JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKOMENDASI PEMILIHAN TEMPAT WISATA DI KABUPATEN TRENGGALEK

dokumen-dokumen yang mirip
PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

PENERAPAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN DESTINASI WISATA UNGGULAN DI KOTA PALEMBANG

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN WALLPAPER BERBASIS DESKTOP DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

AHP (Analytical Hierarchy Process)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SELEKSI SISWA BERPRESTASI PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MA ARIF 1 KALIREJO MENGGUNAKAN METODE AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

Aan Jaelani. Kata Kunci :Analytical Hierarchy Prosess (AHP), Pemilihan siswa berprestasi, sistem pengambilan keputusan.

MENENTUKAN JURUSAN DI MAN 1 TULUNGAGUNG MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN TERHADAP KEBERLANJUTAN BISNIS TATA RIAS KECANTIKAN DI KABUPATAN GARUT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK PENENTUAN PRESTASI KINERJA DOKTER PADA RSUD.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN ANALITICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

Implementasi Metode AHP dalam Perancangan Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Kuota Pembimbing Mahasiswa. Irfan Dwi Jaya

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERRARCHI PROCESS (AHP) UNTUK MEMILIH PROGRAM STUDI DI PERGURUAN TINGGI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN BARANG ELEKTRONIK DENGAN METODE AHP

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MEMILIH SISWA BERPRESTASI DI SMK AL BASYARI SENDANGAGUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS(AHP)

PENERAPAN AHP UNTUK SELEKSI MAHASISWA BERPRESTASI

Analytic Hierarchy Process

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X TEKNIK PERMODELAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCES (AHP) SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Paket Umroh (Studi Kasus: PT. Amanah Iman)

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

BAB II LANDASAN TEORI. negara, atau instansi. Sedangkan transportasi adalah pengangkutan atau

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGUKUR KUALITAS SOFTWARE DENGAN MENERAPKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA ATAU SISWI TERBAIK DI SMA MASEHI 1 PSAK SEMARANG DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA COUNTER NASA CELL SKRIPSI

Laporan Rancangan DRONE SUGGESTION SYSTEM

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISWA BERPRESTASI DI SMP MA`ARIF 10 BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE AHP

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN BANTUAN KHUSUS SISWA MISKIN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PADA SMK PELAYARAN HANG TUAH KEDIRI

ANALISA PEMILIHAN APLIKASI BERITA BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

ABSTRAK. Kata kunci : SPK, metode AHP, penentuan lokasi.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Desain Riset Tujuan Penelitian. Jenis Penelitian

SISTEM INFORMASI PENENTUAN LOKASI TPA SAMPAH MENGGUNAKAN METODE AHP Studi Kasus: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang

Pertemuan 9 (AHP) - Mochammad Eko S, S.T

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN OBYEK WISATA KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

Titis Handayani Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang. Abstract

Karlina Sri Mardiati 1, Oktafianto 2

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHICAL PROCESS (AHP) UNTUK PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KSP MITRA RAKYAT BERSAMA NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCES UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN RASKIN (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN DELI)

PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A)

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process(AHP) sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN BARU

Transkripsi:

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKOMENDASI PEMILIHAN TEMPAT WISATA DI KABUPATEN TRENGGALEK DECISION SUPPORT SYSTEMS RECOMMENDATIONS FOR SELECTION OF THE TOURIST DISTRICT TRENGGALEK Oleh: RUDI PRAYOGO 12.1.03.02.0063 Dibimbing oleh : 1. Ir.Juli Sulaksono,MM., M.Kom 2. Ardi Sanjaya, M.Kom. FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2016

