Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pembukaan MTQ Nasional XXIV, Ambon, 8 Juni 2012 Jumat, 08 Juni 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QUR'AN DI LAPANGAN MERDEKA, AMBON PADA TANGGAL 8 JUNI 2012 Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semua, Yang saya hormati para Pimpinan Lembaga-lembaga Negara, Yang saya hormati para Menteri dan anggota Kabinet Indonesia Bersatu II, para anggota Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Yang saya hormati Saudara Gubernur Provinsi Maluku,
Hadirin sekalian yang saya muliakan, Sebelum saya menyampaikan sambutan pada acara yang sangat penting dan bersejarah ini, izinkan saya untuk menyampaikan beberapa hal sebagai pengantar. Sepuluh hari yang lalu, saya berkomunikasi melalui telepon dengan Saudara Gubernur Maluku, Bapak Karel Ralahalu. Saya menanyakan kesiapan penyelenggaraan MTQ Nasional di Ambon ini. Beliau menyampaikan kepada saya, bahwa segalanya sudah siap, tetapi ada satu yang benar-benar saya simak kata-kata Pak Gubernur, yaitu bahwa yang mempersiapkan MTQ ini bukan hanya saudara-saudara kami umat Islam di Ambon, Maluku, tetapi juga saudara-saudara kami dari berbagai agama. Mendengar itu, Bapak, Ibu, Saudara-saudara, saya sangat bersyukur, terharu, teduh, dan mohon kepada Allah SWT, semoga niat baik saudara-saudara kita di tanah Ambon, tanah Maluku ini mendapatkan ridho-nya. Oleh karena itu, tadi pagi jam delapan pagi, kami, saya, istri, dan rombongan, bertolak dari Jakarta dengan cuaca yang cerah. Begitu terbang melintasi Makassar dan menuju ke Ambon, ternyata cuaca berubah dengan cepat dan pesawat yang saya tumpangi tidak bisa mendarat di Ambon. Oleh karena itu, pesawat kami balik kanan menuju ke Makassar, dan saya beserta rombongan sempat transit di Makassar sekitar dua jam. Setelah itu ada informasi dari Ambon, cuaca mulai membaik, meskipun belum baik benar, tetapi saya yakin tadi, kami semua berdoa, baik di Makassar, maupun kemudian di pesawat. Niat kami baik datang ke tanah ini untuk menyapa, untuk bersilaturahim, untuk menyukseskan penyelenggaraan MTQ Nasional ini. Seburuk apapun cuaca, insya Allah, Allah akan tolong. Begitu mendekat ke Bandara di kota Ambon ini, cuaca berubah lagi, sedikit memburuk dan jarak pandangnya juga mulai tidak ideal. Kami berdoa, berdzikir, saya tahu di Bandara semua juga berdzikir, berdoa. Allah kasih pertolongan, pesawat kami akhirnya bisa mendarat, meskipun setelah itu bandara tertutup lagi karena cuacanya masih belum baik. Saudara-saudara, Ini amat berarti bagi kami. Kami tahu tanah ini, pada tahun 1999 sampai tahun 2003, sebagaimana disampaikan oleh Pak Gubernur tadi, karena saya juga salah satu di antara semua yang bekerja keras, memohon pertolongan Tuhan pada waktu itu untuk datangnya kedamaian dan persaudaraan yang sejati. Oleh karena itu, tadi di tengah hujan lebat, saya dan rombongan sempat menyapa dengan saudara-saudara kita, berhujan-hujan menggunakan payung, kami teduh rasanya dan meskipun ada acara yang saya tunda dan kita laksanakan insya Allah besok pagi, yaitu peresmian patung pahlawan nasional, Bapak Dr. Leimena, dan juga peresmian proyek-proyek pembangunan, tetapi akhirnya Alhamdulillah hujan pun reda sekarang ini, berarti pertolongan Allah kembali datang, dan mudah-mudahan rahmat bagi kita semuanya.
