I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penting dalam proses reparasi gigi baik pada perawatan endodontik maupun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. utama yaitu preparasi biomekanis saluran akar atau pembersihan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. layer. 4 Smear layer menutupi seluruh permukaan saluran akar yang telah dipreparasi

PENGARUH EKSTRAK DAUN SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) SEBAGAI PEMBERSIH SMEAR LAYER PASCA PREPARASI GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adhesif atau bonding sistem (Puspitasari, 2014). Sistem mekanik yang baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. saluran akar dan menggantinya dengan bahan pengisi. Perawatan saluran akar

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar merupakan salah satu perawatan untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Teknologi restorasi estetik mengalami perkembangan yang sangat pesat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan saluran akar merupakan suatu usaha perawatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan mulut yang memiliki prevalensi tinggi di masyarakat pada semua

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sakit agar dapat diterima secara biologik oleh jaringan sekitarnya sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. iskemik jaringan pulpa yang disertai dengan infeksi. Infeksi tersebut

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dilakukan pada masa kini. Setiap tahap perawatan saluran akar sangat menentukan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. terus-menerus, yaitu mencabutkan atau mempertahankan gigi tersebut. Dewasa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia setelah Brazil (Hitipeuw, 2011), Indonesia dikenal memiliki tanaman-tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh keseluruhan (Tambuwun et al., 2014). Kesehatan gigi dan mulut tidak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nekrosis pulpa adalah kematian sel-sel di dalam saluran akar yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahan restorasi yang cepat dan mudah untuk diaplikasikan, dapat melekat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-qur an yang berbunyi:

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. setelah instrumentasi pada saluran yang tidak diirigasi lebih banyak daripada saluran

BAB 2 BAHAN ADHESIF. Kata adhesi berasal dari bahasa latin adhaerere yang berarti menyatukan

BAB I PENDAHULUAN. karena memiliki warna yang hampir mirip dengan warna gigi asli dan kekuatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Selama beberapa tahun terakhir, perawatan endodontik cukup sering

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tindakan perawatan saluran akar mencakup Triad Endodontik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Beer dkk., 2006; Walton dan Torabinejad, 2008). gejalanya, pulpitis dibedakan menjadi reversible pulpitis dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar bertujuan untuk mengeleminasi bakteri yang

BAB 1 PENDAHULUAN. di saluran akar gigi. Bakteri ini bersifat opportunistik yang nantinya bisa menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalangan masyarakat. Kebutuhan akan perawatan ortodonti saat ini meningkat

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan didaerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun bangsa (Taringan, 2006). Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terjadi di seluruh dunia (Cura et al., 2012). Penyakit karies gigi dialami 90%

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu cermin dari kesehatan manusia, karena merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membentuk saluran akar gigi untuk mencegah infeksi berulang. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. mekanis dari bahan restorasi, kekuatan mekanis dari gigi, estetik, dan bentuk jaringan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah diskontinuitas dari suatu jaringan. Angka kejadian luka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lain dan merupakan aspek penting dari komunikasi non verbal (Graham dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Dokter gigi sering mengalami kesulitan dalam merestorasi gigi pasca

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Pembuangan jaringan yang tidak sehat secara mekanik dan kimiawi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. folikel rambut dan pori-pori kulit sehingga terjadi peradangan pada kulit.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Escherichia coli merupakan bakteri fakultatif anaerob gram negatif yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat Indonesia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 yang

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang

BAB II KEADAAN JARINGAN GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK. endodontik. Pengetahuan tentang anatomi gigi sangat diperlukan untuk mencapai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. penampilan seseorang secara keseluruhan (Torres dkk., 2012). Salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan segala sesuatu tidak ada yang sia-sia, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan terapi saluran akar bergantung pada debridement

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. suatu infeksi ulang (Namrata dkk., 2011). Invasi mikroorganisme terjadi melalui

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar dari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pertumbuhan Candida albicans Pada Plat Resin Akrilik telah dilakukan bulan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. diisolasi dari saluran akar yang terinfeksi dengan pulpa terbuka adalah obligat

