BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA DALAM PERSPEKTIF NORMA KESOPANAN. (Studi Kasus di Desa Klego, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB I PENDAHULUAN. Rokok pada dasarnya merupakan tumpukan bahan kimia berbahaya. Satu batang rokok asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. kandung kemih, pankreas atau ginjal. Unsur-unsur yang terdapat didalam rokok

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara sadar untuk melukai dirinya sendiri, karena dengan merokok, berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rokok pada remaja yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia khususnya dikalangan pelajar. Walaupun sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di negara-negara besar di dunia walaupun hal tersebut sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya.

[PP NO.19/2003 (PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN)] December 22, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda kecil yang paling banyak digemari dan tingkat

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Rowella Octaviani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Asap rokok mengandung 4000 bahan kimia dan berhubungan dengan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun Oleh karena itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu hal yang seringkali menyerang remaja adalah perilaku merokok, yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. perokok mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya (Sari, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU

Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur bahwa iklan rokok hanya dapat dilakukan dengan persyaratan tertentu yang ditetapkan.

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

BAB I PENDAHULUAN. oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. merasakan hal yang demikian terutama pada saat menginjak masa remaja yaitu. usia tahun (Pathmanathan V dan Surya H, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

BAB I PENDAHULUAN. dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Remaja merupakan bagian perkembangan yang penting dan unik,

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah di semua kalangan. Merokok sudah menjadi kebiasaan di

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. umum. Saat ini kegiatan merokok adalah kebutuhan bagi sebagian orang, namun

BAB II LANDASAN TEORI. yang diamati secara umum atau objektif. Hal tersebut senada dengan pendapat Sarwono (2001)

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok masih menjadi kebiasaan banyak orang baik di negara. tinggi. Jumlah perokok di Indonesia sudah pada taraf yang sangat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

BAB I PENDAHULUAN. dapat didefinisikan sebagai perilaku penggunaan tembakau yang menetap, biasanya lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Merokok sudah menjadi masalah kompleks yang menyangkut aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah-masalah kesehatan pada keluarga dengan anak remaja yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

BAB I PENDAHULUAN. Menghisap tembakau merupakan hal kebiasaan telah dikenal sejak lama

BAB I PENDAHULUAN. kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki. anak muda, remaja yang melakukan kebiasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 81 TAHUN 1999 (81/1999) TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. disebelah ibu yang sedang menggendong bayi sekalipun, orang tersebut tetap. sekelilingnya sering kali tidak peduli.

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Di tahun 2009, Indonesia menempati peringkat ke-4

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan menghargai hak-hak setiap individu tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai warga negara. Kebebasan yang dimiliki setiap individu tersebut, tetap ada sebuah aturan batasan yang disebut norma. Norma adalah aturan hidup yang mengatur tingkah laku manusia. Sebagai warga negara yang baik selain memperhatikan hak individu juga harus mentaati setiap aturan yang berlaku di wilayah Indonesia. Indonesia yang bersifat majemuk dari segi kebuadayaan, suku, ras, dan agama dapat bersatu karena setiap warga negara mempunyai sifat toleransi yang tinggi. Keberagaman di Indonesia tidak menyebabkan perpecahan, melainkan dapat dijadikan kebanggaan akan keanekaragaman. Berdasarkan keberagaman tersebut, maka setiap warga negara memiliki kebiasaan-kebiasaan yang berbeda antara individu satu dengan lainnya. Kebiasaan adalah sesuatu yang dilakukan secara terus menerus dalam rentang waktu yang lama. Suatu kebiasaan menyangkut cara menggunakan usaha dari coba-coba, situasi kebetulan, atau beberapa pengaruh yang tidak disadari. Kebiasaan tersebut ada yang berbentuk positif maupun negatif. Kebiasaan positif membuat seseorang bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku dan akan membuat orang lain merasa nyaman. Kebiasaan negatif yaitu sesuatu yang 1

