BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DESKRIPSI TENTANG LOKASI, KONSELOR, KLIEN DAN MASALAH

BAB IV ANALISIS DATA. broken home di SMP Al Amanah Bilingual, maka analisis tersebut adalah

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari

Menangani Kecemasan pada Korban Perkosaan. membandingkan data teori dengan data yang ada di lapangan.

BAB IV ANALISIS DATA. keefektifan dalam bimbingan dan konseling islam dengan terapi reward berbasis hobi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Remaja Terkena. Narkoba Di Desa Kandangsemangkon Paciran Lamongan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Rasional. TNI di Desa Sambibulu Taman Sidoarjo

Di Unduh dari : Bukupaket.com

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

BAB IV ANALISIS DATA. diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut : A. Analisis Bimbingan dan Konseling Islam dengan pendekatan

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah diperoleh data dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

BAB IV ANALISIS DATA KONSELING BEHAVIOR DALAM MENANGANI SELECTIVE MUTISM SISWA SD RADEN PATAH SURABAYA

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK BIBLIOTERAPI DALAM MENANGANI FRUSTRASI

2. Faktor pendidikan dan sekolah

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis tentang Gejala Gejala Depresi Yang Di Tampakkan Seorang

INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP PETUNJUK PENGISIAN

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan BKI (Bimbingan dan Konseling Islam)

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan cognitive

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENGATASI KESENJANGAN KOMUNIKASI SEORANG ADIK TERHADAP

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG AYAH

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data mengenai Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan. di Desa Pangkahkulon Ujungpangkah Gresik

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF DALAM MENANGANI SIKAP EGOIS PADA SEORANG REMAJA

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

BAB IV ANALISIS DATA. hasil penemuan permasalahan klien yang dihadapinya sesuai dengan Teori Social

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini peneliti menggunkan analisis deskriptif komparatif

BAB IV ANALISIS DATA. dengan Teknik Biblioterapi Dalam Mengatasi Dekadensi Ke-Imanan

A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan. Terapi Rasional Emotif dalam Menangani Trauma Seorang Remaja

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Faktor-faktor yang melatar belakangi post power syndrome. seorang pensiunan tentara di Kelurahan Kemasan Krian

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM MELALUI KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI KELURAHAN SIWALANKERTO SURABAYA

BAB IV BKI DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF ANAK YANG TIDAK MENERIMA AYAH TIRINYA

BAB IV ANALISIS DATA. Belajar Siswa Di Mts Ma arif Driyorejo Gresik. lebih jelasnya lihat table di bawah ini:

BAB IV ANALISIS DATA

Bab 5 PENUTUP. 1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebencian Hd. a. Ayah Hd melakukan poligami. contoh yang baik bagi anaknya.

BAB IV ANALISIS DATA. dari lapangan berdasarkan fokus permasalahan yang diteliti. Berikut dibawah ini merupakan analisis data tentang faktor, proses

BAB IV ANALISIS DATA. analisis sesuai dengan fokus penelitian kali ini yaitu sebagai berikut:

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. belajar siswa. Data ini berdasarkan hasil observasi, interview, angket kecanduan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam untuk Meningkatkan Motivasi

Bab 4 ANALISIS DATA. untuk menunjukkan data-data yang sifatnya deskriptif yang berkenaan dengan

BAB IV ANALISIS DATA. Pada bab ke empat ini peneliti akan menguraikan analisis dari data

SKRIPSI. Oleh DWIJO MARTANTO NIM

yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisa tingkah laku sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan.

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modelling

BAB IV ANALISIS TERAPI REALITAS UNTUK MEMBANTU PENYESUAIAN DIRI SANTRI MADRASAH DINIYAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home

BAB IV ANALISIS DATA. klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan

BAB IV ANALISIS PROSES DAN HASIL PELAKSANAAN TERAPI SABAR UNTUK MENGATASI STRES

Selamat Mengerjakan!!!

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kebijakan tertentu yang

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis data tentangproses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Dari Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir Dengan. Menggunakan Instrumen Holland Hexagon Dalam Menangani

BAB IV ANALISA DATA. konselor sekaligus peneliti. Analisa ini disajikan dalam bentuk penulisan analisa

BAB IV ANALISIS DATA. C. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dengan. Pemuda di Desa Putat Kec Kebomas Kab. Gresik).

