BAB I PENDAHULUAN. AKAD TABARRU PADA ASURANSI SYARIAH (Studi Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga Bandar Lampung), untuk menghindari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. dapat menimpa mereka. Dalam industri jasa yang bergerak di bidang sektor. satu yang paling banyak diatur lewat regulasi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100.

BAB I PENDAHULUAN. tidak terduga dimasa depan, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

perbankan di Indonesia menganut dual banking system yaitu perbankan konvensional dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini umat Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia perbankan, terutama perbankan syari ah tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

I. PENDAHULUAN. Asuransi pada dasarnya merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. ialah meningkatnya kesadaran masyarakat tentang perencanaan dan kebutuhan

BAB III METODE PENELITIAN

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan Bermotor ialah kendaraan yang digerakkan oleh motor

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1976, hlm Jakarta, 1997, hlm. 5. Utama, Jakarta, 2011, hlm. 1496

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat kehidupan manusia tidak dapat terlepaskan dari risiko. Risiko

BAB I PENDAHULUAN. memberatkankalangan yang tidak mampu tetapi, juga memberatkan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. akan dijelaskan beberapa istilah dalam penelitian ini agar tidak terjadi kesalah

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian diri, namun penyesuaian diri tersebut tidak melepaskan diri dari. fitrah manusia yang selalu beradapan dengan risiko.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH (BPRS) MITRA HARMONI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kaitan dengan Muamalah, sebenarnya syariat Islam cukup terbuka dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah sebagai penuntun memiliki daya

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka, 1976), hlm ), hlm 6

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

Unsur Fatwa Ketentuan dalam fatwa Implementasi di AJB tijarah tabarru

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmengertianya akan masalah metafisis. Manusia tidak dapat

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

BAB V PEMBAHASAN. Setelah melakukan pengamatan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh BMT

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO.53/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD TABARRU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian hukum sosiologis atau

BAB I PENDAHULUAN. Buku Pintar, 2012, h Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 60.

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan tidak ada hidup tanpa risiko sebagaimana tidak ada hidup tanpa

BAB III METODE PENELITIAN. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran

BAB I PENDAHULUAN. persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. 2005, hal , hal , hal Moh.Saefulloh, Fiqih Islam Lengkap, Surabaya:Terbit Terang,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yakni pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. orang lain dan harta bendanya. Risiko yang dimaksud adalah suatu ketidaktentuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang datanya ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Fondasi perekonomian suatu negara berada didalam dunia lembaga

BAB I PENDAHULUAN. yang menjalankan sebagian besar sistem operasional perbankan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. dan Jawa Timur menjadikan Koperasi Simpan Pinjam (KOSPIN) JASA

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. bidang pertanggungan merupakan sebuah institusi modern hasil temuan dari

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI PENUTUP. Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi ancaman yang sama (Alfred Manes, 1930). sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang pertanggungan merupakan sebuah institusi modern hasil temuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu. pembangunan, terbakarnya bangunan dan lain sebagainya.

BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi.

PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DANA PESERTA PRODUK TAKAFUL PENDIDIKAN PADA PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA CABANG BANJARMASIN

Lembaga keuangan memiliki peranan penting dalam hal pembangunan. dan perkembangan perekonomian negara, karena fungsi utama dari lembaga

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dalam memenuhi kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya. Oleh sebab

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian merupakan cara kerja untuk dapat memahami obyek

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. dan universal yang mengatur semua aspek, baik sosial, ekonomi, dan politik

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Balai Pustaka, 1990) h Bulan Bintang, 1957) h Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I A. Penegasan Judul PENDAHULUAN Untuk menghindari kerancuan atau kesalah-pahaman dalam memahami judul skripsi ini, perlu kiranya penulis menjelaskan istilahistilah yang digunakan dalam judul berikut: ANALISIS PELAKSANAAN AKAD TABARRU PADA ASURANSI SYARIAH (Studi Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga Bandar Lampung), untuk menghindari kesalahan dalam memahaminya, maka perlu dijelaskan kata-kata penting dari judul tersebut, yaitu: 1. Analisis yaitu proses untuk mengetahui dan memahami fenomena suatu subyek dengan memanfaatkan berbagai informasi yang tersedia. 1 Dengan demikian dapat diketahui ciri-ciri dari setiap komponen analisis serta bagaimana hubungan yang ada pada masing-masing komponen beserta fungsinya sehingga bisa membentuk sebuah kesatuan yang memiliki makna baru. Analisis berfungsi sebagai upaya untuk mengenali dari proses identifikasi dari permasalahan yang ada pada penelitian yang dilakukan. 2. Pelaksanaan, atau implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disususn secara matang 2009, hlm. 3 1 Ridwansyah, Pendidikan Dasar Perbankan, Kumpilan Diklat Pembiayaan, Lampung,

