BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepibadian yang utama. 1. professional yang dituntut untuk melakukan transformasi pengetahuan agar

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia (human resources development) untuk

BAB I PENDAHULUAN. memanusiakan dirinya dan orang lain. Melalui pendidikan pula manusia mudah

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pihak pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Menurut Dimyati Mudjiono

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

1. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt menganugerahi akal. Dan hal tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain.

BAB I PENDAHULUAN. Firman Allah dalam surah al-alaq ayat 1-5 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara. bangsa dalam rangka terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan. meningkatkan mutu sumber daya manusia, sehingga pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari peran sekolah, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. fungsi dan tujuan Standar Pendidikan Nasional adalah:

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pembentukan karakter bangsa perlu dilakukan penataan terhadap sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (tingkah laku) individu dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Pengaruh globalisasi dapat mempengaruhi gaya hidup


BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya. bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia di suatu Negara. Oleh karena itu pemerintah berupaya

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA MELALUI IMPLEMENTASI TEKNIK MIND MAPPING DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja sendiri. 1 Artinya bahwa proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. berarti menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. Nasional, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi,2003), hlm Pasal 3 Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. repormasi yang ditandai oleh proses perubahan diberbagai bidang kehidupan :

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia,

BAB I PENDAHULUAN. yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1 Salah satu masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Hasil dari suatu pendidikan tidak segera dapat kita lihat hasilnya atau kita rasakan, di samping itu hasil akhir dari pendidikan ditentukan pula oleh hasil-hasil dari bagian-bagian pendidikan sebelumnya. Untuk membawa anak kepada tujuan akhir maka perlu anak diantar lebih dahulu kepada tujuan dari bagian pendidikan seperti yang tertuang dalam Sistem Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab III pasal 4 yang dirumuskan sebagai berikut : Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab dalam kemasyarakatan dan kebangsaan. 1 Sebagaimana diketahui bahwa pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan, bukan saja sangat penting bahkan masalah itu sama sekali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, baik dengan kehidupan keluarga 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Semarang : Aneka Ilmu, 1989), h. 4 1

2 maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan di Negara ini. Mengingat sangat pentingnya pendidikan itu bagi kehidupan masyarakat sekaligus kehidupan bangsa dan Negara maka hampir di seluruh Negara di dunia ini menangani secara langsung masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Di dalam Alquran surah al-isra ayat 84 dan Ali Imran ayat 190 disebutkan bahwa Allah swt menandaskan agar manusia berbuat menurut keadaannya masing-masing, namun berhasil tidaknya itu ada di tangan Allah swt sebagaimana bunyi ayat berikut ini : ❼ 3 ❷ ⓿ ❽ 9 Masing-masing mempunyai bermacam-macam tujuan hidup, yaitu melihat kepada cita-cita, kebutuhan dan keinginannya. Ada yang mengharapkan supaya anaknya kelak menjadi dokter, insinyur, atau seorang ahli seni dan ada pula yang mengharapkan anaknya supaya menjadi ulama besar dan lain sebagainya, semua itu tergantung kepada keinginan tiap orang untuk mengarahkan anaknya agar tercapai hajatnya itu. ❻ ❼ ❻ & 10 ❼ 3

3 Pendidikan dilihat dari arti sempit adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dan non formal. Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan sekolah untuk mendidik anak sekaligus merupakan upaya yang dilakukan sekolah untuk mendidik anak sekaligus merupakan amanah dari orang tuanya kepada pihak sekolah agar anaknya mempunyai kemampuan yang cukup bahkan lebih dari itu yaitu bekal dalam kehidupannya. Pendidikan adalah upaya mandiri dan sistematis untuk membentuk anak didik menjadi manusia terdidik yang berkualitas dan memiliki keutuhan sikap yang professional. Dengan demikian, proses pendidikan itu akan selalu hadir di hadapan manusia selagi zaman dan budaya manusia terus berkembang dan membutuhkannya, di manapun dan kapanpun waktunya. Dalam konteks ini, proses pendidikan di Indonesia mendapat perhatian yang sangat mendalam dari pemerintah dan kalangan masyarakat luas. Hal ini diorentasikan guna mewujudkan tantangan pembangunan dalam mempersiapkan anak bangsa yaitu mencetak generasi yang handal, yang disebut dengan manusia Indonesia seutuhnya. Hal di atas merupakan indikasi dari tujuan pendidikan nasional. Dalam merealisasikan hal di atas, pemerintah Indonesia menempuh dua jalur pendidikan, yaitu jalur pendidikan sekolah dan pendidikan jalur luar sekolah. Kebijakan itu harus dijalankan secara terpadu dan bertanggung jawab. Secara khusus untuk jalur pendidikan sekolah, yang harus diperhatikan sangat kompleks, artinya satu sisi menuntut kerjasama sementara sisi yang lain