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Konseling dengan Teknik Timing Of Event Models Untuk

BAB IV PENERAPAN LATIHAN ASERTIF DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENGATASI KEJENUHAN ISTRI MENGURUS

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

BAB IV ANALISA DATA. 1. Analisis Tentang Faktor yang Mempengaruhi Seorang Siswa Pelaku. Bullying di Sekolah Al-Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik

BAB IV ANALISIS DATA. data-data yang sudah diperoleh dan dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Analisis

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis proses dari pelaksanaan bimbingan dan konseling islam dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB IV ANALISIS DATA 1. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI RENDAH DIRI SEORANG SANTRI

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Siswa Sekolah Menengah

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang bentuk-bentuk Disharmoni Keluarga yang terjadi di. Desa Mojorejo Pungging Mojokerto

BAB I PENDAHULUAN. bersama, terdapat kerja sama ekonomi, dan terjadi proses reproduksi (Lestari,

MODEL KONSELING (Untuk Peer-Counseling) PLPG Rayon 142

BAB IV ANALISIS DATA. ketika melakukan observasi dan wawancara. dengan demikian dapat diketahui. untuk Menangani Anak Middle Child Syndrome. Tabel 4.

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani

BAB IV ANALISIS DATA. Dengan Teknik Token Economy Dalam Membentuk Disiplin Shalat

VERBATIM WAWANCARA KONSELING

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES

Identifikasi Masalah Siswa

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

anak didik selalu menjadi persoalan dalam proses pendidikan.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Self Regulation Untuk Menurunkan Tingkat Kecanduan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL

BAB IV ANALISIS DATA. peneliti, maka peneliti menganalisis dengan analisis deskriptif komparatif.

Tema 1. Keluarga yang Rukun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah elemen yang sangat penting

TRANSKIP HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA YAYASAN

Contoh Kasus Bimbingan Konseling (BK)

Transkripsi:

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Bisakah Teknik Behaviour Konseling diterapkan di SMK YPM 4 Taman-Sidoarjo Penerapan behaviour konseling bisa dilakukan di sekolah SMK YPM 4 karena siswa yang bermain ukik perlu bimbingan dan arahan bahwa perilaku yang dilakukan telah menyimpang dan terapi behaviour ini sangat cocok untuk anak yang mengalami perilaku menyimpang. Penulis bisa memberikan pernyataan teknik behaviour konseling bisa dilaksanakan disekolah SMK YPM 4 dikarenakan ada persetujuan dari kepala sekolah dan guru bimbingan konseling yang bersangkutan. Sebenarnya masalah perjudian ukik di SMK YMP 4 sudah pernah ditangani tetapi cara menyelesaikan masalah dengan memberikan hukuman. Dalam buku pribadi yang membahas tentang tata tertib sekolah siswa yang ketahuan berjudi maka sanksinya ada beberapa tahap diantaranya melalui keputusan sidang dewan guru dan jika siswa yang ketahuan bemain judi ukik lagi dan tidak bisa diarahkan dengan baiak maka jalan satu-satunya siswa tersebut dikembalikan kepada orang tua atau wali murid. Sebelum dikembalikan ke orang tuanya guru BK