2 dan terperinci. pelaksanaan Adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan) 2 3. Akad tabarru (gratuitous contract) adalah segala macam perjanjian yang menyangkut not-for profit transaction (transaksi nir laba). Transaksi ini pada hakekatnya bukan transaksi bisnis untuk mencari keuntungan komersial. Akad tabarru dilakukan dengan tujuan tolong menolong dalam rangka berbuat kebaikan (tabarru berasal dari kata birr dalam bahasa Arab, yang artinya kebaikan). Dalam akad tabarru, pihak yang berbuat kebaikan tersebut tidak berhak mensyaratkan imbalan apapun kepada pihak lainnya. Imbalan dari akad tabarru adalah dari Allah swt, bukan dari manusia. 3 4. Asuransi syari ah, adalah usaha saling melindungi dan tolongmenolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan/ atau Tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risisko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syari ah. 4 Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diperjelas kembali yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah suatu penelitian ilmiah yang berdasarkan pada syariat Islam tentang lembaga keuangan. Dalam hal ini terkait asuransi syariah dimana dalam pelaksanaannya menggunakan akad 2 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Cetakan. Keempat, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2011, hlm. 774 3 Adiwarman Karim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan, Cetakan. Kedua, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm. 58 4 Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, Cetakan Ketiga, Kencana Jakarta, 2012, hlm. 255

3 tabarru yang bersifat non-profit sehingga diperlukan penelitian didalam pelaksanaannya sudah sesuai atau belum. B. Alasan Memilih Judul Adapun yang menjadi alasan penulis memilih dan menetapkan judul diatas adalah sebagai berikut: 1. Alasan Objektif a. Karena asuransi merupakan suatu kebutuhan bagi setiap masyarakat dan pada dasarnya setiap orang memiliki risiko kerugian secara materi yang tidak bisa diprediksi dengan sendiri walau dengan tingkat kerugian yang berbeda-beda. b. Asuransi merupakan suatu tindakan yang efektif dan mempunyai nilai manfaat bagi masyarakat untuk menghindari kemungkinan risiko yang akan dihadapi dimasa yang akan datang. c. Penulis ingin mengetahui pelaksanaan akad tabarru yang diterapkan PT. Asuranai Takaful baik dalam pengelolaannya maupun dalam pembagiannya terhadap peserta asuransi. 2. Alasan Subjektif a. Pokok bahasan skripsi ini sesuai dengan disiplin ilmu yang penulis pelajari di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam jurusan Ekonomi Islam.

4 b. Literatur dan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penyusunan C. Latar Belakang skripsi ini tersedia di perpustakaan dan mudah dijangkau sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Seiring dengan pertumbuhan perbankan syariah yang cukup pesat dan menjanjikan, lembaga keuanagn non bank juga tumbuh dan berkembang salah satunya asuransi syariah, asuransi dalam literatur keislaman lebih banyak bernuansa sosial dari pada bernuansa ekonomi atau profit oriented ( keuntungan bisnis). Hal ini dikarenakan oleh aspek tolong-menolong yang menjadi dasar utama dalam menegakkan praktik asuransi dalam islam. Maka, tatkala konsep asuransi tersebut dikemas dalam sebuah organisasi perusahaan yang berorientasi kepada profit, maka akan berakibat pada penggabungan dua visi yang berbeda yaitu, visi sosial yang menjadi landasan utama dan visi ekonomi yang merupakan landasan periferal. 5 Lembaga keuangan syariah merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya dalam aktivitas perekonomian masyarakat modern, dimana semua pihak membutuhkan lembaga ini sebagai pelantara atau media dalam pengelolaan dana masyarakat. Pertumbuhan lembaga keuangan setiap tahunnya mengalami pertumbuhan yang signifikan baik lembaga keuangn bank maupun lembaga keuangn non-bank, begitu pula dengan Jumlah perusahaan perasuransian yang mengalami perkembangan setiap tahunnya seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini. 5 Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam Suatu Tinjauan Historis, Teoritis Dan Praktis., Kencana, Jakarta, 2006, hlm. 55

