STUDI DESKRIPTIF TENTANG PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENDUKUNG KELANCARAN PEMBELAJARAN JURNAL. Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, karena. penyelesaian dari masalah yang diteliti.

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DENGAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh

HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA JURNAL. Oleh:

PENGARUH PERAN ORANG TUA DAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh VRISCA DYAH KURNIATI FITRIA AKHYAR SUGIMAN

ANALISIS PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR SE KECAMATAN TAMBAKREJO KABUPATEN BOJONEGORO

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA JURNAL. Oleh ERNILA INDAH FEBRIKA SUGIYANTO BAHARUDDIN RISYAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian deskriptif ini peneliti ingin memaparkan datadata. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) DI SMA SE-KABUPATEN SLEMAN

PENGARUH BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh YSIYAR JAYANTRI CUT ROHANI LOLIYANA

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Dalam memecahkan suatu masalah atau permasalahan yang dihadapi,

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

HUBUNGAN BIMBINGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh: FEBRY HELVITA SARI TAMBAT USMAN NAZARUDDIN WAHAB

BAB III Metodologi Penelitian. Dalam penelitian diperlukan metode penelitian, tujuannya adalah agar

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Rajabasa Raya Kecamatan. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2014/2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif (ekplanasi),

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh MONA FATIA SARI RIYANTO M. TARUNA ERNI MUSTAKIM

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh MARYATI FITRIA AKHYAR SUGIYANTO

PELAKSANAAN FUNGSI KOMITE SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

III. METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif ini penulis ingin memaparkan data-data dan menganalisis data

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh media komunikasi pemasaran

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

III. METODOLOGI PENELITIAN. Ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam upayanya memanfaatkan

III. METODE PENELITIAN

HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DAN PEMBENTUKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR JURNAL. Oleh CITRA PUSPITA SARI RISWANDI RISWANTI RINI

METODE PENELITIAN. ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang menggunakan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah sekolah SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango,

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR NONFORMAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 2 GEMEKSEKTI KEBUMEN

MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN. Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd

Antok Dian Pranadi, Dr. H. Roemintoyo. S.T., M.Pd., Drs. Bambang Sulistyo Budhi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di

Andreas Setiawan Di bawah bimbingan Giyono dan Ranni Rahmayathi Z ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (PROPENAS) Tahun Dalam BAB VII PROPENAS. ini memuat tentang Pembangunan Pendidikan, dimana salah satu arah

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... iii ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah guru pembimbing dan siswa kelas XI di SMA

METODE PENELITIAN. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jumlah Kepala Sekolah

Ekonomi FKIP UKSW Salatiga yang kuliah pada semester genap 2015/2016.

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri se-kecamatan Tulang Bawang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif yang artinya penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengkaji tentang hubungan sense of humor dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tersebut dikenal sebagai metode penelitian. Metode penelitian digunakan dan

HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh IRA DESIYANTINA SULTAN DJASMI MAMAN SURAHMAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. metode tersebut. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA

1. Pendahuluan June, Volume 1 Number 1 Efektivitas Kinerja Komite Sekolah di SMP Negeri 1 Banjarsari. Sunardi

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan perilaku (behavioral anchored rating scales), skala observasi perilaku

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut dikenal sebagai metode penelitian. Metode penelitian digunakan dan

PERAN KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENUNJANG KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN DLINGO BANTUL YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan

III. METODOLOGI PENELITIAN. secara sistematis dan factual yang menuntut untuk segera dicarikan jalan

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DEWI RENITA SARI ALBEN AMBARITA YULINAHAMDAN

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

Transkripsi:

STUDI DESKRIPTIF TENTANG PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENDUKUNG KELANCARAN PEMBELAJARAN JURNAL Oleh ANELIA SENJA PRATIWI EEN YAYAH HAENILAH M. THOHA B.S. JAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL SKRIPSI Judul Skripsi Nama Mahasiswa : STUDI DESKRIPTIF TENTANG PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENDUKUNG KELANCARAN PEMBELAJARAN : Anelia Senja Pratiwi Nomor Pokok Mahasiswa : 1113053008 Program Studi Jurusan Fakultas : Pendidikan Guru Sekolah Dasar : Ilmu Pendidikan : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandar Lampung, 06 Juli 2015 Peneliti, Anelia Senja Pratiwi NPM 1113053008 Mengesahkan Dosen Pembimbing I Dosen pembimbing II Dr. Een Yayah Haenilah, M.Pd Dr. M. Thoha BS Jaya, M.S NIP 196203301986032001 NIP 195208311981031001