Izinkan saya menyampaikan sambutan pada malam hari ini, Hadirin sekalian yang saya hormati, Saya mengajak hadirin sekalian, untuk sekali lagi, memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-nya, pada malam yang membahagiakan dan insya Allah penuh berkah ini, kita dapat menghadiri Pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur'an Tingkat Nasional yang ke-24 tahun 2012 di Ambon, Maluku. Shalawat dan salam, marilah sama-sama kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan pengikut-pengikut Rasulullah hingga akhir zaman. Sungguh merupakan kebahagiaan bagi saya, pada malam ini dapat kembali bersilaturrahim dan bertatap muka dengan para peserta Musabaqah Tilawatil Qur'an tingkat nasional, yang datang dari seluruh tanah air, para alim ulama, para penghafal Al-Qur'an, kaum muslimin dan muslimat, serta segenap masyarakat di kota Ambon, Provinsi Maluku. Pada kesempatan yang baik ini pula, saya ingin menyampaikan ucapan selamat datang kepada para Qari dan Qariah, para Hafizh dan Hafizhah, serta para Mufassir dan Mufassirah terbaik dari masing-masing provinsi. Kita bersyukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena dapat berkumpul di kota yang indah ini, kota yang menjadi salah satu pusat perkembangan peradaban dan pertumbuhan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia. Hadirin dan hadirat yang saya muliakan, "Dengan MTQ Nasional ke-24 Tahun 2012, Kita Tingkatkan Kualitas Kehidupan Beragama di Indonesia" yang menjadi tema MTQ kali ini, saya nilai tepat. Tema ini sejalan dengan upaya kita bersama untuk terus meningkatkan kualitas kehidupan beragama, sekaligus kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita ingin mewujudkan kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara yang juga ditopang oleh nilai-nilai universal Islam, sebagaimana nilainilai agama
lainnya, utamanya nilai-nilai kesalihan sosial, solidaritas, dan toleransi. Kita ingin memperkokoh nilai-nilai universal itu sebagai landasan dalam mewujudkan negara kita, sebagai model dari semangat toleransi di kalangan umat beragama. Toleransi antar-umat beragama kali ini telah ditunjukkan dengan amat erat oleh masyarakat Ambon yang majemuk. Dari laporan yang saya terima, sebagaimana yang saya sampaikan tadi, pelaksanaan MTQ ini tidak lepas dari hasil gotong-royong seluruh umat beragama. Terimalah terima kasih dan kebanggan saya. Ini menunjukkan bahwa kehidupan antar-umat beragama di kota ini berlangsung semakin baik dan semakin harmonis. Kerukunan, kebersamaan, serta kearifan lokal dari tradisi Pela Gandong, menjadi perekat kedamaian masyarakat Ambon. Bahkan lebih dari itu, perdamaian telah menjadi simbol internasional yang terpancar dari kota ini, yang ditandai dengan dipancangkannya Gong Perdamaian Dunia, yang saya resmikan pada peringatan Hari Perdamaian Dunia Tahun 2009 yang lalu. Kita bersyukur, dalam rentang waktu yang amat panjang, negara kita telah menjadi pelabuhan peradaban, baik itu peradaban barat, peradaban timur, maupun peradaban Islam. Saat ini negara kita telah menjadi perhatian dunia, di mana Islam, demokrasi, dan modernitas dinilai dapat hidup seiring dan sejalan. Di mata dunia, Indonesia mampu menjaga persatuan dan harmoni di tengah keragaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika, unity in diversity. Bhinneka Tunggal Ika telah memberi sumbangan yang amat berharga dalam membangun tatanan peradaban yang baru. Hadirin dan hadirat yang saya hormati, Sebagaimana kita imani bersama, Al-Qur'an diturunkan sebagai petunjuk dan tuntunan kehidupan bagi umat manusia untuk memperoleh kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Kitab suci Al-Qur'an tidak hanya berisi prinsip-prinsip keimanan, tetapi juga sumber nilai-nilai universal, ilmu pengetahuan, hingga hikayat kehidupan, yang dikemas dengan bahasa yang indah, penuh dengan filosofi keteladanan, serta pesan moral yang luhur dan agung. Al-Qur'an telah memberi tuntunan kepada umat manusia di muka bumi ini, untuk membangun kehidupan yang harmonis, menjaga toleransi, dan hidup dalam damai. Al-Qur'an mengajarkan umat manusia untuk saling mengenal, saling mengasihi, saling memberi maaf, dan tidak saling membenci. Al-Qur'an mengajak manusia untuk bekerjasama dalam kebaikan dan ketaqwaan, bukan dalam kejahatan dan permusuhan.
