BAB I PENDAHULUAN. mulai beranjak pada kondisi yang lebih modern. Perubahan dan. pembangunan bangsa dan negara adalah pendidikan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PEDAHULUAN. berperan dalam pembangunan Nasional. Hal tersebut diperkuat dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. 2 Lebih jauh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan memiliki keterampilan. Dewasa ini bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bernilai universal, artinya meliputi seluruh dimensi ruang dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa. 2 Dengan demikian, pendidikan. berlangsung di sekolah dan di luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk menjalani

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Adri Efferi, Materi dan Pembelajaran Qur an Hadits MTs-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2009, hlm. 2-3

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. juga globalisasi pengetahuan, teknologi, dan budaya. 1 Hal tersebut mengandung

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam pengertian secara umum, yakni proses transmisi

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas sebagai manusia yang hidup di tengah manusia yang lain dan. untuk menjadikan hidupnya lebih bermartabat.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk mengimbangi dengan ilmu pengetahuan yang modern. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. 2. dijadikan suatu bidang studi atau mata pelajaran dalam kurikulum.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berjalan begitu cepat. Pengaruh globalisasi juga menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabatnya. Seiring dengan perputaran waktu. normatif yang lebih baik dan mampu menjawab tantangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. akhlak maupun pendidikan ilmu umum. Pendidikan telah mengubah manusia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangakan kegiatan belajar siswa. Hal ini mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengambil peran sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang. tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 ayat 1 UU sisdiknas No. 20 tahun 2003). pendidik dan sarana serta prasarana yang berkualitas. Peringkat pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak aspek yang harus diperbaiki secara terus-menerus. Diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan proses

BAB I PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia pendidikan formal seperti sekolah adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keikhlasan, kejujuran,

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat signifikasi terhadap berbagai jenis dimensi kehidupan baik. dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan potensi diri menjadi kompetensi yang beragam, harus

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai mata pelajaran di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran suatu media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. inovatif. Mampu beradaptasi dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan. merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia yang baik dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia, terutama dalam proses pembangunan nasional.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang dimana masyarakat Indonesia mulai beranjak pada kondisi yang lebih modern. Perubahan dan perkembangan tersebut begitu cepat sebagai akibat perubahan sosial, kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan, pertumbuhan ekonomi dan modernisasi di segala bidang. Salah satu bidang yang mempunyai peran penting bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara adalah pendidikan. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Pada hakikatnya pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik terhadap semua aspek perkembangan kepribadian, baik jasmani maupun rohani, secara formal, informal, maupun non-formal yang berjalan terus menerus untuk mencapai kebahagiaan dan nilai yang tinggi, baik nilai insaniyah maupun 1

2 Ilahiyah. 1 Dalam hal ini, pendidikan berarti menumbuhkan kepribadian serta menanamkan rasa tanggung jawab sehingga pendidikan terhadap diri manusia adalah laksana makanan yang berfungsi memberi kekuatan, kesehatan, dan pertumbuhan, untuk mempersiapkan generasi yang menjalankan kehidupan guna memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien. Menurut undangundang sistem pendidikan nasional Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembankan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecenderungan, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperuntukkan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara. 2 Sedangkan pendidikan dalam konteks kekinian adalah upaya untuk mengembangkan, mendorong, dan mengajak manusia agar tampil lebih progresif dengan berdasarkan pada nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia agar terbentuk pribadi yang sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan, maupun perbuatan. Jelaslah bahwa proses kependidikan merupakan rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia, yang berupa kemampuan dasar dan kemampuan belajar sehingga tercapai perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, pendidikan bertujuan untuk membentuk pribadi manusia seutuhnya, yang pada akhirnya akan menjadi insan kamil sehingga memiliki integritas yang tinggi dalam mengembangkan 1 Moh. Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 28 2 UU. SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal. 3