mempunyai kebijakan untuk memberikan sanksi yaitu digundul dengan hukuman seperti itu siswa yang bermain judi ukik tidak jerah akan tetapi mereka bertambah menentang maka disini penulis memberikan suatu ide untuk membantu mereka dengan terapi behavior karena teknik behaviour tersebut tidak menggunakan hukuman tetapi konselor memberikan ganjaran bagi mereka yang bisa merubah perilakunya dengan baik. Masalah yang dihadapi anak-anak sebenarnya yang disalahkan tidak hanya anak tersebut tetpai dilihat dari latar belakang keluarganya, temannya, lingkungannya mungkin dari salah satu faktor tersebut mereka terpengaruh untuk melakukan hal-hal yang negatif atau perilaku menyimpang seperti bermain judi ukik. 2. Mengatasi Perjudian Ukik di Kalangan Siswa SMK YPM 4 Taman- Sidoarjo Mengatasai perjudian di SMK YPM 4 ada beberapa cara : menurut tata tertib di sekolah SMK YPM 4 sendiri ketika ada siswa yang bermain judi maka sanksinya adalah siswa dikembalikan kepada orang tuanya. Artinya ketika ada siswa yang ketahuan bermain judi guru yang bersangkutan yaitu guru BK memberikan sanksi kepada anak yang berjudi dengan beberapa tahap. Ketika ketahuan 1 kali anak digundul dan membuat surat pernyataan jika ketahuan bermain lagi baru dipanggil orang tuanya/walinya ke sekolahan dan jika masih bermain lagi maka

dikeluarkan dari sekolahan. Sanksi-sanksi ini semua bertujuan agar anak jerah agar tidak melakukan permaian itu lagi. Hal yang mendasar kenapa anak bisa bermain judi dikarenakan ada kesempatan atau waktu kosong. Dengan adanya itu semua maka ketika ada jam kosong ada guru piket yang memberikan suatu bahan untuk didiskusikan agar tidak ada kesempatan untuk main judi ukik lagi. Dan diharap klien yang suka bermain ukik bisa mencari lingkungan yang baik walaupun tidak dipungkiri diantara temannya ada yang baik dan buruk maka jangan sampai terpengaruh keperbuatan yang buruk 3. Penerapan Teknik Behaviour Konseling Dalam Mengatasi Perjudian Ukik di Kalangan Siswa SMK YPM 4 Taman-Sidoarjo Penerapan behaviour konseling dalam mengatasi perjudian langkahlangkah yang dilakukan adalah : a. Identifikasi Masalah Konselor mengadakan pengumpulan data yang relevan atau sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh klien. Data yang diperoleh dari wawancara dengan klien, teman terdekat klien, guru, wali kelas, orang tua klien. S adalah anak ke 2 dari 2 bersaudara, kakak pertama sudah menikah sedangkan adik yang ke ketiga masih sekolah dibangku SMP kelas 2 di pesantren S sendiri masih duduk di bangku SMK kelas 1. ayah dan ibu klien bekerja sebagai pedagang tetapi sudah broken home. S tidak

tinggal bersama orang tuanya sendiri walaupun mereka masih hidup tetapi dia memilih tinggal bersama kakeknya di Tanjungsari. S anak yang mudah bergaul sama teman-temannya tetapi dia tidak bisa mengontrol terhadap dirinya sendiri. Kondisi ekonomi keluarga klien merupakan menengah ke atas. S mulai sadar bahwa perilakunya adalah keliru dan merugikan terhadap keluarga dan mempengaruhi prestasi belajar. Fenomena di atas membuat klien bingung karena kesulitan untuk bisa lepas dari permainan ukik. b. Diagnosa Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi terhadap klien, teman dekatnya dan orang tuanya. Maka konselor menyimpulkan bahwa masalah yang di hadapi oleh klien adalah ingin lepas dari bermain ukik disaat ada kesempatan untuk main lagi dan menghilangkan pikirannya bahwa dia lebih baik dari orang lain. c. Prognosis Pada langakah ini konselor telah mempertimbangkan untuk memberikan alternatif bantuan yang dilakukan yaitu : 1) Memberikan bantuan bimbingan dan konseling yang berupa nasehat bahwa perilaku bermain ukik adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah dan mempunyai akibat yang buruk terhadap kehidupan agama dan sosial klien, dan memberikan motivasi kepada klien agar tetap

