ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT KEPADA USAHA KECIL DAN MIKRO PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran. masyarakat. Fungsi perbankan yang demikian disebut sebagai perantara

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak pemberi pinjaman dan pihak peminjam. Dalam kesehariannya

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern. memberikan definisi sebagai berikut : Pengendalian intern (internal control)

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Pelaksanaan Pemberian Kredit Mikro pada PT Bank Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. sebelumnya dan hasil penelitian yang diperoleh pada PT. Bank Rakyat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam berbagai kegiatan, berbagai macam kebutuhan selalu

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

BAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud

Iven Agatha Christy Kertahadi Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan bagi pembangunan di Indonesia. Peranan bank sebagai agen

BAB I PENDAHULUAN. didukung dengan kondisi wilayah Indonesia yang memiliki daratan luas, tanah

RANGKUMAN TUGAS AKHIR

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) BINA USAHA DESA KEPENUHAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Dalam rangka

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

Analisis Sistem Pengendalian Intern atas Pemberian Kredit Pemilikan Rumah. (Studi Kasus pada PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Tulungagung) Oleh:

PROSEDUR AKUNTANSI PEMBERIAN KREDIT UMUM PEDESAAN BAGI GOLONGAN PENGUSAHA PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. UNIT GAJAH MADA CABANG JEMBER

: FEBRINA GINTING NPM : PEMBIMBING : Dr. SRI SUPADMINI, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat maka pemerintah telah

PERANAN SISTEM AKUNTANSI DALAM MENUNJANG STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN ATAS KREDIT PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA PD

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

ANALISIS SISTEM PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI SALAH SATU UPAYA MENDUKUNG PENGENDALIAN INTERN KREDIT

Oleh: Maya Puspitasari Dosen Pembimbing: Prof. Ir. Moses L. Singgih, MSc, MReg, PhD

BAB I PENDAHULUAN. kredit atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan perekonomian saat ini, dimana tingkat minat

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB V PENUTUP. terhadap Sistem Informasi Akuntansi Pemberian Kredit di PT BPR Wilis Putra. Utama Banyuwangi, maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB III AUDIT BERBASIS RISIKO PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK BRI SYARIAH KANTOR CABANG GUBENG SURABAYA

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

PENERAPAN IMPLEMENTASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM SISTEM PEMBERIAN KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH

Bab I. Pendahuluan. Syariah (LKMS) yang berbentuk Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

Pengaruh Auditor Internal Dan Penerapan Manajemen Risiko Perbankan Terhdap Pemberian Kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan kuantitas barang / jasa yang dihasilkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

PELAKSANAAN REKENING GIRO DI BANK RAKYAT INDONESIA CABANG JEMURSARI SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR. Oleh: MOH. YUSRIL ATTAMIMI NIM :

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGAJUAN, PEMBERIAN DAN PENERIMAAN KAS ATAS ANGSURAN KREDIT MULTIGUNA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha bank tersebut dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

Riska S. Papalangi, Penerapan SPI dalam. PENERAPAN SPI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PEMBERIAN KREDIT UKM PADA PT. BRI (PERSERO) TBK MANADO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju,

BAB I PENDAHULUAN. efisien. Tujuan kegiatan bank tersebut sesuai dengan Pasal 1 butir 2. UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No.10 tahun 1998

BAB V PENUTUP. lainnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK UNIT PALSIGUNUNG, DEPOK.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek. Mayoritas usaha yang ada di Indonesia adalah usaha kecil yang dikelola

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH. (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang begitu cepat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara baik secara ekonomi makro mikro ataupun kegiatan moneter.

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA PT

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA IMPLEMENTASI PROSEDUR AKUNTANSI TABUNGAN BATARA PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG JEMBER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia perbankan saat ini menyebabkan banyak bank bank mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

: MARINA RUMONDANG P. TAMPUBOLON NPM :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sangat mempengaruhi perkembangan negara tersebut. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

I. PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam rangka memelihara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. atas dana yang diterima dari nasabah. Sesuai dengan Undang undang RI nomor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menabung, menyimpan uang ataupun meminjam uang bagi masyarakat yang

BAB IV PENUTUP. Kecil dan Menengah) pada PD.BPR BKK BOYOLALI. Bergulir-Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah).