3 fitrahnya sebagai makhluk yang bermartabat dan berkepribadian luhur kepada sesama manusia. Itulah sebabnya, pendidikan adalah sebagai salah satu kebutuhan, fungsi sosial, bimbingan sarana pertumbuhan yang mempersiapkan terbentuknya disiplin hidup. Di dalam agama kita yaitu agama Islam telah diajarkan kepada umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan baik duniawi maupun ukhrawi. Salah satu diantara ajaran Islam tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikan, karena pendidikan merupakan kebutuhan hidup manusia mutlak yang harus dipenuhi, demi tercapainya kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan pendidikan ini pula manusia akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal dalam kehidupannya. 3 Untuk itu Islam selalu mendorong umatnya mempergunakan akalnya guna menuntut ilmu pengetahuan, agar dengan demikian mereka dapat mengetahui dan membedakan mana yang benar dan yang salah. Perintah tersebut termaktub dalam firman Allah yang terdapat dalam surat Al Alaq ayat 1-5 yang berbunyi: 3 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia,1998), hal. 24

4 Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.bacalah dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah.Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Dalam kegiatan pendidikan di sekolah terdapat proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar. Interaksi dalam peristiwa belajarmengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Seorang guru haruslah bukan hanya sekedar sebagai tenaga pengajar tetapi sekaligus adalah pendidik. Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang berhasil dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukkan bahwa betapa eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan. Demikian pula dalam upaya

5 membelajarkan siswa, guru dituntut memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif. Mata pelajaran Al-Qur an Hadits adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah Ibtidaiyah. Mata pelajaran Al-Qur an Hadits adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yang dimaksud untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam Al-Qur an dan Hadits sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari sebagai manifestasi iman dan taqwa kepada Allah SWT. Mata pelajaran Al-Qur an Hadits yang diajarkan di MI merupakan suatu mata pelajaran yang berisikan tentang Surat-Surat pendek, hadits-hadits pendek, tajwid, dan hikmah atau isi kandungan yang terdapat dalam Surat-Surat pendek maupun hadits. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Al-Qur an Hadits kelas VB di MI Al Wathoniyah Tegalrejo Rejotangan Tulungagung, terdapat beberapa kendala dalam proses pembelajaran Al-Qur an Hadits, diantaranya guru masih menggunakan metode konvensional di dalam proses pembelajaran. Guru monoton menggunakan metode ceramah dimana guru menerangkan, siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru hingga proses belajar mengajar berakhir tanpa ada kesempatan untuk mengembangkan daya kreatifitas yang dimiliki siswa. Selain itu guru jarang bahkan bisa dibilang tidak pernah menggunakan media atau alat peraga, sehingga pembelajaran menjadi kurang

6 bermakna dan siswa kurang mendapat pengalaman langsung dalam pembelajaran. 4 Selain itu, berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap siswa kelas VB di MI Al Wathoniyah Tegalrejo Rejotangan, sebagian besar siswa kurang berminat mengikuti pembelajaran. Ketika guru menerangkan pelajaran banyak siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya. Selain itu, pada saat guru selesai menjelaskan materi pelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya seputar materi yang dibahas, namun tidak ada siswa yang bertanya hal ini disebabkan karena siswa merasa malu dan takut salah sehingga mereka memilih diam. 5 Sehingga hasil belajar siswa seperti pada hasil pre test materi hadits tentang ciri-ciri orang munafiq masih rendah, hampir semua siswa mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). 6 Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut salah satunya yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik, supaya anak didik merasa senang dalam belajar. Dengan pemilihan dan penerapan metode yang tepat akan menggugah semangat peserta didik dalam mempelajari materi yang disampaikan oleh guru dan supaya siswa lebih aktif mengikuti pembelajaran di kelas. Salah satu 4 Wawancara khusus dengan Guru Al-Qur an Hadits Kelas VB MI Al Wathoniyah Tegalrejo Rejotangan Tulungagung pada tanggal 02 April 2015. Hasil wawancara sebagaimana terlampir. 5 Hasil pengamatan terhadap siswa kelas VB di MI Al Wathoniyah Tegalrejo pada tanggal 02 April 2015 6 Dokumentasi nilai sebagaimana terlampir

