BAB I PENDAHULUAN. Pajak dari waktu ke waktu semakin menjadi andalan penerimaan negara.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan Latar Belakang Penelitian. Pajak memiliki peranan yang sangat penting karena pajak merupakan sumber

ABSTRACT. Keywords: tax knowledge, tax fairness, tax compliance. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar. Sumbangan pajak

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

Proceeding Simposium Nasional Perpajakan III Road Map Reformasi Perpajakan Indonesia menuju Good Governance

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengatur sumber penerimaan dan pengeluaran negara. Rencana keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Pemerintah membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spirituil. Untuk dapat. mendapatkan dukungan dari masyarakat (Waluyo dan Ilyas, 2000: 1)

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Setiap tahun target penerimaan pajak terus meningkat untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari negara. Seperti yang tercantum dalam pancasila, sila ke-5 yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki tujuan untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengoptimalkan sumber dana dalam negri. Dalam perkembangannya pajak. merupakan komponen utama penerimaan dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengawasan merupakan proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di berbagai bidang guna mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Namun, sebagai upaya mewujudkan kemandirian negara, pemerintah terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian global terutama di Indonesia, ikut memacu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam. Pembukaan UUD Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peran pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, pemerintah sangat mengandalkan penerimaan dari

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. dimana semua hasil penerimaan tersebut akan digunakan untuk membiayai

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Semakin besarnya

BAB I PENDAHULUAN. upaya perwujudannya melalui pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkesinambungan selama 4 tahun terakhir dalam APBN.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemakmuran rakyat, dan memelihara fakir miskin dan anak-anak

Abstrak. Kata kunci: kemudahan pengisian SPT, pengetahuan peraturan perpajakan, kualitas pelayanan, kepatuhan wajib pajak.

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian. Masing-masing akan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia guna mencapai masyarakat adil

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB I PENDAHULUAN. Rutin dan Pengeluaran Pembangunan. Dalam Negeri dan Hibah. Penerimaan Dalam Negeri terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat merealisasikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan ekonomi negara tersebut. Indonesia adalah salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah. membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari

BAB I PENDAHULUAN. satu instrumen dalam mengatur perekonomian negara, dapat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu instrumen suatu negara termasuk Indonesia dalam. memperoleh pendapatan untuk melaksanakan kegiatan pemerintahan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, antara lain dengan cara menggali, mendorong, dan. mengembangkan sumber-sumber penerimaan dari dalam negeri agar

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, pemerintah mengandalkan sumber-sumber penerimaan negara. Nota Keuangan dan APBN Indonesia tahun 2015 yang diunduh dari

Bab 1. Pendahuluan. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan

IDENTIFIKASI MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. non migas. Siti Kurnia Rahayu (2010) mengungkapkan bahwa Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan oleh setiap warga negara yaitu dengan membayar pajak. Sesuai

BAB I PENDAHULUAN. adalah dari hasil penerimaan pajak (Sutanto 2013). Kontribusi pajak dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemerintah memenuhi kebutuhan dana dengan mengandalkan dua

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pemerintahan berupaya untuk menciptakan negara Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga berperan penting bagi negara (Gwartney dan Lawson, 2006). Peran penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya berasal dari penerimaan pajak.

BAB 1 PENDAHULUAN. dari penerimaan dalam negeri maupun penerimaan luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kewajiban pajaknya. Perubahan sistem pemungutan pajak ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, tidak menutup

BAB I PENDAHULUAN. berkontribusi di dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara sekitar 70-80%.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan sebuah pemerintahan, Negara membutuhkan dana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang membutuhkan dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaan dan pembangunan nasional tersebut serta bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tabel Penerimaan Dalam Negeri Tahun (dalam miliar rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah (dalam triliun) Persentase (%) No Tahun Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang ikut mendorong pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak bersifat dinamik, sifat ini dibuktikan dari pajak selalu mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan perbaikan, pembangunan, dan kemajuan negara ini salah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang cukup signifikan, baik secara nominal maupun persentase