berusaha dengan sabar dan tetap ingat akan tanggung jawab sebagai siswa dan berpegang teguh pada ajaran Islam. 2) Memberikan terapi behaviour yaitu mendorong klien untuk tetap semangat dalam belajar dan berusaha mencari lingkungan yang lebih positif dan memberikan pemahaman dilingkungan yang positif akan menghasilkan perilaku yang positif pula. d. Terapi Pada proses ini konselor berusaha untuk memberikan dengan terapi behaviour yang pelaksanaannya menggunakan teknik atau langkahlangkah berdasarkan pada terapi behaviour. Adapun langkah-langkahnya yaitu : 1) Desentisisasi sistematis Pada proses desentisisasi sistematis, konselor menciptakan nuansa yang santai dan penuh dengan keakraban untuk memahami keinginan dan perilaku negatif klien. Dimana percakapan antara konselor dengan klien pada tanggal 30 maret 2009 adalah sebagai berikut : Konselor : Assalamu alaikum. Wr. Wb. : Wa alaikumsalam. Wr. Wb Silahkan masuk. : Ya,bu. Konselor : Bagaimana kabar kamu?

: Alhamdulillah baik, Ibu sendiri bagaimana? Konselor : Alhamdulillah juga baik. : Kalau saya boleh tahu, ada apa ibu memanggil saya kesini? Konselor : Oh ya, kalau tidak salah, saya dengar dari guru-guru dan teman-teman bahwa anda punya masalah? Konselor : (hanya diam) : Apakah diam anda itu tadi memberikan tanda bahwa jawabannya adalah benar? Konselor Konselor : ( hanya mengangguk) : Kalau saya boleh tahu, apa masalah anda? : (hanya diam) : Sebelumnya maaf ya, kalau tidak salah anda pernah di panggil oleh guru BK, memangnya ada masalah apa? : Ya saya pernah dipanggil gara-gara masalah main ukik. 2) Sikap implosif konselor untuk meningkatkan rangsangan Pada tahap ini konselor meningkatkan stimulus dengan menyuruh membayangkan apa yang akan terjadi bila klien terus berjudi (ukik) agar bisa menilai sendiri dan mengontrol perilakunya secara tepat. Konselor : Menurut anda permainan itu di larang agama tidak?

Konselor : Dilarang bu. : Kalau anda sudah tahu dilarang oleh agama mengapa anda lakukan? : Ya, tidak apa-apa, mumpung lagi ada jam kosong alias gurunya tidak hadir. Komselor : kalau begitu apa yang harus anda lakukan agar tidak bermain ukik lagi? : Itu yang membuat saya bingung padahal saya ingin berhenti tapi selalu ada kesempatan untuk bermain ya kadang waktu istirahat, sebelum masuk kelas, bisa juga sewaktu-waktu kalau waktunya memungkinkan untuk bermain judi (ukik). Konselor : Saya mengerti dan coba anda bayangkan sendiri kirakira apa yang akan terjadi terhadap keluarga anda padahal anda masih menjadi siswa yang harus giat belajar. Apakah anda tidak memikirkan masa depan anda padahal itu untuk kebaikan anda sendiri. Apakah anda hanya mementingkan diri anda sendiri daripada mementingkan keluarga anda padahal keluarga anda berharap anda bisa menjadi anak yang sholeh dan bisa menjadi penerus kakek anda untuk memimpin sebuah majlis ta lim dan bagaimana tanggung jawab

anda sebagai seorang siswa. Walaupun Ibu tahu bahwa keluarga anda ada masalah tetapi adanya masalah itulah anda harus bangkit menjadi yang lebih baik untuk diri sendiri dan keluarga. : (diam dan merasa terharu). Saya tidak ingin mengecewakan keluarga saya dan saya akan terus berusaha dengan sekuat tenaga untuk menyenangkan hati mereka. Sekarang saya paham bahwa bagaimanapun keadaannya saya harus tetap lebih mementingkan mereka (keluarga) saya tidak mau mereka kecewa. Konselor : Saya senang anda bersikap seperti itu dan keluarga pasti lebih senang mengetahui hal ini. Walaupun anda kurang perhatian dari orang tua tapi anda tetap semangat untuk mengubah perilaku yang merugikan anda sendiri. 3) Konselor mengarahkaan pada perilaku asertif. Pada proses ini, konselor merangsang klien agar menyakini bahwa tindakannya adalah benar dan seharusnya ditunjukkan. Khususnya kepada teman-temannya. : Tapi apa yang harus saya lakukan agar tidak main ukik lagi?