ABSTRACT DESCRIPTIVE STUDY ON THE ROLE OF THE COMMITTEE IN SCHOOL LEARNING SUPPORT SMOOTHNESS Oleh Anelia Senja Pratiwi*, Een Yayah Haenilah**, M. Thoha B.S. Jaya*** Kecamatan Pringsewu Timur, Kabupaten Pringsewu E-mail : aneliasenja@yahoo.com The problem in this research is the role of the School Committee in supporting learning in elementary Francis Pringsewu district in School Year 2014/2015. The aim in this study was to describe the role of the School Committee in supporting learning with regard to Standard Infrastructure, Standards Funding and Standard Process. The results showed that the role of the School Committee ( both of the elements of the community council and the teachers ) are categorized enough in supporting learning in elementary Francis Pringsewu. Keywords : Role, School Committee, Smoothness Learning. * Author 1 ** Author 2 *** Author 3

ABSTRAK STUDI DESKRIPTIF TENTANG PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENDUKUNG KELANCARAN PEMBELAJARAN Oleh Anelia Senja Pratiwi*, Een Yayah Haenilah**, M. Thoha B.S. Jaya*** Kecamatan Pringsewu Timur, Kabupaten Pringsewu E-mail : aneliasenja@yahoo.com Permasalahan dalam penelitian ini adalah Peran Komite Sekolah dalam mendukung kelancaran pembelajaran di SD Fransiskus Kabupaten Pringsewu pada Tahun Ajaran 2014/2015. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran Komite Sekolah dalam mendukung kelancaran pembelajaran berkaitan dengan Standar Sarana Prasarana, Standar Pembiayaan dan Standar Proses. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Komite Sekolah (baik dari unsur dewan guru maupun unsur masyarakat) termasuk kategori cukup dalam mendukung kelancaran pembelajaran di SD Fransiskus Pringsewu. Kata Kunci : Peran, Komite Sekolah, Kelancaran Pembelajaran. * Penulis 1 ** Penulis 2 *** Penulis 3

PENDAHULUAN Berbagai komponen pendidikan yang berpengaruh dalam menentukan kualitas sekolah, salah satunya yaitu Komite Sekolah sebagai pengganti dari Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3) melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor : 044/U/2002 tanggal 2 April 2002. Penggantian nama BP3 menjadi Komite Sekolah didasarkan atas perlunya keterlibatan masyarakat secara penuh dalam meningkatkan mutu pendidikan. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya dalam Pasal 56 ayat (3) menyebutkan bahwa Komite sekolah/madrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Oleh sebab itu, setiap warga negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan. Setiap penyelenggara pendidikan perlu terlebih dahulu menyadari dan memahami bahwa segala hal yang berkaitan dengan pengendalian, pelaksanaan dan pelayanan pendidikan telah diatur dalam suatu standar proses pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini berfungsi sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikan yang optimal. Adapun peran Komite Sekolah menurut Bedjo Sudjanto (2009:61) meliputi Advisor Agency (pemberi pertimbangan), Supporting Agency (pendukung), Controlling Agency (pengontrol), dan Mediate Agency (mediator). Berdasarkan wawancara dengan Ketua Komite Sekolah SD Fransikus Pringsewu yakni Bapak Tri Patmo, dapat disimpulkan bahwa hanya sebagian anggota Komite Sekolah dalam perannya sebagai pemberi pertimbangan yang terlibat untuk memberikan pendapat atau gagasan, karena cenderung mengikuti keputusan yang diambil. Peran kedua sebagai pendukung, Komite Sekolah kurang memperhatikan setiap hal atau kebutuhan di sekolah yang perlu diperbaharui atau ditambahkan, hal ini mengakibatkan fasilitas dan sarana prasarana di sekolah belum memadai. Ketiga

