BAB I PENDAHULUAN. korupsi baik di level pusat maupun daerah menjadi penyebab utama hilangnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kinerja aparat birokrasi menurun. Terungkapnya banyak kasus-kasus korupsi baik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan berisikan data yang menggambarkan keadaan. keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu sehingga pihak

BAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan dalam konteks profesi bidang bisnis, bersama-sama. dengan profesinya lainnya, mempunyai peran yang signifikan dalam

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. aparatur pemerintah yang berkompeten dalam menjalankan tugas sebagai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan yang baik (good governance), yaitu pemerintahan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

BAB I PENDAHULUAN. secara berlapis-lapis, seperti BPK, BPKP, Inspektorat Jenderal, Inspektorat

BAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. diketahui karena banyaknya pemberitaan-pemberitaan di media masa mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat. Diumumkan dalam Lembaran

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan Otonomi Daerah sesuai dengan aturan Undangundang. Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN. melalui UU No. 22 Tahun Otonomi daerah memberikan Pemerintah Daerah

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Inspektorat daerah merupakan salah satu unit yang melakukan audit

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip Otonomi Daerah menggunakan prinsip otonomi seluasluasnya. dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa demokrasi saat ini, pemerintah dituntut untuk semakin

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat

BAB I PENDAHULUAN. good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar,

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, pangsa pasar perusahaan. Secara umum ada tiga bentuk laporan

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Terjadinya krisis multi dimensi di Indonesia menyadarkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pasar global, tetapi juga merugikan negara serta dalam jangka panjang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance)

BAB I PENDAHULUAN. kesalahan seperti watch dog yang selama ini ada di benak kita sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai wujud pertanggungjawaban daerah atas otonomi pengelolaan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, organisasi audit pemerintah dibagi menjadi dua, yaitu : Auditor Eksternal

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masyarakat terhadap Pengelolaan keuangan Negara dengan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) yang mengarah pada

BAB I PENDAHULUAN. bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas pengguna dana untuk. penyenglenggaraan pemerintah seharusnya didukung dengan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean governance di Indonesia semakin meningkat. Melihat

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan salah satu perkembangan yang terjadi ditiaptiap

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan yang sangat pesat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan pada sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. Konsep good governance memiliki arti yang luas dan sering dipahami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengunaan dana sehingga efektivitas dan efisien penggunaan dana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di penghujung abad ke-20, dunia dilanda arus globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Auditor independen ialah merupakan suatau akuntan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. dan bertanggungjawab dengan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang

BAB I PENDAHULUAN. menemukan temuan yang memuat permasalahan, yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah menuntut pemerintah harus memberikan

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi dan sesuai dengan kode etik auditor. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat

BAB I PENDAHULUAN. laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Keuangan. Akuntansi sektor publik

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan dana yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengawasan bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan atau audit. Audit pemerintah


BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sejak adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Banyaknya ditemukan kecurangan-kecurangan yang terjadi saat ini seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme yang membuat kepercayaan masyarakat kepada kinerja aparat birokrasi menurun. Terungkapnya banyak kasus-kasus korupsi baik di level pusat maupun daerah menjadi penyebab utama hilangnya kepercayaan masyarakat. Pengelolaan dan pengawasan keuangan daerah diperlukan dalam aktivitas pengendalian untuk mencegah terjadinya perilaku tidak etis yang dilakukan manajemen dan kecurangan akuntansi. Aparat Inspektorat dituntut harus memiliki kompetensi, independensi motivasi, dan profesionalisme yang mempengaruhi kualitas audit dan pengawasan keuangan daerah untuk mewujudkan good governance dan clean governance. Sawyer s (200 5 : 10), audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisir; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif-semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan 1