BAB 1 PENDAHULUAN. (APBN) yang menjelaskan besarnya penerimaan perpajakan: Tabel 1.1 Ringkasan APBN, (miliar rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan peningkatan pembangunan itu sendiri. Salah satu sumber pendanaan proyek pembangunan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Indonesia adalah Negara yang sedang giat-giatnya melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan (Dina dan Putu,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satunya disebabkan oleh lebih besarnya

BAB I PENDAHULUAN. migas dan non migas. Misi utama Direktorat Jenderal Pajak adalah misi fiskal yaitu

BAB I PENDAHULUAN. disamping komponen pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara. Menurut Undang-Undang (UU) no. 20 tahun 1997 tentang Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. dan Belanja Negara (APBN) dimana penerimaan pajak. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar (Mardiasmo, 2011: 21).

Abstrak. Kata kunci: PP no. 46 tahun 2013, pertumbuhan wajib pajak, pertumbuhan penerimaan PPh pasal 4 ayat (2)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah menganggap pajak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemerintahan suatu negara dibentuk sebagai perwakilan suatu rakyat.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat kecil baik materiil maupun spiritual. Untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan perekonomian Indonesia akan diikuti pula

BAB I PENDAHULUAN. negara yang dapat dilihat dari APBN tahun 2014 yakni pajak

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemerintah di Indonesia selalu berusaha untuk mengelola dan menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak dari waktu ke waktu semakin menjadi andalan penerimaan negara. Hal ini tercermin dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) dimana penerimaan dari pajak merupakan sumber penerimaan dalam negeri terbesar. Tabel 1.1 menunjukkan bahwa penerimaan negara dari sektor migas sudah tidak bisa diandalkan lagi, sehingga pemerintah mengupayakan dari sektor lainnya yaitu pajak dan dapat dilihat bahwa pajak merupakan penyumbang hampir 70% penerimaan negara Indonesia. Tujuan pemanfaatan dari sektor pajak itu sendiri adalah disamping untuk mengisi penerimaan negara, juga untuk mengatur perekonomian. Di dalam perkembangannya, perubahan perekonomian dan dunia bisnis akan banyak memengaruhi penerimaan negara yaitu melalui pajak yang dikenakan atas penghasilan Wajib Pajak yang umumnya adalah dunia usaha. Di sisi lain perusahaan mempunyai tujuan meningkatkan kinerja keuangannya dengan meningkatkan sebesar-besarnya laba perusahaan. Dalam konteks ini, pajak oleh dunia usaha cenderung dianggap beban atau biaya. Terkait dengan hal tersebut, pelaporan perpajakan didalam bentuk Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) merupakan gambaran kinerja perusahaan yang tercermin dari laporan keuangannya. Dari sisi pajak, laporan keuangan dalam bentuk pembukuan atau pencatatan haruslah benar, lengkap dan jelas sesuai dengan yang diatur dalam 1

2 pasal 28 Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP). Dengan pemahaman ini maka jelaslah bahwa ada perbedaan tujuan pemerintah dengan dunia usaha dalam memandang pajak. Pemerintah ingin terus menggali potensi pajak sebagai penerimaan negara, akan tetapi dunia usaha tidak ingin pajak menjadi beban yang terlalu besar. Berikut ini dapat dilihat gambaran perkembangan penerimaan pajak 6 tahun terakhir sejak Tahun 2005 s.d. Tahun 2010. Tahun Penerimaan Tabel 1.1 Data Penerimaan Negara dalam APBN RI (dalam miliar rupiah) Penerimaan Negara Bukan Pajak Total Perpajakan Migas Non Migas dan Lainnya Total Penerimaan 2005 347.031,1 103.762,1 43.126,2 146.888,3 493.919,4 2006 409.203,0 158.086,1 68.864,0 226.950,1 636.153,1 2007 490.988,6 124.783,7 90.336,0 215.119,7 706.108,3 2008 658.700,8 211.617,0 108.987,6 320.604,6 979.305,4 2009 652.121,9 129.088,1 90.430,2 219.518,3 871.640,2 2010 729.165,2 101.259,3 79.629,7 180.889,0 910.054,2 Sumber: www.fiskal.depkeu.go.id Total penerimaan pajak dari tahun ke tahun selalu menunjukkan peningkatan. Tahun 2005 angka penerimaan pajak menujukkan Rp 347.031,1 miliar, terus meningkat sampai akhir tahun 2010 menjadi Rp 729.165,2 miliar. Demikian pula untuk penerimaan negara bukan pajak, terutama yang berasal dari migas, namun angka penerimaan tersebut berfluktuasi. Apabila diperhatikan bahwa angka penerimaan pajak jauh lebih tinggi dari angka penerimaan bukan pajak. Hal ini menunjukkan bahwa penerimaan pajak menunjukkan kontribusi yang sangat besar terhadap penerimaan negara secara keseluruhan.