4 menuntut hasil yang sangat maksimal untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yag diharapkan. Apalagi saat ini Negara kita memasuki masa pembangunan yang sangat memerlukan sumber daya insan yang siap bersanding dengan era global yang mendunia. Dalam proses belajar mengajar, guru merupakan pribadi kunci yang sangat menentukan keberhasilan tujuan pendidikan secara umum itu terlaksana. Tapi pada sisi lain komponen yang harus terlibat dalam proses belajar mengajar itu misalnya murid, metode, strategi, sarana dan prasarana, proses evaluasi dan lain sebagainya. Dengan demikian tujuan pendidikan benar-benar aplikatif muncul ke permukaan. Dari berbagai komponen tersebut, strategi mengajar merupakan salah satu komponen yang sangat penting, dalam menciptakan interaksi dan komunikasi dalam penyajian materi pelajaran, sekaligus tercapainya tujuan instruksional yang telah ditetapkan, guru juga harus memiliki keterampilan dan kepandaian mensiasati suatu tujuan yang ingin dicapainya agar tepat sesuai dengan yang diinginkan. Seorang guru yang merupakan salah satu komponen manusiawi di bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, salah satu peran seorang guru adalah menjadi fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar, guru harus menciptakan suasana kegiatan belajar yang

5 sedimikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajarmengajar akan berlangsung secara efektif. Proses belajar dewasa ini menuntut seorang guru memiliki keterampilan atau metode yang beragam, serta strategi yang tepat agar proses belajar tersebut menyenangkan dan mampu mengembangkan kemampuan muridnya. Metode merupakan hal yang lebih penting dari materi yang akan diajarkan. Menurut Ahmad Tafsir, metode adalah cara yang paling tepat dan cepat, yang sering diungkapkan dengan ungkapan efektif dan efisien. 2 Dalam kamus besar Indonesia, metode adalah suatu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud. 3 Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus kepada anak didik, agar terjadinya respon yang positif. Kesediaan dan kesiapan mereka dalam mengikuti proses dalam pembelajaran akan mampu menimbulkan respon yang baik terhadap stimulus yang mereka terima dalam proses pembelajaran. Belajar aktif pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respon anak didik dalam pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. 4 Dengan memberikan strategi belajar aktif pada anak dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal ini kurang diperhatikan pada pembelajaran konvensional, dalam metode belajar aktif setiap materi pelajaran baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada 2 Ahmad Tafsir, Metode Pengajaran Agama Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya 2007), h. 9 3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 1995), h.652 4 E. Mulyasa Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Konsep, Karakteristik dan Implementasi, (Bandung ; PT Remaja Rosdakarya, 2004), h.240

6 sebelumnya. 5 Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada, guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. 6 Jadi strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan. 7 Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran, selanjutnya strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, pada dasarnya arah dari semua keputusan strategi adalah pencapaian. 8 Seorang guru harus memilih cara yang efektif dan efisien dalam mentransformasi dan mengembangkan pengetahuan muridnya. Pengajaran yang efektif artinya pengajaran yang dapat dipahami murid secara sempurna, dalam hal ini ialah pengajaran yang berfungsi pada murid. Berfungsi artinya menjadi milik murid, pengajaran itu membentuk dan mempengaruhi pribadinya. Adapun pengajaran cepat adalah pengajaran yang tidak memerlukan waktu yang lama, artinya pengajaran tersebut difasilitasi alat-alat pembelajaran yang dapat mempermudah pemahaman murid terhadap materi yang diajarkan. Pengalaman mengajar mata pelajaran IPA di kelas III pada MI Al Mujtahidin tampak masih rendah. Rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal tentang materi penggolongan makhluk hidup. Kondisi ini terlihat dari rata-rata nilai formatif yang diperoleh, yaitu 6,00 pada semester 1 5 ibid 6 Ibid, h. 241 7 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : Kencana Prenada Group, 2009), h. 126 8 Ibid.