Konselor : Ketika ada waktu yang memungkinkan anda untuk bermain ukik coba anda mencari pekerjaan lain misal anda bisa baca buku, diskusi dengan teman tentang pelajaran, menggambar yang penting anda bisa mengalihkan perbuatan itu ke perbuatan yang bermanfaat. Kira-kira ketika ada waktu luang biasanya apa yang anda lakukan atau mungkin yang anda sukai? : Saya lebih suka menggambar Konselor : Ya itu lebih baik bagi anda mungkin dengan itu anda bisa menghilangkan kebiasaan anda bermain ukik. : Dan bagaimana untuk menghadapi teman-teman saya karena saya takut dijauhi mereka? Konselor : Anda harus menyakini bahwa Allah sangat menyukai orang-orang yang menyeru kepada kebenaran atau kebaikan dan sangat membenci orang-orang yang dzalim. Dan kamu juga harus menyakini bahwa setiap manusia itu diciptakan untuk saling kenal mengenal satu sama lain dan bukannya untuk saling bermusuhan. Di dunia ini tidak ada yang sempurna kecuali Allah contohnya saja anda bernafas kalau tidak diberi Allah anda tidak akan bisa hidup dan melakukan apa saja yang anda senangi maka Ibu harap anda bisa merubah perilaku anda baik keteman-teman maupun bermain ukik.

Kamu harus bisa melakukannya karena dengan begitu anda tidak akan dijauhi teman-teman anda malah sebaliknya anda akan disenangi karena perilaku yang jelek dulu bisa berubah menjadi lebih baik. Dan Ibu yakin anda bisa menyatakan kepada teman-temanmu bahwa kamu memang lagi berhenti dari kebiasaan buruk bermain ukik dan jelaskan kepada mereka bahwa kamu tetap menjadi teman, tapi bukan untuk bermain ukik dan tidak untuk jagoan bagi mereka. 4) Pembentukan perilaku model Pada tahap ini konselor mengarahkan agar terbentuk perilaku baru yang lebih positif. : Saya sangat lega setelah bertemu dengan ibu, kira-kira apa yang akan saya kerjakan selanjutnya? Konselor : Carilah lingkungan sosial yang menurutmu baik. Yang penting terhindar dari lingkungan sosial yang rusak nilainilai sosial yang kamu alami saat ini, teruslah berusaha dan cobalah untuk membiasakan dan jangan melupakan ibadah. Dengan begitu saya yakin kamu akan merasa lebih tenang dan akan lebih semangat dalam belajar.

5) Kontrak perilaku Pada proses ini, konselor mengadakan kesepakatan dengan klien untuk memberikan support (ganjaran jika berhasil). : Saya sangat berterima kasih kepada ibu, saya sangat senang atas pemberian nasehat dan saran dari ibu. Konselor : Memang sudah menjadi tugas manusia untuk saling membantu dan saya meminta tolong kepada kamu agar satu bulan dari sekarang saya akan menemui anda kembali. Di dalam satu bulan ini jika anda berhasil berhenti dari bermain ukik. Maka aku berjanji kamu akan saya beri hadiah. Namun jika tidak berhasil kamu harus di skorsing oleh sekolahan tidak boleh ikut pelajaran atau mengaji selama satu bulan di sini bersama guru BK yang ada, bagaimana? : Saya ikut saran ibu satu bulan dari sekarang saya akan merubah kebiasaan saya. Sekali lagi saya berterima kasih kepada ibu atas sarannya, kalau begitu saya masuk ke kelas dulu bu. Konselor : Ya, saya tunggu anda, saya doakan semoga berhasil (dengan tersenyum) Konselor : Assalamu alaikum. Wr. Wb : Wa alaikumsalam. Wr. Wb.

