BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu dalam darah. Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi pankreas

BAB 1 PENDAHULUAN. sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin (Soegondo,

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perilaku dan gaya hidup yang dijalani oleh masyarakat. Saat pendapatan tinggi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu diantara penyakit tidak menular

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi menular dan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. akibat insufisiensi fungsi insulin (WHO, 1999). Berdasarkan data dari WHO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisai membawa pengaruh yang sangat besar tidak hanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya. Dari data-data yang ada dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

kepatuhan dan menjalankan self care individu lanjut usia dengan Diabetes Melitus selama menjalani terapi hipoglikemi oral dan insulin?.

BAB I PENDAHULUAN. atau keduanya (Sutedjo, 2010). Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan pengobatan dalam jangka waktu yang panjang. Efek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh klien diabetes mellitus. Selain permasalahan fisik tersebut, diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit Diabetes Melitus yang dapat disingkat dengan DM.Menurut American Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TRUCUK I KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Senam Aerobik merupakan aktifitas fisik yang mudah dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. resistensi insulin, serta adanya komplikasi yang bersifat akut dan kronik (Bustan,

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi lingkungan. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi kontribusi terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti: jantung, tumor, diabetes, hipertensi, gagal ginjal dan sebagainya. Demikian juga dengan pola penyakit penyebab kematian menunjukkan adanya transisi epidemiologi, yaitu bergesernya penyebab kematian utama dari penyakit infeksi ke penyakit non-infeksi (degeneratif) (Depkes RI, 2006). Salah satu jenis penyakit tidak menular yang ternyata menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi adalah penyakit diabetes mellitus. Penyakit ini bukanlah penyakit yang baru, hanya saja kurang mendapat perhatian di tengahtengah masyarakat khususnya yang memiliki resiko tinggi untuk menderita penyakit tersebut. Ketidaktahuan akan gambaran penyakit diabetes mellitus (DM) dan kurangnya perhatian masyarakat, serta minimnya informasi akan mempengaruhi perilaku serta anggapan yang salah akan penyakit ini (Mirza, 2008). 1

digilib.uns.ac.id 2 Menurut American Diabetes Assosiation (ADA) 2005, Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (Askes, 2010). Diabetes Melitus merupakan penyakit menahun yang dewasa ini prevalensinya semakin meningkat. Diabetes Melitus Tipe 2 merupakan jenis Diabetes Melitus yang paling sering ditemukan di praktek, diperkirakan sekitar 90% dari semua penderita Diabetes Melitus di Indonesia. Diabetes Melitus adalah penyakit selama hidup maka pemantauan dan pengawasan dalam penatalaksanaan DM pada setiap saat menjadi penting. Oleh karena itu maka penatalaksanaan penderita DM tidak dapat sepenuhnya diletakkan pada pundak dokter dan klinis saja (Soegondo, 2005). Hasil Medical Check Up (MCU) PT Askes (Persero) Tahun 2008-2009 yang dilakukan pada ± 1 juta peserta, dideteksi sedikitnya 4 % peserta beresiko tinggi sebagai penderita DM. Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan angka insidens dan prevalensi DM tipe 2 diberbagai penjuru dunia. Untuk Indonesia WHO memprediksi kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 (Askes, 2010). Diabetes mellitus (DM) apabila tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan timbulnya komplikasi dengan penyakit serius lainnya, diantaranya: jantung, stroke, disfungsi ereksi, gagal ginjal, dan kerusakan sistem syaraf. Jika positif menderita diabetes mellitus, maka sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter dan mengikuti anjuran dokter dengan penuh disiplin. Selain itu