3 Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berada di bawah Departemen Keuangan terus melakukan upaya-upaya agar pengelolaan penerimaan pajak semakin baik. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan kebijakan perpajakan maupun administrasi perpajakan. Melalui kebijakan perpajakan DJP berupaya memperbaharui kebijakan-kebijakan perpajakan yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan perpajakan. Sedangkan melalui administrasi perpajakan DJP berupaya memperbaharui sistem internal DJP agar dapat memberikan pelayanan terbaik bagi Wajib Pajak. Pada tahun 1984 mulai diberlakukan Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan dengan sistem perpajakan yang baru yaitu self assessment system menggantikan official assessment system. Menurut Hutagaol (2007:2) perubahan official assessment system menjadi self assessment system menekankan pentingnya peran serta Wajib Pajak, karena melalui self assessment system, Wajib Pajak diberi kepercayaan penuh untuk menghitung, memerhitungkan, membayar, dan melaporkan pajak terutangnya sendiri. Dengan demikian tanggung jawab wajib pajak semakin besar. Tanggung jawab ini menyangkut kesadaran Wajib Pajak untuk memenuhi kewajibannya. Oleh karena itu, kepercayaan yang telah diberikan oleh Negara haruslah diimbangi dengan kesadaraan yang memadai. Dalam konteks inilah kepatuhan pajak (tax compliance) semakin memegang peranan dalam upaya efektivitas berjalannya self assessment system. Seiring dengan perkembangan ekonomi dan dunia bisnis, pemerintah kembali mengadakan perubahan terhadap undang-undang perpajakan, seperti

4 diberlakukannya Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh) mulai tanggal 1 Januari 2009. Menurut Ilyas dan Burton (2001:3) semua perubahan-perubahan yang dilakukan pemerintah itu dilakukan karena adanya perkembangan ekonomi dan masyarakat yang terus menerus dan dalam rangka memberikan rasa keadilan dan meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak. Akan tetapi, ada yang memandang perubahan tersebut adalah adil dan sebaliknya ada yang merasa tidak adil atau tidak diuntungkan dengan perubahan-perubahan tersebut, seperti tentang berubahnya tarif progresif untuk Wajib Pajak Badan menjadi flat. Perbedaan persepsi tentang adil atau tidaknya sistem perpajakan inilah yang kemudian memengaruhi tax compliance Wajib Pajak. Menurut Collins; Milliron & Toy; Vogel (dalam Perumal, 2008) menyatakan bahwa salah satu variabel yang memengaruhi tax compliance adalah unfairness perception. Pembayar pajak cenderung akan menghindari membayar pajak jika mereka mengganggap bahwa sistem pajak tidak adil. Spicer; Song & Yarbrough (dalam Richardson, 2006) menemukan hubungan yang signifikan antara tax fairness dan tax evasion, dimana ketika pembayar pajak menganggap bahwa sistem pajak adalah adil maka tingkat penghindaran pajak (tax evasion) akan berkurang, atau dengan kata lain pembayar pajak semakin patuh dalam membayar pajaknya. Penelitian Etzioni (dalam Saad, 2009) menemukan bahwa dibandingkan dengan tax rates, fairness perception lebih memengaruhi tax compliance. Oleh karena itu, persepsi Wajib Pajak atas keadilan sistem pajak sangat penting dalam menentukan kepatuhan mereka.

