berat jenis mortar, pada campuran dengan perbandingan pasir kecil mengakibatkan kenaikan serapan air, sedang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN. Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si.

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesejahteraan dan pengetahuan masyarakat telah mendorong

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

diperlukan adanya komposisi pasir dan kerikil yang tepat dengan menggunakan mesin Pengaus Los Angeles, yang mana

LIMBAH PADAT PABRIK KERAMIK SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATAKO DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

BAB.I 1. PENDAHULUAN. Limbah pada umumnya adalah merupakan sisa olahan suatu pabrik atau industri.

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK TERHADAP BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN PADA BETON RINGAN RAMAH LINGKUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Mortar adalah campuran dengan komposisi tertentu antaray. bahan-ikat dan agregat halus (pasir) yang telah mengeras, dengan air

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

bersifat sebagai perekat/pengikat dalam proses pengerasan. Dengan demikian

SNI Standar Nasional Indonesia

Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

BARtl TINJAUAN PUSTAKA. Teknologi beton terns berkembang seiring dengan tuntutan kebutuhan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN NON PASIR RAMAH LINGKUNGAN

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. Kelebihan dari konstruksi perkerasan kaku adalah sifat kekakuannya yang. sementara kelemahan dalam menahan beban

PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

BETON RINGAN TEMPURUNG KELAPA. Noviyanthy Handayani Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Self Healing Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Lentur

PENGARUH PEMANFAATAN ABU KERAK BOILER CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURE) SEMEN TERHADAP KUATTEKAN MORTAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

PENGARUH GRADASI BUTIRAN BATU PECAH TERHADAP KEKUATAN BETON ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Ringan

untuk mencapai workabilitas dan nilai slump rencana terhadap kuat tekan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

Sukolilo Surabaya, Telp , ABSTRAK

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT HALUS DENGAN KERTAS KORAN BEKAS PADA CAMPURAN BATAKO SEMEN PORTLAND TERHADAP KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Berat Tertahan (gram)

: Pengujian Campuran Beton No. Uji : 10. Materi : Perancangan Campuran Beton Mutu Tinggi Metode BW Shacklock Halaman :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH GRADASI BUTIRAN BATU PECAH TERHADAP KEKUATAN BETON ABSTRAK

PENGGUNAAN AGREGAT HALUS DENGAN SUMBER LOKASI BERBEDA UNTUK CAMPURAN BETON

Beton Ringan ber-agregat Limbah botol plastik jenis PET (Poly Ethylene Terephthalate)

PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO SEBAGAI BAHAN CAMPURAN PADA PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN TAMBAHAN BUIH DAN SERAT ALAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Zai, dkk (2014), melakukan penelitian Pengaruh Bahan Tambah Silica

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KREATIF, VOLUME 01, NOMOR 01

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Kuat Tekan Mortar Geopolimer Berbahan Abu Sekam Padi dan Kapur Padam

BAB I PENDAHULUANb Latar Belakang Permasalahan

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Augustinus NRP : Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT KASAR MENGGUNAKAN PECAHAN KERAMIK PADA BETON

Lampiran A Berat Jenis Pasir. Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram. Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram

BAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat

SARFIN HALIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat beton itu. Departemen Pekerjaan Umum 1989-(SNI ). Batako terdiri dari beberapa jenis batako:

METODE PENGUJIAN CBR LABORATORIUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Agregat Halus Pratiwi (2016), dalam penelitiannya telah melakukan pengujian agregat halus, pengujian meliputi berat

(±25 C) dan tiga buah sampel pada suhu oven (+60 C). Masing-masing sampel

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Pengaruh jenis agregat ringan buatan terhadap kuat tekan beton ringan ( Nurul Aini Sulistyowati, Deden Suripto )

BAB I PENDAHULUAN. beton mutu tinggi, beton mutu sangat tinggi, beton ringan, beton dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Agregat Halus Sudibyo (2012), melakukan pengujian pengaruh variasi umur beton terhadap nilai kuat tekan beton dengan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas kinerja beton dengan meningkatkan kualitas campuran beton.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: M. Alfa Rizal D Yuke Sulistyaning I

STUDI PEMANFAATAN SERBUK GERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN TAMBAH CAMPURAN BATAKO

BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Dari penelitian yang telah dilakukan didapat hasil sebagaimana disebutkan pada tabel 4.1. dan tabel 4.2. Dari kedua tabel tersebut dapat diketahui bahwa penambahan limbah padat pabrik kertas dapat menurunkan berat jenis mortar, pada campuran dengan perbandingan pasir kecil mengakibatkan kenaikan serapan air, sedang pada campuran dengan perbandingan pasir yang besar mengakibatkan penurunan nilai serapan airnya. Pada campuran dengan perbandingan pasir kecil mengakibatkan penurunan kuat tekan, sedang pada campuran dengan perbandingan pasir yang besar mengakibatkan kenaikan kuat tekan mortarnya. 19

