BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. setiap unit penelitian (baglog). Berat segar tubuh buah dan jumlah tubuh buah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data diambil dari semua unit penelitian, berupa jumlah akar dan hasil

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. jarak antara koloni bakteri Staphylococcus aureus dengan sisi terluar paper

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. jamur telah membesar, namun belum pecah. Seadangkan kelapa muda yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peluang Bisnis Budidaya Jamur Tiram

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( )

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERASAH DAUN PISANG DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ,

BAB IV HASIL PENELITIAN. penambahan berat badan Mencit (Mus musculus). Jarak penimbangan pada

BAB I PENDAHULUAN. jamur kuping, jamur tiram, jamur merang, jamur shiitake dan sebagainya.

PEMANFAATAN PUPUK KANDANG SAPI UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

BAB IV HASIL PENELITIAN. penghambatan pertumbuhan. Daerah hambat yaitu jarak antara koloni

BAB IV HASIL PENELITIAN. ketebalan (dengan satuan mm). Tingkat ketebalan adalah ukuran dari tinggi zona

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT dengan kekuasaan dan kehendak-nya telah menumbuhkan. berbagai macam tumbuh-tumbuhan di muka bumi ini yang di dalamnya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari)

BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Ekstrak Daun Meniran (Phyllanthus niruri, L.) Terhadap. Pertumbuhan Staphylococcus aureus.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Cancida albicans dengan sisi terluar paper disc yang mengandung ekstrak

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya jamur merang (Volvariella volvacea), jamur kayu seperti jamur

BAB I PENDAHULUAN. yang masih hidup maupun yang sudah mati. Karena itu jamur memegang peran

BAB V PEMBAHASAN. STAIN Palangka Raya. Sedangkan pengukuran atau penimbangan berat

BAB V PEMBAHASAN. aktivitas antimikroba ekstrak daun panamar gantung terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DALAM UPAYA DIVERSIFIKASI PANGAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga

I. PENDAHULUAN. fotosintesis. Oleh karena itu, didalam pertumbuhannya jamur memerlukan zat-zat

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) DAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) PADA MEDIA AMPAS TAHU DAN KULIT KACANG TANAH

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram. Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah

BAB I PENDAHULUAN. bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara

BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Tabel 2.1 Kandungan Gizi JamurTiram No Komposisi Dalam %

BAB I PENDAHULUAN. Jenis jamur itu antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shitake.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TUMBUH CAMPURAN JERAMI PADI DAN TONGKOL JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengembangan Media Dasar Jerami untuk Pertumbuhan dan. Produktifitas Jamur Merang (Volvariella Volvaceae) dengan

LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI USAHA SAMPINGAN

A005. PEMANFAATAN LIMBAH ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR TIRAM (Pleorotus ostreatus) AKIBAT KONSENTRASI PEMBERIAN MOLASE (GULA MERAH)

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL INTEGRASI SAINS. herba yaitu : Talas, singkong,, kangkung, patikan kebo, pandan, rimbang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Larutan Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap

PENGARUH KOMBINASI TAKARAN DEDAK DAN LAMA PENGOMPOSAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SUBSTITUSI MEDIA TANAM SERBUK GERGAJI KAYU DENGAN SAMPAH ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi.

PENGARUH SUMBER DAN KONSENTRASI NUTRISI TAMBAHAN TERHADAP PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) SKRIPSI

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR DOLOMIT PADA MEDIA TANAM KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH PERTANIAN JERAMI PADI dan BATANG JAGUNG

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK SANTRI MELALUI BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH DI PONDOK PESANTREN DARUL HUDA, JABON, SIDOARJO

Kelompok (Lama. Penyimpanan/hari) A0 A1 A2 A3 6,422 6,832 7,179 7,862 24,286 26, ,969 5,892 6,244 6,926 7,032 7,491 7.

