Dalam a. Faktor Fisiologis (Kondisi Fisologis, Kondisi Panca Indra) b. Faktor Psikologis (Minat, Kecerdasan, Bakat, Motivasi, Kemampuan Kognitif) Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa menurut Djamarah salah satunya adalah guru. Guru merupakan komponen penting dalam kegiatan pembelajaran, karena guru berperan langsung dalam menyampaikan materi ajar kepada siswa. Keberhasilan pembelajaran di sekolah, tidak terlepas dari peran guru. Oleh karena itu, selama proses pembelajaran guru harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, menarik, bermakna dan mudah dimengerti siswa untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Untuk mencapai keberhasilan proses pembelajaran, guru harus memiliki kemampuan untuk memilih dan mengaplikasikan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik materi dan siswa agar dalam penerapan proses pembelajaran siswa tidak mengalami kejenuhan, siswa menjadi lebih mudah

5 memahami suatu materi sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Aunurrahman (2012 : 143): Penggunaan model pembelajaraan yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Dari pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan rasa senang siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat memahami materi lebih mudah dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga tujuan dari pembelajaran akan tercapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada Mata Pelajaran Akuntansi khususnya pada materi Jurnal Khusus adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu mata pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Materi Akuntansi memiliki karakteristik yang terdiri dari proses pemahaman konsep, prosedur dan vokasional. Berdasarkan karakteristik tersebut, mata pelajaran Akuntansi tidak hanya mata pelajaran yang bersifat hafalan, namun siswa lebih diharuskan untuk memahami konsep, prosedur dan vokasional terhadap materi yang sedang dipelajari. Dalam materi Jurnal Khusus, siswa diharuskan menganalisis dan memahami setiap transaksi yang terjadi. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT proses belajar siswa menekankan siswa untuk berinteraksi sosial saling membantu dalam memilah transaksi secara bersama sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi. Siswa bekerjasama saling membantu dalam memahami materi ajar, saling berbagi ide dalam mengerjakan soal latihan yang diberikan guru sehingga siswa dapat lebih

6 antusias dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal dan lebih baik. Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang telah dipaparkan, peneliti bermaksud mengadakan penelitian untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 13 Bandung tahun ajaran 2013/2014 dengan judul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi. C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran penerapan model kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran Akuntansi? 2. Apakah hasil belajar siswa pada kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dibandingkan dengan kelas yang tidak menerapkan model pembelajaran tipe NHT? D. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukaan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran penerapan model kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran Akuntansi. 2. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa pada kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dibandingkan kelas yang tidak menerapkan model pembelajaran tipe NHT.

7 E. KEGUNAAN HASIL PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik kegunaan secara teoritis maupun kegunaan secara praktis: 1. Kegunaan secara Teoritis Dapat memberikan informasi dalam rangka penyusunan model kooperatif hasil belajar siswa mana yang lebih baik antara kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pembelajaran yang tidak menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam mengembangkan bidang ilmu pendidikan khususnya dalam bidang ilmu Akuntansi. 2. Kegunaan secara Praktis a. Bagi Siswa Memberikan variasi belajar kepada siswa agar tidak jenuh dalam kegiatan pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran sehingga siswa lebih mandiri dalam penguasaan materi pembelajaran khususnya pelajaran Akuntansi. b. Bagi Guru Memberikan masukan bagi guru untuk lebih berinovasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa. c. Bagi Sekolah Sekolah dapat meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran pada umumnya. d. Bagi Peneliti Untuk menerapkan materi pembelajaran yang telah diterima selama perkuliahan dan untuk membekali wawasan peneliti sebagai calon guru untuk memilih model pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan hasil belajar siswa.