7 metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah metode Quantum Teaching. Metode Quantum Teaching merupakan suatu cara pembelajaran yang digagas oleh Bobbi DePortter. Melalui metode Quantum Teaching siswa akan diajak belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa akan lebih bebas menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya. 7 Quantum teaching adalah penggubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Quantum teaching juga menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Metode Quantum teaching bersandar pada konsep Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. 8 Sebagai salah satu metode baru yang mulai banyak dikenal oleh masyarakat umum, quantum teaching memiliki banyak keunggulan dan memiliki ciri khas sendiri yang sangat unik dan jarang dimiliki oleh metode pembelajaran lainnya. Empat ciri yang cukup menonjol dalam pembelajaran quantum teaching diantaranya adalah adanya unsur demokrasi dalam pembelajaran, adanya kepuasan pada diri anak, dan adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu ketrampilan yang diajarkan. 9 MI Al Wathoniyah adalah salah satu sekolah swasta yang terletak di kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, tepatnya di desa Tegalrejo. 7 Bobbi DePorter, Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang- Ruang Kelas, (Bandung:Kaifa, 2005), hal. 3 8 Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran:Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 273 9 Miftahul A la, Quantum Teaching, (Yogyakarta: Diva Press, 2010), hal. 41

8 Keunggulan MI Al Wathoniyah dibandingkan dengan MI yang lain adalah MI ini tidak hanya mencetak generasi-generasi yang pandai dalam akademiknya saja tetapi juga non akademik. Karena di MI Al Wathoniyah telah banyak menyuguhkan kegiatan ekstrakurikuler yang bermacam-macam yang dapat mengembangkan minat dan bakat para siswanya. Diantaranya: drum band, pramuka, qira at, kaligrafi, pidato dan masih banyak lagi. Dan siswa yang bersekolah di MI Al Wathoniyah harus mampu menghafal Juz Amma dan surat yasin. Sehingga menjadikan siswa mampu membaca dan menghafal surat-surat pendek dalam Al Qur an yang nantinya akan bermanfaat bagi kehidupan para siswa. Karena itulah banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya di MI Al Wathoniyah Tegalrejo Rejotangan. Selain itu MI Al Wathoniyah juga memiliki sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar siswa di kelas maupun di luar kelas. Sehingga mempermudah guru untuk menerapkan berbagai macam metode pembelajaran di kelas, salah satunya yaitu metode Quantum Teaching. Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan menyusun sebuah laporan dengan judul Penerapan Metode Quantum Teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar Al-Qur an Hadits Siswa Kelas VB MI Al Wathoniyah Tegalrejo Rejotangan Tulungagung.

9 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana penerapan metode Quantum Teaching pada mata pelajaran Al- Qur an Hadits materi hadits tentang ciri-ciri orang munafiq siswa kelas VB di MI Al Wathoniyah Tegalrejo Rejotangan Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan Metode Quantum Teaching pada mata pelajaran Al-Qur an Hadits materi hadits tentang ciri-ciri orang munafiq siswa kelas VB di MI Al Wathoniyah Tegalrejo Rejotangan Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015? C.Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menjelaskan penerapan metode Quantum Teaching pada mata pelajaran Al-Qur an Hadits materi hadits tentang ciri-ciri orang munafiq siswa kelas VB di MI Al Wathoniyah Tegalrejo Rejotangan Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015. 2. Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa dengan menerapkan metode Quantum Teaching pada mata pelajaran Al- Qur an Hadits materi hadits tentang ciri-ciri orang munafiq siswa kelas

10 VB di MI Al Wathoniyah Tegalrejo Rejotangan Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Hasil dari penelitian ini dapat berfungsi sebagai sumbangsih untuk memperkaya khazanah ilmiah, khususnya tentang penerapan metode Quantum Teaching di kelas. 2. Secara Praktis a. Bagi Lembaga MI Al Wathoniyah Tegalrejo Rejotangan Penelitian ini bermanfaat bagi Kepala MI maupun guru-guru MI Al Wathoniyah Tegalrejo Rejotangan. Manfaat penelitian bagi Kepala MI Al Wathoniyah Tegalrejo Rejotangan diantaranya: 1) Sebagai acuan dalam menyusun program pembelajaran bagi sekolah, 2) sebagai motivasi untuk menyediakan sarana dan prasarana sekolah untuk terciptanya pembelajaran yang optimal, dan 3) hasil penelitian dapat dijadikan dasar pengambilan kebijaksanaan dalam hal proses belajar mengajar. Sedangkan manfaat penelitian bagi Guru MI Al Wathoniyah Tegalrejo Rejotangan diantaranya: 1) sebagai bahan evaluasi untuk motivasi belajar dalam program kegiatan belajar mengajar di kelas, 2) sebagai pedoman dalam penggunaan metode yang sesuai dalam proses

