BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nilai karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, guru

NILAI KARAKTER KEMANDIRIAN DAN KERJA KERAS DALAM FILM BATAS (Analisis Isi Film sebagai Media Pembelajaran PPKn)

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pendidikan adalah usaha alternatif yang bersifat preventif dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan melakukan tindak lanjut hasil pembelajaran. Guru adalah pemeran utama

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER CINTA DAMAI DALAM FILM DI TIMUR MATAHARI (Analisis Semiotik dalam Perspektif PPKn)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Produksi film di Indonesia kian hari kian berkembang, mulai dari yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat diandalkan. Tanpa

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. perkembangan moral diharapkan mampu berjalan dengan baik, serasi dan sesuai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin

KONTRUKSI KARAKTER KERJA KERAS DAN RELA BERKORBAN DALAM FILM BIDADARI-BIDADARI SURGA UNTUK KEPERLUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas individu, baik

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menjadi media hiburan juga berfungsi sebagai media informasi dan sarana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah bentuk dari proses pembelajaran manusia mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB II KAJIAN TEORITIK

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maupun rohani dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

Oleh: LITA AYU SOFIANA A

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin mendapat pengakuan dari masyarakat Indonesia, karakter bertujuan untuk membentuk manusia agar mempunyai sifat yang baik dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Nilai karakter berusaha untuk bisa mengembangkan dan memperbaiki potensi yang ada dalam diri manusia baik jasmani maupun rohani yang terencana untuk mewujudkan suasana lingkungan yang baik dan hamonis, sehingga individu atau masyarakat bisa mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk kekuatan spiritual, kepribadian, dan kecerdasan yang diperlukan oleh dirinya sendiri maupun masyarakat disekitarnya. Nilai katakter itu sendiri adalah sesuatu yang berharga mengenai taksiran mengenai sesuatu baik berupa sifat atau akhlak maupun budi pekerti yang memebedakan seseorang dengan orang lain. Nilai karakter ini bisa didapat melalui sekolah yang mempunyai basis pendidikan karakter namun, nilai karakter ini bisa didapat melalaui keluarga dan lingkungan masyarakat. Haryanto (2012), menjelaskan macam-macam nilai karakter yanitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. 1

2 Berdasarkan penjelasan di atas mengenai delapanbelas nilai karakter, nilai karakter tersebut belum semuanyadimiliki oleh masyarakat Indonesia hanya sebagian saja yang mengerti dan memeliki karakter tersebut. Gambaran situasi masyarakat saat ini sangatlah memprihatinkan, nilai karakter yang dimiliki masyarakat Indonesia sangatlah perlu ditingkatkan lagi dikarenakan masih banyak orang-orang yang sangat tipis sekali karakter yang dimilikinya, kecurangan dalam mengerjakan soal ujian yang dialami oleh peserta didik, dan bentuk kenakalan remaja seperti tawuran antar pelajar. Kesenjangan dalam nilai karakter yang dimiliki oleh masyarakat tidak hanya dalam faktor internal melainkan faktor eksternal juga mempengaruhi nilai karakter yang dimiliki oleh individu. Nilai karakter yang ada dalam masyarakat dan di sekolah haruslah tidak hanya bertanggungajawab untuk mencerdasakan, melainkan untuk memberdayakan diri agar memiliki nilai-nilai moral yang bisa membimbing dalam kehidupan sehari-hari. Nilai karakter sangatlah penting dimiliki oleh sesorang bahkan untuk masyarakat. Nilai karakter mempunyai tujuan, namun tidak hanya nilai karakter saja yang mempunyai tujuan, begitu juga dengan mata pelajaran PPKn mempunyai tujuan yang diatur dalam peraturan menteri pendidikan nasional no. 22 dan no. 23 tahun 2006 sebagai berikut: 1. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta anti korupsi. 3. Berkembang secara positif dan demokrasi untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara lagsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