± 25a C 1 1 3 0 2,16 4,97 243,89 201,52 100 100 2 1 3 0,5 2,09 7,31 122,22 108,20 50,11 53,69 3 1 3 1 2,04 9,14 96,86 74,22 39,71 36,83 4 1 3 1,5 1,94 10,80 47,67 45,28 19,55 22,47 5 1 5 0 2,15 9,41 50,28 41,21 100 100 6 1 5 0,5 2, 07 10,40 68,19 57,84 135,62 140,35 7 1 5 1 2,11 9,91 50,87 44,88 101,17 108,91 8 1 5 1,5 2,07 8,47 73,36 58,08 145,90 140,94 9 1 6 0 2,13 10,34 37,58 43,98 100 100 10 1 6 0,5 2,04 9,52 40,72 30,31 108,36 68, 92 11 1 6 1 2,06 9,31 51,70 46,69 137,57 106,16 12 1 6 1,5 2,06 10,27 62,06 70,98 165,14 161,39 13 1 7 0 2,08 16,11 24,03 18,47 100 100 14 1 7 0,5 1,98 14,86 35,41 23,46 147,36 127,02 15 1 7 1 2,01 13,82 33,49 27,91 139,37 151,11 16 1 7 1,5 1, 99 14,54 30,97 28,03 128,88 151,76 20 Tabel 4.1. Hasil uji. mortar semen No. PERBANDINGAN BERAT SERAPAN VOLUME JENIS AIR {Kg/cm2) PC PASIR LIMBAH (%) KUAT TEKAN 28 HARI (Kg/cm2) % KUAT TEKAN 60 C ± 25 C 60* C

± 25 C 1 1 3 0 102,04 62,93 64,66 48,60 243,89 201,52 2 1 3 0,5 63,95 49,56 84,92 80,86 122,22 108,20 3 1 3 1 52,10 47,25 73,24 65,01 96,86 74,22 4 1 3 1,5 42,05 32,67 58,92 51,91 47,67 45,28 5 1 5 0 12,64 13,27 33,29 19,63 50,28 41,21 6 1 5 0,5 27,16 21,54 24,43 24,92 68,19 57,84 7 1 5 1 29,10 26,73 32,63 27,48 50,87 44,88 8 1 5 1,5 25,55 19,77 27,04 24,19 73,36 58,08 9 1 6 0 15,06 11,77 20,77 11,30 37,58 43, 98 10 1 6 0,5 11,18 8,17 20,44 13,33 40,72 30,31 11 1 6 1 11,35 8,25 26,74 17,64 51,70 46,69 12 1 6 1,5 13,16 10,44 29,26 22,72 62,06 70,98 13 1 7 0 4,20 3,49 26,04 15,76 24,03 18,47 14 1 7 0,5 7, 93 6,44 32,55 26,32 35,41 23,46 15 1 7 1 11, 77 9,89 26,42 18,17 33,49 27,91 16 1 7 1,5 10,46 10,34 27, 94 21,07 30,97 28,03 21 Tabel 4.2. Hasi1 uji kuat tekan mortar semen PERBANDINGAN KUAT TEKAN 3 HARI KUAT TEKAN 7 HARI KUAT TEKAN 28 HARI VOLUME (Kg/cm2} (Kg/cm2) {Kg/cm2} * PC PASIR LIMBAH 60" C ± 25" C 60 C ± 25" C 60* C

22 4.1.1. Berat Jenis Mortar Dari pengujian berat jenis yang telah dilakukan, didapat hasil sebagaimana disebutkan pada tabel 4.1. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa penambahan limbah padat pabrik kertas untuk semua perbandingan pasir dapat menurunkan berat jenis mortar. Peningkatan perbandingan limbah padat pabrik kertas untuk semua perbandingan pasir, secara umum dapat menurunkan berat jenis mortar. Semakin besar perbandingan pasir, semakin kecil berat jenisnya. Dari gambar 4.1. dapat dilihat grafik Berat Jenis Mortar akibat penambahan Limbah Padat pada semua perbandingan pasir. 1 pc : 3 pasir 1 pc : 5 pasir 1 pc : 6 pasir 1 pc : 7pasir 0.5 1 1.5 Perbandingan Limbah Gambar 4.1. Hubungan Berat Jenis Mortar terhadap penambahan Limbah Padat pada berbagai perbandingan pasir 4.1.2. Serapan Air pada Mortar Dari pengujian serapan air yang telah dilakukan,