2 dilakukan bertentangan dengan aturan yang berlaku dalam suatu kelompok atau wilayah. Merokok adalah salah satu bentuk kebiasaan. Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemui orang merokok di mana-mana, baik di kantor, di pasar, di jalan, maupun tempat umum lainnya, bahkan di kalangan rumah tangga sendiri. Melihat perkembangannya merokok di Indonesia sangat memperihatinkan, setiap hari perokok aktiv selalu menghisap tembakau. Manusia dengan sengaja mengalirkan gas produksi hasil pembakaran tembakau ke paru-parunya. Cara menanggulangi kebiasaan merokok juga sangat sulit dikarenakan tidak ada aturan yang tegas bagi sang perokok dan industri rokoknya. Kebiasaan merokok dimulai dengan adanya perokok pertama. Sejumlah studi menemukan penghisap rokok pertama dimulai pada usia 11-13 tahun (Smet, 1994). Indonesia kini menempati ranking ke-5 sebagai negara dengan jumlah konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah Republik Rakyat Cina (RRC), Amerika Serikat, Rusia dan Jepang (Depkes RI, 2009). Merokok telah menjadi gaya hidup bagi pria dan wanita, bahkan termasuk anak-anak dan kaum remaja (Hadiansyah 2010). Kebiasaan merokok di mulai dengan adanya rokok pertama, umumnya rokok pertama pada umur 11 tahun. Saat ini jumlah perokok, terutama di usia 10 tahun ke atas terus bertambah, khususnya dinegara-negara berkembang. Adanya peningkatan jumlah perokok dikalangan anak-anak dan remaja awal karena dipengaruhi iklan rokok, promosi dan sponsor rokok yang sangat gencar (Depkes RI, 2009).

3 Secara rinci Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes:2007), memberikan gambaran perokok pemula remaja usia 10-14 naik hampir dua kali lipat dalam waktu kurang dari 10 tahun. Presentase penduduk umur 10 tahun ke atas di Jawa Tengah adalah perokok setiap hari 24,3%, kadang-kadang 6,4%, mantan perokok 3,6%, dan bukan perokok 65,7%. Merokok adalah hak setiap manusia. Bahaya merokok selain merugikan kesehatan perokok aktif, asap yang dihembuskan juga merugikan orang-orang disekitarnya (perokok pasif). Bagi perokok pasif mempunyai hak menghirup udara sehat dan bersih dari bahaya asap rokok. Orang-orang yang menghirup asap rokok juga mempunyai resiko kesehatan yang sama dengan yang menghisap rokok. Penghisap rokok sebenarnya mengetahui akan bahaya merokok dan asap yang dihembuskan juga mempengaruhi kesehatan orang lain yang berada disekitarnya. Dampak merokok dapat terlihat dari perubahan fisiknya. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2004: Rokok pada dasarnya merupakan tumpukan bahan kimia berbahaya. Satu batang rokok asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia dan tiga komponen utama, yaitu: nikotin yang menyebabkan ketergantungan/adiksi, tar yang bersifat karsinogenik, karbon monoksida yang aktivitasnya sangat kuat terhadap hemoglobin sehingga kadar oksigen dalam darah berkurang,dan bahan-bahan kimia lainnya yang beracun.

4 Remaja adalah tunas bangsa yang dipupuk untuk menjadi penerus kelangsungan negara. Menurut WHO, remaja adalah bila anak telah mencapai umur 10 sampai 18 tahun. Masa remaja harus dibina agar menjadi penerus bangsa yang baik, sehingga bisa membawa perubahan positif di negara pada masa yang akan datang. Remaja harus diarahkan pada perilaku yang baik dan dijauhkan dari hal-hal yang dapat merusak fisik dan akhlaknya, diantaranya yaitu kebiasaankebiasaan buruk seperti merokok, berjudi dan narkoba. Pada kenyataannya banyak remaja saat ini yang merokok. Kebiasaan merokok pada remaja semakin meningkat jika dilihat dari frekuensi dan intensitas merokok. Saat ini banyak dijumpai remaja yang masih sekolah sering merokok dijalanan, warung, bahkan di lingungan masyarakat. Mereka tidak lagi malu apabila merokok ditempat umum, karena saat ini merokok pada kalangan remaja sudah dianggap hal biasa. Remaja sebagai tunas bangsa apabila sudah merokok maka akan membawa pengaruh negatif bagi kelangsungan hidupnya. Remaja di desa Klego yang ratarata masih tergolong anak sekolah belum pantas apabila sudah mempunyai kebiasaan merokok. Dari segi keuangan remaja belum mempunyai dana sendiri untuk membeli rokok, karena mereka hanya mendapat uang saku dari orang tuanya. Kebiasaan merokok bisa tergolong salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Kandungan rokok yang ada dalam setiap batangnya mengandung banyak bahan kimia yang berbahaya. Rokok bisa berakibat fatal baik untuk perokok aktif maupun pasif. Perokok aktif yaitu kegiatan seseorang yang menghisap batang