1

2

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKOMENDASI PEMILIHAN TEMPAT WISATA DI KABUPATEN TRENGGALEK Rudi Prayogo 12.1.03.03.0063 rudyyoga196@gmail.com Ir.Juli Sulaksono,MM., M.Kom dan Ardi Sanjaya, M.Kom. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Berwisata merupakan kebutuhan jasmani yang penting tanpa kita sadari. Karena dengan berwisata kita dapat menghilangkan penat akibat beraktivitas.pemilihan obyek wisata yang tepat juga berpengaruh dalam hal ini.oleh karena itu menyadari betapa pentingnya memilih obyek wisata yang tepat, maka dibutuhkan sebuah sistem dalam bidang kepariwisataan.sistem yang diharapkan dapat digunakan untuk mendapatkan informasi dan pengambilan keputusan pemilihan obyek wisata secara efektif. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode Analytical Hierarchy Process (AHP).AHP adalah metode yang cukup akurat karena sering digunakan dalam penelitian bebasis SPK. Proses metode ini adalah dengan melibatkan nilai prasepsi yang diberikan oleh user akan mendapat nilai alternatif. Metode ini dipilih karena mampu menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksudkan yaitu obyek wisata berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan. Pemilihan dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilakukakan proses perankingan yang akan menentukan alternatif, yaitu obyek wisata terbaik. KATA KUNCI : Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Analitycal Hierarchy Process (AHP), Wisata I. LATAR BELAKANG Pada saat ini perkembangan teknologi informasi sudah sedemikian pesat. Perkembangan yang pesat tidak hanya teknologi perangkat keras dan perangkat lunak saja, tetapi metode komputasi juga ikut berkembang.salah satu metode komputasi yang cukup berkembang saat ini adalah metode sistem pengambilan keputusan (Decisions Support System).Dalam teknologi informasi, system pengambilan keputusan merupakan cabang ilmu yang letaknya diantara system informasi dan sistem cerdas. Kemampuan di dalam proses pengambilan keputusan secara cepat, tepat sasaran, dan dapat dipertanggung jawabkan menjadi kunci keberhasilan dalam 3

persaingan global di waktu mendatang. Memiliki banyak informasi saja tidak cukup, jika tidak mampu meramunya dengan cepat menjadi alternatif-alternatif terbaik di dalam proses pengambilan keputusan. Akan tetapi, sebelum dilakukan proses pengambilan keputusan dari berbagai alternatif yang ada maka dibutuhkan adanya suatu kriteria. Setiap kriteria harus mampu menjawab satu pertanyaan penting mengenai seberapa baik suatu alternatif dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Salah satu permasalahan pengambilan keputusan yang dihadapkan pada berbagai kriteria adalah proses pemilihan obyek wisata. Banyak metode yang dapat digunakan dalam sistem pengambilan keputusan.salah satu metode tersebut yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analytical Hierarchy Process (AHP).Konsep metode AHP adalah merubah nilai-nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif.sehingga keputusankeputusan yang diambil bisa lebih obyektif.metode AHP mula-mula dikembangkan di Amerika pada tahun 1970 dalam hal perencanaan kekuatan militer untuk menghadapi II. berbagai kemungkinan (contingency planning). Model pendukung keputusan ini akan mengurangi masalah multi faktor atau multi kreteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993). Permasalahan yang sering muncul yaitu masih banyak orang yang berwisata tapi malah menimbulkan beban pikiran baru.berwisata juga merupakan kebutuhan jasmani yang penting tanpa kita sadari.karena dengan berwisata kita dapat menghilangkan penat akibat aktivitas selama seharian.pemilihan obyek wisata yang tepat juga berpengaruh dalam hal ini. Pentingnya memilih obyek wisata yang tepat, maka dibutuhkan sebuah system dalam bidang kepariwisataan. Sistem diharapkan dapat digunakan untuk mendapatkan informasi dan pengambilan keputusan pemilihan obyek wisata secara tepat dan efektif. Selain itu juga bisa memperkenalkan obyek-obyek wisata yang ada di kab.trenggalek. METODE 1. Pengertian AHP AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan 1

menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompokkelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut : a. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam. b. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan. 2. Tahap AHP Dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut (Syaifullah, 2010) dalam Tangkas Lintang Prihsaty(2013). a. Tahap pendefinisian masalah dan penentuan solusi Dalam tahap ini kita berusaha menentukan masalah yang akan kita pecahkan secara jelas,detail dan mudah dipahami. Dari masalah yang ada kitacoba tentukan solusi yang mungkin cocok bagi masalah tersebut. Solusidari masalah mungkin berjumlah lebih dari satu, solusi tersebut nantinya kita kembangkan lebih lanjut dalam tahap berikutnya. b. Tahap pembuatan struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama. Setelah menyusun tujuan utama sebagai level teratas akan disusun level hierarki yang berada dibawahnya, yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk mempertimbangkan atau menilai alternative yang kita berikan dan menentukan alternatif tersebut. Tiap kriteria mempunyai 2

intensitas yang berbeda beda. Hierarki dilanjutkan dengan sub kriteria jika mungkin diperlukan. c. Tahap pembuatan matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Matriks yang digunakan bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuatuntukkerangka konsistensi, mendapatkan informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan semua perbandingan yang mungkin dan mampu menganalisis kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan. Pendekatan dengan matriks mencerminkan aspek ganda dalam prioritas yaitu mendominasi dan didominasi.perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. Untuk memulai proses perbandingan berpasangan dipilih sebuah criteria dari level paling atas hirarki misalnya K dan kemudian dari level di bawahnya diambil elemen yang akan dibandingkan E1,E2,E3,E4,E5. misalnya d. Tahap melakukan pendefinisian perbandingan berpasangan sehingga diperoleh jumlah penilaian seluruhnya sebanyak nx[(n-1)/2]buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. Hasil perbandingan dari masingmasing elemen akan berupa angka dari 1 sampai 9 yang menunjukkan perbandingan tingkat kepentingans uatu elemen. Apabila suatu elemen dalam matriks dibandingkan dengan dirinya sendiri maka hasil perbandingan diberi nilai 1.Skala 9 telah terbukti dapat diterima dan bisa membedakan intensitas antar elemen. Hasil perbandingan tersebut diisikan pada selyang bersesuaian dengan elemen yang dibandingkan. Skala perbandingan perbandingan berpasangan dan maknanya yang diperkenalkan oleh Saaty bisa dilihat di bawah. Tabel 2.1 Intensitas Kepentingan INTENSITAS KEPENTING AN 1 KETERANGAN Kedua elemen sama pentingnya, Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar 3

3 5 7 9 2,4,6,8 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari pada elemen yang lainnya, Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya, pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen di banding elemen yang lainnya Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya, satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat pada praktek Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainya, Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap element yang memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan. Nilai-nilai antara dua nilai pertimbanganpertimbangan yang berdekatan nilai ini diberikan bila ada dua kompromi diantara dua pilihan. Jika untuk aktifitas i mendapat satu angka disbanding Kebalikan dengan aktifitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i e. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. Jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi. f. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. g. Menghitung vector eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Matriks perbandingan berpasangan yang merupakan bobot setiap elemen untuk penentuan prioritas elemenelemen pada tingkat hirarki terendah sampai mencapai tujuan. Perhitungan dilakukan lewat cara menjumlahkan nilai setiap kolom dari matriks, membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks, dan menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan rata-rata. h. Memeriksa konsistensi hirarki Yang diukur dalam AHP adalah rasio konsistensi dengan melihat 4

index konsistensi. Konsistensi yang diharapkan adalah yang mendekati sempurna agar menghasilakan keputusan yang mendekati valid.walaupun sulituntuk mencapai sempurna, rasiokonsistensi diharapkankurang dariatau sama dengan 10%. 3. Menentukan Prioritas Elemen Langkah menentukan prioritas elemena dalah sebagai berikut : (Kadarsyah Suryadi dan Ali Ramdhani, 1998). a) Membuat perbandingan berpasangan. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai criteria yang diberikan. Untuk perbandingan berpasangan digunakan bentuk matriks. Matriks bersifat sederhana, berkedudukan kuat yang menawarkan kerangka untuk memeriksa konsistensi, memperoleh informasi tambahan denga nmembuat semua perbandingan yang mungkin dan menganalisis kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk merubah pertimbangan. Untuk memulai proses perbandingan berpasangan, dimulai dari level paling atas hirarki untuk memilih kriteria, misalnya C, kemudian dari level dibawahnya diambil elemenelemen yang akan dibandingkan, misala1, A2, A3, A4,A5, makasusunan elemen-elemen padasebuah matrik seperti Tabel 2.2 Tabel 2.2 Matriks Perbandingan Berpasangan C A1 A2 A3 A4 A5 A1 1 A2 1 A3 1 A4 1 A5 1 b) Mengisi matrik perbandingan berpasangan. Untuk mengisi matrik perbandingan berpasang anyaitu dengan menggunakan bilangan untuk merepresentasi kan kepentingan relatif dari satu elemen terhadap elemen lainnya yang dimaksud dalam bentuk skala 1 sampai skala9. Skala ini mendefinisikan dan menjelaskan nilai 1 sampai 9 untuk pertimbangan dalam perbandingan berpasangan 5