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

EFEKTIVITAS PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA (Cocos nucifera) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTI (Pleorotus ostreatus)

PENGARUH PUPUK KANDANG AYAM DAN SERBUK GERGAJI SENGON PADAMEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN. DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH(Pleorotus ostreatus )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Jumlah Badan Buah Jamur Merang Setelah 14 Hari Masa Tanam. Perlakuaan

BAB I PENDAHULUAN. penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar.

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya

I. PENDAHULUAN. menempati posisi penting dalam memberikan kontribusi bagi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Achmad, mugiono, arlianti,tyas. Asmi, Chotimatul Panduan Lengkap Jamur. Bogor: Penebar Swadaya.

BAB I PENDAHULUAN. lemak. Selain itu jamur juga banyak membutuhkan peluang usaha yang

PENGARUH LIMBAH SEKAM PADI DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA TAMBAHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

PEMANFAATAN AIR KELAPA SEBAGAI MEDIA TANAM BIAKAN MURNI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. telah dilakukan dalam selang waktu 2 hari, didapatkan hasil sebagai berikut : Pengamatan Hari ke Perlakuan

BAB I PENDAHULUAN. gram jamur kering juga mengandung protein 10,5-30,4%, lemak 1,7-2,2%, kalsium 314 mg, dan kalori 367 (Suwito, 2006).

II. TINJAUAN PUSTAKA. lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Permukaan

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

I. PENGANTAR. konsumsi (edible mushroom), yang telah banyak dibudidayakan, karena selain

I. PENDAHULUAN. komoditi pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan koperasi serta

PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotus ostreatus ) PADA KOMPOSISI MEDIA TANAM SERBUK GERGAJI, AMPAS TEBU DAN KULIT PISANG YANG BERBEDA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur 2.2 Jamur Tiram Putih

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat panen, lebar tudung ialah rerata lebar tudung (pileus), yaitu panjang

SKRIPSI. Oleh Windasari Nur Aniza NIM


BAB I PENDAHULUAN. Mikroorganisme ada yang berupa bakteri, protozoa, virus ataupun cendawan,

I. PENDAHULUAN. seiring dengan meningkatnya konsumsi di masyarakat. Semakin pesatnya

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun oleh:

Transkripsi:

46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data diambil dari semua unit penelitian, berupa hasil pengukuran berat segar tubuh buah (dengan satuan gram) dan jumlah tubuh buah pada setiap unit penelitian (baglog). Berat segar tubuh buah dan jumlah tubuh buah adalah ukuran dari produksi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) yang tumbuh pada media tanam. 1. Data Hasil Pengamatan Pengaruh Lama Waktu Inkubasi Media Terhadap Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) a. Parameter Berat Segar (Gram) Tubuh Buah Hasil perhitungan analisis variansi untuk pengaruh lama waktu inkubasi media terhadap produksi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), berdasarkan lama waktu inkubasi menunjukkan bahwa media tanam yang telah diinkubasikan dengan lama waktu yang berbeda memiliki pengaruh nyata terhadap produksi jamur titarm putih. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut. 47

47 Tabel 4.1 Rata-rata Pengaruh Lama Waktu Inkubasi Terhadap Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Berdasarkan Berat Segar (gram) Tubuh Buah No Perlakuan Ulangan Total U 1 U 2 U 3 U 4 U 5 1. J 1 (29 hari) 69,03 67,63 69,16 69,20 69,00 344,02 68,80 2. J 2 (32 hari) 77,16 78,00 77,62 77,06 78,01 387,85 77,57 3. J 3 (35 hari) 103,03 100,65 103,13 102,06 103,00 511,87 102,37 4. J 4 (38 hari) 158,64 158,32 157,69 158,00 158,03 790,68 158,14 5. J 5 (41 hari) 113,00 112,86 113,01 113,13 112,89 564,89 112,98 Total 520,86 517,46 520,61 519,45 520,93 2599,31 519,86 Data Tabel 4.1 menunjukkan bahwa, berat segar (gram) tubuh buah dari produksi jamur tiram putih yang dihasilkan sangat bervariasi pada setiap interval lama waktu inkubasi. Data pada Tabel 4.1 di atas menunjukkan adanya variasi rata-rata berat segar tubuh buah jamur tiram putih dari yang terendah rata-rata 68,80 gram (J 1 ) hingga data tertinggi dengan rata-rata 158,14 gram (J 4 ). Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh lama waktu inkubasi media terhadap produksi jamur tiram putih berdasarkan berat segar (gram) tubuh buah dilakukan analisis varians, yang ringkasan analisis variansinya dapat dilihat pada tabel 4.2, sedangkan perhitungan selengkapnya tercantum pada lampiran.

