PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR : 16 TAHUN 2002 TENTANG PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa untuk melakukan suatu kegiatan usaha ekonomi baik sektor formal maupun non formal dan atau Pedagang Kaki Lima adalah hak dari masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok ; b. bahwa keberadaan suatu usaha kegiatan sektor non formal dan atau Pedagang Kaki Lima perlu dibina agar dapat berkembang menjadi pedagang yang tangguh, ulet dan mandiri ; c. bahwa di samping mempunyai hak, masyarakat juga berkewajiban untuk berperan aktif menjaga, memelihara, menunjang dan mewujudkan Kota Probolinggo sebagai Kota Bersih, Indah, Tertib, Aman dan Nyaman ; d. bahwa untuk mewujudkan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c konsideran ini, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah Kota Probolinggo tentang Pedagang Kaki Lima. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Kota Kecil di Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tanggal 14 Agustus 1950) ; 2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3186) ;
3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undangundang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209) ; 4. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3480) ; 5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pokok-pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699) ; 6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839) ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1982 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Probolinggo (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3240) ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258) ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3529) ; 10. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 70) ; 11. Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 27 Tahun 2000 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo Tahun 2000 2010 (Lembaran Daerah Kota Probolinggo Tahun 2000 Nomor 27) ;
12. Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 6 Tahun 2001 tentang Visi dan Misi Kota Probolinggo (Lembaran Daerah Kota Probolinggo Tahun 2001 Nomor 6). Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PROBOLINGGO MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO TENTANG PEDAGANG KAKI LIMA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kota Probolinggo ; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Probolinggo ; c. Kepala Daerah adalah Walikota Probolinggo ; d. Kepala Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan adalah Kepala Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan Kota Probolinggo ; e. Kepala Kantor Pelayanan Perijinan adalah Kepala Kantor Pelayanan Perijinan Kota Probolinggo ; f. Kepala Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Daerah adalah Kepala Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Daerah Kota Probolinggo ; g. Kepala Kantor Polisi Pamong Praja adalah Kepala Kantor Polisi Pamong Praja Kota Probolinggo ; h. Pedagang Kaki Lima adalah Pedagang yang melakukan usaha perdagangan non formal dengan menggunakan lahan terbuka dan atau tertutup, baik dengan menggunakan peralatan bergerak maupun tidak bergerak sesuai waktu yang telah ditentukan ; i. Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum ; j. Median jalan adalah median yang terletak diantara 2 (dua) lajur jalan ;
k. Trotoar adalah bagian dari jalan yang khusus diperuntukkan bagi lalu lintas pejalan kaki ; l. Jalur hijau adalah jalur tanah terbuka yang meliputi taman, lapangan olah raga, taman monumen yang pengelolaannya dilakukan oleh Pemerintah Daerah ; m. Fasilitas Umum adalah lahan, bangunan dan peralatan atau perlengkapan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk dipergunkan oleh masyarakat secara luas ; n. Kawasan adalah batasan-batasan wilayah tertentu sesuai dengan pemanfaatan wilayah tersebut yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan usaha bagi Pedagang Kaki Lima ; o. Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang perorangan atau badan ; p. Ijin adalah ijin yang diberikan oleh Kepala Daerah. BAB II LOKASI Pasal 2 (1) Kegiatan usaha Pedagang Kaki Lima dapat dilakukan di Daerah ; (2) Tempat atau lokasi Pedagang Kaki Lima sebagaimana tersebut dalam ayat (1) Pasal ini lebih lanjut ditetapkan oleh Kepala Daerah. BAB III PENGATURAN Pasal 3 (1) Setiap kegiatan usaha Pedagang Kaki Lima dilarang : a. melakukan kegiatan usahanya didalam Alun-alun Kota ; b. melakukan kegiatan usahanya di jalan, trotoar, median jalan, jalur hijau dan atau fasilitas umum kecuali di kawasan tertentu yang ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Daerah ; c. melakukan kegiatan usaha dengan mendirikan tempat usaha yang bersifat semi permanen dan atau permanen ;