e. Follow up Setelah satu bulan kemudian, saya datang ke sekolahan untuk menemui klien untuk melaporkan hasil dari Bimbingan Konseling dengan terapi behaviour yang telah konselor berikan kepada klien. Dalam laporannya, ternyata klien cukup berhasil karena dia telah meninggalkan kebiasaannya yang buruk yaitu bermain ukik. Tetapi ada sedikit kendala yang dialami oleh klien yaitu ada sebagian kecil teman-temannya yang tidak percaya karena melihat perubahan klien yang secara drastis. Mereka menganggap klien hanya pura-pura alim saja. Sekarang klien sengaja bergaul dengan para remus dan aktif di dalam kegiatannya (majlis ta lim) yang kebetulan di pimpin oleh kakeknya sendiri yang berada di samping rumahnya. f. Evaluasi Bimbingan Konseling dengan terapi behaviour yang telah dilakukan oleh konselor terhadap klien telah menunjukkan perubahan yang cukup gemilang pada diri klien. Selama satu bulan proses Bimbingan Konseling, perilaku berjudi sebelum mendapatkan Bimbingan Konseling. Sekarang sudah berubah menjadi perilaku yang lebih positif dengan dia bisa bergaul dengan remus dan aktif dalam majlis ta lim dan telah mempunyai semangat yang tinggi untuk belajar demi memenuhi harapan orang tua walaupun sudah broken dan keluarga kakeknya.

Proses Bimbingan Konseling dengan terapi behaviour yang dilakukan oleh konselor kepada klien yang bermain ukik telah diketahui keberhasilannya. Hal ini terlihat dari perubahan pada klien setelah proses Bimbingan Konseling dengan terapi behaviour. Adapun perubahan yang nampak pada diri klien sesudah Bimbingan Konseling dengan terapi behaviour adalah : Sudah tidak bermain judi lagi, tetapi masih malas belajar, tidak mudah marah, sudah sering memperhatikan guru tetapi ketika pelajaran yang tidak disenangi masih tidak diperhatikan, tidak khawatir tidak punya teman, tidak sering melamun, sudah ikut praktek otomotif walaupun tidak sering, tetapi tingkat merokok masih tinggi, sudah tidak bolos lagi dan tidak sering tidur. B. Analisis Data 1. Analisis Tentang Masalah Perjudian Ukik di SMK YPM 4 Taman- Sidoarjo Masalah perjudian ukik di SMK YPM 4 peneliti ketahui ketika PPL tanggal 18 September 2008 yang lalu. Ketika saya masuk kelas X ada sekelompok anak ramai merebutkan uang, lalu saya dekati ternyata mereka main ukik dengan menggunakan uang logam di putar. Permainannya, si pemain memilih antara gambar rumah dengan angka 100 jika tebakannya benar maka itu yang menang. Uang yang digunakan sebagai taruhan sebesar 500-5000 rupiah. Dengan terjadinya masalah tersebut guru-guru mulai resah karena ketika ada yang mengajar (guru piket) mereka tidak mau

meninggalkan permainan tersebut walaupun hanya 2 anak. Dengan demikian saya mempunyai inisiatif untuk membantu klien merubah perilaku yang menyimpang tersebut. 2. Analisis Tentang Mengatasi Perjudian Ukik di SMK YPM 4 Taman- Sidoarjo Dengan hasil data yang sudah saya dapatkan untuk mengatasai perjudian di SMK YPM 4 ada beberapa cara : menurut tata tertib di sekolah SMK YPM 4 sendiri ketika ada siswa yang bermain judi maka sanksinya adalah siswa dikembalikan kepada orang tuanya. Artinya ketika ada siswa yang ketahuan bermain judi guru yang bersangkutan yaitu guru BK memberikan sanksi kepada anak yang berjudi dengan beberapa tahap. Ketika ketahuan 1 kali anak digundul dan membuat surat pernyataan jika ketahuan bermain lagi baru dipanggil orang tuanya/walinya ke sekolahan dan jika masih bermain lagi maka dikeluarkan dari sekolahan. Sanksi-sanksi ini semua bertujuan agar anak jerah agar tidak melakukan permainan itu lagi. Dengan adanya sanksi seperti itu sebagian besar anak jerah tetapi ada juga yang tidak maka peneliti disini memberikan sumbangsi untuk membantu mereka agar bisa menghilangkan perilaku yang menyimpang dengan memberikan terapi behaviour melalui nasehat akibat dari mainan itu dan mencari lingkungan atau mencari teman yang baik. Hal yang mendasar kenapa anak bisa bermain judi dikarenakan ada kesempatan atau waktu kosong. Maka saya menyarankan ketika ada waktu