48 Tabel 4.2 Ringkasan Analisis Variansi Untuk Pengaruh Lama Waktu Inkubasi Media Terhadap Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Berdasarkan Berat Segar (Gram) Tubuh Buah F Tabel Sumber Keragaman Db JK KT F Hitung 5 % 1 % Perlakuan 4 24756,27 6189,06 16727,18 ** 2,67 4,43 Galat 20 7,52 0,37 - - - Total 24 - - - - Keterangan : ** = Berbeda Sangat Nyata * = Berbeda Nyata T n = Tidak Berbeda Nyata Hal ini berarti bahwa perlakuan lama waktu inkubasi media terhadap produksi jamur tiram putih pada parameter berat segar (gram) berpengaruh sangat nyata. Harga F hitung (16727,18) lebih besar dari F tabel 1% (4,43). Hal ini berarti hipotesis penelitian (H I ) dapat diterima sedangkan hipotesis (H O ) ditolak pada taraf signifikan 1% dan 5%. Pengamatan produksi jamur tiram putih memiliki nilai Koefisien Keragaman (KK) sebesar (0,11 %) mendukung nilai F hitung (16727,18) yang lebih besar dari nilai F tabel 1% (4,43) yang menunjukkan adanya variasi data yang masuk dalam syarat keragaman taraf 1%.

49 Tabel 4.3 Uji BNT 1% Pengaruh Lama Waktu Inkubasi Media Terhadap Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Berdasarkan Berat Segar (Gram) Tubuh Buah NO. PERLAKUAN TOTAL X NOTASI 1. J 1 (29 hari) 344,02 68,80 a 2. J 2 (32 hari) 387,85 77,57 b 3. J 3 (35 hari) 511,87 102,37 c 4. J 5 (41 hari) 564,89 112,98 d 5. J 4 (38 hari) 790,68 158,14 e BNT 1% = 1,05 Berdasarkan hasil dari Uji BNT 1% diketahui bahwa pada taraf perlakuan J 1 (29 hari) memiliki notasi dengan huruf a. Pada taraf perlakuan J 2 (32 hari) memiliki notasi dengan huruf b. Pada taraf J 3 (35 hari) memiliki notasi dengan huruf c. Pada taraf perlakuan J 4 (38 hari) memiliki notasi dengan huruf d, sedangkan pada taraf J 5 (41 hari) memiliki notasi dengan huruf e. Notasi-notasi di atas menunjukkan bahwa angka dari rata-rata tingkat berat segar (gram) tubuh buah jamur tiram putih yang diikuti dengan huruf yang berbeda berarti memiliki pengaruh yang berbeda sangat nyata antara masing-masing perlakuan.

Gram Berat Segar 50 Taraf lama waktu inkubasi media terhadap produksi jamur tiram putih yang optimal jika dilihat dari berat segar (gram) tubuh buah yang dihasilkan terdapat pada taraf J 4. Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Lama Waktu Inkubasi Media Terhadap Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Berdasarkan Berat Segar (Gram) Tubuh Buah 160 158,14 140 120 102,37 112,98 100 80 68,80 77,57 60 40 20 0 J1 (29 HARI) J2 (32 HARI) J3 (35 HARI) J4 (38 HARI) J5 (41 HARI) Perlakuan Lama Waktu Inkubasi Media b. Parameter Jumlah Tubuh Buah Hasil perhitungan analisis variansi untuk pengaruh lama waktu inkubasi media terhadap produksi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), berdasarkan lama waktu inkubasi menunjukkan bahwa media tanam yang telah diinkubasikan dengan lama waktu yang berbeda memiliki pengaruh nyata terhadap jumlah tubuh buah pada produksi jamur tiram putih. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 4.4 berikut.