d. melakukan kegiatan usaha yang menimbulkan kerugian pihak lain dalam hal kebersihan, keindahan, ketertiban, ketentraman, kemanan dan kenyamanan ; e. menggunakan lahan yang melebihi ketentuan yang telah diijinkan oleh Kepala Daerah ; f. berpindah tempat dan atau memindahtangankan ijin tanpa sepengetahuan dan seijin Kepala Daerah ; g. menelantarkan dan atau membiarkan kosong tanpa kegiatan secara terus menerus selama 15 (lima belas) hari. (2) Dalam menetapkan kawasan dan perijinan sebagaimana tersebut dalam ayat (1) butir a, b, c, d dan e Pasal ini, Kepala Daerah mempertimbangkan kepentingan-kepentingan umum, sosial budaya, pendidikan, ekonomi, kebersihan, ketertiban, ketentraman, kemanan dan kenyamanan lingkungan sekitarnya ; (3) Kegiatan usaha Pedagang Kaki Lima harus mampu menjadi daya tarik Pariwisata Daerah sehingga dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan kesejahteraan masyarakat ; (4) Untuk mewujudkan sebagaimana ayat (3) Pasal ini maka harus diatur baik tempat dan bentuk bangunan untuk jualan, lokasi jualan, waktu jualan, jenis jualan, tenda maupun aksesoris jualan ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Daerah. BAB IV PERIJINAN Pasal 4 (1) Setiap Pedagang Kaki Lima yang akan melakukan kegiatan usaha harus mendapatkan ijin dari Kepala Daerah ; (2) Kepala Daerah atau Kepala Kantor Pelayanan Perijinan berwenang memberikan Surat Ijin terhadap permohonan yang diajukan oleh Pedagang Kaki Lima ; (3) Untuk memperoleh ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini Pedagang Kaki Lima wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Setiap Pedagang Kaki Lima sebelum melaksanakan kegiatan usahanya di lokasi yang telah ditentukan harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Daerah atau Kepala Kantor Pelayanan Perijinan ;
b. Melampirkan foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebanyak 2 (dua) lembar ; c. Menyebutkan jenis usaha yang diperdagangkan / dijual ; d. Menandatangani pernyataan sanggup mematuhi peraturan yang berlaku ; (4) Ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini berlaku selama satu tahun dan dapat diperpanjang kembali ; (5) Terhadap perpanjangan ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Pasal ini Pedagang Kaki Lima wajib mengajukan permohonan perpanjangan ijin secara tertulis kepada Kepala Daerah atau Kepala Kantor Pelayanan Perijinan dengan melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini satu bulan sebelum masa berlaku ijin berakhir. Pasal 5 (1) Setiap Pedagang Kaki Lima yang telah memperoleh ijin sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat (1) Peraturan Daerah ini dikenakan retribusi ; (2) Pungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini didasarkan pada luas tempat berjualan adalah sebagai berikut : a. Luas 3 x 4 M ² sebesar Rp. 450,- / per-hari ; b. Luas 3 x 3 M ² sebesar Rp. 350,- / per-hari ; c. Luas 3 x 2 M ² sebesar Rp. 250,- / per-hari ; d. Luas kurang dari 3 x 2 M ² sebesar Rp. 200,- / per-hari. BAB VI PEMBINAAN Pasal 6 (1) Untuk kepentingan pengembangan usaha Pedagang Kaki Lima, Kepala Daerah atau Kepala Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan berkewajiban melakukan pendataan dan memberikan pembinaan berupa bimbingan, penyuluhan dan dalam bentuk lainnya secara berkesinambungan ; (2) Tata cara pembinaan dimaksud pada ayat (1) Pasal ini ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Daerah.
BAB VII PENGAWASAN Pasal 7 (1) Pengawasan terhadap kegiatan usaha Pedagang Kaki Lima dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Kepala Daerah atau Kepala Kantor Polisi Pamong Praja ; (2) Untuk pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, Kepala Kantor Polisi Pamong Praja berwenang untuk memasuki tempat-tempat usaha yang dianggap perlu, sedangkan pemiliknya atau yang bersangkutan diwajibkan untuk memberikan ijin Pejabat dimaksud memasuki tempattempat usahanya ; (3) Pejabat yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini berkewajiban melaporkan hasil kerjanya kepada Kepala Daerah. Pasal 8 Pejabat yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 Peraturan Daerah ini untuk melaksanakan tugas pengawasan dapat meminta bantuan kepada komponen masyarakat dan atau instansiinstansi yang terkait dengan seijin dan sepengetahuan Kepala Daerah. BAB VIII SANKSI ADMINISTRASI Pasal 9 (1) Sanksi administrasi terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini dapat berupa penangguhan perpanjangan ijin dan pencabutan ijin Pedagang Kaki Lima ; (2) Sanksi administrasi yang berupa penangguhan perpanjangan ijin Pedagang Kaki Lima dikenakan jika yang bersangkutan telah menerima maksimal 3 (tiga) kali peringatan tertulis terhadap pelanggaran yang dilakukan dan tetap tidak mengindahkannya ; (3) Sanksi administrasi yang berupa pencabutan ijin Pedagang Kaki Lima dikenakan jika yang bersangkutan tidak mengindahkana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini ;