5 Tabel 1 Jumlah Perusahaan dan Unit Asuransi & Reasuransi Syariah Tahun 2014-2015 NO KETERANGAN TAHUN 2014 TAHUN 2015 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 1 Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 3 3 3 3 3 3 4 5 2 perusahaan Asuransi Umum Syariah 2 2 2 2 2 3 3 3 3 unit Syariah Perusahaan Asuransi Jiwa 17 17 18 18 18 18 18 19 4 unit Syariah PerusahaanAsuransi Umum 23 23 23 23 23 23 23 23 5 unit Syariah Perusahaan Reasuransi 3 3 3 3 3 3 3 3 JUMLAH 48 48 49 49 49 50 51 53 Sumber: aasi.or.id 6 Dari data jumlah pertumbuhan perusahaan dan unit asuransi serta reasuransi syariah menunjukkan pertumbuhan yang menigkat disetiap tahunnya dengan demikian prospek kedepannya akan lebih berkembang lagi terutama pada perusahaan asuransi jiwa syariah, karena asuransi jiwa syariah lebih siap berkembang didunia bisnis. Sementara itu menurut Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) 2014-2017 Adi Pramana mengungkapkan bahwa pertumbuhan industri asuransi syariah pada 2015 bisa mencapai lebih dari Maret 2016 6 www.aasi.or.id, Data Bisnis Asuransi dan Reasuransi Syariah AASI 2015, pdf, akses 11

6 30 persen sampai 40 persen Selama ini memang rata-rata pertumbuhan asuransi syariah di Indonesia mencapai lebih dari 30 persen. 7 Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan modern yang melakukan manajemen risiko yang mungkin dihadapi dimasa yang akan datang. Hal ini sangat menarik, mengingat kemungkinan adalah suatu ketidak pastian ( uncertainty ). Mengantisipasi sesuatu yang masih berupa kemungkinan bisa jadi bagi sebagian orang sebagai sebuah tindakan yang sia-sia dan tidak bermanfaat sama sekali, tetapi bagi sebagian yang lain mungkin sebuah tindakan yang efektif untuk menghindari kerugian yang mungkin ditimbulkannya. 8 Asuransi sebagai lembaga keuangan non-bank, terorganisir secara rapi dalam bentuk sebuah perusahaan yang berorientasi pada aspek bisnis kelihatan nyata pada era modern. Bersamaan dengan semangat revolusi industri dikalangan masyarakat barat, banyak tuntutan untuk mengadakan sebuah langkah proteksi terhadap kegiatan atau aktivitas ekonomi. Sehingga secara psikologi, ketenangan dan ketenteraman dapat dinikmati selama melakukan aktifitas ekonomi, disamping resiko yang selama ini dikhawatirkan dapat dihindari atau paling tidak diminimalisir menjadi sesuatu yang tidak memberatkan jika suatu hari nantinya mendapatkan kerugian dalam aktivitas ekonomi. 7 http://mediaasuransinews.com, Pertumbuhan Asuransi Syariah 2015 dapat Mencapai 30 %, akses 11 Maret 2016. 8 Andri Soemitra, Op.Cit., hlm. 252

7 Secara umum peraturan perasuransian syariah sama halnya dengan asuransi konvensional terutama dalam hal administrasi dan sistem pelaporan, Tetapi yang membedakan dalam setiap kegiatan muamalah, termasuk asuransi syariah adalah tata cara dan oprasionalnya harus berlandaskan pada Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Prinsipprinsip tersebut tidak boleh dilanggar. Oleh karena itu, salah satu ketentuan Al-Qur an dan Hadist yang menjadi landasan setiap kegiatan yang bersifat muamalah harus menghindarkan unsur-unsur gharar, mayisir, dan riba. Masalah syariah diatas yaitu gharar, maysir dan riba dapat diselesaikan dengan benarnya akad. Asuransi syariah telah mengubah akadnya dan membagi dana peserta kedalam dua rekening yang berbeda yaitu rekening tabungan peserta dan rekening tabarru. Dimana dalam rekening tabungan peserta (tijarah) apabila terdapat klaim atas akad tijarah sepenuhnya merupakan hak peserta, dan merupakan kewajiban perusahaan untuk memenuhinya, sedangkan apabila terdapat klaim atas akad tabarru', merupakan hak peserta dan merupakan kewajiban perusahaan, sebatas yang disepakati dalam akad. Dalam perusahaan asuransi ada dua akad yang digunakan yaitu akad tijarah dan akad tabaru, yang dimaksud dengan akad tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial. Sedangkan Akad tabarru adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan dan tolong-menolong, bukan semata untuk tujuan komersial.