2 tanggung jawabnya secara efektif. Inspektorat kabupaten/ kota merupakan salah satu dari auditor internal yang berfungsi untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pemerintahan di daerah. Perbedaan Inspektorat dengan BPKP dan BPK yaitu Inspektorat merupakan aparat pemeriksaan intern pemerintah dan pembangunan yang berada dibawah walikota yang bertugas melakukan pengawasan terhadap urusan pemerintah baik wajib atau pilihan. BPKP adalah aparat pemeriksa pemerintah dan pembangunan berada dibawah instruksi kepresidenan yang memiliki tugas sebagai pemeriksaan dan pengawasan atas pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan program-program. BPK adalah aparat pemeriksaan independen tingkat dengan lembaga tinggi negara berada dibawah instruksi kepresidenan yang tugasnya melakukan pemeriksaan atas pelaksanaan pemerintah dan pembangunan secara keseluruhan yang bersifat indenpenden. Berdasarkan pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) pada Pemerrintahan Kabupaten Kampar tahun 2012, Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Perwakilan Riau memberikan Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atas LKPD Kabupaten Kampar tahun 2012. Opini WDP yang diberikan oleh BPK tersebut didasarkan adanya pos-pos laporan keuangan yang dikecualikan karena adanya salah saji pada pos-pos laporan keuangan sebagai dampak dari adanya kelemahan, yakni (1) Saldo persediaan per 31 Desember 2012 dan 2011 merupakan persediaan 16 SKPD dari 57 SKPD. Dari 16 SKPD yang menyajikan nilai persediaan tersebut, hanya RSUD Bangkinang yang telah melakukan penatausahaan persediaan

3 secara memadai; (2) Saldo investasi Jangka Panjang per 31 Desember 2012 dan 2011, terdiri dari nilai penyertaan modal kepada PDAM Tirta Kampar yang tidak didukung dengan rincian dokumen yang lengkap dan memadai; (3) Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2012 dan 2011, diantaranya terdiri dari Aset Tetap hasil pengadaan sampai dengan 2007 dan mutasi tahun 2012 yang belum dicatat dengan Konsep Harga Perolehan. BPK RI juga menemukan permasalahan terkait kelemahan Sistem Pengendalian Intern, diantaranya adalah (1) Penganggaran Belanja Modal Tidak Sesuai ketentuan Pengelolaan Keuangan; (2) Nilai Persediaan yang Disajikan pada Neraca Per 31 Desember 2012 Belum Menggambarkan Seluruh Saldo Persediaan; (3) Penyajian Nilai Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Kampar pada PD Kampar Aneka Karya, PDAM Tirta Kampar dan BMT tidak berdasarkan dokumen sumber yang memadai; dan (4) Penatausahaan Aset Tetap seluruh SKPD tidak memadai, sehingga nilai asset tetap pada neraca per 31 desember 2012 tidak dapat diyakini kewajarannya. (Pekanbaru.bpk.go.id/?p=15251,2012). Berdasarkan hasil pemeriksaan laporan keuangan pemerintah Kabupaten Kampar yang menghasilkan Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), menyebabkan kualitas audit yang dilakukan oleh auditor aparat inspektorat masih menjadi perhatian masyarakat. Hal ini disebabkan oleh beberapa kasus yang menjadi temuam BPK yang tidak ditemukan oleh inspektorat sebagai auditor internal di Kabupaten Kampar. Kedudukan, tugas dan fungsi Inspektorat kabupaten/kota secara umum diatur dalam peraturan menteri dalam negeri nomor 64 tahun 2007 tentang pedoman teknis organisasi dan tata kerja pedoman teknis organisasi dan tata

4 kerja Inspektorat provinsi dan kabupaten/kota. Pasal 1 ayat (2) menyebutkan bahwa Inspektorat kabupaten/kota adalah aparat pengawas fungsional yang berada dibawah dan pertanggungjawab kepada bupati/walikota. Ayat (3) menyebutkan bahwa Seksi Pengawasan adalah pejabat struktural yang melaksanakan pengawasan terhadap urusan pemerintah didaerah. Ayat (4) menyebutkan bahwa kelompok jabatan fungsional adalah pelaksaan pemeriksaan atau audit keuangan. Pasal 3 ayat (2) menyebutkan bahwa Inspektorat kabupaten/kota mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintah di daerah kabupaten/kota, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintah desa. Pasal 4 menyebutkan bahwa Inspektorat provinsi dan inspektorat kabupaten/kota dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 menyelenggarakan fungsi : 1. Perencanaan program pengawasan 2. Perumusan kebijakan dan fasilitas pengawasan; dan 3. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan. Berkaitan dengan peran dan fungsi tersebut, InspektoratKabupaten Kampar mempunyai tugas pokok membantu Kepala Daerah dalam menyelenggarakan Pemerintah Daerah di bidang pengawasan. Tugas pokok tersebut adalah untuk: pertama, merumuskan kebijaksanaan teknis di bidang pengawasan; kedua, menyusun rencana dan program di bidang pengawasan; ketiga, melakukan pengendalian teknis operasional pengawasan; dan keempat, melaksanakan koordinasi pengawasan dan tindak lanjut hasil pengawasan.