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akar selama atau sesudah perawatan endodontik. Infeksi sekunder biasanya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Salah satu bagian terpenting di dalam rongga mulut manusia

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB I PENDAHULUAN. Abrasi merupakan suatu lesi servikal pada gigi dan keadaan ausnya

BAB I PENDAHULUAN. periodontitis. Terdapat 2 faktor utama penyakit periodontal, yaitu plaque-induced

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan mulut diderita 90% dari penduduk Indonesia. Berdasarkan Survey Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama perawatan saluran akar ialah menghilangkan bakteri yang invasi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dan mulut dengan asupan nutrisi (Iacopino, 2008). Diet yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikeluhkan masyarakat.menurut survei di Indonesia, karies gigi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dan akan berlanjut ke dalam lapisan gigi serta diikuti dengan kerusakan bahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kavitas oral ditempati oleh bermacam-macam flora mikroba, yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-An am ayat 99:

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat difermentasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berdasarkan ada atau tidaknya deposit organik, materia alba, plak gigi, pelikel,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan utama dari perawatan saluran akar adalah untuk menghilangkan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit periodontitis (Asmawati, 2011). Ciri khas dari keadaan periodontitis yaitu gingiva kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cukup tinggi. Menurut hasil Riskesdas tahun 2013, indeks DMF-T Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Beberapa dekade terakhir dalam kedokteran gigi konservatif resin

BAB I PENDAHULUAN. iritan, dan mengatur perbaikan jaringan, sehingga menghasilkan eksudat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun bagi manajemennya. Diperlukan suatu pengetahuan dan keterampilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gigi tiruan lepasan adalah protesis yang menggantikan sebagian ataupun

BAB 1 PENDAHULUAN. RI tahun 2004, prevalensi karies gigi mencapai 90,05%. 1 Karies gigi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Putih kekuning-kuningan, kuning keabu-abuan, dan putih keabu-abuan. warna atau yang dinamakan diskolorisasi gigi (Grossman, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. golongan usia (Tarigan, 1993). Di Indonesia penderita karies sangat tinggi (60-

BAB I PENDAHULUAN. 90% dari populasi dunia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen

IV. HasildanPembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Rongga mulut manusia tidak terlepas dari berbagai macam bakteri, diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. laesa. 5 Pada kasus perawatan pulpa vital yang memerlukan medikamen intrakanal,

BAB I PENDAHULUAN. dari pemanfaatan yang tidak banyak mempengaruhi kondisi ekosistem hutan sampai kepada

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembuatan kavitas pada gigi merupakan salah satu proses yang sangat penting dalam proses reparasi gigi baik pada perawatan endodontik maupun preparasi gigi lainnya (Tarigan, 2004). Pembuatan dan pelebaran kavitas atau biasa disebut dengan preparasi dilakukan dengan mengebur bagian gigi yang diperlukan sampai dengan kedalaman tertentu yang diinginkan. Proses preparasi ini menghasilkan produk yang biasa disebut dengan smear dan terbentuk akibat dari gesekan antara instrument preparasi dengan dinding kavitas (Semeraro et al., 2006). Smear akan tertekan masuk ke tubulus dentin di akar gigi sedalam 5-40μm dan seringkali menyebabkan terbentuknya koloni bakteri, terkadang juga menimbulkan reaksi peradangan apabila terdorong sampai apeks gigi (Violich et al., 2010). Smear yang terdapat pada ujung tubulus dentin berbentuk plugs dan disebut sebagai smear lapisan dalam atau smear plugs, sedangkan untuk lapisan luar dari smear disebut dengan smear layer berada di sekeliling dinding kavitas dan lapisan smear layer ini harus dibersihkan (Torabinejad et al., 2003). Smear layer adalah suatu lapisan tipis setebal satu mikron pengisi orifis tubulus berupa debris yang mengandung partikel organik dan anorganik dari jaringan yang terklasifikasi, jaringan nekrotik, prosesus odontoblas, jaringan pulpa dan juga mikroorganisme lainnya, terutama hidroksiapatit dan kolagen yang terdenaturasi (Walton et al., 2008). Konsistensi kolagen smear 1