8 Sistem operasional asuransi syariah adalah saling bertanggung jawab, bantu-membantu, dan saling melindungi antara para pesertanya. Perusahaan asuransi syariah diberi kepercayaan atau amanah oleh para peserta untuk mengelola premi, mengembangkan dengan jalan yang halal, dan memberikan santunan kepada yang mengalami musibah sesuai isi akta perjanjian. 9 Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No 53 tahun 2006 Akad Tabarru pada asuransi syariah adalah akad yang dilakukan dalam bentuk hibah dengan tujuan kebajikan dan tolong menolong antar peserta, bukan untuk tujuan komersial 10 Maka akad tabarrru merupakan sebuah sumbangan atau suatu hibah diantara sekelompok orang yang bekerjasama dalam perusahaan asuransi untuk membantu apabila salah satu pihak mendapatkan kecelakaan atau bahaya. Akad yang mendasari kontrak asuransi syariah adalah akad tabarru. Dalam akad ini pihak pemberi dengan ikhlas memberikan sesuatu dalam bentuk kontribusi atau premi tanpa ada keinginan untuk menerima apapun dari orang yang menerima kontribusi atau premi tersebut. Dalam konteks akad dalam asuransi syari'ah, tabarru' bermaksud memberikan dana kebajikan dengan niat ikhlas untuk tujuan saling 9 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and general) Konsep dan Sistem Operasional, Gema Insani, Jakarta, 2004, hlm.176-177. 10 Fatwa Dewan Syariah Nasional No:53/DSN-MUI/III/2006 Tentang Akad Tabarru pada Asuransi Syariah

9 membantu diantara sesama peserta takaful (asuransi syari'ah) apabila ada diantara yang mendapat musibah. Dana lain yang diberikan diambil dari rekening dana tabarru' yang sudah diniatkan oleh semua peserta ketika akan menjadi peserta asuransi syari'ah, untuk kepentingan dana kebajikan atau dana tolong menolong. Karena itu dalam akad tabarru', pihak yang memberi dengan ikhlas memberikan sesuatu tanpa ada keinginan untuk menerima apapun dari orang yang menerima. Sifat tolong-menolong tesebut pada hakikatnya adalah perbuatan yang mulia dan merupakan salah satu bentuk amalan yang dianjurkan dalam melaksanakan perintah Allah sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 2 sebagai berikut: ) Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. 11 Menghibahkan atau mendermakan sebagian harta dengan tujuan untuk membantu seseorang dalam menghadapi kesusahan sangat dianjurkan dalam agama Islam. Dengan demikian yang menjadi tujuan utama tabarru adalah untuk saling tolong menolong di antara pihak yang melakukan kerjasama berdasarkan prinsip syariah. 85 11 Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, Diponegoro, Bandung, 2009, hlm.

10 Dari penjelasan diatas sudah diuraikan sedikit tentang pengertian akad tabarru dan manfaatnya bagi pemegang polis asuransi. Dalam hal ini perusahaan asuransi yang menggunakan akad tabarru adalah PT.Takaful Keluarga Bandar lampung yang letak tempatnya bisa terjangkau oleh peneliti sehingga mampu membantu dalam menyelesaikan penelitian ini yaitu berada di Jl.Perintis Kemerdekaan, Kota Baru, Bandar Lampung. Berdasarkan hukum yang ada pelaksanaan akad tabarru harus dengan tujuan tolong-menolong dan bersifat dana hibah, akad tabarru adalah akad yang harus melekat pada semua produk asuransi serta dilakukan oleh semua peserta pemegang polis asuransi sehingga dana yang terkumpul dapat digunakan untuk menolong sesama peserta asuransi yang mengalami kerugian. Dalam era modern ini sudah banyak lembaga-lembaga keuangan yang bermunculan mengatasnamakan syariah dalam operasionalnya, akan tetapi disisi lain kata syariah tersebut hanyalah aksesoris belaka, yang hanya bertujuan sebagai jalan mulus untuk mendapatkan keuntungan belaka tanpa benar-benar menerapkan nilai syariah tersebut. Hal ini lah yang menjadi keresahan penulis dimana suatu lembaga keuangan yang mengatasnamakan syariah benar-benar diterapkan atau tidak. Sudah sesuaikah dengan nilai-nilai dan prinsip syariah tersebut. Dari latar belakang di atas, maka peneliti mengetahui bahwa banyak hal yang perlu dikaji dalam asuransi. Apakah prinsip-prinsip