elemen pada setiap level hirarki terhadap suatu kriteria di level yang lebih tinggi. Apabila suatu elemen dalam matrik dan dibandingkan dengan dirinya sendiri, maka diberikan niali 1. Jika I dibanding j mendapatkan nilai tertentu,maka j dibanding i merupakan kebalikannya. Pada tabel 2 memberikan definisi dan penjelasan skala kuantitatif 1 sampai 9 untuk menilai tingkat kepentingan suatu elemen dengan elemen lainnya. c) Sintesis. Pertimbangan - pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan di sintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1) Menjumlah niali-nilai dari setiap kolom pada matriks 2) Membagi setiap niali dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan memperoleh matriks. untuk normalisasi 3) Menjumlah nilai-nilai dari setiap matrik sdan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata 4) Mengukur konsistensi Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada, karena kita tidak ingin keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah.karena dengan konsistensiyang rendah, pertimbangan akan akurat. Konsistensi penting untuk mendapatkan hasil yang valid dalamdunia nyata. AHP mengukur konsistensi pertimbangan dengan rasio konsistensi (consistensy ratio). Nilai konsistensi rasio harus kurang dari 5% untuk matriks 3x3,9% untuk matriks 4x4 dan 10% untuk matriks yang lebih besar. Jika lebih dari rasio dari batas tersebut maka niali perbandingan matriks dilakukan kembali. Langkahlangkah menghitung nila irasio konsistensi yaitu: 1) Mengkalikan niali pada kolom pertama dengan prioritas relative elemen pertama, nilaipada kolom kedua dengan prioritas relative elemen kedua, dan seterusnya. 2) Menjumlahkan setiap baris 3) Hasil dari penjumlahan baris dibagikan dengan elemen prioritas relative yang bersangkutan. 6

4) Membagi hasil diatas dengan banyak elemen yang ada, hasilnya disebut eigen value (λmax). 5) Menghitung indekx konsistensi (consistensyratio) dengan rumus: CI= Dimana CI λ max n n 1 = Consistency Index λmax =EigenValue n =Banyaknyaelemen 6) Menghitung konsistensi ratio (CR) dengan rumus: CR= CI RI Dimana CR = Consistency Ratio CI =Consistency Index RC = Random Consistency Matriks random dengan skala penilaian 1 sampai 9 beserta kebalikannya sebagai random consistency (RC). Berdasarkan perhitungan Saaty dengan menggunakan 500 sampel, jika pertimbangan memilih secara acak dari skala 1 9, 1 8,..., 1,2,..., 9 akan diperoleh rata-rata konsistensi Untuk matriks yang berbeda seperti pada tabel 2.3 Tabel 2.3 Nilai Rata-rata Konsistensi Ukuran Konsistensi Acak Matriks (Random Consistenci) 1 0,00 2 0,00 3 0,58 4 0,90 5 1,12 6 1,24 7 1,32 8 1,41 9 1,45 10 1,49 III. HASIL DAN KESIMPULAN 1. Hasil a. Telah dihasilkan rancangan aplikasi Pemilihan Rekomendasi Pemilihan Tempat Wisata untuk membantu user/pengguna dalam pemilihan tempat wisata di kab. Trenggalek b. Telah dihasilkan program aplikasi Pemilihan Tempat Wisata di kab. Trenggalek menggunakan metode AHP dengan kriteria yang telah ditentukan untuk menghasilkan alternatif terbaik. 2. Kesimpulan a. Rancangan aplikasi sistem pendukung keputusan pemilihan tempat wisata ditentukan dari kriteria harga tiket, jarak, fasilitas, jenis transportasi, jenis pengunjung, dan lokasi yang menjadi perbandingan adalah Pantai Pelang, Pantai Pasir Putih, Goa Lawa, dan Pantai Karanggongso. 7