7 tahun 2014/2015. Angka ini masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal, sebagaimana ditetapkan bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 6,50 Berdasarkan paparan di atas dan penelitian terdahulu, yaitu yang dilakukan oleh Nur Baidi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Card Sort dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqih Kelas IV MI Miftahul Huda Tegal Sabi Tahuna Jepara. Adapun hasil penelitian tersebut yaitu, Prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model Card sort menunjukkan perbedaaan yang signifikan dan tingkat ketuntasan yang lebih baik.hal ini dapat dilihat dari tingkat ketuntasan belajar siswa maupun prestasi yang dicapai oleh siswa. Pada siklus 1 dengan jumlah siswa 34 anak, dan KKM (Kriteria ketuntasan minimal) 70 serta tingkat ketuntasan 85%, terdapat 16 anak (47,06%) yang belum tuntas atau ketuntasan baru mencapai 52,94% sehingga untuk mencapai indikator yang telah ditetapkan sebesar 85% kurang 32,06%. Namun pada siklus 2 terjadi peningkatan yaitu 100% siswa telah mencapai ketuntasan dengan kriteria siswa dengan nilai rata- rata 80,29, aspek kerjasama, dan keaktifan kelompok antar siswa mulai nampak, sehingga menambah semangat dan gairah dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa metode Card sort yang digunakan dalam pembelajaran Fikih dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua pihak yang membutuhkan. 9 Penelitian juga dilakukan oleh Siti Fatimaturrohmah dengan judul Peningkatan Motivasi Belajar Aqidah Akhlak dengan Penerapan Strategi Card 9 Surya-Share and Share, Penerapan Model Pembelajaran Card Sort, http//suryakandangan.blogspot.com/24/03/2015

8 Sort pada Peserta Didik Kelas IV MI Al-Iman Ngawonggi, Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan strategi card sort dapat meingkatkan motivasi belajar siswa dengan indikator bahwa pada setiap siklus terjadi peningkatan pada minat, keaktifan, praktek dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Dari hasil penelitian tersebut di atas, maka peneliti merekomendasikan perlunya penggunaan strategi pembelajaran Aqidah Akhlak yang inovatif yang mengedepankan keaktifan siswa, salah satunya adalah card sort. Mengurangi/menghilangkan metode ceramah atau menuliskan catatan materi/rangkuman, karena dapat menghambat kreatifitas dan aktifitas siswa. Pihak Sekolah atau Pengelola Lembaga Pendidikan hendaknya memberikan fasilitas penunjang, baik kepada guru maupun semua civitas akademika agar menggunakan metode, taktik, strategi, teknik maupun pendekatan pembelajaran yang baik dan sesuai dengan tujuan dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga peserta didik dapat mencapai hasil belajar dengan optimal serta memberikan dorongan dan menciptakan sistem manajemen pendidikan yang dapat mengarahkan guru untuk melakukan terobosan-terobosan yang positif dalam proses pembelajaran. 10 Dari uraian di atas, Nur Baidi melakukan penelitian pada mata pelajaran Fiqih dan Siti Fatimaturrohmah pada mata pelajaran aqidah Akhlak. Sementara penulis beda dengan itu yaitu melakukan penelitian pada mata pelajaran IPA dengan strategi card sort. 10 Perpustakaan IAIN Salatiga, Peningkatan Motivasi Belajar Aqidah Akhlak dengan Penerapan Strategi Card Sort pada Peserta Didik Kelas IV MI Al-Iman Ngawonggo, Kecamatan Kaliangkrik kabupaten Magelang, http//perpus.iainsalatiga.ac.id/seg.php?a, 24/03/2015