layer ini bisa berubah seperti gelatin akibat dari friksi dan panas dari proses instrumentasi pada prosedur preparasi (Balto et al., 2012). Fungsi dari smear layer sendiri adalah untuk melindungi dan menurunkan permeabilitas dentin sampai dengan 80%, namun smear layer yang terdapat pada dasar kavitas banyak mengandung bakteri, debris dentin serta dapat menghalangi proses bonding sehingga ikatan atau daya adhesi antara bahan restorasi terhadap dentin menjadi lemah (Grossman, 1995). Pembersihan smear layer harus dilakukan, salah satunya dengan pemberian bahan dentin conditioner yang bertujuan menghilangkan lapisan smear dari dinding kavitas agar meningkatkan perlekatan pada bahan restorasi adhesif dan juga mencegah penetrasi mikroorganisme ataupun bahan-bahan yang dapat mengiritasi jaringan pulpa sehingga menghalangi daya adhesi (Tarigan, 2004). Lapisan dalam dari smear atau smear plugs tetap dipertahankan guna menutup tubulus dentin dekat jaringan pulpa. Dentin conditioner yang banyak digunakan biasanya memiliki sifat asam, seperti asam fosfat, asam oxalic, asam maleic, asam poliakrilat dan asam nitric (Baum et al., 2002). EDTA (ethylenediaminetertaasetic) dan NaOCL juga sering digunakan sebagai bahan untuk melarutkan smear layer pada dinding saluran akar. Semakin kuat kandungan asam, maka reaksi yang dihasilkan akan semakin kuat (McCabe et al., 2008). Bahan asam akan menghasilkan reaksi asam basah dengan hidroksi apatit, kemudian hidroksi apatit akan larut dan membuka tubulus dentin yang akan membentuk permukaan yang akan terdemineralisasi (Grossman, 1995). Menurut Wintarsih (2009) bahan asam 2

yang berlebih akan mengganggu adhesi karena resin bersifat hidrofobik tidak bisa teradhesi ke substrat yang sifatnya hidrofilik, selain itu bahan dentin conditioner yang banyak tersedia di pasaran terbuat dari bahan kimia, sebagaimana kita ketahui bahan-bahan kimia lama kelamaan akan menghasilkan efek toksik bagi tubuh walaupun tidak secara langsung, dan harganya relatif tinggi juga jarang tersedia di daerah-daerah tertentu yang terpencil (Sakinah, 2015). Dalam penelitian ini akan digunakan ekstrak daun singkong sebagai bahan dentin conditioner alternatif untuk membersihkan smear layer. Daun singkong sendiri mengandung asam amino metionina yang sangat penting bagi tubuh, flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan, alkaloid sebagai detoksifikasi dan analgetik, terpenoid sebagai antibakteri dan antikanker, steroid akan bereaksi dengan hormon, dan juga saponin yang bertindak sebagai emulgator atau surfaktan, atau sebagai zat pelarut. Senyawa saponin mempunyai sifat seperti sabun, dan dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan menghemolisis sel darah (Harbone, 1996). Sifat khas dari saponin adalah berasa pahit, berbusa dalam air, anti eksudatif, dan anti inflamatori (Prihatman, 2001). Saponin banyak ditemukan dalam tanaman,dan terdeteksi dalam lebih dari 90 suku tumbuhan. Saponin mudah larut dalam air dan akan sulit larut dalam eter. Saponin triterpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul karbohidrat, jika dihidrolisis akan menghasilkan aglikon dan biasa disebut sebagai sapogenin yang mudah dikristalkan lewat asetilasi sehingga dapat 3