digilib.uns.ac.id 3 cara yang efektif yang diterapkan pada diabetes mellitus (DM) adalah perencanaan makan (diet), latihan (olah raga), pemantauan glukosa darah, terapi (bila diperlukan) dan lain-lain yang dapat diperoleh di pelayanan kesehatan (puskesmas, rumah sakit, klinik dan sebagainya) (Soegondo, 2004). Pengobatan Diabetes memerlukan waktu yang lama (karena diabetes merupakan penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup) dan sangat kompleks sehingga seringkali pasien tidak patuh dan cenderung menjadi putus asa dengan program terapi yang lama dan tidak menghasilkan kesembuhan. Umumnya penderita diabetes patuh berobat kepada dokter selama ia masih menderita gejala yang subjektif dan mengganggu hidup rutinnya sehari-hari, begitu ia bebas dari keluhan-keluhan tersebut maka kepatuhannya untuk berobat berkurang (Pratiwi, 2007). Ketidakpatuhan pasien dalam melakukan tata laksana diabetes akan memberikan dampak negatif yang sangat besar meliputi peningkatan biaya kesehatan dan komplikasi diabetes. Komplikasi diabetes terjadi pada semua organ dalam tubuh yang dialiri pembuluh darah kecil dan besar dengan penyebab kematian 50% akibat jantung koroner dan 30% akibat gagal ginjal. Diabetes juga menyebabkan kecacatan sebanyak 30% penderita mengalami kebutaan akibat komplikasi retinopati dan 10% harus menjalani amputasi tungkai kaki (Soegondo, 2008). Rendahnya tingkat kepatuhan pengobatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya karakteristik pengobatan dan penyakit (kompleksitas terapi, durasi penyakit dan delivery of care), faktor intrapersonal (umur, gender, self

digilib.uns.ac.id 4 esteem, self efficacy, stress, depresi dan penggunaan alkohol), faktor interpersonal (kualitas hubungan pasien dan penyedia layanan kesehatan dan dukungan sosial ), faktor lingkungan (WHO, 2003). Tujuan pengendalian Diabetes Mellitus adalah menghilangkan gejala, memperbaiki kualitas hidup, mencegah komplikasi akut dan kronik, mengurangi laju perkembangan komplikasi yang sudah ada. Pemantauan dapat dilakukan dengan pemeriksaan gula darah, urin, keton urin dan status gizi serta pemeriksaan ke fasilitas kesehatan kurang lebih 4 kali pertahun (kondisi normal) (Sugondo, 2006). Kepatuhan Penderita Diabetes Mellitus dalam melaksanakan program pengobatan dapat ditingkatkan dengan mengikuti cara sehat yang berkaitan dengan nasehat, aturan pengobatan yang ditetapkan dan mengikuti jadwal pemeriksaan dalam rekomendasi hasil penyelidikan (Askes, 2010). Adanya penyakit yang serius dan kronis pada diri seorang anggota keluarga biasanya memiliki pengaruh yang mendalam pada sistem keluarga, khususnya pada struktur peran dan pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga. Oleh karena itu keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberikan perawatan langsung setiap keadaan sehat dan sakit terhadap penderita. Stres yang dialami penderita baik fisik maupun mental berhubungan dengan sakitnya dan secara tidak disadari atau tidak langsung dirasakan oleh orang tua dan keluarga penderita, maka akan timbul suatu kesalahan kesalahan sikap keluarga dan penderita (Soewondo, 2005).

digilib.uns.ac.id 5 Salah satu program Asuransi Kesehatan untuk meningkatkan efektifitas pelayanan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan bagi peserta Askes penderita penyakit kronis melalui Program Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe-2 (PPDM) yang merupakan suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta, PPK dan PT Askes yang menyandang penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien (Askes, 2012). Pengelolaan penyakit Diabetes Melitus tersebut selain dokter, perawat, ahli gizi serta tenaga kesehatan lain, peran pasien dan keluarganya guna memahami lebih jauh tentang perjalanan penyakit, pencegahan baik primer, sekunder dan tersier, penyulit dan penatalaksanaan DM akan sangat membantu keikutsertaan mereka dalam usaha memperbaiki hasil pengelolaan (Askes, 2012). Ketiadaan dana untuk berobat atau dana yang sangat terbatas, tidak ingin menjual harta atau meminjam dari orang lain, sebagian Rumah tangga (63%) yang mengeluh sakit tidak menggunakan fasilitas kesehatan apapun atau tidak berobat (Thabrany, 2009). Di Rumah Sakit publik sekalipun, rakyat yang tidak miskin,tidak tahu biaya yang harus dibayarkan sampai ia selesai dirawat. Umumnya rakyat terpaksa bayar, pinjam dari teman atau sanak famili, menjual harta benda bahkan mencuri untuk biaya pengobatan. Berbeda dengan di Malaysia, Thailand, dan Sri Lanka yang seluruh rakyatnya sudah dijamin sejak puluhan tahun lalu. Tidaklah mengherankan, jika akhirnya rakyat mencari pengobatan tradisional atau berobat ke pengobatan tidak rasional seperti ke Ponari karena ketiadaan uang, yang

