BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PRT/M/2015 TENTANG KOMISI IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 c. bahwa guna memberikan dasar dan tuntunan dalam pembentukan kelembagaan pengelolaan irigasi sebagaimana dimaksud pada huruf a, diperlukan komisi i

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG WEWENANG, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG IRIGASI

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 30 /PRT/M/2007

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI (KPI) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 33 /PRT/M/2007 TENTANG PEDOMAN PEMBERDAYAAN P3A/GP3A/IP3A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PRT/M/2015 TENTANG EKSPLOITASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI KABUPATEN BIREUEN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PRT/M/2015 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 15 Tahun : 2012 Seri : E

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIF (PIP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 32 / PRT / M / 2007 TENTANG PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 22 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 32 / PRT / M / 2007 TENTANG PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 4 SERI E

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 02 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI TENGAH,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 474 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 56 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG IRIGASI BUPATI LEBAK,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 /PRT/M/2015 TENTANG KRITERIA DAN PENETAPAN STATUS DAERAH IRIGASI

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG IRIGASI DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PIDIE QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIF

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT IRIGASI

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PEMBERDAYAAN HIMPUNAN PETANI PEMAKAI AIR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

GUBERNUR BENGKULU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DI PROVINSI BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BENGKULU,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2001 TENTANG I R I G A S I PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

BUPATI PESISIR SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH DAERAH SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG POLA TANAM DAN RENCANA TATA TANAM PADA DAERAH IRIGASI TAHUN 2011/2012

WALIKOTA TASIKMALAYA,

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 3 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK N OMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI PARTISIPATIF KABUPATEN DEMAK

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PERATURAN DAERAH TENTANG I R I G A S I BAPPEDA KABUPATEN TANA TORAJA

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 12 TAHUN

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN IRIGASI KABUPATEN SINJAI BUPATI SINJAI,

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BUPATI TOLITOLI PROPINSI SULAWESI TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

Transkripsi:

SALINAN BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KELEMBAGAAN PENGELOLA IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 Peraturan Daerah Kabupaten Tolitoli Nomor 2 Tahun 2007 tentang Irigasi, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Kelembagaan Pengelola Irigasi. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3046); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5589); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1982 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 5. Peraturan Daerah Kabupaten Tolitoli Nomor 2 Tahun 2007 tentang Irigasi (Lembaran Daerah Kabupaten Tolitoli Nomor 2 Tahun 2007 seri E Nomor 01, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tolitoli Nomor 02).

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KELEMBAGAAN PENGELOLA IRIGASI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tolitoli. 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah lainnya sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 4. Bupati adalah Bupati Kabupaten Tolitoli. 5. Dewan perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disebut DPRD, adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tolitoli. 6. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak. 7. Kelembagaan Pengelola Irigasi adalah kelembagaan yang dibentuk untuk mewujudkan tertib pengelolaan irigasi yang terdiri atas Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten yang membidangi irigasi, Perkumpulan Petani Pemakai Air dan Komisi Irigasi. 8. Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia. 9. Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari suatu jaringan irigasi. 10. Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangnya, termasuk kegiatan membuka dan menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau, dan mengevaluasi. 11. Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi, dan mempertahankan kelestariannya. 12. Rehabilitasi jaringan irigasi adalah kegiatan perbaikan jaringan irigasi guna mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula. 13. Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangan air irigasi. 14. Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari banguna utama, saluran induk/primer, saluran pembuangnya, bangunan bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap dan bangunan pelengkapnya. 15. Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagisadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya. 16. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri atas saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, box tersier, serta bangunan pelengkapnya.

17. Rencana tata tanam yang selanjutnya disingkat RTT adalah rencana mengenai jenis-jenis tanaman yang akan diusahakan serta jadwal dan luas tanam masing-masing tanaman selama satu tahun. 18. Usaha tani adalah proses pengusahaan lahan pertanian untuk kegiatan budidaya tanaman pertanian. 19. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 20. Petani pemakai air adalah semua petani yang mendapat manfaat secara langsung dari pengelolaan air dan jaringan irigasi, termasuk irigasi pompa yang meliputi pemilik sawah, penggarap sawah, penyakap sawah, pemilik kolam ikan yang mendapat air irigasi, dan badan usaha di bidang pertanian yang memanfaatkan air irigasi. 21. Perkumpulan Petani Pemakai Air yang selanjutnya disingkat P3A adalah kelembagaan pengelolaan irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah layanan/petak tersier atau Desa yang dibentuk secara demokratis oleh petani pemakai air termasuk Lembaga Lokal Pengelola Irigasi. 22. Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air yang selanjutnya disingkat GP3A adalah kelembagaan sejumlah P3A yang bersepakat bekerjasama memanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi pada daerah layanan blok sekunder, gabungan beberapa blok sekunder, atau satu daerah irigasi. 23. Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air yang selanjutnya disingkat IP3A adalah kelembagaan sejumlah GP3A yang bersepakat bekerjasama untuk memanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi pada daerah layanan blok primer, gabungan beberapa blok primer, atau satu daerah irigasi. 24. Komisi irigasi Kabupaten adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antar wakil pemerintah Kabupaten, wakil perkumpulan petani pemakai air tingkat daerah irigasi, wakil pengguna jaringan irigasi pada Kabupaten, dan wakil komisi irigasi Kabupaten/kota yang terkait. 25. Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat PD adalah pembantu Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang manjadi Daerah. 26. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang selanjutnya disebut BP4K adalah lembaga lain bagian dari Perangkat Daerah Kabupaten Tolitoli yang bertanggung jawab terhadap kegiatan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan. BAB II KELEMBAGAAN DAN TUGAS Bagian Kesatu Kelembagaan Pasal 2 (1) Kelembagaan Pengelola Irigasi meliputi : a. PD yang membidangi irigasi b. Komisi irigasi; dan c. Perkumpulan Petani Pemakai Air. (2) PD sebagaimana yang dimaksud huruf a, adalah : a. PD yang mambidangi urusan; b. PD yang membidangi Urusan Pertanian; c. PD yang yang menangani urusan sumber daya air/irigasi