dimurnikan. Kandungan saponin triterpenoid yang terdapat pada daun singkong digunakan sebagai bahan pelarut kotoran (surfaktan) untuk membersihkan smear layer pada dinding kavitas(khasanah, 2015). Penelitian ini akan dilakukan pada gigi sapi yang merupakan hewan memamah biak pemakan tumbuh-tumbuhan atau biasa disebut herbivora dengan alasan mudah didapatkan dalam jumlah yang banyak, memiliki permukaan rata dan relatif besar, tidak memiliki karies karena hanya mengkonsumsi tumbuh-tumbuhan, dan cacat lainnya (Camargo et al., 2008). Pada gigi manusia sulit didapatkan dalam jumlah yang cukup banyak dengan kondisi yang baik dan bebas karies serta cacat lainnya, permukaan gigi manusia juga relatif kecil. Pada beberapa penelitian yang telah dilakukan bahwa morfologi, sifat fisiologis, sifat kimiawi, dan komposisi antara gigi sapi dan gigi manusia relatif sama, ditinjau dari enamel kristalit antara gigi sapi dan gigi manusia tidak terdapat banyak perbedaan dengan rasio perbandingan 1:1,6 menunjukkan bahwa jumlah pirofosfat anorganik tidak jauh berbeda, perbandingan rasio kalsium pada gigi sapi dan manusia adalah 37,9%: 36,8%, indeks bias kedua gigi pada panjang gelombang 270μm relatif sama, tingkat kekerasan pada semua usia untuk gigi sapi dan gigi manusia juga sama, selain itu jumlah dan diameter tubulus dentin gigi sapi dibandingkan gigi manusia tidak ada perbedaan yang signifikan (Yassen et al., 2011). Dalam bidang kedokteran gigi banyak peneliti yang telah memanfaatkan bahan alam seperti tumbuh-tumbuhan sebagai material klinis dan labolatoris 4

sebagai bahan alternatif (Djamil, 2000). Allah SWT telah menjelaskan segala sesuatunya dalam Al Quran sebagai pedoman hidup termasuk berbagai tumbuhan serta makanan yang bermanfaat bagi kesehatan dan disebutkan pula firman Allah tersebut dalam Quran Surat Al Anam : 99 Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tamanan yang menghijau itu butir yang banyak, dan dari mayang kurma tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima, yang serupa dan yang tidak serupa, perhatikanlah buahnya diwaktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah SWT) bagi orang-orang yang beriman. Dewasa ini telah banyak penelitian yang dilakukan menggunakan berbagai jenis tumbuhan dan sebagian besar tumbuhan tersebut di manfaatkan untuk membuat bahan-bahan alternatif pengobatan, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh HR. Abu Dawud menyatakan Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obat, dan menjadikan bagi setiap penyakit obatnya maka berobatlah kamu sekalian tetapi jangan berobat dengan yang haram. Pengobatan dengan memanfaatkan bahan alam seperti halnya tumbuhan kini kian berkembang, telah banyak peneliti yang melakukan percobaan kepada berbagai jenis tanaman untuk mengoptimalkan khasiatnya dan menggunakannya sebagai media penyembuhan. 5

Tanaman yang melimpah seperti umbi-umbian khususnya singkong dipanen bukan hanya untuk dikonsumsi semata melainkan dapat digunakan juga untuk pengobatan maka dari itu penulis ingin mengetahui manfaat lain dari tanaman singkong terutama daunnya sebagai bahan pembersih smear layer yang terdapat di kavitas gigi pasca dilakukannya preparasi yang apabila smear layer ini tidak dibersihkan dapat menyebabkan menurunnya kekuatan perlekatan antara dentin dan bahan restorasi sehingga memungkinkan bakteri masuk dan berkembang biak dengan mudah dan menyebabkan komplikasi lanjutan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebutdapat ditarik rumusan masalah : Apakah ekstrak daun singkong (Manihot esculenta Crantz) dapat digunakan untuk membersihkan smear layer yang dihasilkan dari proses preparasi gigi? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian ekstrak daun singkong (Manihot esculenta Crantz) yang mengandung saponin sebagai bahan alternatif untuk membersihkan smear layer. 6