5 Sementara itu, untuk melaksanakan tugas tersebut, Inspektorat Kabupaten mempunyai kewenangan sebagai berikut: pertama, pelaksanaan pemeriksaan terhadap tugas Pemerintah Daerah yang meliputi bidang pemerintahan dan pembangunan, ekonomi, keuangan dan aset, serta bidang khusus; kedua, pengujian dan penilaian atas kebenaran laporan berkala atau sewaktu-waktu dari setiap unit/satuan kerja; ketiga, pembinaan tenaga fungsional pengawasan di lingkungan Inspektorat Kabupaten; dan keempat, penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Inspektorat Kabupaten. Untuk mencapai pemerintahan yang baik ( good governance) maka dibutuhkan komitmen dari semua pihak, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat, karena good goverment yang efektif menuntut adanya kesinergian yang baik, integritas, profesionalisme dan etos kerja serta moral yang tinggi dari semua elemen. Dengan demikian konsep good goverment dalam penyelenggaraan pemerintahan bukan hanya merupakan tuntutan dan harapan masyarakat, tetapi juga merupakan tantangan tersendiri. Tuntutan untuk menciptakan good governance yang terbebas tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme, penciptaan sistem pemerintahan yang lebih berimbang diantara eksekutif, judikatif dan legislatif. Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah menuntut adanya pemahaman utuh dari pelaksanaan manajemen keuangan daerah dan adanya penyempurnaan secara terus-menerus dari instansi yang berkewenangan sehingga pencapaian akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah sebagai bagian dari kepemerintahan yang baik ( good governance) dapat menjadi kenyataan.

6 DeAngelo dikutif dari Piter simanjuntak (2008:15), mendefinisikan kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan. Menurut UU No. 34 tahun 1954 dalam standar umum audit menurut Mulyadi (2008:25), mengatur persyaratan keahlian auditor dalam menjalankan profesinya yaitu: 1. Akuntan harus sarjana lulusan Fakultas Ekonomi Perguruan Tinggi Negeri atau mempunyai ijazah yang disamakan. 2. Akuntan tersebut terdaftar dalam register Negara yang diselenggarakan oleh departemen keuangan dan memperoleh izin menggunakan gelar akuntan dari departemen tersebut. 3. Menjalankan pekerjaan auditor dengan memakai nama kantor akuntan, biro akuntan atau nama lain yang memuat nama akuntan atau akuntansi hanya diizinkan pemimpin kantor atau biro dipegang oleh seorang atau beberapa orang akuntan. Muh. Taufiq Efendy (2010) melakukan penelitian tentang Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah. Penelitian ini dilakukan pada Inspektorat Kota Gorontalo sedangkan sampel yang digunakan adalah seluruh Aparat Inspektorat. Analisis data yang dilakukan adalah dengan mengunakan metode regresi berganda. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel kompetensi,