5 rokok. Perokok pasif yaitu seseorang yang hanya menghisap asap rokok yang dihembuskan perokok aktif. Menurut penelitian Smet (dalam Komalasari dan Helmi, 2000), bahwa usia pertama kali merokok pada umumnya berkisar antara usia 11-13 tahun dan pada umumnya mereka merokok pada usia sebelum 18 tahun. Di Indonesia jenjang pendidikan anak usia 11-13 tahun rata-rata sedang menduduki bangku Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP). Berdasarkan pernyataan tersebut, seseorang akan merokok pertama kali ketika duduk dibangku SD dan sudah menjadi kebiasaan ketika SMA pada usia 18 tahun. Kebiasaan merokok apabila sudah dimulai sejak usia remaja, maka sangat berpengaruh negatif pada perkembangan bangsa dan negara dimana mereka merupakan tunas-tunas dan harapan penerus bangsa. Merokok merupakan kebiasaan yang sulit dihindari. Kebiasaan merokok pada remaja dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain masa perkembangan anak yang mencari identitas diri dan ingin selalu mencoba hal baru yang ada dilingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, keluarga dan teman sebaya adalah orang-orang yang sangat mempengaruhi kebiasaan merokok. Jika orang tua dan teman sebaya merokok, maka sangat memungkinkan untuk diikuti remaja. Selain itu, tayangan media yang menayangkan tokoh idola remaja yang menghisap rokok dapat mendorong remaja untuk mengikuti perilaku merokok (Poltekes Depkes RI, 2010). Kebiasaan merokok pada remaja semakin meningkat jika dilihat dari frekuensi dan intensitas merokok. Saat ini banyak dijumpai remaja yang masih

6 sekolah sering merokok dijalanan, warung, bahkan di lingungan masyarakat. Mereka tidak lagi malu apabila merokok ditempat umum, karena saat ini merokok pada kalangan remaja sudah dianggap hal biasa. Kebiasaan merokok yang sudah diketahui banyak orang akan resikonya yaitu diantaranya dapat menyebabkan kanker, jantung koroner dan gangguang janin. Setiap orang sudah mengetahui akan dampak dari kebiasaan merokok, tetapi bagi perokok aktif tidak mempedulikan hal tersebut dan tetap menghisap rokok setiap harinya. Berhubungan dengan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan salah satunya yaitu membahas mengenai etika dan moral, dimana diajarkan untuk selalu bertingkah laku yang baik serta mentaati nilai-nilai serta norma yang berlaku dalam mayarakat. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2014:63-69), norma yang berlaku di Indonesia saat ini ada empat, yaitu norma agama, kesopanan, kesusilaan dan hukum. Norma agama adalah aturan yang bersumber dari ajaran Tuhan, sanksi terhadap yang melanggar berupa dosa. Norma kesopanan adalah aturan menganai pergaulan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang bersumber dari tata kehidupan atau budaya berupa kebiasaankebiasaan masyarakat dalam mengatur kehidupan kelompoknya. Sanksi bagi yang melanggar norma kesopanan berupa cemooh dan dikucilkan. Norma kesusilaan, norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang bersumber dari suara hati nurani manusia, karena norma kesusilaan berasal dari hati nurani, bagi pelangar norma kesusilaan akan timbul perasaan penyesalan. Norma hukum adalah peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat dan di buat oleh