Pemahaman atas arti dan makna Al-Qur'an secara lengkap dan utuh menjadikan kita semua, kaum muslimin dan muslimat, dapat menjalani kehidupan di dunia sesuai dengan tuntunan IIlahi. Kita akan lebih mencintai sesama umat manusia, kita dapat membangun kehidupan yang rukun dan damai, serta kita pun dapat menjauhi segala bentuk permusuhan dan ketidakadilan. Saudara-saudara, Al-Qur'an telah mengajarkan kepada kita semua, bahwa sejarah timbul-tenggelamnya peradaban di muka bumi ini, tidak lepas dari krisis pandangan hidup dan kerusakan akhlak. Bangsa yang tidak mampu meningkatkan kualitas kehidupannya, dan tidak berlandaskan akhlak yang luhur dan mulia, pada umumnya akan hancur dan tenggelam dalam sejarah kelam peradaban. Oleh karena itu, kita berkewajiban untuk memupuk karakter, akhlak, dan moral bangsa yang luhur dan mulia, agar kita dapat mengukir sejarah peradaban yang unggul dan maju. Dengan karakter, akhlak, dan moral bangsa yang luhur dan mulia, insya Allah kita akan dapat memperkokoh persatuan, kebersamaan, dan kerukunan, baik di antara sesama warga bangsa, di antara pemimpin dan rakyatnya, maupun di antara ulama dan umara. Dengan karakter kebangsaan yang kuat pula, insya Allah, kita dapat menyukseskan seluruh agenda pembangunan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat di seluruh tanah air. Oleh karena itu, sejalan dengan tema MTQ Nasional yang saya kemukakan tadi, maka peningkatan kualitas kehidupan beragama di tanah air kita menjadi sangat penting. Dengan kualitas kehidupan beragama yang baik, kita dapat mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab. Kita juga dapat memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui nilai-nilai keagamaan, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan antar-umat beragama, serta menerapkan nilai-nilai budaya bangsa, yang sesuai dengan nilai-nilai universal ajaran agama. Hadirin dan hadirat yang saya muliakan,
Dari apa yang saya kemukakan tadi, saya mengajak kaum muslimin dan muslimat di seluruh tanah air, untuk terus meningkatkan pemahaman arti dan makna ayat-ayat suci Al-Qur'an dengan benar. Kepada para alim ulama dan tokoh agama, saya mengajak Saudara-saudara untuk lebih memberikan pemahaman keagamaan dengan tata cara yang lebih teduh dan toleran. Mari kita bangun tatanan kehidupan bermasyarakat yang lebih beradab, termasuk terwujudnya kerukunan antar-umat beragama. Jika timbul persoalan, ajak masyarakat untuk menyelesaikannya secara santun, berkeadaban, serta menjauhi semua bentuk anarki dan kekerasan. Mari kita ajak saudara-saudara kita yang selama ini gemar menggunakan kekerasan dalam menyampaikan aspirasinya, untuk kembali ke cara-cara yang benar. Kepada para kafilah Musabaqah Tilawatil Qur'an yang datang dari seluruh tanah air, saya ucapkan selamat mengikuti Musabaqah Tilawatil Qur'an. Keikutsertaan Saudara-saudara dalam MTQ kali ini, selain memelihara kesucian Al-Qur'an dan mengembangkan syiar Islam, juga dapat membawa manfaat dan maslahat dalam upaya kita mengaktualisasikan nilai-nilai universal Islam secara damai di tanah air. Akhirnya, seraya memohon ridho Allah SWT, dan dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Musabaqah Tilawatil Qur'an Tingkat Nasional ke-24, dengan resmi saya nyatakan dibuka. Terima kasih. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan, Kementerian Sekretariat Negara RI