11 pembelajaran, dan 3) mempermudah bagi guru untuk menyampaikan bahan ajar di kelas. b. Bagi perpustakaan IAIN Tulungagung Sebagai bahan koleksi dan referensi supaya dapat digunakan sebagai sumber belajar atau bacaan untuk mahasiswa lainnya. c. Bagi peneliti lain Sebagai tambahan wawasan pengetahuan tentang pembelajaran menggunakan metode Quantum Teaching, sehingga pembaca tertarik untuk meneliti lebih lanjut. E. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi salah penafsiran dalam memahami istilah yang dipakai dalam penelitian ini, maka perlu adanya penegasan istilah Penerapan Metode Quantum Teaching pada mata pelajaran Al-Qur an Hadits siswa kelas VB MI Al Wathoniyah Tegalrejo Rejotangan Tulungagung sebagai berikut: 1. Penegasan Konseptual a. Metode Quantum Teaching Metode Quantum Teaching merupakan salah satu metode pembelajaran yang bertujuan untuk memotivasi siswa dengan cara membentuk lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa sehingga siswa mudah dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru.

12 b. Hasil belajar Hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh, yang dikuasai yang merupakan hasil dari proses belajar. Hasil belajar merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk melihat apakah seorang siswa telah melakukan proses belajar. c. Al-Qur an Hadits Secara bahasa al-qur an berasal dari kata qara a yang mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun. Al-Qur an secara etimologis seperti yang banyak diungkapkan oleh para Ulama adalah firman Allah (Kalamullah) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. (melalui Malaikat Jibril) untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia dan merupakan ibadah dalam membacanya. Hadits menurut bahasa adalah baru, dekat atau berita. Sedangkan menurut istilah ialah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi baik berupa perkataan, perbuatan dan ketetapan. 2. Penegasan Operasional Penerapan metode Quantum Teaching untuk meningkatkan hasil belajar Al-Qur an Hadits siswa kelas VB MI Al Wathoniyah Tegalrejo Rejotangan Tulungagung yang dimaksud dalam penelitian ini adalah merupakan pembahasan mata pelajaran Al-Qur an Hadits pada materi hadits tentang ciri-ciri orang munafiq dengan menggunakan metode Quantum Teaching, dimana guru merancang kegiatan pembelajaran

13 menggunakan langkah-langkah pembelajaran metode Quantum Teaching yang ditulis dengan istilah TANDUR, yaitu tanamkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan. Selain itu dalam kegiatan pembelajaran peneliti menggunakan berbagai media dan penyampaian materi yang dirancang semenarik mungkin. Sehingga siswa terdorong atau termotivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar. Siswa turut aktif dalam proses pembelajaran. Pemahaman dari siswapun akan muncul dengan sendirinya sehingga mereka mengerti dan memahami betul apa yang sudah dipelajari. F. Sistematika Penulisan Skripsi Adapun sistematika penulisan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini dibagi menjadi tiga bagian utama: Bagian awal, terdiri dari: halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto, persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar tabel, halaman daftar gambar, halaman daftar lampiran, dan halaman abstrak. Bagian Inti, terdiri dari lima bab dan masing-masing bab berisi sub-sub bab, antara lain: Bab I Pendahuluan, terdiri dari: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) penegasan istilah, dan (f) sistematika penulisan skripsi Bab II Kajian Pustaka, terdiri dari: (a) tinjauan tentang metode pembelajaran, (b) tinjauan tentang metode Quantum Teaching, (c) tinjauan

14 tentang hasil belajar, (d) tinjauan tentang pembelajaran Al-Qur an Hadits, (e) penelitian terdahulu, (f) hipotesis tindakan dan (g) kerangka berfikir. Bab III Metode Penelitian, terdiri dari: (a) jenis penelitian, (b) lokasi dan subjek penelitian, (c) teknik pengumpulan data, (d) teknik analisis data, (e) indikator keberhasilan, (f) tahap-tahap penelitian. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari: (a) deskripsi hasil penelitian yang meliputi: paparan data (tiap siklus) dan temuan penelitian, (b) pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup, terdiri dari: (a) kesimpulan dan (b) saran/rekomendasi. Bagian akhir terdiri dari: daftar rujukan, lampiran-lampiran, surat pernyataan keaslian tulisan dan daftar riwayat hidup.