3 Berdasarkan tujuan mata pelajaran PPKn di atas dapat dilihat bahwa citacita mata pelajaran PPKn adalah mampu memecahkan permasalahan bangsa Indonesia, dalam mewujudkan cita-cita mata pelajaran PPKn tidak harus melalui lembaga formal seperti sekolah, namun dapat dilakukan melalui media filmpun bisa, karena di dalam beberapa film terkandung macam-macam pesan edukatif yang dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran. Film diharapkan bisa memberikan pengalaman dan sarana belajar untuk anak-anak dan masyaraka luas lainnya mengenai nilai karakter, karena film Batas dianalisis menggunakan analisis isi dimana hasilnya dapat digunakan sebagai media pembelajaran karena sesuai dengan KD 4. 7. 1 yaitu mengenai berinteraksi dengan teman dan orang lain berdasarkan prinsip menghormati dan mneghargai dalam beragam suku bangsa, agama, ras, budaya, dan jenis kelamin terdapat dalam bab I materi beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, kelas VII SMP dan sesuai dengan KD 3. 1 mengenai memahami sejarah dan semangat komitmen para pendiri negara dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara, terdapat dalam bab II materi berkomitmen terhadap Pancasila sebagai dasar kelas VII SMP. Anak-anak dan masyarakat secara tidak langsung bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama film yang mengandung nilai karakter seperti film Batas. Film Batas menceritakan bahwa, seorang perempuan yang bernama Jaleswari dengan ambisi dan kepercayaan diri yang penuh, mengajukan diri untuk mengambil tanggung jawab memperbaiki kinerja program CSR (Corporate Social Responsibility) dalam bidang pendidikan yang terputus tanpa kejelasan. Jaleswari

4 menyanggupi masuk ke daerah perbatasan dipedalaman Kalimantan tepatnya di daerah Entikong, Kabupaten Sangau, Kalimantan Barat, dan menjanjikan dalam dua minggu ketidak jelasan itu dapat diselesaikan. Jaleswari Sesampainya di wilayah tersebut, kemudian dikenalkan dengan Adeus (Marcell Domits). Adeus yang merupakan guru satu-satunya di wilayah tersebut mengira Jaleswari adalah guru yang ditugaskan untuk menggantikan guru-guru kiriman sebelumnya yang tidak mampu bertahan lama mengajar di wilayah tersebut. Jaleswari menjelaskan mengenai apa tugas dan maksud kedatangannya ke daerah tersebut, akhirnya Jaleswari memutuskan untuk mengajar dan dekat dengan anak-anak Entikong tersebut dengan di bantu oleh Adeus. Kedatangan Jaleswari ternyata menimbulkan rasa ketidak senangan pada beberapa orang khususnya Otig (Otig Pakis), seorang pria yang menganggap bahwa kedatangan Jaleswari hanya akan merusak tatanan adat dan stuktur masyarakat di kampung tersebut. Perang dingin antara Jaleswari dan Otig yang kemudian mengisi stuktur cerita film Batas. Jaleswari berada dalam tapal batas pilihan. Karisma hutan dan pola hidup masyarakat telah menyadarkan dirinya bahwa upaya memperbaiki kehidupan masyarakat tidak bisa dipisahkan dengan adat istiadat setempat. Jaleswari sangat memahami Adeus, seorang guru yang dipercaya menjalankan program pendidikan, kini menjadi pribadi pendiam dan apatis, karena sistem pendidikan yang diinginkan perusahaan di Jakarta, tidak sesuai dengan keinginan masyarakat. Masyarakat lebih memilih untuk menjadi tenaga kerja yang dijanjikan akan kaya oleh penjual jasa bernama Otig. Salah satu korbannya adalah Ubuh, pekerja TKI yang melarikan diri dari negeri tetangga. Oleh masyarakat dayak disana, Ubuh tak hanya memperoleh