51 Tabel 4.4 Rata-rata Pengaruh Lama Waktu Inkubasi Terhadap Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Berdasarkan Jumlah Tubuh Buah No Perlakuan Ulangan Total U 1 U 2 U 3 U 4 U 5 1. J 1 (29 hari) 2 3 3 3 3 14 2,8 2. J 2 (32 hari) 5 4 5 5 5 24 4,8 3. J 3 (35 hari) 5 5 6 5 6 27 5,4 4. J 4 (38 hari) 10 10 9 10 10 49 9,8 5. J 5 (41 hari) 7 6 7 7 7 34 6,8 Total 29 28 30 30 31 148 29,6 Data Tabel 4.4 menunjukkan bahwa, perlakuan lama waktu inkubasi media berpengaruh terhadap produksi jamur tiram putih. Jumlah tubuh buah dari produksi jamur tiram putih yang dihasilkan sangat bervariasi pada setiap interval lama waktu inkubasi. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh lama waktu inkubasi media terhadap produksi jamur tiram putih berdasarkan jumlah tubuh buah dilakukan analisis varians, yang ringkasan analisis variansinya dapat dilihat pada Tabel 4.5, sedangkan perhitungan selengkapnya tercantum pada Lampiran nomor II.

52 Tabel 4.5 Ringkasan Analisis Variansi Untuk Pengaruh Lama Waktu Inkubasi Media Terhadap Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Berdasarkan Jumlah Tubuh Buah Sumber Keragaman Db JK KT F Hitung F Tabel 5 % 1 % Perlakuan 4 135,44 33,86 153,90 ** 2,67 4,43 Galat 20 4,4 0,22 - - - Total 24 139,84 - - - - Keterangan : ** = Berbeda Sangat Nyata * = Berbeda Nyata T n = Tidak Berbeda Nyata Hal ini berarti bahwa perlakuan lama waktu inkubasi media terhadap produksi jamur tiram putih pada parameter jumlah tubuh buah berpengaruh sangat nyata. Harga F hitung (153,90) lebih besar dari F tabel 1% (4,43). Hal ini berarti hipotesis penelitian (H I ) dapat diterima sedangkan hipotesis (H O ) ditolak pada taraf signifikan 1% dan 5%. Pengamatan produksi jamur tiram putih memiliki nilai Koefisien Keragaman (KK) sebesar (1,55%) mendukung nilai F hitung (153,90) yang lebih besar dari nilai F tabel 1% (4,43) yang menunjukkan adanya variasi data yang masuk dalam syarat keragaman taraf 1%.

53 Tabel 4.6 Uji BNT 1% Pengaruh Lama Waktu Inkubasi Media Terhadap Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Berdasarkan Jumlah Tubuh Buah NO. PERLAKUAN TOTAL X NOTASI 1. J 1 (29 hari) 14 2,8 a 2. J 2 (32 hari) 24 4,8 b 3. J 3 (35 hari) 27 5,4 b 4. J 5 (41 hari) 34 6,8 c 5. J 4 (38 hari) 49 9,8 d BNT 1% = 0,79 Berdasarkan hasil dari Uji BNT 1% diketahui bahwa pengaruh pada taraf perlakuan J 1 (29 hari) memiliki notasi dengan huruf a. Pada taraf perlakuan J 2 (32 hari) dan J 3 (35 hari) memiliki notasi dengan huruf b. Pada taraf J 4 (38 hari) memiliki notasi dengan huruf c. Sedangkan pada taraf perlakuan J 5 (41 hari) memiliki notasi dengan huruf d. Notasi-notasi di atas menunjukkan bahwa angka dari rata-rata tingkat jumlah tubuh buah jamur tiram putih yang diikuti dengan huruf yang berbeda berarti memiliki pengaruh yang berbeda sangat nyata antara masing-masing perlakuan. Taraf lama waktu inkubasi media terhadap produksi jamur tiram putih yang optimal jika dilihat dari jumlah tubuh buah yang dihasilkan terdapat pada taraf J 4.