7 badan-badan resmi negara serta bersifat memaksa sehingga perintah dan larangan dalam norma hukum harus ditaati oleh masyarakat. Kebiasaan merokok pada remaja apabila dilihat dari perspektif norma kesopanan itu sudah menyimpang. Para remaja sudah tidak lagi mempunyai rasa malu apabila merokok ditempat umum. Remaja tidak menyadari bahwa mereka masih sekolah dan belum mempunyai pendapatan sendiri untuk membeli rokok. Dalam segi pandangan masyarakat terhadap perilaku merokok pada remaja akan menilai bahwa mereka tidak mempunyai rasa malu dan akan dikucilkan, karena masyarakat menilai mereka tidak mempunyai etika dalam berperilaku. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dipandang cukup penting untuk dilakukan penelitian tentang Kebiasaan Merokok pada Remaja dalam Perspektif Norma Kesopanan (studi kasus di desa Klego, Kecamatan klego, Kabupaten Boyolali). B. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan bagian terpenting yang harus ada dalam penulisan karya ilmiah. Adanya perumusan masalah diharapkan proses pemecahan permasalahan dapat terinci secara jelas, lebih terarah, dan terfokus. Sebelum melakukan penelitian harus mengetahui terlebih dahulu pokok permasalahan yang ada. Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam penelitian diajukan perumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa saja faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok pada remaja? 2. Apa saja dampak dari kebiasaan merokok pada remaja?

8 3. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap kebiasaan merokok pada remaja dalam perspektif norma kesopanan? C. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan titik pijak dalam melaksanakan kegiatan yang akan dilaksankan, sehingga harus dirumuskan dengan jelas. Tujuan penelitian berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang akan diteliti. Menurut Hamidi (2008:44), tujuan penelitian sebenarnya ingin memperjelas apa yang ingin diteliti. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan faktor apa saja yang mempengaruhi kebiasaan merokok pada remaja. 2. Untuk mendeskripsikan dampak dari kebiasaan merokok pada remaja. 3. Untuk mendeskripsikan pandangan masyarakat terhadap kebiasaan merokok pada remaja dalam perspektif norma kesopanan. D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian Berkaitan dengan penulisan ini, terdapat dua manfaat penelitian yang dapat digolongkan yaitu: 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan perkembangan ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas pada umumnya dan mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada khususnya mengenai kebiasaan merokok pada remaja dalam perspektif norma kesopanan.

9 b. Menambah dan memperluas pengetahuan khususnya mengenai kebiasaan merokok pada remaja dalam perspektif norma kesopanan. c. Diharapkan mampu memberi jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. d. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk kegiatan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Memberi masukan kepada pihak-pihak yang menangani masalah kebiasaan merokok pada remaja dalam perspektif norma kesopanan. b. Sebagai calon pendidik, mengenai pengetahuan dan pengalaman selama mengadakan penelitian sehingga dapat menstransformasikan kepada peserta didik, kelak tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. E. Daftar Istilah Menurut Maryadi, dkk., (2010:11), daftar istilah merupakan penjelasan dari istilah yang diambil dari kata-kata kunci dalam judul penelitian. Penjelasan istilah yang diambil dalam setiap kata kunci akan mempermudah untuk memahami isi didalamnya serta mudah dipelajari. Adapun kata kuncidalam judul penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kebiasaan Kebiasaan adalah sesuatu yang dilakukan secara terus menerus dalam rentang waktu yang lama. Suatu kebiasaan menyangkut cara menggunakan usaha dari coba-coba, situasi kebetulan, atau beberapa pengaruh yang tidak disadari.

10 2. Merokok Merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali ke luar. 3. Remaja Remaja adalah individu yang belum mecapai 21 tahun dan belum menikah (Undang-undang Nomor 4 tahun 1979 mengenai Kesejahteraan Anak). 4. Norma kesopanan Norma kesopanan adalah norma yang berhubungan dengan pergaulan manusia dalam kehidupan sehari-hari (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2014:64-66).