5 perlindungan namun juga kehangatan dan keramahan yang perlahan membuatnya berangsur pulih dari trauma. Tragedi kemanusiaan ini, mengubah pemikiran Jaleswari. Semua peristiwa terjadi depan matanya, jiwanya goncang dan Panglima Adayak, kepala suku menuntut Jaleswari memahami bahasa hutan yang mengetengahkan rasa hormat dan cinta untuk tidak merusak dan sebaliknya malah menjaga dan meningkatkan harkat manusia dan lingkungan kehidupannya. Langkah Jaleswari sangat membantu Arif sebagai instrumen negara yang dalam penyamaran dan ditugaskan di wilayah perbatasan. Berdasarkan latar belakang di atas rasanya cukup bagi peneliti untuk mengadakan sebuah penelitian mengenai film Batas dengan judul Nilai Karakter Kemandirian dan Keja Kesar dalam Film Batas analisis isi film sebagai media pembelajaran PPKn. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: Bagaimana Nilai Karakter Kemandirian dan Kerja Keras dalam Film Batas?. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian dari suatu permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan secara jelas. Tujuan penelitian ini adalah: untuk mendeskripsikan nilai karakter kemandirian dan kerja keras dalam film Batas.

6 D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis a. Mendapat teori atau pengetahuan baru mengenai studi analisis isi terhadap nilai karakter kemandirian dan kerja keras dalam film. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan dalam teori analisis isi lainnya guna mengungkap nilai karakter kemandirian dan kerja keras dalam film Batas. 2. Manfaat atau Kegunaan Treoritis a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang bermanfaat bagi semua pihak berkaitan dengan nilai karakter kemandirian dan kerja keras dalam film Batas. b. Melalui film Batas dapat mengungkap nilai karakter kemandirian dan kerja keras yang terdapat di dalammnya, serta menjadi masukan bagi seseorang maupun masyarakat untuk memanfaatkan film sebagai media dalam proses pemebalajaran dan penemuan nilai karakter. E. Daftar Istilah Penelitian ini menganalisis isi mengenai nilai karakter kemandirian dan kerja keras dalam film Batas (analisis isi film sebagai media pembelajaran PPKn). Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti perlu mengetahui definisi-definisi mengenai, nilai karakter, kemandirian, kerja keras, film, analisis isi, dan persepektip pembelajaran PPKn.

7 1. Pengertian nilai. Menurut Robert sebagaiman dikutip oleh Hamdani (2013), nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, yang berharga, yang mempenagruhi prilaku sosial orang yang memiliki nilai itu. 2. Pengertian Karakter. Menurut Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Samani dan Hariyanto (2011:42), karakter merupakan sifatsifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Menurut Scerenko yang dikutip oleh Samani dan Hariyanto (2011:42), karakter sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari seseorang, suatu kelompok, atau bangsa. 3. Kemandirian. Menurut Sari (2011), mandiri adalah mampu melakukan hal yang bisa dilakukan sendiri dengan baik tanpa membebani atau tergantung dengan orang lain. 4. Kerja Keras. Menutut Kesuma, dkk. (2011:17), kerja keras adalah suatu istilah yang melingkupi suatu upaya yang terus dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam menyelesaikan pekerjaan/yang menjadi tugasnya sampai tuntas. 5. Film. Menurut Ardianto dan Lukiati (2005:134), film adalah karya seni yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang yang bertujuan memperoleh estetika (keindahan) yang sempurna. 6. Analisis Isi. Menurut Tim Redaksi Kamus Besar Bahsa indonesia (2014), pengertian analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan sebenarnya (sebab-musabab, duduk

8 perkaranya, dsb). Menurut Prastowodan Julianty sebagaimana dikutup oleh Fatih (2013), Analisis merupakan penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan paham arti keseluruhan. 7. PPKn. Menurut Daryono, dkk. (2011:1), PPKN adalah suatu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum sekolah.