JUMLAH TUBUH BUAH 54 Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Lama Waktu Inkubasi Media Terhadap Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Berdasarkan Jumlah Tubuh Buah 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 9,8 6,8 4,8 5,4 2,8 J1 (29 HARI) J2 (32 HARI) J3 (35 HARI) J4 (38 HARI) J5 (41 HARI) Perlakuan Lama Waktu Inkubasi Media

55 B. Pembahasan Perlakuan lama waktu inkubasi media dengan variasi lama waktu yang berbeda menunjukkan hasil bahwa perlakuan waktu inkubasi tersebut berpengaruh sangat nyata terhadap produksi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Lama waktu inkubasi media yang digunakan pada produksi jamur tiram putih ini dibuat dalam 5 taraf perlakuan yaitu: 29 hari, 32 hari, 35 hari, 38 hari, dan 41 hari. Perlakuan lama waktu inkubasi media sangat berpengaruh nyata terhadap produksi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) yang dihasilkan. Hal ini terlihat pada produksi jamur tiram putih yang dihasilkan untuk taraf perlakuan J 4 ( inkubasi 38 hari ), yang mana data berat segar tubuh buah (158,14 gram) dan jumlah tubuh buah (9,8 buah ). Produksi jamur tiram putih pada taraf J 4 ini secara jelas lebih tinggi datanya jika dibandingkan dengan data pada taraf J 1 ( inkubasi 29 hari ), J 2 ( inkubasi 32 hari ), J 3 ( inkubasi 35 hari ) dan J 5 (inkubasi 41 hari). Hal ini dikarenakan, pada perlakuan J 4 (inkubasi 38 hari) miselium jamur tiram sudah menyebar dan memenuhi media tanam. Budi daya jamur tiram memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai, baik temperatur (suhu), kelembapan, keasaman, cahaya, nutrisi, serta kandungan air. Semakin mendekati kondisi lingkungan yang alami, pertumbuhan jamur tiram semakin baik. 1 Ilmu, 2000, h,15 1 Hardi Soenanto, Jamur Tiram Budidaya dan Peluang Usaha, Semarang: CV Aneka

56 Kisaran temperatur (suhu) untuk pertumbuhan jamur tiram adalah 15 sampai 30 C. Sedangkan temperatur optimum yang diperlukan adalah berkisar antara 22 sampai 28 C. Diupayakan temperatur lingkungan disekitar tumbuh jamur selalu dalam keadaan stabil, supaya pertumbuhan dan perkembangan tidak terganggu. Selama budi daya, dari sejak penanaman bibit sampai menjelang panen, suhu ruangan harus dipantau terus-menerus, tujuannya agar kisaran suhu yang dibutuhkan jamur tiram terpenuhi. Untuk mengetahui secara pasti keakuratan suhu, dapat menggunakan termometer. 2 Sedangkan saat induksi primordia dibutuhkan kelembapan udara sebesar 95%. Meski demikian, jamur tiram cukup toleran terhadap kelembapan hingga 70%. Perbedaan ini meskipun sama-sama hidup, tumbuh, dan berkembang, namun pengaruhnya terhadap kecepatan tumbuh dan kualitas yang dihasilkan. 3 1. Pengaruh Lama Waktu Inkubasi Media Terhadap Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Berdasarkan Lama Waktu Inkubasi 29 Hari Perlakuan lama waktu inkubasi media berpengaruh cukup signifikan terhadap produksi jamur tiram putih (Pluerotus ostreatus), hal ini dapat dlihat berdasarkan data hasil penelitian yang menunjukkan bahwa taraf perlakuan J 1 (29 hari) berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Adapun perlakuan yang optimal adalah pada taraf J 4 (38 hari). 2 Ibid, h.16 3 Ibid, h.16