TANYA-JAWAB SEPUTAR KUR

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat yang sejahtera adil dan makmur berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam

Transkripsi:

ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT KEPADA USAHA KECIL DAN MIKRO PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk Theresia Alien Novianty Binus University, Kebon Jeruk, theresia_allin@yahoo.com Ahmad Adri., Drs.,Ak.,MBA ABSTRAK Sektor usaha kecil dan menengah merupakan salah satu potensi yang harus dikembangkan di dalam dunia usaha. Minimnya modal yang dimiliki oleh para pelaku usaha menjadi faktor penghambat dalam mengembangkan usaha yang dimiliki. Ditinjau dari sudut pandang bank, kredit mempunyai kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu sumber pendanaan dalam membiayai kegiatan usaha yang menitikberatkan sebagai kunci kehidupan bagi setiap manusia. Fasilitas pemberian kredit yang diberikan bank merupakan aset terbesar bagi bank. Oleh karena itu, pengelolaan dan pengawasan pemberian kredit usaha kecil dan mikro harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang memadai demi keamanan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan didapat dari buku buku literatur dan bacaan yang berkaitan dengan sistem pengendalian intern sedangkan penelitian lapangan dilakukan oleh penulis dengan mendapatkan informasi langsung dari perusahaan melalui wawancara, observasi dan dokumentansi.berdasarkan hasil analisis dan evaluasi yang telah dilakukan, rancangan sistem pengendalian intern terhadap pemberian kredit usaha kecil dan mikro yang diterapkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sudah cukup memadai seperti memiliki buku pedoman operasional, buku pedoman pelaksanaan kredit,serta memiliki sistem informasi dan komunikasi yang memadai. Temuan penelitian terkait dengan perjanjian kredit mikro yang masih dilakukan secara bawah tangan, tidak terdapat pemisahan tugas pada fungsi mantri (account officer) dan pengawasan yang kurang optimal pada fungsi operasional unit. Dari hasil temuan penelitian tersebut, disarankan agar PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dapat lebih teliti dan akurat memeriksa dokumen debitur, memisahkan tugas mantri dari fungsi analis kredit dan penilai jaminan, serta menempatkan supervisor pada setiap kantor unit. Kata kunci : Analisis, Pengendalian intern, Pemberian kredit mikro

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dan industri semakin meningkat dewasa ini. Hal ini ditandai dengan munculnya persaingan dan berbagai tantangan yang semakin kompleks. Dunia usaha khususnya sektor usaha kecil dan menengah menjadi salah satu potensi yang harus dikembangkan dalam rangka mendorong pencapaian tujuan nasional yang berkaitan dengan peningkatan dan pemerataan hidup masyarakat. Namun, salah satu masalah yang menjadi penghambat adalah jumlah modal yang dimiliki oleh para pelaku usaha untuk lebih menstabilkan dan meningkatkan eksistensi usahanya. Bagi sebagian besar kalangan unit usaha kecil dan mikro, perbankan dan lembaga pembiayaan lainnya masih dianggap sangat sulit diakses. Untuk dapat memperoleh kredit, perbankan atau lembaga keuangan lainnya dianggap masih menetapkan persyaratan yang mengikat dan prosedur yang tidak mudah. Untuk memenuhi syarat agar bankable, para pelaku usaha kecil dan mikro masih dihadapkan pada kendala untuk menyediakan kewajiban agunan atau jaminan kredit yang cukup. Sedangkan dari sisi perbankan, sangat sulit untuk menjangkau kalangan unit usaha kecil dan mikro sebagai sasaran kredit karena minimnya informasi mengenai kinerja dan kemampuan para pelaku usaha kecil dan mikro serta asas kehatian-hatian yang menjadi prioritas dalam memberikan kredit. Pemberian kredit merupakan salah satu bentuk usaha yang dapat dilakukan oleh sebuah bank. Berdasarkan UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas UU no. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