(4) Apabila sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini telah dikenakan dan yang bersangkutan tetap melakukan kegiatan berjualan di tempat-tempat yang dilarang sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) Peraturan Daerah ini, maka Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk berwenang untuk membongkar paksa tempat usaha kegiatan dimaksud. BAB IX KETENTUAN PIDANA Pasal 10 Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dan atau ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan dalam Surat Ijin diancam pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggitingginya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) dengan atau tidak merampas barang tertentu untuk Daerah, kecuali jika ditentukan lain dalam Peraturan Perundang-undangan. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah. Pasal 12 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan ; Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan mengundangkan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Probolinggo. Ditetapkan di : Probolinggo pada tanggal : 11 Nopember 2002 Diundangkan di Probolinggo pada tanggal 11 Nopember 2002 Sekretaris Daerah Kota, ttd, Drs. H. BAMBANG WIDARTO, M.Si. Pembina Utama Madya NIP. 010 040 605 WALIKOTA PROBOLINGGO, ttd, Drs. H. BANADI EKO LEMBARAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2002 NOMOR 5 SERI C Sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DIDIK SUDIKNYO, SH, M.Si. Pembina NIP. 510 087 571
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR : 16 TAHUN 2002 TENTANG PEDAGANG KAKI LIMA I. UMUM Bahwa dalam pelaksanaan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Pemerintah Propinsi sebagai Daerah Otonom, dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, maka Pemerintah Kota Probolinggo perlu mengatur Pedagang Kaki Lima dalam Peraturan Daerah. Bahwa Pedagang Kaki Lima adalah Pedagang yang melakukan usaha perdagangan non formal dengan menggunakan lahan terbuka dan atau tertutup, sebagian fasilitas umum yang ditentukan oleh Kepala Daerah sebagai tempat kegiatan usahanya baik dengan menggunakan peralatan bergerak maupun tidak bergerak sesuai waktu yang telah ditentukan. Dalam menetapkan kawasan dan perijinan, Kepala Daerah perlu mempertimbangkan kepentingan-kepentingan umum, sosial budaya, pendidikan, ekonomi, kebersihan, ketertiban, ketentraman, kemanan dan kenyamanan lingkungan sekitarnya dan kegiatan usaha Pedagang Kaki Lima harus mampu menjadi daya tarik Pariwisata Daerah, sehingga dapat meningkatkan sektor ekonomi non formal dan kesejahteraan masyarakat, untuk mewujudkan sebagaimana tersebut maka harus diatur baik tempat dan bentuk bangunan untuk jualan, lokasi jualan, waktu jualan, jenis jualan, tenda maupun aksesoris jualan ditetapkan lebih lanjut dalam Keputusan Kepala Daerah. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Cukup jelas Pasal 2 : tempat lokasi pedagang kaki lima diatur sesuai dengan jenis usaha. disetiap wilayah Kecamatan yang ditetapkan dalam Keputusan Walikota Probolinggo. Pasal 3 s/d Pasal 12 : Cukup jelas.
PERATURAN DAERAH TENTANG PEDAGANG KAKI LIMA I. LATAR BELAKANG : Sebagian masyarakat Probolinggo melakukan suatu kegiatan usaha ekonomi baik sektor formal maupun non formal dan atau Pedagang Kaki Lima adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok dan merupakan hak dari masyarakat itu sendiri. Namun demikian, keberadaan suatu kegiatan usaha khususnya sektor non formal dan atau Pedagang Kaki Lima perlu dibina agar dapat berkembang menjadi pedagang yang tangguh, ulet dan mandiri. Di samping mempunyai hak sebagaimana dimaksud di atas, masyarakat juga berkewajiban untuk berperan aktif menjaga, memelihara, menunjang dan mewujudkan Kota Probolinggo sebagai Kota yang bersih, sehat, tertib, aman, rapi dan Indah. Oleh sebab itu, untuk mewujudkan hal tersebut di atas dipandang perlu membentuk Peraturan Daerah Kota Probolinggo tentang Pedagang Kaki Lima. II. MAKSUD DAN TUJUAN : a. Maksud : Maksud dari pada pengaturan Pedagang Kaki Lima adalah agar tercipta Kota Probolinggo sebagai Kota yang bersih, sehat, tertib, aman, rapi dan Indah. b. Tujuan : Adapun yang menjadi tujuannya adalah agar supaya para Pedagang Kaki Lima yang ada di Kota Probolinggo dapat bekerja dengan tenang serta dapat memperoleh pembinaan khususnya yang berupa bimbingan dan penyuluhan yang berkaitan dengan pengembangan usahanya. III. RELOKASI : Rencana lokasi penempatan Pedagang Kaki Lima Kota Probolinggo adalah sebagai berikut : A. Pedagang Kaki Lima saat ini : 1. Pedagang Kaki Lima yang berada di Jl. Dr. Sutomo 2. Pedagang Kaki Lima yang berada di Jl. P. Sudirman 3. Pedagang Kaki Lima yang berada di Ketapang 4. Pedagang Kaki Lima yang berada di depan Rumah Sakit (RSUD) B. Relokasi Pedagang Kaki Lima : 1. Kecamatan Mayangan : a Jalan Brigjen Katamso ; b Jalan WR Supratman ; c Jalan Siaman ; d Jalan Teuku Umar ; e Jalan Trunojoyo ;