57 Gambar. 4.3 Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada Inkubasi 29 Hari Berdasarkan data penelitian pada Tabel 4.1 bahwa lama waktu inkubasi media yang dilakukan selama 29 hari, menghasilkan berat segar tubuh buah dengan rata-rata 68,80 gram dan jumlah tubuh buah rata-rata 2,8. Pada waktu inkubasi media selama 29 hari, miselium yang terdapat dalam baglog belum sepenuhnya menyebar pada media tanam. Sehingga ketika tutup pada media tanam dibuka dan diberi perlakuan maka bibit yang telah diinokulasi belum sepenuhnya siap untuk melakukan proses pertumbuhan. Oleh karena itu, proses pertumbuhannya akan sangat mudah sekali terhambat. Hal tersebut dikarenakan miselium yang menyebar belum memenuhi media tanam, sebab miselium pada perlakuan J 1 masih relatif muda, dan masih sedikit, sehingga ketika tutup baglog dibuka miselium perlu waktu untuk adaptasi terhadap perubahan suhu, kelembapan, ventilasi (oksigen) dan cahaya. Oleh karena itu miselium pada perlakuan J 1 ini akan lebih mudah mengalami hambatan dalam proses pertumbuhannya. Namun dalam hal ini, jamur tetap dapat tumbuh, akan tetapi produksinya tidak optimal.

58 2. Pengaruh Lama Waktu Inkubasi Media Terhadap Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Berdasarkan Lama Waktu Inkubasi 32 Hari Perlakuan lama waktu inkubasi media berpengaruh cukup signifikan terhadap produksi jamur tiram putih (Pluerotus ostreatus), hal ini dapat dlihat berdasarkan data hasil penelitian yang menunjukkan bahwa taraf perlakuan J 2 (32 hari) berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Adapun perlakuan yang optimal adalah pada taraf J 4 (38 hari). Berdasarkan data penelitian pada Tabel 4.1 bahwa lama waktu inkubasi media yang dilakukan selama 32 hari, menghasilkan berat segar tubuh buah dengan rata-rata 77,57 gram dan jumlah tubuh buah rata-rata 4,8. Pada waktu inkubasi media selama 32 hari, miselium yang terdapat pada baglog belum sepenuhnya menyebar memenuhi media tanam. Sehingga ketika tutup media dibuka dan diberi perlakuan proses pertumbuhannya masih belum optimal dan proses pertumbuhannya akan terhambat. Adapun perlakuan yang diberikan saat proses pembentukkan tubuh buah diawali dengan pemberian tekanan (stres) berupa perbedaan suhu, kelembapan serta pemberian oksigen. 4 Selama pertumbuhan tubuh buah jamur sampai panen, temperatur diatur antara 26-28 C. 5 Sedangkan pada saat pembentukan tubuh buah memerlukan kelembapan relatif 80%. 6 4 Dr. Ir. Achmad, M.S. dkk, Panduan Lengkap Jamur, Jakarta: Penebar Swadaya, 2011, h.132 5 H. Unus Suriawiria, Sukses Beragrobisnis Jamur Kayu: Shiitake, Kuping, Tiram, Jakarta: Penebar Swadaya, 2000, h.79 6 Hardi Soenanto, Jamur Tiram Budidaya dan Peluang Usaha, Semarang: CV Aneka Ilmu, 2000, h,16