yaitu peran sebagai pengontrol, Komite Sekolah hanya melakukan kontrol terhadap anggaran dan RAPBS seperlunya dimana tidak dilakukan berkala dan kurang teliti. Terakhir peran Komite Sekolah sebagai mediator, hanya menjadi perantara dari wali murid dan guru namun kurang melibatkan masyarakat. Keadaan seperti itu mengakibatkan tidak adanya hubungan kemitraan yang sinergis antara pihak sekolah dengan masyarakat sehingga kualitas sekolah belum maksimal dalam memenuhi harapan masyarakat. Komite Sekolah perlu lebih kuat lagi untuk mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen orangtua serta masyarakat agar mau bekerjasama dengan pihak sekolah. Komite Sekolah juga harus lebih memperhatikan kebijakan-kebijakan yang diberlakukan dalam satuan pendidikan, memberi masukan dan pertimbangan tentang kriteria kinerja, kriteria tenaga kependidikan serta kriteria fasilitas pendidikan dan hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan. Peran Komite Sekolah yang benar-benar dapat dilihat yaitu pada upaya perbaikan dan penambahan gedung sekolah, sedangkan peran dalam mendukung kelancaran pembelajaran belum sesuai dengan harapan. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya ruang kelas yang terlihat sempit, pencahayaan yang kurang karena tertutup bangunan berada di depannya, dan media pembelajaran yang tidak merata di setiap kelas. Jika Komite Sekolah dapat bekerja sama baik dengan pihak sekolah, tentunya akan berdampak positif dalam perkembangan sekolah, terutama dalam kelancaran pembelajaran di sekolah. Pembelajaran yang di dukung dengan sarana dan prasarana memadai akan membantu siswa dalam memahami pelajaran, siswa yang memahami pelajaran dengan baik akan menghasilkan prestasi belajar yang baik pula. Hal ini juga akan berkaitan dengan kualitas sekolah yang membaik. METODE Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif, karena dalam penelitian ini mendeskripsikan keadaan yang terjadi pada saat sekarang secara sistematis dan faktual dengan tujuan untuk memaparkan serta penyelesaian dari masalah yang diteliti dengan melibatkan data berupa hasil pendolahan angka angket.

Menurut Hadari Nawawi (1991:63) metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan/subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota Komite Sekolah di SD Fransiskus Pringsewu yang berjumlah 14 orang sehingga merupakan penelitian populasi. Tabel 1. Anggota Komite Sekolah di SD Fransiskus Pringsewu sebagai Sampel Penelitian JABATAN NAMA UNSUR Ketua I A. Tri Patmo P. Wali Murid Ketua II Alb. Suharta Wali Murid Sekretaris Yulia Samiasih Guru Bendahara T. Meini Wali Murid Anggota 1 Drs. Nang Abidin Hasan Tokoh Masyarakat Anggota 2 M. Sianipar Wali Murid Anggota 3 Yohanes Prasetya Hadi Wali Murid Anggota 4 Y. Sumardi Tokoh Masyarakat Anggota 5 B. Putro Zardani Guru Anggota 6 F. Suyatimin Guru Anggota 7 M.E. Sulastuti Guru Anggota 8 Agustinus Sudaryanto Wali Murid Anggota 9 Y. Sepbiyanto Tokoh Masyarakat Kepala Sekolah Sr. M. Lidia Guru

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan instrumen angket, observasi dan dokumentasi. Angket diuji terlebih dahulu melalui uji validitas konten dengan cara berkonsultasi kepada pakar atau ahli. Serta uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan memberikan angket kepada Komite Sekolah SD N 2 Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu. Teknik analisis data menggunakan rumus struggle interval kelas sebagai berikut. Interval Kelas = HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan validitas rasional (Logically Validity) terhadap isntrumen angket kepada seorang pakar/ahli. Ahli yang ditunjuk untuk menguji validitas isi instrumen angket dalam penelitian ini adalah Bapak Drs. Sugiyanto M.Pd. Angket di uji untuk mengetahui layak atau tidaknya digunakan tiap butir soal dari angket tersebut. Angket yang dibuat telah di konsultasikan dengan ahli dan isi angket sesuai dengan tujuan penelitian. Uji reliabilitas angket yang dilakukan diambil dari 12 koresponden dengan jumlah angket dewan guru sebanyak 20 item dengan 6 orang responden dan jumlah angket masyarakat sebanyak 10 item dengan 6 orang responden. Reliabilitas diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Reliabilitas angket dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach s Alpha pada program SPSS versi 16.0 for Windows. Hasil reliabilitas angket disajikan dalam tabel berikut. Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket untuk Dewan Guru, maka nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,969. Hal ini menunjukkan bahwa item-item soal angket komite sekolah untuk dewan guru bersifat reliabel dan dapat digunakan, sebab nilai Cronbach s Alpha > 0,444. Artinya koefisien r sebesar 0,969 menunjukkan reliabilitas yang sangat tinggi, sehingga alat pengukuran dapat dipercaya dan digunakan dalam penelitian. Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket untuk Masyarakat, maka nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,961. Hal ini menunjukkan bahwa item-item soal angket komite sekolah untuk masyarakat bersifat reliabel dan dapat digunakan,