11 asuransi sudah sesuai dengan syari'ah benar-benar telah diterapkan dalam prakteknya?. Peneliti akan mengkaji masalah di atas dengan cara menganalisis pelaksanaan akad tabarru pada asuransi syariah. Maka Peneliti mengambil penelitian dengan judul: Analisis Pelaksanaan Akad Tabarru Pada Asuransi Syariah (Studi pada PT.Takaful Keluarga Bandar Lampung) D. Rumusan Masalah Masalah adalah kesenjangan (gap) apa yang seharusnya (das sollen) yang terjadi dengan apa yang menjadi kenyataan (das sein) di masyarakat. 12 Oleh karena itu masalah merupakan perbedaan antara apa yang seharusnya dengan senyatanya, antara apa yang diperlukan dan apa yang tersedia, antara harapan dan kenyataan dan yang sejenis dengan itu. Dengan demikian, Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan akad tabarru yang terdapat di PT.Takaful Keluarga Bandar Lampung? 2. Bagaimana pandangan ekonomi Islam tentang pelaksanaan akad tabarru di PT.Takaful Keluarga Bandar Lampung? 12 Mansyhuri dan Zainuddin.M, Metodologi Penelitian, Pendekatan Praktis dan Aplikasi, Cetakan. Kedua, Refika Aditama, Bandung, 2009, hlm.64

12 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang dikemukakan diatas adalah: a. Untuk menganalisis bagaimana pelaksanaan akad tabarru yang terdapat di PT.Takaful Keluarga Bandar Lampung b. Untuk menganalisis bagaimana pandangan ekonomi Islam mengenai pelaksanaan akad tabarru yang terdapat di PT.Takaful Keluarga Bandar Lampung. 2. Manfaat Penelitian Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan beberapa pihak tertentu: a. Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitian berikutnya dan menambah wawasan tentang bagaimana pelaksanaan akad tabarru yang benar. b. Manfaat Bagi Peneliti Melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri sebagai sarana menambah wawasan intelektual akademis, mulai dari dasar teori hingga penerapannya. Terutama dalam bidang keuangan Islam.

13 c. Manfaat Bagi Perusahaan Hasil penelitian dapat memberikan masukan bagi perusahaan dengan harapan dapat digunakan sebagai dasar kebijakan lebih lanjut dalam pelaksanaan akad tabarru oleh PT.Takaful Keluarga. F. Metode Penelitian 1. Jenis dan Sifat Penelitian a. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang obyeknya mengenai gejala-gejala, peristiwa-peristiwa, dan fenomena yang terjadi pada lingkungan suatu unit sosial, baik individu, kelompok, lembaga atau masyarakat. 13 Dalam hal ini obyek penelitiannya adalah mengenai pelaksanaan akad tabarru' pada asuransi syari'ah di PT. Takaful Keluarga Bandar Lampung. b. Sifat Penelitian Sifat pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Sesuai dengan pendapat Mohammad Nazir, hlm. 22 13 Sumadi Surya Brata, Metodologi Penelitian, Cet. Ke-II, Raja Grafindo, Jakarta, 1988,

14 disebutkan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu penelitian dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kilas peristiwa pada masa sekarang. 14 Dengan demikian, Metode deskriptif adalah metode penelitian ilmiah yang ditujukan pada pemecahan masalah yang ada pada situasi sekarang, yang dilakukan dengan pengumpulan data, klasifikasi, analisis pengolahan data dan membuat kesimpulan dengan tujuan untuk membuat gambaran sehingga suatu keadaan diselidiki menjadi objektif. Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yakni menampilkan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan prilaku yang diamati atau diteliti. 2. Sumber Data Sumber data yang dimaksud data penelitian yaitu subyek darimana data diperoleh. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu: 14 Mohammad Nazir. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm.45