59 Jamur tetap dapat tumbuh pada kondisi yang seperti ini, namun pertumbuhannya tidak optimal. Adapun pertumbuhan jamur yang optimal terdapat pada perlakuan taraf J 4 (38 hari). Gambar. 4.4 Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada Inkubasi 32 Hari 3. Pengaruh Lama Waktu Inkubasi Media Terhadap Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Berdasarkan Lama Waktu Inkubasi 35 Hari Perlakuan lama waktu inkubasi media berpengaruh cukup signifikan terhadap produksi jamur tiram putih (Pluerotus ostreatus), hal ini dapat dlihat berdasarkan data hasil penelitian yang menunjukkan bahwa taraf perlakuan J 3 (35 hari) berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Adapun perlakuan yang optimal adalah pada taraf J 4 (38 hari). Berdasarkan data penelitian pada Tabel 4.1 bahwa lama waktu inkubasi media yang dilakukan selama 35 hari, menghasilkan berat segar tubuh buah dengan rata-rata 102,37 gram dan jumlah tubuh buah rata-rata

60 5,4. Pada waktu inkubasi media selama 35 hari, miselium yang terdapat pada baglog hampir sepenuhnya menyebar memenuhi media tanam. Sehingga ketika tutup pada media tanam dibuka miselium pada perlakuan J 3 ini sudah mulai dapat beradaptasi dan dapat melakukan proses pertumbuhan dengan cukup baik atau cukup optimal. Gambar. 4.5 Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada Inkubasi 35 Hari 4. Pengaruh Lama Waktu Inkubasi Media Terhadap Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Berdasarkan Lama Waktu Inkubasi 38 Hari Berdasarkan data penelitian pada Tabel 4.1 bahwa lama waktu inkubasi media yang dilakukan selama 38 hari, menghasilkan berat segar tubuh buah dengan rata-rata 158,14 gram dan jumlah tubuh buah rata-rata 9,8. Pada waktu inkubasi media selama 38 hari, miselium yang terdapat pada baglog telah sepenuhnya memenuhi media tanam, sehingga ketika tutup media dibuka bibit yang telah menyebar penuh pada media tanam

61 telah siap tumbuh dan dapat melakukan proses pertumbuhan dengan baik atau optimal. Gambar. 4.6 Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada Inkubasi 38 Hari 5. Pengaruh Lama Waktu Inkubasi Media Terhadap Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Berdasarkan Lama Waktu Inkubasi 41 Hari Pengaruh lama waktu inkubasi media terhadap produksi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) pada inkubasi 41 hari ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan produksi pada jamur tiram putih. Berdasarkan data penelitian pada Tabel 4.1 bahwa lama waktu inkubasi media yang dilakukan selama 41 hari, menghasilkan berat segar tubuh buah dengan rata-rata 112,98 gram dan jumlah tubuh buah rata-rata 6,8. Pada waktu inkubasi media selama 41 hari, miselium yang terdapat pada baglog sudah relatif tua dan memenuhi media tanam, yang mana

62 pada waktu inkubasi ke 41 hari ini miselium yang akan tumbuh terhambat dengan adanya tutup media yang belum dibuka dan ini menyababkan kondisi yang diperlukan dalam pembentukkan tubuh buah tidak terpenuhi, sehingga produksi yang dihasilkan tidak optimal seperti produksi yang telah dihasilkan pada inkubasi media selama 32 hari. Gambar. 4.7 Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada Inkubasi 41 Hari Setelah media tanam (baglog) dipenuhi oleh miselium jamur tiram, pembentukan tubuh buah jamur tiram dimulai. 7 Oleh karena itu penutup/paralon pada media tanam harus segera dibuka, dan dilakukan penyiraman. Karena jika tidak dibuka, maka akan menghambat pertumbuhan jamur. 7 Ibid, h.131