2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui pengaruh dari pemberian ekstrak daun singkong (Manihot esculenta Crantz) dalam konsentrasi 100% untuk membersihkan smear layer. D. Manfaat penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan a. Menambah ilmu pengetahuan tentang manfaat dan khasiat yang terkandung dalam daun singkong. b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan penelitian selanjutnya. 2. Bagi Masyarakat Diharapkan manfaat penelitian ini membuat masyarakat meningkatkan pembudidayaan tanaman singkong. 3. Bagi Peneliti a. Memberikan informasi mengenai kemampuan ekstrak daun singkong (Manihot esculenta Crantz) sebagai pembersih smear layer. b. Memberikan alternatif pilihan bahan alami/ tradisional sebagai pembersih smear layer. E. Keaslian Penelitian Penelitian ini dilakukan atas ide dan pemikiran dari penulis sendiri, sejauh ini belum ada penelitian mengenai pengaruh ekstrak daun singkong (Manihot 7

esculenta Crantz) sebagai pembersih smear layer pasca preparasi gigi. Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan dan dijadikan acuan oleh peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Rosida Indri Yatmi (2012) dengan judul Efektivitas Ekstrak Daging Buah Lerak (Sapindus Rarak) 0,01% Sebagai Dentin Conditioner Dalam Membersihkan Smear Layer dan juga penelitian oleh Yunita Saskia (2015) dengan judul Efektivitas Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L.) 100% Dalam Membersihkan Smear Layer Pada Dentin Mahkota. Pada penelitian yang dilakukan oleh Rosida Indri Yatmi pada tahun 2012 menggunakan sampel berupa dua buah kelompok gigi sapi dimana kelompok kontrol merupakan kelompok gigi sapi yang diaplikasikan oleh asam poliaktilat 10% dan kelompok uji adalah kelompok gigi sapi yang diaplikasikan oleh ekstrak daging buah lerak (Sapindus Rarak) 0,01%. Dari hasil penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa kandungan saponin yang terdapat dalam ekstrak daging buah lerak (Sapindus Rarak) 0,01% mampumembersihkan smear layer sebagaimana asam poliakrilat 10%. Penelitian pada tahun 2015 yang dilakukan oleh Yunita Saskia menggunakan dua kelompok sampel berupa gigi premolar pertama manusia. Kelompok pertama diaplikasikan asam poliakrilat 10% sebagai kontrol, dan kelompok kedua diaplikasikan ekstrak kulit manggis (Garcinia Mangostana L.) 100% sebagai kelompok uji. Hasil penelitian Yunita menyebutkan bahwa senyawa saponin pada kulit manggis mampu melarutkan smear layer pada 8

dinding saluran akar sebanyak 20% lebih banyak dibandingkan asam poliakrilat 10%. Kedua penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kandungan saponin yang tedapat baik pada daging buah lerak maupun kulit manggis mampu bertindak sebagai dentin conditioner atau pembersih pada lapisan smear layer. Perbedaan pada penelitian tersebut terdapat pada variabel pengaruh dimana peneliti Rosida menggunakan ekstrak daging buah lerak yang di aplikasikan pada dentin gigi sapi, sedangkan peneliti Yunita menggunakan ekstrak kulit manggis yang di aplikasikan pada gigi premolar manusia, persamaan dari kedua penelitian tersebut adalah pada variabel terpengaruh yaitu sebagai pembersih smear layer yang terdapat pada dentin gigi yang telah di preparasi dan juga kontrol positif menggunakan asam poliakrilat 10%. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah ekstrak daun singkong memiliki pengaruh terdahap pembersihan smear layer seperti halnya daging buah lerak dan juga kulit manggis pada penelitian sebelumnya. Dengan demikian jika dilihat dari permasalahan dan variabel yang terdapat dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penilitian ini merupakan karya ilmiah asli. Apabila ternyata di kemudian hari ditemukan judul yang sama, maka dapat dipertanggungjawabkan sepenuhnya. 9