Bagian Kedua Tugas Paragraf 1 Bappeda, Distapanghorti, BP4K dan Dinas Bina Marga Pasal 3 (1) PD yang membidangi urusan perencanaan pembangunan Daerah mempunyai tugas : a. Mengkoordinir kebijakan program irigasi; b. Menyusun program pengelolaan irigasi; c. Melakukan pengendalian program pengelolaan irigasi; dan d. Melakukan evaluasi program pengelolaan irigasi. (2) PD yang membidangi urusan pertanian mempunyai tugas : a. Melaksanakan Pengelolaan dan pengembangan Irigasi pada jaringan tersier dan kuarter; b. Memfasilitasi Pembentukan terhadap kelembagaan P3A/GP3A/IP3A; c. Melaksanakan Pembinaan terhadap kelembagaan P3A/GP3A/IP3A. (3) PD yang membidangi urusan sumber daya air /irigasi mempunyai tugas : a. Melaksanakan Pembangunan, pengembangan dan Pengelolaan Irigasi pada jaringan primer dan skunder; b. Melaksanakan Pembinaan GP3A dalam hal penggunaan air irigasi; C Melaksanakan Pembentukan dan Pembinaan terhadap Kelembagaan Komisi Irigasi. Paragraf 2 Komisi Irigasi Pasal 4 Komisi irigasi Mempunyai tugas : a. Merumuskan rencana kebijakan untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi dan fungsi irigasi; b. Merumuskan rencana tahunan penyediaan, pembagian, dan pemberian air irigasi yang efisien bagi pertanian dan keperluan lain; c. Merekomendasikan prioritas alokasi dana pengelolaan irigasi melalui forum musyawarah pembangunan; d. Memberikan pertimbangan mengenai izin alih fungsi lahan beririgasi; e. Merumuskan rencana tata tanam yang telah disiapkan oleh dinas instansi terkait dengan mempertimbangkan data debit air yang tersedia pada setiap daerah irigasi, pemberian air serentak atau golongan, kesesuaian jenis tanaman, serta rencana pembagian dan pemberian air; f. Merumuskan rencana pemeliharaan dan rehabilitasi jaringan irigasi yang meliputi prioritas penyediaan dana, pemeliharaan, dan rehabilitasi; g. Memberikan masukan dalam rangka evaluasi pengelolaan aset irigasi; h. Memberikan pertimbangan dan masukan atas pemberian izin alokasi air untuk kegiatan perluasan daerah layanan jaringan irigasi dan peningkatan jaringan irigasi; i. Memberikan masukan atas penetapan hak guna pakai air untuk irigasi dan hak guna usaha untuk irigasi kepada badan usaha, badan sosial, ataupun perseorangan; j Membahas dan memberi pertimbangan dalam mengatasi permasalahan daerah irigasi akibat kekeringan, kebanjiran, dan akibat bencana alam lain;