63 C. Aplikasi Penelitian Murni Biologi dengan Dunia Pendidikan Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota, termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem. Tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. 8 Hidupnya pada kayu-kayu lapuk, serbuk gergaji, limbah jerami, atau limbah kapas. 9 Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang organismenya tidak berklorofil, maka jamur dikelompokkan sebagai organisme heterotrof. Jamur dapat bersifat saprofit, bila zat organik yang diambil tidak diperlukan lagi oleh pemiliknya atau bersifat parasit bila zat organik yang diambil untuk kebutuhan hidupnya diambil dari organisme lain yang masih hidup. 10 Penelitian ini dilakukan dengan memberikan beberapa perlakuan berupa lama waktu inkubasi media. Perlakuan ini diberikan untuk mengetahui pengaruh lama waktu inkubasi media terhadap produksi jamur tiram putih. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam kegiatan pembelajaran, dan sarana menunjang materi yang disusun serta dikembangkan pada materi praktikum mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah. Proses pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan kontekstual, karena dengan menggunakan pendekatan ini, mahasiswa mampu 8 M. Alex S, Meraih Sukses Dengan Budidaya Jamur Tiram, Jamur Merang, dan Jamur Kuping, Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2011, h.51 9 Dr. Ir. Achmad, M. S. Dkk, Panduan Lengkap Jamur, Jakarta: Penebar Swadaya, 2011,h.125 10 Hardi Soenanto, Jamur Tiram Budidaya dan Peluang Usaha, Semarang: Aneka Ilmu, 2000, h.6

64 memperoleh pendidikan kecakapan hidup. Selain itu juga dapat memberi informasi kepada khalayak umum tentang pengaruh lama waktu inkubasi media terhadap produksi jamur tiram putih. Allah swt. Menyeru untuk melihat tanda-tanda kebesarn-nya dan berusaha memahami ilmu kekuasaan dan kreasi seni-nya yang tidak terhingga ini dengan mengingat dan merenungkan hal-hal tersebut, sebab Allah menciptakan segala sesuatu dengan sempurna tanpa cacat yang pastinya bermanfaat besar bagi umat manusia, sebagaimana dijelaskan dalam Firman- Nya di bawah ini: Artinya: Dan Katakanlah: "Segala puji bagi Allah, dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-nya, Maka kamu akan mengetahuinya. dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan". (QS: An Naml [27]: 93) 11 D. Integrasi Islam dan Sains Sebagai manusia yang dikaruniai akal, manusia diperintahkan untuk selalu memikirkan tentang kekuasaan dan keesaan yang dimiliki oleh Allah swt. Hal ini seperti yang dijelaskan didalam Firman-Nya di bawah ini: 11 Kementerian Agama RI, Al-Qur an Al-Jamil Terjemah Perkata, Jakarta: PT. Cepat Bagus Segera, 2012, h. 17, hal.385

65 Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (QS. Ali Imran 3:190) 12 Berdasarkan firman Allah swt. Di atas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang pengaruh lama waktu inkubasi media terhadap produksi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Hal ini dikarenakan adanya media yang dibuat untuk produksi jamur tiram putih berasal dari limbah serbuk gergaji yang telah tidak terpakai lagi, namun dapat dimanfaatkan dalam proses budidaya jamur tiram putih yang mana jamur tiram putih itu sendiri merupakan salah satu organisme yang dapat dikonsumsi dan memiliki banyak kegunaan. Selain itu Allah swt. juga menyuruh kepada manusia agar berpikir dan mencari sesuatu yang belum diketahui manfaatnya baik itu benda mati maupun makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan. Hal ini seperti yang telah dijelaskan didalam Firman-Nya pada surah Ar-Ra du ayat 4: 12 Ibid, hal.75

66 Artinya: Dan di bumi Ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebunkebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir. (QS.Ar Rad [13]:4) 13 Sesungguhnya Allah swt menciptakan langit dan bumi agar memberikan manfaat lebih besar bagi orang-orang yang mau berfikir, salah satu ciptaan Allah swt yang bermanfaat adalah jamur tiram putih. Jamur tiram putih ini telah banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena mengingat manfaat dan kandungan gizi yang terdapat didalamnya. Selain mengandung berbagai macam asam amino essensial, lemak, mineral, dan vitamin, juga terdapat zat penting yang berpengaruh terhadap aspek medis. 13 Ibid, hal.249

67