kosong jangan dibuat melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat lebih baik apa yang disukai maka itu yang dilakukan dan bisa bermanfaat bagi dirinya misalnya, menggambar, diskusi tentang pelajaran dan lain-lain. Dengan adanya itu semua maka ketika ada jam kosong ada guru piket yang memberikan suatu bahan untuk didiskusikan agar tidak ada kesempatan untuk main judi atau ukik lagi. 3. Analisis Tentang Hasil Mengatasi Perjudian Ukik di SMK YPM 4 Taman-Sidoarjo Untuk mengetahui apakah pelaksanaan Bimbingan Konseling dalam mengatasi perjudian pada siswa melalui terapi behaviour di SMK YPM 4 Taman-Sidoarjo. Terdapat kesesuaian dengan teori behaviour pada umumnya, maka digunakan deskriptif analisis yaitu mengkaitkan antara teori dengan data lapangan (untuk hal ini lihat tabel di bawah ini). Tabel 4.2 Deskriptif analisis antara teori dan praktek (data) Unsur-unsur Teori Praktek No Bimbingan Konseling a.memiliki sifat 1. Konselor Konselor syaratsyaratnya : yang ramah dan a. Terbuka supel serta

b. Memiliki personality yang sehat c.berdedikasi tinggi d. Mempunyai kematangan jiwa e. Mempunyai kemampuan memiliki pribadi yang simpati b.selama penelitian konselor tidak sakit dalam artian sehat-sehat saja c. Tetap konsisten terhadap segala pekerjaannya yang profesional dan memiliki juga tanggung jawab serta bakti yang tinggi d.memiliki kematangan jiwa dalam berpikir untuk menjalankan tugas

(khususnya dalam bidang konseling) e. Tidak mudah putus asa dalam membantu klien untuk menyelesaikan masalahnya karena sudah mempunyai pengalaman ketika PPL dan PKL 2. Seorang yang Seorang siswa perlu seorang untuk bantuan konselor membantu yang harus dibantu untuk memecahkan menyelesaikan masalahnya masalahnya 3. Masalah Masalah yang mempunyai dihadapi klien kebiasaan main adalah merupakan ukik, kurang

inti dari proses Semangat belajar, Bimbingan menutup diri, Konseling yang Mudah marah, harus diatasi merasa Cemas khawatir akan dijauhi oleh teman-temannya, sering merenung, Nilai pelajaran jelek, Sering tidur, tidak memperhatikan guru ketika 4. Langkah-langkah pelaksanaan Bimbingan Konseling a. Identifikasi masalah : dengan mengadakan pengumpulan data mengajar, Tingkat merokok tinggi a. Langkah pertama : konselor melakukan pertemuan dengan dari berbagai klien sebagai sumber dan langkah awal

observer b. Diagnosis : menyimpulkan untuk memperoleh data tentang klien dan masalah yang masalah sedang oleh klien yang dihadapi sedang dihadapinya. b. Langkah kedua c. Prognosis : jenis : konselor bimbingan dan menyimpulkan terapi yang sesuai masalah yang dengan masalah dihadapi oleh yang oleh klien dihadapi klien yang ingin lepas dari perilaku Terapi : 1) Langkah dalam pelaksanaan bermain dalam pergaulan ukik kondisi yang Bimbingan Konseling sebagaimana yang sangat hedonis c. Langkah ketiga : konselor telah pada ditetapkan tahap memberikan pertimbangan prognosis bantuan untuk memberikan

yang diberikaan alternatif bantuan 2) Konseling yang bisa memberikan teknik-teknik terapi yang terdiri dari : a) Desensitisasi sistematis b) Terapi implosif c) Pembentukan perilaku asertif d) Pembentukan perilaku model e) Kontrak dilakukan yaitu : 1) memberikan Bimbingan Konseling 2) memberikan terapi realistis d. Langkah keempat : 1. Konseling membrikan Bimbingan Konseling berupa perilaku nasehat, saran, f) Evaluasi untuk motivasi, support mengetahui sejauh dan rangsangan mana Bimbingan Konseling proses yang agar klien bisa mengubah perilakunya telah dilakukan 2.Terapi

behaviourpada proses ini, konselor menciptakan suasana yang santai dan penuh dengan keakraban untuk memahami keinginan perilaku dan negatif klien b) Pada tahap ini, konselor meningkatkan stimulus menyuruh yang klien untuk membayangkan apa yang terjadi bila klien terus bermain ukik.