f Jalan KH. Mansyur ; g Jalan Panjaitan (Jl. Masuk Stadion) ; 2. Kecamatan Kademangan : a. Jalan Bromo ; 3. Kecamatan Wonoasih : a Jl. Ir. Sutami Pasar Wonoasih ; b Lapangan Wonoasih. IV. PENGATURAN : Setiap kegiatan usaha Pedagang Kaki Lima dilarang : 1. melakukan kegiatan usahanya didalam Alun-alun Kota ; 2. melakukan kegiatan usahanya di jalan, trotoar, median jalan, jalur hijau dan atau fasilitas umum kecuali di kawasan tertentu yang ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Daerah ; 3. melakukan kegiatan usaha dengan mendirikan tempat usaha yang bersifat semi permanen dan atau permanen ; 4. melakukan kegiatan usaha yang menimbulkan kerugian pihak lain dalam hal kebersihan, keindahan, ketertiban, ketentraman, kemanan dan kenyamanan ; 5. menggunakan lahan yang melebihi ketentuan yang telah diijinkan oleh Kepala Daerah ; 6. berpindah tempat dan atau memindahtangankan ijin tanpa sepengetahuan dan seijin Kepala Daerah ; 7. menelantarkan dan atau membiarkan kosong tanpa kegiatan secara terus menerus selama 15 (lima belas) hari. V. PERIJINAN : 1. Setiap Pedagang Kaki Lima yang akan melakukan kegiatan usaha harus mendapatkan ijin dari Kepala Daerah ; 2. Kepala Daerah atau Kepala Kantor Pelayanan Perijinan berwenang memberikan Surat Ijin terhadap permohonan yang diajukan oleh Pedagang Kaki Lima ; 3. Untuk memperoleh ijin sebagaimana dimaksud di atas, Pedagang Kaki Lima wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut : a Setiap Pedagang Kaki Lima sebelum melaksanakan kegiatan usahanya di lokasi yang telah ditentukan harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Daerah atau Kepala Kantor Pelayanan Perijinan ; b Melampirkan foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebanyak 2 (dua) lembar ; c Menyebutkan jenis usaha yang diperdagangkan / dijual ; d Menandatangani pernyataan sanggup mematuhi peraturan yang berlaku ; 3. Ijin sebagaimana dimaksud di atas, berlaku selama satu tahun dan dapat diperpanjang kembali ; 4. Terhadap perpanjangan ijin sebagaimana dimaksud di atas, Pedagang Kaki Lima wajib mengajukan permohonan perpanjangan ijin secara tertulis kepada Kepala Daerah atau
Kepala Kantor Pelayanan Perijinan dengan melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada angka 3 di atas satu bulan sebelum masa berlaku ijin berakhir. VI. PENGENAAN RETRIBUSI : Setiap Pedagang Kaki Lima yang telah memperoleh ijin di atas dikenakan retribusi. VII. PEMBINAAN : Untuk kepentingan pengembangan usaha Pedagang Kaki Lima, Kepala Daerah atau Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan berkewajiban melakukan pendataan dan memberikan pembinaan berupa bimbingan dan penyuluhan secara berkesinambungan. VIII. PENGAWASAN : Pengawasan terhadap usaha kegiatan Pedagang Kaki Lima dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Kepala Daerah atau Kepala Kantor Polisi Pamong Praja ; IX. SANKSI ADMINISTRASI : Sanksi administrasi terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini dapat berupa penangguhan perpanjangan ijin dan pencabutan ijin Pedagang Kaki Lima terdaftar. 1. Sanksi administrasi yang berupa penangguhan perpanjangan ijin Pedagang Kaki Lima dikenakan jika yang bersangkutan telah menerima maksimal 3 (tiga) kali peringatan tertulis terhadap pelanggaran yang dilakukan dan tetap tidak mengindahkannya. 2. Sanksi administrasi yang berupa pencabutan ijin Pedagang Kaki Lima dikenakan jika yang bersangkutan melakukan kegiatan berjualan di tempat-tempat yang dilarang. 3. Apabila sanksi administrasi di atas telah dikenakan dan yang bersangkutan tetap melakukan kegiatan berjualan di tempat-tempat yang dilarang, maka Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk berwenang untuk membongkar paksa tempat usaha kegiatan dimaksud. X. KETENTUAN PIDANA : Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini dan atau ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan dalam Surat Ijin diancam pidana kurungan selamalamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) dengan atau tidak merampas barang tertentu untuk Daerah, kecuali jika ditentukan lain dalam Peraturan Perundang-undangan.