disamakan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Ditinjau dari sudut pandang bank, kredit mempunyai kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu sumber pendanaan dalam membiayai kegiatan usaha yang menitikberatkan sebagai kunci kehidupan bagi setiap manusia. Fasilitas pemberian kredit yang diberikan bank merupakan aset terbesar bagi bank. Oleh karena itu, pengelolaan dan pengawasan pemberian kredit harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang memadai demi keamanan. Proses pemberian kredit dilakukan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian agar fasilitas kredit yang diberikan tepat sasaran. Pemberian kredit harus dilaksanakan sesuai dengan kebijakan kebijakan yang sudah ditetapkan bank. Kebijakan bank tersebut antara lain melakukan penilaian kelayakan terhadap calon debitur. Hal ini dilakukan untuk mempertimbangkan resiko-resiko yang akan terjadi termasuk kemungkinan timbulnya kredit macet. Kredit macet merupakan suatu resiko yang biasa terjadi pada bank. Akan tetapi jika kredit yang macet jumlahnya terlalu besar, maka seluruh kegiatan perkreditan dari bank bisa terganggu. Dalam mencapai keberhasilan visi dan misi yang dijalankan perbankan maka diperlukan pengendalian internal. Pengendalian internal merupakan sarana untuk membantu bank dalam menerjemahkan dan melaksanakan strategi bank ke dalam perangkat ukuran yang menyeluruh sehingga mampu memberikan kerangka kerja dan menciptakan tolak ukur system manajemen yang strategis terutama dalam penyaluran kredit. Dipilihnya PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai obyek penelitian karena memiliki jaringan kerja terluas dan terbesar di Indonesia. Bank Rakyat Indonesia menjadi ujung

tombak pembangunan perekonomian nasional karena secara konsisten fokus pada pengembangan segmen bisnis usaha mikro, kecil dan menengah sehingga diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini, peneliti bisa memberikan gambaran yang baik sebagai contoh untuk perusahaan penyalur kredit lainnya. Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa dalam melakukan penilaian pemberian kredit kepada usaha kecil dan mikro kepada debitur, dibutuhkan penerapan sistem pengendalian intern dalam proses tersebut. Maka penulis akan membahas mengenai : ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT KEPADA USAHA KECIL DAN MIKRO PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi masalah utama dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah rancangan pengendalian internal terhadap pemberian kredit kepada usaha kecil dan mikro pada PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk sudah memadai? 2. Apakah pelaksanaan pemberian kredit kepada usaha kecil dan mikro pada PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk telah memenuhi pengendalian intern yang ditetapkan?

Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis riset eksploratoria. Kedalaman riset pada penelitian ini memusatkan diri secara insentif pada satu obyek tertentu yang dipelajari sebagai suatu kasus (studi kasus). Metode pengumpulan data merupakan kontak langsung dan tidak langsung. Data penelitian yang diperoleh dari penelitian ini selain mendalam, juga biasanya beragam dan sangat detail. Lingkungan penelitian yang digunakan merupakan lingkungan riil perusahaan (field setting). Unit analisisnya adalah PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman Kav. 44-46 Jakarta 10210 Hasil dan Bahasan Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan pemberian kredit mikro dan sistem pengendalian intern yang diterapkan Bank Rakyat Indonesia, penulis menemukan beberapa kelemahan diantaranya : 1. Perjanjian kredit mikro masih dilakukan secara bawah tangan Para bankir sejatinya sangat menyadari bahwa akta ontetik merupakan suatu dokumen yang sangat penting bagi bank dalam melakukan suatu transaksi kredit. Perjanjian kredit mikro yang dilakukan di Bank Rakyat Indonesia masih dilakukan dengan menggunakan akta perjanjian bawah tangan. Kesepakatan perjanjian kredit mikro dilakukan deskman (customer service) dan debitur dengan menandatangani surat pengakuan hutang sebagai bukti perjanjian kredit yang telah disepakati bersama. Dalam ketentuan kebijakan kredit yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, dokumentasi dan administrasi kredit merupakan salah satu hal yang sangat penting di dalam pengaturan sebuah Bank. Sebagai salah satu tindakan pengawasan yang dilakukan, bank harus meminimalkan potensi kerugian atas penyediaan dana antara lain dengan memelihara eksposur