15 a. Data Primer Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. 15 Data primer dalam penelitian ini adalah data-data yang ada di PT. Asuransi Takaful Bandar Lampung. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang tidak langsung memberukan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. 16 Dalam hal ini yang menjadi sumbernya berasal dari laporan-laporan dan bukubuku. 3. Alat Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode untuk mengumpulkan data. Adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Teknik Observasi Observasi adalah pengamatan langsung terhadap fenomena objek yang diteliti secara objektif dan hasilnya akan dicatat secara sistematis agar diperoleh gambaran yang lebih konkrit dari kondisi dilapangan. 15 Sugiyono, Metode Penelitian Pndidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm. 308 16 Ibid, hlm. 209

16 Berdasarkan jenisnya, observasi dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut: 17 1. Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan dimana observer berada bersama objek yang diteliti. 2. Observasi tidak langsung, yaitu observasi atau pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti, misalnya dilakukan melalui fitur, rangkaian slide, atau rangkaian foto. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sisematis dan terarah mengenai fenomena-fenomena yang akan diselidiki baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini peneliti mengamati langsung bagaimana pelaksanaan akad tabarru yang ada pada Perusahaan Takaful Bandar Lampung. b. Teknik Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berasarkan tujuan tertentu. Awancara secara garis besar dibagi dua yaitu wawancara tak terstruktur dan wawancara terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering juga disebut wawancara 17 Nurul Zuhriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori dan Aplikasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2007, hlm.173.

17 mendalam, wawancara kualitatif, dan wawancara terbuka. Sedangkan wawancara terstruktur sering juga disebut wawancara baku. 18 Upaya memperoleh informasi atau data yang dipergunakan dengan bertanya langsung kepada responden. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara bebas, terpimpin, yakni wawancara yang dilakukan secara bebas, dalam arti responden diberi kebebasan menjawab. Akan tetapi dalam batas-batas tertentu agar tidak menyimpang dari panduan wawancara yang telah disusun. 19 Dengan demikian, dalam penelitian ini dilakukan wawancara terstruktur pengumpul data telah menyiapkan instrumen-instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. c. Teknik Dokumentasi Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. 20 18 Dedy Mulyana Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Rosdakarya, Bandung, 2004, hlm.180. 19 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta, 2002. hlm. 201 20 Suharsimi Arikunto, 2010, Op.cit, hlm 201

18 pengumpulan data yang dilakukan berupa arsip-arsip, termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini data dokumentasi yang yang diperlukan antara lain meliputi berbagai referensi untuk tinjauan pustaka. 4. Pengolahan data Setelah sumber (literature) mengenai data di kumpukan berdasarkan sumber diatas, maka langkah selanjutnya adalah pengolahan data yang diproses sesuai kode etik penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Pemeriksaan data (editing) Yaitu mengoreksi apakah data yang terkumpul sudah cukup lengkap, sudah benar dan sudah sesuai atau relevan dengan masalah. 21 b. Klasifikasi adalah pengelompokan data sesuai dengan jenis dan penggolongan. c. Coding dapat diartikan sebagai usaha untuk mengklasifikasikan data menurut jenis. 22 21 Kartini Kartono, pengantar Metodologi Riset Sosial, Mandar Maju, Bandung, 1996, hlm. 86. 22 Muhammad Teguh, Metopen Ekonomi Teori dan Praktik, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, hlm.173-174

19 5. Analisis Data Dalam menganalisis data peneliti menggunakan metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejalagejala tertentu. 23 Data yang diperoleh akan dianalisis dan dijabarkan secara menyeluruh dari fenomena pelaksanaan akad tabarru' pada asuransi sehingga akan diperoleh kesimpulan yang jelas. Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tetentu atau menjadi hipotesis. 24 Dengan demikian, sifat induktif ini berangkat dari hal umum dalam hal ini yaitu teori-teori mengenai pelaksanaan akad tabarru, dan mengerucut menjadi khusus yaitu pelaksanaan akad tabarru yang terjadi dilapangan. 23 Conseula G. Sevilla, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: UI Press, 1993, hlm.71 24 Sugiyono, Op.cit, hlm. 335