7 independensi, dan motivasi berpengaruh positif terhadap kualitas audit aparat ST. Nur Irawati (2011) melakukan penelitian pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit yang dilakukan oleh auditor pada kantor akuntan publik di makassar. Variabel penelitian yang digunakan yaitu kompetensi auditor dan independensi auditor sebagai variabel independen, dan kualitas audit sebagai variabel dependen. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ada pengaruh secara parsial antara kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit serta ada pengaruh secara simultan antara kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit. Nungki Nurmalita Sari (2011) meneliti pengaruh pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan etika terhadap kualitas audit. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan etika berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Zakiyah (2012) melakukan penelitian tentang Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan Daerah. Penelitian ini dilakukan pada Inspektorat Kota Pekanbaru sedangkan sampel yang digunakan adalah seluruh Aparat Inspektorat. Analisis data yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode regresi berganda. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel kompetensi, independensi, dan motivasi berpengaruh positif terhadap kualitas audit aparat

8 Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Zakiyah (2012). Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu variabel dan objek penelitian. Adapun dalam penelitian ini menambahkan dua variabel independen yaitu professionalisme dan objektivitas, sedangkan objek penelitian ini adalah seluruh Pemeriksa Inspektorat kota Bangkinang. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengevaluasi kompetensi, independensi, motivasi, professionalisme, dan objektivitas aparat Inspektorat serta cara pandangnya dalam pengawasan keuangan daerah. Dari latar belakang dan fenomena masalah yang telah diuraikan diatas, maka hai ini menjadi alasan bagi peneliti untuk mengambil judul Pengaruh Kompetensi, Independensi, Motivasi, Professionalisme, dan Objektivitas Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan Daerah 1.2.Perumusa Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit aparat Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah? 2. Apakah independensi berpengaruh terhadap kualitas audit aparat Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah? 3. Apakah motivasi berpengaruh terhadap kualitas audit aparat Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah?

9 4. Apakah profesionalisme berpengaruh terhadap kualitas audit aparat Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah? 5. Apakah objektivitas berpengaruh terhadap kualitas audit aparat Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah? 6. Apakah kompetensi, independensi, motivasi, profesionalisme, dan objektivitas berpengaruh terhadap kualitas audit aparat Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah? 1.3. Tujuan Penelitian Dari rumusan yang dikemukakan diatas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit aparat 2. Menganalisa pengaruh independensi terhadap kualitas audit aparat 3. Menganalisa pengaruh motivasi terhadap kualitas audit aparat Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah. 4. Menganalisa pengaruh profesionalisme terhadap kualitas audit aparat 5. Menganalisa pengaruh objektivitas terhadap kualitas audit aparat 6. Menganalisa pengaruh kompetensi, independensi, motivasi, profesionalisme, dan objektivitas terhadap kualitas audit aparat

10 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi pemegang kebijakan, dalam hal ini pemerintah daerah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor yang mempengaruhi kualitas audit Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah, sehingga akan dapat dimanfaatkan dalam upaya peningkatan kualitas audit Inspektorat. 2. Bagi Inspektorat, sebagai masukan dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah khususnya peranan Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah dan dalam rangka mewujudkan good governance. Sehingga Inspektorat diharapkan dapat membuat program yang berkontribusi pada peningkatan kualitas dan kapabilitasnya. 3. Bagi akademis, memberikan kontribusi pengembangan literatur akuntansi sektor publik di Indonesia terutama sistem pengendalian manajemen di sektor publik. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan mendorong dilakukannya penelitian-penelitian akuntansi sektor publik. Hasil penelitian ini juga diharapkan diharapkan akan dapat memberikan sumbangan bagi penelitian berikutnya.

11 1.5. Sistematika Penulisan Sebagai gambaran umum dari pembahasan penulisan ini, maka akan diuraikan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS Bab ini menjelaskan tentang teori auditing, tipe dan prinsip etika auditor, peran dan standar profesional akuntan publik, pengelolaan keuangan daerah, pengawasan keuangan daerah, kualitas audit, kompetensi, independensi, motivasi, profesionalisme, objektivitas, pandangan islam,penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang lokasi tentang dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data dan analisa data. BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini merupakan hasil penelitian yang penulis lakukan pada inspektorat yang diawali dengan sejarah singkat inspektorat, struktur organisasi, Visi misi inspektorat.

12 BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini mengemukakan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh kompetensi, independensi, motivasi, profesionalisme, dan objektivitas terhadap kualitas audit inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah. BAB VI : PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan memberikan saran yang diharapkan bagi inspektorat.