risiko kredit pada tingkat yang memadai dengan didukung dokumentasi kredit secara hukum. Penyebab perjanjian kredit mikro Bank Rakyat Indonesia masih dilakukan secara bawah tangan dikarenakan kredit mikro dianggap merupakan kredit dengan nilai nominal yang sangat kecil, sehingga apabila debitur dikenakan biaya otentifikasi kredit dalam hal ini biaya notaris dan biaya dokumentansi hukum yang terkait perjanjian kredit, debitur akan enggan untuk mengajukan permohonan kredit mikro. Konsekuensi yang dapat terjadi jika suatu perjanjian kredit dilakukan dibawah tangan adalah pihak Bank Rakyat Indonesia tidak dapat mengikat agunan secara hukum dan bila akta perjanjian asli hilang, maka Bank tidak memiliki pegangan apapun untuk membuktikan adanya perjanjian kredit yang telah disepakati bersama. Akta perjanjian kredit dibawah tangan juga mempunyai kelemahan menyangkut keaslian tanda tangan debitur yang mengajukan kredit. Debitur dapat dengan mudah mengingkari keaslian tanda tangan yang telah dilakukan diatas perjanjian kredit tersebut. Untuk mengatasi hal ini, pihak Bank Rakyat Indonesia terutama deskman (customer service) dan kepala unit wajib memeriksa keaslian dokumen serta meneliti tanda tangan yang telah dilakukan oleh debitur sesuai dengan kuitansi serta seluruh identitas diri yang dimiliki oleh debitur. Penilaian atas agunan yang dimiliki debitur juga harus dilakukan secara sempurna dan akurat untuk menghindari para pihak yang bermaksud melakukan penyimpangan. 2. Terdapat penumpukan tugas pada fungsi mantri Bank Rakyat Indonesia tidak memisahkan fungsi mantri (account officer) dari fungsi analis kredit (credit analyst) dan fungsi penilai jaminan (appraisal) sehingga terdapat penumpukan tugas dan tanggung jawab pada mantri (Account Officer). Pemisahan fungsi dalam

sistem pengendalian intern dimaksudkan agar setiap orang dalam jabatannya tidak memiliki peluang untuk melakukan suatu penyimpangan dalam melaksanakan tugasnya. Penumpukan tugas dan tanggung jawab pada Mantri (account officer) dilakukan oleh Bank Rakyat Indonesia agar proses kredit yang diajukan dapat berlangsung lebih cepat. Hal ini menyebabkan kelemahan yang bersifat subjektivitas karena penilaian kredit hanya dilakukan oleh mantri (account officer) dan tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest) antara calon nasabah dengan mantri (account officer). Rekomendasi dari penulis adalah sebaiknya Bank Rakyat Indonesia melakukan pemisahan fungsi pada mantri (account officer) dari fungsi analisis kredit (credit analyst) dan fungsi penilai jaminan (appraisal) sehingga penilaian kredit yang dilakukan bersifat lebih obyektif. 3. Pengawasan fungsi operasional unit yang belum optimal Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan penulis, tidak semua kantor unit Bank Rakyat Indonesia mempunyai supervisor untuk mengawasi jalannya kegiatan operasional. Sistem pengawasan bank yang efektif memerlukan penetapan tanggung jawab dan tujuan yang jelas bagi setiap lembaga yang terkait dengan tugas-tugas pengawasan bank. Masing-masing lembaga harus memiliki independensi operasional dan sumber daya yang cukup. Sistem pengawasan bank yang efektif sekurang-kurangnya mencakup bentuk pengawasan di tempat. Dalam kebijakan yang terdapat dalam Bank Rakyat Indonesia, penempatan fungsi supervisor dalam mengawasi kegiatan operasional masih bergantung kepada potensi pinjaman besar di wilayah yang bersangkutan. Tidak terdapatnya fungsi supervisor dalam setiap kantor