digilib.uns.ac.id 6 berakhir dengan buruknya kualitas SDM, tingginya angka kematian dan rendahnya usia harapan hidup (Thabrany, 2009). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan kepatuhan berobat penderita Diabetes Melitus kaitannya dengan dukungan keluarga dan kepesertaan Asuransi Kesehatan 1. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang ditemui dalam proses pelayanan civil sebagai berikut : a. Jumlah penderita Diabetes Melitus meningkat setiap tahun b. Penderita Diabetes Melitus yang tidak patuh dengan pengobatan dapat menyebabkan komplikasi penyakit c. Motivasi penderita Diabetes Melitus untuk berobat d. Dukungan keluarga untuk memotivasi penderita Diabetes Melitus berobat e. Biaya menyebabkan penderita tidak bisa mengakses pelayanan kesehatan 2. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang ditemui dalam proses pelayanan civil sebagai berikut : a. Materi Dalam penelitian ini, penulis akan membahas masalah adakah pengaruh kepesertaan Asuransi Kesehatan dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan berobat penderita Diabetes Melitus?

digilib.uns.ac.id 7 b. Sasaran Sasaran dalam penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus yang memiliki Asuransi Kesehatan dan berobat di poli spesialis penyakit dalam di RSUD dr. Soedono Madiun c. Lokasi Lokasi penelitian ini adalah RSUD dr. Soedono Madiun. B. Rumusan Masalah 1. Apakah ada pengaruh kepesertaan Asuransi Kesehatan terhadap kepatuhan berobat penderita Diabetes Melitus tipe II 2. Apakah ada pengaruh dukungan keluarga terhadap kepatuhan berobat penderita Diabetes Melitus tipe II 3. Apakah ada pengaruh bersama kepesertaan Asuransi Kesehatan dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan berobat penderita Diabetes Melitus tipe II C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis pengaruh kepesertaan Asuransi Kesehatan dan Dukungan keluarga terhadap kepatuhan berobat penderita Diabetes Melitus Tipe II 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pengaruh kepesertaan Asuransi Kesehatan terhadap kepatuhan berobat penderita Diabetes Melitus Tipe II b. Mendeskripsikan pengaruh dukungan keluarga terhadap kepatuhan berobat penderita Diabetes Melitus Tipe II

digilib.uns.ac.id 8 c. Mendeskripsikan pengaruh kepesertaan Asuransi Kesehatan dan Dukungan Keluarga terhadap kepatuhan berobat penderita Diabetes Melitus Tipe II D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Bagi peneliti Memperoleh pengetahuan dan pengalaman cara berpikir kreatif dan inovatif terhadap permasalahan guna mencari pemecahan perhadap masalah melalui kerangka berpikir ilmiah b. Bagi Peneliti selanjutnya Sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya yang akan meneliti lebih lanjut tentang pengaruh kepesertaan Asuransi Kesehatan dan dukungan keluarga terhadap tingkat kepatuhan penderita Diabetes Melitus 2. Manfaat Praktis a. Bagi Responden Sebagai sumber informasi bagi responden agar patuh terhadap pengobatan Diabetes Melitus b. Bagi Tempat Penelitian Menambah informasi agar dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan pelayananan kesehatan peserta Asuransi Kesehatan penderita Diabetes Melitus

digilib.uns.ac.id 9 c. Bagi Institusi Diharapkan bahan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam menentukan kebijakan Jaminan Sosial Nasional