Agar bisa menilai sendiri dan mengontrol perilakunya secara total c) Pada proses ini, konselor merangsang klien agar menyakini bahwa tindakannya benar dan seharusnya ditunjukkan khususnya kepada teman-teman sepermainan ukik d) Pada tahap ini, konselor mengarahkan klien agar terbentuk perilaku baru yang

lebih positif e) Konselor mengadakan kesepakatan kepada klien support (ganjaran) jika berhasil f) Evaluasi Bimbingan Konseling dengan terapi yang behaviour telah dilakukan konselor oleh telah menunjukkan perubahan cukup yang berhasil pada diri klien. Berdasarkan pada data yang telah ada pada proses pelaksanaan Bimbingan Konseling dengan terapi behaviour yang telah dilakukan konselor dengan teori behaviour pada umumnya menunjukkan adanya kesesuaian

meskipun tidak sempurna dan menyeluruh. Dan berdasarkan data tersebut terapi behaviour bisa mengatasi perjudian. Di samping menggunakan proses terapi behaviour peneliti menggunakan observasi untuk mengetahui perubahan tingkah laku klien. Perubahan tersebut peneliti observasi selama 1 bulan pada bulan April tanggal 1 sampai 30 2009. Ternyata hasilnya, tabel berikut akan menggambarkan kondisi klien sebelum dibimbing dan sesudah dibimbing.

Table 4.3 Gejala-gejala yang nampak sebelum dan sesudah pelaksanaan bimbingan konsling dengan terapi behaviour. No Gejala yang nampak sebelum Bimbingan Konseling Gejala yang nampak setelah Bimbingan Konseling A B C 1. Bermain judi 2. Malas belajar 3. Mudah marah 4. Tidak memperhatikan guru 5. Merasa khawatir akan dijauhi oleh teman-temannya 6. Sering melamun 7. Sering tidur 8. tingkat merokok tinggi 9. Bolos sekolah 10. Tidak ikut praktek komputer Keterangan : A. Tidak dilakukan B. Kadang-kadang dilakukan C. Masih dilakukan

Untuk melihat tingkat keberhasilan dan kegagalan Bimbingan Konseling tersebut peneliti mendasarkan pada prosentase perubahan perilaku dengan kreteria. a. 80% sampai dengan 100% termasuk rutinitas yang dilakukan klien antara 0-3 kali, ini dikategorikan sangat baik/sangat berhasil b. 60% sampai 79% termasuk rutinitas yang dilakukan klien antara 4-7 kali, ini dikategorikan baik/berhasil c. 40% sampai dengan 59% termasuk rutinitas yang dilakukan klien antara 8-11 kali, ini dikategorikan cukup berhasil d. 20% sampai dengan 39% termasuk rutinitas yang dilakukan klien antara 12-15 kali, ini dikategorikan kurang berhasil. 32 Ada 10 gejala sebelum proses Bimbingan Konseling dilaksanakan akan dianalisis berdasarkan pada tabel di atas dengan melihat tingkat perubahan sesudah proses pelaksanaan Bimbingan Konseling dapat diketahui : a. Gejala yang tidak pernah dilakukan 6 poin. Jadi 6/10 x 100% = 60% b. Gejala yang kadang-kadang dilakukan 3 poin. Jadi 3/10 x 100% = 30% 32 Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002), 245-247.

c. Gejala yang masih dilakukan 1 poin. Jadi 1/10 x 100% = 10% Berdasarkan prosentase dari hasil di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan Bimbingan Konseling dengan terapi behavior dalam mengatasi perjudian adalah 60% sehingga dapat dikategorikan baik/berhasil. Dan dengan keterbatasan waktu penulis hanya melakukan proses konseling hanya 1 klien.dengan demikian kami mohon dimaklumi.