unit Bank Rakyat Indonesia menyebabkan fungsi operasional unit yang dijalankan oleh deskman (customer service) dan teller tidak dapat dikendalikan dan diawasi secara optimal. Dana operasional kas yang dimiliki oleh BRI unit juga tidak dapat dikelola secara maksimal. Diharapkan Bank Rakyat Indonesia menempatkan supervisor (pengawas) di setiap kantor unit Bank Rakyat Indonesia. Adanya supervisor dapat lebih mengkoordinasikan, mengawasi kegiatan operasional BRI Unit baik mengelola kas, mengawasi dan mengendalikan pelayanan BRI unit demi kelancaran operasional dan pelayanan BRI unit sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan data data hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh penulis mengenai pengendalian intern terhadap pelaksanaan pemberian kredit usaha kecil dan mikro pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dapat disimpulkan bahwa : 1. Dalam lingkungan pengendalian dapat dikatakan baik. Bank Rakyat Indonesia sudah mempunyai kebijakan secara tertulis yang mengatur seluruh kegiatan operasionalnya serta kebijakan mengenai proses pemberian kredit. Bank Rakyat Indonesia juga menerapkan nilai-nilai perusahaan yang dijadikan sebagai budaya kerja bagi para pegawai. 2. Dalam melakukan penilaian risiko, Bank Rakyat Indonesia mempunyai kelemahan sebagai berikut :

- Terdapat risiko hukum karena perjanjian kredit yang dilakukan masih menggunakan akta perjanjian kredit secara bawah tangan. Debitur menandatangani surat pengakuan hutang sebagai akta perjanjian kredit yang telah di sepakati, hal ini dilakukan oleh pihak Bank Rakyat Indonesia karena nilai nominal kredit yang sangat kecil - Satuan Kerja Audit Intern tidak dilibatkan dalam melakukan penilaian risiko, padahal risiko kredit usaha kecil dan mikro mempunyai risiko yang lebih tinggi dibandingkan kredit korporasi lain. 3. Dalam informasi dan komunikasi, Bank Rakyat Indonesia sudah mempunyai sistem informasi yang memadai. Kondisi pengamanan sistem informasi juga selalu dipantau dan ditingkatkan sesuai dengan perkembangan teknologi dan ancaman yang ada. 4. Dalam aktivitas pengendalian, pelaksanaan pemberian kredit usaha kecil dan mikro pada Bank Rakyat Indonesia sudah cukup baik. Masing masing bagian sudah mempunyai uraian tugas dan wewenang yang jelas, tetapi masih terdapat penumpukan tugas pada fungsi mantri (account officer) dalam melakukan analisa kredit terhadap calon debitur. Hal ini akan menyebabkan penilaian kredit bersifat subyektif dan tidak menutup kemungkinan timbulnya konflik kepentingan. 5. Dalam kegiatan pengawasan, fungsi operasional unit Bank Rakyat Indonesia masih belum optimal. Penempatan fungsi supervisor (pengawas) tidak terdapat secara merata pada seluruh kantor unit sehingga fungsi operasional unit yang dilakukan oleh deskman (customer service) dan teller tidak dapat diawasi dan dikendalikan secara maksimal. Bank Rakyat Indonesia juga tidak memiliki unit khusus yang bertugas melakukan pemantauan pada saat pemberian kredit.