k. Memberikan masukan dan pertimbangan dalam proses penetapan peraturan daerah tentang irigasi; l. Memberikan masukan dan pertimbangan dalam upaya menjaga keandalan dan keberlanjutan sistem irigasi; dan m. Melaporkan hasil kegiatan kepada Bupati mengenai program dan progres, masukan yang diperoleh, serta melaporkan kegiatan yang dilakukan selama 1 (satu) tahun Paragraf 3 Perkumpulan Petani Pemakai Air Pasal 5 Perkumpulan Petani Pemakai bertugas : a. Mengatur dan melayani kepentingan anggota khususnya dalam pembagian air secara adil merata, memenuhi kebutuhan sesuai dengan tersedianya air; b. Menyusun rencana kerja dan rencana biaya untuk penggunaan rehabilitasi, eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dalam bentuk saluran tersier/irigasi desa di daerah kerjanya; c. Menyusun RTT dalam rencana pemberian air di daerah kerjanya sesuai dengan keputusan panitia irigasi; d. Melakukan pemeliharaan jaringan tersier; e. Mengatur pelaksanaan pembangunan, rehabilitasi operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dalam petak tersier di daerah kerjanya; f. Menyelenggarakan dan memimpin rapat-rapat anggota, minimal 2(dua) kali setahun; g. Melaksanakan sanksi terhadap anggota yang melanggar peraturan atau larangan yang sudah ditetapkan serta mengawasi pelaksanaanya. Paragraf 4 Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air Pasal 6 Induk Perkumpulan Petani Pemakaian Air, bertugas : a. Memimpin dan Memajukan Anggota; b. Menyelenggarakan dan memimpin rapat anggota, minimal 2 kali setahun; c. Mengawasi semua kegiatan penggunaan air d. Mengesahkan pengangkatan ketua kelompok GP3A yang dipilih dari dan oleh anggota kelompok sesuai keputusan; e. Menyusun rencana kegiatan dan rencana biaya pembangunan, rehabilitas, eksploitasi, dan pemeliharaan jaringan irigasi dalam petak tersier di daerah kerjanya; f. Mengatur pelaksanaan pembangunan,rehabiitas,eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dalam petak tersier di daerah kerjanya g. Menyusun RTT dan tata pembagian air di daerah kerjanya sesuai dengan keputusan panitia irigasi; h. Mengatur dan melayani kepentingan anggota khususnya dalam pembagian secara adil dan merata, memenuhi kebutuhan sesuai dengan tersedianya air; i. Mengambil Keputusan pengelolaan irigasi yang menjadi tanggung jawabnya; j. Menyusun Perencanaan dan kesepakatan pengelolaan irigasi sesuai dengan pelayanan yang dibutuhkan P3A dan Gabungan P3A pada wilayah kerja yang menjadi tanggung jawabnya.

Bagian Ketiga Keanggotaan Pasal 7 Keanggotaan Komis Irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, meliputi a. Bupati; b. Sekretaris Daerah; c. Asisten yang mengkoordinir PD membidangi Irigasi urusan Pertanian; d. PD yang membidangi urusan perencanaan pembangunan daerah; e. PD yang membidangi urusan Irigasi; f. PD yang membidangi urusan Pertanian; g. PD yang membidangi urusan Lingkungan Hidup; h. Bagian yang membidangi urusan Hukum; i. Perwakilan P3A dan GP3A yang aktif; j. Perwakilan Perguruan Tinggi. BAB III HUBUNGAN KERJA ANTAR LEMBAGA Pasal 8 Hubungan kerja antar kelembagaan pengelola irigasi prinsip : a. Koordinasi; b. Integrasi; c. Sinkronisasi; dan d. Komunikasi dilaksanakan berdasrkan Pasal 9 (1) Koordinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a, merupakan upaya menggerakkan dan mengarahkan berbagai kegiatan yang berbeda menuju pada satu tujuan tertentu. (2) Integrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b, merupakan penyatuan kegiatan yang memiliki kesamaan guna meningkatkan efisiensi. (3) Sinkronisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c, merupakan penyesuaian pelaksanaan tugas antar lembaga yang dianggap dapat disesuaikan dan disejalankan. (4) Komunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf d, merupakan proses pertukaran informasi antar lembaga yang berhubungan dengan tugas yang saling terkait Pasal 10 (1) Hubungan kerja antar kelembagaan pengelola irigasi adalah : a. Hubungan kerja antar PD, komisi irigasi, dan P3A bersifat koordinatif fungsional dalam pelaksanaan kegiatan berdasarkan fungsi masing-masing untuk sinkronisasi program pengelolaan irigasi; dan b. Sinkronisasi program masing-masing unsur kelembagaan pengelola irigasi berupa penyesuaian dan penyesuaian program pengelolaan irigasi.

(2) Hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui rapat koordinasi. (3) Rapat koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan paling rendah 2 (Dua) kali dalam satu tahun. (4) Rapat koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan oleh PD yang membidangi urusan perencanaan pembangunan daerah. (5) Hasil rapat koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaporkan pada Bupati dan ditembuskan kepada Kelembagaan Pengelola Irigasi. BAB IV PENGAWASAN Pasal 11 Pengawasan pengelolaan irigasi dilakukan oleh irigasi sesuai dengan kewenangan masing-masing. unsur kelembagaan pengelola Pasal 12 Pengawasan sebagaimana dmaksud dalam pasal 11 dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 13 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Tolitoli Nomor 8 Tahun 2006 tentang Redefinisi Tugas Lembaga Pengelola Irigasi dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahui memerintahkan mengundangkan peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam berita Daerah Kabupaten Tolitoli. Diundangkan di Tolitoli pada tanggal 1 September 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TOLITOLI, TTD MUKADDIS SYAMSUDDIN Ditetapkan di Tolitoli pada tanggal 1 September 2016 BUPATI TOLITOLI, TTD MOH. SALEH BANTILAN BERITA DAERAH KABUPATEN TOLITOLI TAHUN NOMOR 106 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN, MUSTARING, SH.,MM.,MH NIP. 19650302 199303 1006