BAB I PENDAHULUAN. Cet.7, hlm Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Jaya Abadi, 2006), hlm. 3. Pendidikan Islam Departeman Agama RI 2009). hlm 1

BAB I PENDAHULUAN. diakses pada tanggal 03 Nopember 2014, hlm.4.

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm. 417

BAB I PENDAHULUAN. Jaya Abadi, 2006), hlm Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Cet. I, (Jakarta: PT. Raja. Grafindo Persada, 1999), hlm.

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar. Pemahaman konsep

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA MELALUI METODE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. hlm.4. dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm. 317

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan penelitian pendahuluan melalui wawancara dengan salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2002), hlm Ibid, hlm. 61

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) pembelajaran PKn

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR PUSTAKA. Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi anak berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 37.

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran wajib

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. bernilai edukatif.interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. hlm Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet. I,

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian manusia. Proses

Harini SMPN 17 Surakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dari Sekolah Dasar sampai pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm Berbasis Multiple Intelligences, (Depok: Intuisi Press, 2006), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangan-tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH DASAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), Cet 4,

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

*

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR PUSTAKA. Askariyah Cooperative Learning Tipe STAD. Diakses tanggal 30 April hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk mewujudkan. sumber daya manusia dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat

(Analisis Semiotika Terhadap Film Garuda di Dadaku)

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan, sebab siswa melakukan kegiatan belajar karena guru

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN. adalah program pendidikan berdasarkan nilai-nilai pancasila sebagai wahana

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: PT. Fajar Interpratama, 2011). Hal Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,(

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan

KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001:

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Istikomah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar SITI ROSIDAH NIM. A.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya

BAB 1 PENDAHULUAN. matematika menjadi pelajaran yang menyenangkan. tidak optimal terutama pada pelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 2 PURWODADI KABUPATEN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam pembelajaran, gurulah yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta mempelajari masalah-masalah yang ada di dalamnya. Mata

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latarbelakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI STRUKTUR BUMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VI SDN 181/VII GURUH BARU II MANDIANGIN

BAB I PENDAHULUAN. 2010), hlm Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar & Pembelajaran :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru. Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran bagi siswa di dalam kelas agar pelajaran tersebut dapat ditangkap atau dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. 1 Tidak dalam proses pembelajaran mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan yang memerlukan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajarannya. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi dan berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan Cet.7, hlm. 1 1 Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), 1

artinya. 3 Seperti yang selama ini terjadi di kelas III MI Raudlatul karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 2 Untuk mencapai tujuan tersebut dan meningkatkan pengetahuan dalam proses pembelajaran PPKn, proses pembelajaran PPKn yang dilakukan guru tidak hanya mengandalkan model ceramah atau yang lebih dikenal dengan verbalism. Penyakit verbalism terdapat dalam setiap situasi belajar, yakni pada saat anak diberi kata-kata tanpa memahami Wildan Wedung, guru dalam menyampaikan materi PPKn khususnya materi Arti Sumpah Pemuda, selama ini guru hanya menggunakan metode ceramah saja. Pada pembahasan materi arti sumpah pemuda, ketika siswa hanya diberikan materi dengan metode ceramah akan sulit memahami. Karena siswa tidak mengalami peristiwa itu secara langsung, sehingga butuh pengetahuan yang lebih. Dilihat dari ketuntasan belajar yang ditentukan 70 hanya 46% siswa yang tuntas, ketidak tuntasan tersebut mengarah pada ketidakmampuan siswa menceritakan peristiwa yang terjadi pada sumpah pemuda, memahami setiap proses dalam sumpah pemuda dan kurang memahami peran 2 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm. 271 hlm.94 3 Nasution. S, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta; Bumi Aksara, 1995), 2

pokok dalam sumpah pemuda, mereka rata-rata hanya hafal teks sumpah pemuda. 4 Ketidaktuntasan siswa dalam memahami materi sumpah pemuda bisa teratasi jika guru melakukan proses pembelajaran yang mengarah pada pembelajaran aktif, dimana tidak hanya pengajar yang menjadi sumber belajar satu-satunya. Peserta didik diharapkan dapat melaksanakan apa yang menjadi tanggung jawabnya baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Belajar bersama merupakan salah satu cara untuk memberikan semangat anak didik dalam menerima pelajaran dari pendidik. Anak didik yang tidak bergairah belajar seorang diri akan menjadi bergairah bila dia dilibatkan dalam kerja kelompok. 5 Cooperative learning menciptakan kondisi pembelajaran yang bersifat gotong royong, saling menolong dan berkerja sama. Hal ini bukanlah baru dalam dunia pendidikan islam karena islam sendiripun menganjurkan untuk tolong menolong dalam kebaikan. Robert E. Salvin menyebutkan model pembelajaran cooperative learning hanya digunakan oleh segelintir pengajar untuk tujuan tertentu saja, padahal model pembelajaran ini sangat efektif untuk diterapkan di setiap tingkatan kelas. 6 Salah satu bentuk cooperative learning adalah metode Jigsaw. Metode Jigsaw merupakan metode pembelajaran 4 Dokumntasi nilai harian materi sumpah pemudah tahun pelajaran 2013/2015 yang di kutip pada tanggal 1 Oktober 2014 5 Syaiful Bahri Djamarah, Pendidik dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 68 hlm., 2 6 Robert E. Slavin, Cooperative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2008), 3

kooperatif yang memungkinkan masing-masing siswa suatu kelompok mengkhususkan diri pada suatu materi pembelajaran. Dalam strategi ini guru memperhatikan latar belakang pengalaman siswa dan membantu agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. 7 Berangkat dari pokok permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Upaya Peningkatan Pengetahuan Belajar Siswa Melalui Metode Jigsaw Pada Pembelajaran PPKn Materi Arti Sumpah Pemuda Kelas III Semester I di MI Raudlatul Wildan Wedung Demak Tahun Pelajaran 2014/2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan penulis angkat adalah Adakah peningkatan pengetahuan belajar siswa melalui metode Jigsaw pada pembelajaran PPKn materi Arti Sumpah Pemuda Kelas III semester I di MI Raudlatul Wildan Wedung Demak Tahun Pelajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pengetahuan belajar siswa melalui metode Jigsaw pada pembelajaran PPKn materi arti sumpah pemuda kelas III 7 Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004), hlm. 69. 4

semester I di MI Raudlatul Wildan Wedung Demak tahun pelajaran 2014/2015 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis: 1. Manfaat teoritis Dapat memberikan masukan dan informasi secara teori mengenai metode jigsaw pada pembelajaran PPKn 2. Manfaat praktis a. Guru Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi guru dalam meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar, khususnya dalam pemilihan metode mengajar yang tepat dalam menyampaikan pembelajaran pada siswa b. Siswa Melalui penelitian ini diharapkan siswa mampu meningkatkan intensitas pengetahuan terhadap semua mata pelajaran, khususnya mata pelajaran PPKn pada materi Arti Sumpah Pemuda. c. Lembaga Diharapkan dengan adanya penelitian ini, lembaga pendidikan dalam hal ini MI Raudlatul Wildan Wedung Demak, dapat mengaplikasikan hasil temuan peneliti dengan meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihanpelatihan dan pembinaan terhadap Guru. 5

d. Peneliti Bagi peneliti diharapkan mampu menambah wawasan baru yang nantinya akan menambah keilmuan. 6