9 Selain itu kebanyakan guru hanya menggunakan metode ceramah, penugasan dan Tanya jawab, karena itu penulis merasa tertantang untuk meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan metode dan strategi yang lebih menarik yaitu card sort. Sehingga penulis akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPA PADA MATERI PENGGOLONGAN MAKHLUK HIDUP MELALUI STRATEGI CARD SORT SISWA DI KELAS III MI AL MUJTAHIDIN KECAMATAN AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA. B. Identifikasi Masalah Memperhatikan situasi di atas, kondisi yang ada saat ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa yang masih di bawah kriteria ketuntasan minimal 2. Rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal tentang materi penggolongan makhluk hidup 3. Materi penggolongan makhluk hidup dalam mata pelajaran IPA di kelas III ini banyak sekali penggolongan yang memerlukan cara yang tepat agar siswa cepat menguasai materi tersebut 4. Belum ditemukan strategi yang tepat dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penggolongan makhluk hidup dalam mata pelajaran IPA di kelas III MI Al Mujtahidin.

10 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana aktivitas pembelajaran guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penggolongan makhluk hidup dalam mata pelajaran IPA dengan menggunakan strategi card sort di kelas III MI Al Mujtahidin Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara? 2. Bagaimana aktivitas siswa terhadap pembelajaran pada materi penggolongan makhluk hidup dalam mata pelajaran IPA dengan menggunakan strategi card sort di kelas III MIAl Mujtahidin Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara? 3. Apakah dengan menggunakan strategi card sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penggolongan makhluk hidup dalam mata pelajaran IPA di kelas III MIAl Mujtahidin Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara? D. Cara Memecahkan Masalah Permasalahan rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah tentang materi penggolongan makhluk hidup yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa kelas III MI Al Mujtahidin Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara diatasi dengan menggunakan strategi card sort. Peneliti sebagai Guru perlu melakukan Refleksi atas kenerjanya selama ini. Kondisi ini harus disikapi secara cepat dan bijak oleh peneliti sendiri. Untuk

11 itu penelitian tindakan kelas dilakukan peneliti mencari solusi alternatif untuk menentukan model pembelajaran yang tepat, efektif dan efesien. Cara memecahkan masalah yang akan digunakan dalam PTK ini, yaitu melalui strategi card sort. Ketika mengajarkan materi penggolongan makhluk hidup. Dengan menggunakan strategi card sort ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa pada materi penggolongan makhluk hidup. E. Hipotesis Tindakan Diharapkan dengan menggunakan strategi card sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada materi penggolongan makhluk hidup dalam mata pelajaran IPA di MI Al Mujtahidin Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara. F. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi card sort pada materi penggolongan makhluk hidup dalam mata pelajaran IPA di kelas III MI Al Mujtahidin Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara. 2. Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi card sort pada materi penggolongan makhluk hidup dalam mata pelajaran IPA di kelas III MI Al Mujtahidin Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara.

12 3. Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi card sort pada materi penggolongan makhluk hidup dalam mata pelajaran IPA di kelas III MI Al Mujtahidin Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara. G. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat utamanya kepada pembelajaran IPA, di samping itu juga peningkatan terhadap hasil belajar siswa kelas III MI Al Mujtahidin. 1. Bagi sekolah Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran pada khususnya dan peningkatan mutu, proses dan hasil pembelajaran disekolah pada umunnya. 2. Bagi guru Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penggolongan makhluk hidup dalam mata pelajaran IPA di kelas III MI Al Mujtahidin Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara. 3. Bagi siswa Dapat meningkatkan pemahaman dalam materi penggolongan makhluk hidup, yang tergambar dari nilai rata-rata siswa di atas dari kriteria ketuntasan minimal.

13 H. Sistematika Penulisan Untuk lebih terarah dan mudahnya pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, cara memecahkan masalah, hipotesis tindakan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Kajian pustaka, yang berisi tentang pengertian belajar mengajar, hasil belajar dan faktor yang mempengaruhi hasil belajar, strategi card sort, dan materi tentang penggolongan makhluk hidup. Bab III Metode penelitian, yang terdiri dari setting penelitian, siklus penelitian, subjek dan objek penelitian,data dan sumber data, teknik dan alat pengumpulan data, indikator kinerja, teknik analisis data, prosedur penelitian, dan jadwal penelitian. Bab IV Laporan hasil penelitian, yang memuat mengenai gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi hasil penelitian per siklus, dan pembahasan. Bab V Penutup, yang berisikan simpulan dan saran yang dilengkapi dengan daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup penulis.