Saran Sebagai langkah perbaikan yang perlu dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi kelemahan yang ditemukan dalam pengendalian intern terhadap pemberian kredit mikro, penulis ingin memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, diantaranya : 1. Pihak Bank Rakyat Indonesia terutama deskman (customer service) dan kepala unit wajib memeriksa keaslian dokumen serta meneliti tanda tangan yang telah dilakukan oleh debitur sesuai dengan kuitansi serta seluruh identitas diri yang dimiliki oleh debitur. Penilaian atas agunan yang dimiliki debitur juga harus dilakukan secara sempurna dan akurat untuk menghindari para pihak yang bermaksud melakukan penyimpangan. 2. Bank Rakyat Indonesia melakukan pemisahan fungsi pada mantri (account officer) dari fungsi analisis kredit (credit analyst) dan fungsi penilai jaminan (appraisal) sehingga penilaian kredit yang dilakukan bersifat lebih obyektif. Pemisahan fungsi ini juga dimaksudkan untuk menghindari adanya suatu kekeliruan. Melibatkan audit intern dalam melakukan penilaian resiko juga dapat dilakukan untuk meminimalkan kemungkinan munculnya risiko kredit. 3. Diharapkan Bank Rakyat Indonesia menempatkan pengawas (supervisor) di setiap kantor unit Bank Rakyat Indonesia. Adanya supervisor dapat lebih mengkoordinasikan, mengawasi kegiatan operasional BRI Unit baik mengelola kas, mengawasi dan mengendalikan pelayanan BRI unit demi kelancaran operasional dan pelayanan BRI unit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Referensi Rama, D. V & Jones. F. L alih bahasa oleh M. Slamet. (2009). Sistem Informasi Akuntansi jilid 1. Jakarta : Penerbit Salemba Empat Boynton,W. C., Johnson, R. N. & Kell,W. G alih bahasa oleh Paul A. (2003). Modern Auditing. jilid 2 (edisi 7). Jakarta : Penerbit Erlangga. Mulyadi (2010). Sistem Akuntansi (edisi 3). Jakarta: Salemba Empat. Reeve, J. M., Warren, C.S., Duchac, J. E, et al. (2008). Principles of accounting: Indonesia adaptation. Cencage Learning. Hall, J.A. alih bahasa oleh Amir Abadi Yusuf (2001). Sistem Informasi Akuntansi (edisi 3). Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi (2002). Auditing (edisi 6) Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Taswan (2008). Akuntansi Perbankan : transaksi dalam valuta rupiah. (edisi 3). Yogyakarta : Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Nasroen Yasabari & Nina Kurnia Dewi (2007). Penjaminan Kredit, Mengantar UKMK Mengakses Pembiayaan. Bandung: Penerbit P.T. Alumni. Irmayanto, J., Indradewa, Z. A., Roso, T., Hasibuan, et al. (2011). Bank dan Lembaga Keuangan, Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti. Triandaru, Sigit & Totok Budisantoso (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Idroes F.N & Sugiarto (2006). Manajemen risiko perbankan : dalam konteks kesepakatan basel dan peraturan bank Indonesia. Jakarta : Graha Ilmu Harhara, S & Harahap, S.S. (2009). Persepsi Analis Kredit / Pembiayaan Tentang Resiko Kredit Pada Bank Konvensional Dan Bank Syariah. Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, 9(1) : 49-73 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perbankan Bank Rakyat Indonesia http://www.bri.co.id/ Diakses tanggal 1 februari 2012

Bank Indonesia, (2003). Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi Bank Umum. http://www.bi.go.id/biweb/utama/peraturan/lampiran-se-52203-dpnp.pdf. Diakses tanggal 21 April 2012 Bank Indonesia, (2011). Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan Standar. http://m.bi.go.id/nr/rdonlyres/f7e0aa4c- CE9A- 4DB5-9A985298DB3AE237/22388/se_130612.pdf. Diakses tanggal 21 April 2012 Bank Indonesia, (2005) Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. http://www.bi.go.id/nr/rdonlyres/52297fe3-2213-47bb-b243-4d5b27b67cbe/12028/lampiran.pdf Diakses tanggal 21 April 2012 Riwayat Penulis Nama : Theresia Alien Novianty TTL : Jakarta, 29 November 1990 Pendidikan : S1- Universitas Bina Nusantara, Akuntansi 2012