5 Monsour (2006) melihat ada aspek lain yang memengaruhi tax compliance yaitu pengetahuan dan praktik perpajakan yang ternyata memilki pengaruh terhadap persepsi atas tax evasion dan tax fairness. Roshidi, Mustafa & Asri (2007) juga menyatakan bahwa ada perbedaan tax compliance yang signifikan antara responden yang memiliki pengetahuan tentang pajak penghasilan dengan responden yang tidak memiliki pengetahuan tersebut. Kemudian dalam penelitian yang dilakukan Kasipillai, Aripin, & Amran (2003) ditemukan bahwa terjadi peningkatan personal tax compliance yang terjadi pada mahasiswa di Malaysia setelah menerima studi pajak selama satu semester. Eriksen & Fallan (dalam Palil, 2005) menemukan bahwa ketika tingkat tax knowledge meningkat maka tingkat tax evasion menurun dan tingkat tax compliance meningkat. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengkaji seberapa besar pengetahuan pajak (tax knowledge) dan persepsi keadilan pajak (tax fairness) memengaruhi kepatuhan pajak (tax compliance) Wajib Pajak. Oleh karena itu, peneliti memilih judul Pengaruh Tax Knowledge dan Persepsi Tax Fairness terhadap Tax Compliance Wajib Pajak Badan yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Bandung. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan oleh peneliti, yaitu: 1. Apakah general tax knowledge berpengaruh terhadap tax compliance Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Madya Bandung?

6 2. Apakah technical tax knowledge berpengaruh terhadap tax compliance Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Madya Bandung? 3. Apakah persepsi horizontal tax fairness berpengaruh terhadap tax compliance Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Madya Bandung? 4. Apakah persepsi vertical tax fairness berpengaruh terhadap tax compliance Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Madya Bandung? 5. Apakah tax knowledge dan persepsi tax fairness secara bersama-sama berpengaruh terhadap tax compliance Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Madya Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empirik mengenai: 1. Adanya pengaruh general tax knowledge terhadap tax compliance Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Madya Bandung. 2. Adanya pengaruh technical tax knowledge terhadap tax compliance Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Madya Bandung. 3. Adanya pengaruh persepsi vertical tax fairness terhadap tax compliance Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Madya Bandung. 4. Adanya pengaruh persepsi horizontal tax fairness terhadap tax compliance Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Madya Bandung.

7 5. Adanya pengaruh secara bersama-sama antara tax knowledge dan persepsi tax fairness terhadap tax compliance Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Madya Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Diharapkan penelitian ini bermanfaat dan dapat menjadi bagian pertimbangan teoritis, baik bagi pihak DJP maupun KPP Madya Bandung dalam menentukan kebijakan peningkatan penerimaan pajak dari sisi kepatuhan pajak (tax compliance). 1.4.2 Kegunaan Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat tidak saja bagi DJP tetapi juga bagi para praktisi dan dunia usaha tentang pentingnya pemahaman pengetahuan dan praktik perpajakan untuk membangun kewajiban perpajakan dengan baik. 1.5 Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini terdiri dari enam bab, dimana masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab. Hal ini dilakukan agar penulisan ini lebih sistematis dan teratur. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menggambarkan latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penulisan tesis, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan kajian teori maupun penelitian-penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya. BAB III KERANGKA PEMIKIRAN, MODEL, dan HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini menjelaskan apa yang menjadi kerangka pemikiran, model penelitian, dan hipotesis penelitian. BAB IV METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan populasi dan teknik pengambilan sampel, metode penelitian, operasionalisasi variabel yang akan diuji. BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini membahas dan menganalisis tax knowledge dan persepsi tax fairness untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tax compliance Wajib Pajak Badan di KPP Madya Bandung. BAB VI SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menyajikan kesimpulan yang dapat diambil dari uraian pada bab sebelumnya serta saran untuk penelitian selanjutnya.