sebab nilai Cronbach s Alpha > 0,632. Artinya koefisien r sebesar 0,961 menunjukkan reliabilitas yang sangat tinggi, sehingga alat pengukuran dapat dipercaya dan digunakan dalam penelitian. Setelah dilakukan penyebaran angket kepada Komite Sekoolah, maka hasil angket sebaran kategori Peran Komite Sekolah untuk Dewan Guru adalah sebagai berikut. I = = 6 = = 13, 3 = 13 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kualitatif Peran Komite Sekolah (Dewan Guru) No. Sebaran Skor Kategori f 1 46 Baik 5 2 33 45 Cukup 0 3 20-32 Kurang 0 Jumlah 5 Berdasarkan tabel di atas, didapat bahwa peran Komite Sekolah sebagai Dewan Guru dalam mendukung kelancaran pembelajaran di SD Fransiskus Pringsewu adalah kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah skor sebaran angket dari kelima responden yang semuanya berjumlah diatas 46. Sedangkan data hasil angket sebaran kategori Peran Komite Sekolah untuk Masyarakat adalah sebagai berikut. I = = = = 6,7 = 7

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kualitatif Peran Komite Sekolah (Masyarakat) No. Sebaran Skor Kategori f 1 24 Baik 1 2 17 23 Cukup 8 3 10-16 Kurang 0 Jumlah 9 Berdasarkan tabel di atas, didapat bahwa peran Komite Sekolah sebagai unsur Masyarakat dalam mendukung kelancaran pembelajaran di SD Fransisku Pringsewu adalah kategori cukup. Hal ini dapat dilihat dari jumlah skor sebaran angket dari sembilan responden hanya terdapat 1 orang responden yang menyatakan baik dengan skor diatas 24 yakni jumlah skor 25 dan 8 orang responden sisanya menyatakan cukup dengan jumlah skor berada di rentang nilai 17-23. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peran Komite Sekolah dari unsur Dewan Guru seluruhnya menyatakan bahwa berperan secara baik sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. Sedangkan anggota Komite Sekolah dari unsur masyarakat menyatakan sebagian besar peran Komite Sekolah dalam mendukung kelancaran pembelajaran di SD Fransiskus Pringsewu termasuk dalam kategori cukup. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diketahui bahwa dari 14 orang responden yang terdiri dari 9 responden unsur masyarakat dan 5 responden unsur dewan guru, terjadi perbedaan kesimpulan hasil penyebaran angket yang telah diberikan kepada Komite Sekolah SD Fransiskus Pringsewu. Hasil data dari angket yang diberikan kepada unsur Dewan Guru menyatakan bahwa peran Komite Sekolah dalam mendukung kelancaran pembelajaran sudah dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket yang semua jumlah skornya >46. Sedangkan jika dilihat dari hasil angket yang diberikan kepada unsur

masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa peran Komite Sekolah dalam mendukung kelancaran pembelajaran hanya termasuk dalam kategori cukup baik. Hal ini berdasarkan jumlah skor angket dari 8 orang responden yang termasuk dalam rentang nilai 17-23 yaitu kategori cukup dan hanya 1 orang responden dengan skor 25 yang menyatakan bahwa peran Komite Sekolah dalam kategori baik. Artinya, unsur Dewan Guru sebagai Komite Sekolah sudah menganggap bahwa peran Komite Sekolah dalam mendukung kelancaran pembelajaran sudah berjalan dengan baik, hal ini dilihat dari beberapa aspek yang ada di SD Fransiskus Pringsewu yang sudah baik, meliputi sarana dan prasarana yang memadai, pengalokasian dana untuk kebutuhan pembelajaran, penyediaan sumber belajar dan media belajar yang diperlukan, serta penataan ruang kelas yang sedemikian rupa agar menunjang dalam kelancaran pembelajaran (Wina Sanjaya, 2011:53). Namun, dengan adanya perbedaan hasil angket dengan unsur masyarakat, menunjukkan bahwa unsur Dewan Guru sebagai Komite Sekolah lebih banyak berfokus dengan kegiatan atau kebutuhan di sekolah namun kurang memperhatikan perannya sebagai perantara wali murid atau masyarakat berkaitan dengan kelangsungan pendidikan di sekolah. Hal ini berdasarkan hasil kesimpulan unsur Masyarakat sebagai Komite Sekolah yang menyatakan bahwa peran Komite Sekolah dalam mendukung pembelajaran termasuk dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat diartikan bahwa unsur Masyarakat sebagai Komite Sekolah merasa bahwa Komite Sekolah belum maksimal dalam mendukung kelancaran pembelajaran jika di fokuskan pada sarana dan prasarana, pembiayaan dan proses. Hal ini dapat dilihat dari pengumpulan dana dari berbagai sumber yang seharusnya dilakukan secara berkala namun belum terlaksana, anggota Komite Sekolah juga dianggap masih kurang aktif karena jarang berpatisipasi langsung dalam setiap kegiatan baik itu berupa gagasan, maupun bantuan tenaga, serta berdasarkan hasil jawaban angket yang menyatakan bahwa rapat Komite Sekolah tidak dilakukan secara berkala dan tidak semua anggota yang selalu hadir ketika Rapat Komite Sekolah.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa peran Komite Sekolah dalam mendukung kelancaran pembelajaran dapat dilihat dari ketersediaan dan kelengkapan sarana dan prasarana sekolah, pengelolaan alokasi dana, serta proses pembelajaran yang berlangsung. Unsur Dewan Guru dan unsur masyarakat dalam Komite Sekolah harus bersinergi dalam mengupayakan pembelajaran yang optimal di sekolah agar tercapainya tujuan pembelajaran dengan memperhatikan setiap fungsi dan perannya masing-masing agar sesuai dengan perencanaan pembangunan sekolah (Bedjo Sudjanto, 2007:52). SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa peran Komite Sekolah dari unsur dewan guru dalam mendukung kelancaran pembelajaran di SD Fransiskus Pringsewu sudah terlaksana dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket 5 responden (100%) yang semua jumlah skornya >46 yang termasuk dalam kategori baik yang menunjukkan bahwa sarana prasarana yang terfasilitasi dan sesuai dengan ketentuan Permendiknas. Selain itu, peran Komite Sekolah dari unsur masyarakat dalam mendukung kelancaran pembelajaran di SD Fransiskus Pringsewu sudah terlaksana dalam kategori cukup. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket 9 (sembilan) responden, terdapat 8 (delapan) orang diantaranya (88,9%) dengan jumlah skor termasuk dalam rentang nilai kategori cukup dan hanya 1 (satu) responden (11,1%) yang menyatakan berperan baik. Dengan demikian secara umum, peran Komite Sekolah (baik dari unsur dewan guru maupun unsur masyarakat) dapat disimpulkan memiliki peran yang cukup (belum optimal) dalam mendukung kelancaran pembelajaran di SD Fransiskus. Bagi Komite Sekolah. Bagi Komite Sekolah, setiap anggota hendaknya lebih memperhatikan lagi dalam peran dan fungsinya sebagai sebuah lembaga mandiri yang berada pada satuan pendidikan dengan melibatkan masyarakat serta orang tua murid agar lebih mengoptimalkan upaya dalam kelangsungna

pendidikan di sekolah, baik dari unsur dewan guru maupun masyarakat. Terutama dalam mendukung kelancaran pendidikan di sekolah. Bagi Sekolah. Bagi sekolah hendaknya lebih merencanakan kembali setiap kegiatan yang dapat dilakukan bersama Komite Sekolah dalam mendukung kelancaran pembelajaran, baik dalam pengumpulan dana, pengadaan rapat, dan memperhatikan setiap sarana dan prasaran yang diperlukan berkaitan dengan pembelajaran agar tercapainya tujuan pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Arifin, Zainal. 2012. Perencanaan Pembelajaran dari Desain Sampai Implementasi. Pedagogia:Yogyakarta. Depdiknas. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Dirjen Dikdasmen Direktorat SLTP:Jakarta. Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. PT. Asdi Mahasatya:Jakarta. Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group:Jakarta.. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Group:Jakarta. Sudjanto, Bedjo. 2009. Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah. Sagung Seto:Jakarta. Tim Pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Indikator Kerja Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. depdiknas.go.id Tim Pokja SBM Disdik Prov. Jawa Barat. 2001. Pedoman Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Depdiknas Prov. Jawa Barat:Bandung.