IV. b. Manfaat dari sistem pendukung keputusan ini dapat membantu masyarakat/user dalam memilih obyek wisata di kab.trenggalek. c. Metode AHP dapat digunakan untuk mengolah data dan memproses perangkingan lokasi tempat wisata, sehingga dapat menentukan lokasi yang tepat sesuai kriteria yang ditentukan. DAFTAR PUSTAKA Adynu.2011. Perancangan Diagram Alir Data. Wordpress.com.(Online) tersedia : https://adynu.wordpress.com/2011/0 5/10/perancangan-diagram-alir-data/, diunduh 6 Desember 2015. Dedekarang. 2014. Diagram Konteks dan Data Flow Diagram (DFD). Blogspot.com, (Online) tersedia: https//dedekarang.blogspot.com/201 4/11 /diagram-konteks-dan-dataflow-diagram.html, diunduh 4 Desember 2015. Faizun, Moh. 2009. Dampak Pariwisata Terhadap Lingkungan. Jakarta: Erlangga. Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta: UI Press. Hafsah. 2011. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN HOTEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROMITEE DAN AHP, Jurnal UPN Veteran Yogyakarta, ISSN: 1979-2328. Hilyah Magdalena. 2012. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MAHASISWA LULUSAN TERBAIK DI PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS STMIK ATMA LUHUR PANGKALPINANG), Jurnal STMIK Atma Luhur Pangkalpinang, ISSN: 2089-9815. James J.Spillane. 1982. EKONOMI PARIWISATA, SEJARAH DAN PROSPEKNYA, Yogjakarta : Kanisius. Jordansyahreza.2010. Pengertian Php dan Mysql. Blogspot.co.id (Online) tersedia: https://jordansyahreza.blogspot.co.id/ p/pengertin-php-dan-mysql.html?m=1, diunduh 9 Desember 2015. Koen Meyer. 2009. Pengertian Pariwisata. Blogspot.co.id (Online) tersedia :http://23tourism.blogspot.co.id/2015 /01/definisi-pariwisata.html?m=1, diunduh 12 Desember 2015. Komputerdasar. 2009. Sejarah Mysql. Blogspot.co.id, (Online) tersedia: https://komputerdasar.co.id/2009/09/ sejarah-mysql.html?m=1m, diunduh 9 Desember 2015. Mathieson,Wall.1982. Pengertian Pariwisata. Blogspot.co.id (Online)tersedia:http://23tourism.blo gspot.co.id/2015/01/definisipariwisata.html?m=1, diunduh 12 Desember 2015. Mill,RobertChristie.1990.Tourism The International Business. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Soekadijo.R.G. 2000, Anatomi Pariwisata, Memahami Pariwisata Sebagai Sistematic Linkage, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 8

Syaifullah. 2010. Pengenalan Metode AHP (Analitical Hierarchy Process). Wordpress.Com,(Online) tersedia: https://syaifullah08.files.wordpress.c om/2010/02/pengenalan-analyticalhierarchy-process.pdf, diunduh 13 November 2015. Tominanto. 2012. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK PENENTUAN PRESTASI KINERJA DOKTER PADA RSUD. SUKOHARJO, Jurnal APIKES Citra Medika Surakarta, Volume 2, ISSN 2086-2628. Undang-undang No.10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Yoeti, Oka.A. 1995. Pengantar Ilmu Pariwisata, Jakarta : Angkasa. 9