23 didapat hasil sebagaimana disebutkan pada tabel 4.1. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa penambahan limbah padat pabrik kertas pada perbandingan 1 pc : 3 pasir, dapat menaikkan serapan air. Sedang pada perbandingan 1 pc : 5 pasir, 1 pc : 6 pasir, 1 pc : 7 pasir, penambahan limbah padat secara umum mengakibatkan penurunan serapan air. Semakin besar perbandingan pasir, semakin besar pula serapan airnya. Dari gambar 4.2. dapat dilihat grafik hubungan Serapan Air terhadap penambahan Limbah Padat. 18 16 14 < 10 «8 2 6 to 4 2 0 0.5 1 Perbandingan Limbah 1.5 1 pc : 3 pasir 1 pc : 5 pasir 1 pc : 6 pasir 1 pc : 7 pasir Gambar 4.2. Hubungan Serapan Air terhadap penambahan Limbah Padat pada berbagai perbandingan pasir 4.1.3. Kuat Tekan Mortar Dari pengujian kuat tekan yang telah dilakukan, didapat hasil sebagaimana disebutkan pada tabel 4.1. dan tabel 4.2. Dari tabel tersebut dibuat gambar 4.3. dan gambar 4.4. yang menunjukkan grafik Kuat Tekan Mortar

24 akibat penambahan Limbah Padat 250 1 pc : 3 pasir 1 pc : 5 pasir 1 pc : 6 pasir 1 pc: 7pasir 0.5 1 Perbandingan Limbah 1.5 Gambar 4.3. Hubungan Kuat Tekan Mortar pada rawatan suhu 25 C terhadap penambahan Limbah Padat pada berbagai perbandingan pasir 250 I 200 ~ 150 c co a> 100 50. -T.-r..rn"."S-.; 1 pc : 3 pasir 1 pc : 5 pasir 1 pc : 6 pasir 1 pc: 7pasir 0.5 1 Perbandingan Limbah 1.5 Gambar 4.4. Hubungan Kuat Tekan Mortar pada rawatan suhu 60 C terhadap penambahan Limbah Padat pada berbagai perbandingan pasir Dari tabel dan gambar diatas dapat diketahui hal-hal sebagai berikut ini. 1. Rawatan pada suhu 60 C menghasilkan kuat tekan

25 mortar yang lebih besar dibanding rawatan pada suhu kamar (± 25 C). 2. Penambahan limbah padat pada mortar yang memiliki perbandingan 1 pc : 3 pasir, mengakibatkan penurunan kuat tekannya. 3. Penambahan limbah padat pada mortar yang memiliki perbandingan 1 pc : 5 pasir, 1 pc : 6 pasir, dan 1 pc : 7 pasir, dapat menaikkan kuat tekannya. 4. Secara umum, penambahan limbah padat dengan perbandingan volume sebesar 1,5 menghasilkan kuat tekan mortar yang maksimum. 5. Semakin besar perbandingan pasir yang digunakan, menyebabkan kuat tekan mortar semakin kecil. 4.2. Pembahasan 4.2.1. Berat Jenis Mortar Dari hasil pengujian berat jenis mortar, sebagaimana dimuat pada tabel 4.1. serta gambar 4.1. diketahui halhal sebagai berikut ini. 1. Penambahan limbah padat pada mortar untuk semua perbandingan pasir dapat menurunkan berat jenis mortarnya. Hal ini disebabkan karena limbah padat memiliki berat yang lebih ringan dibanding semen maupun pasir. 2. Peningkatan nilai banding limbah padat pada setiap perbandingan volume, umumnya dapat menurunkan nilai

26 berat jenis mortarnya. Hal ini disebabkan oleh peningkatan volume limbah padat yang mempunyai berat relatif lebih kecil. 3. Peningkatan perbandingan volume pasir dapat menurunkan berat jenis mortarnya, karena pada perbandingan pasir yang lebih besar terjadi pengurangan volume semen yang memiliki berat yang relatif lebih besar. 4.2.2. Serapan Air pada Mortar Dari hasil pengujian serapan air pada mortar, sebagaimana dimuat pada tabel 4.1. serta gambar 4.2. diketahui hal-hal sebagai berikut ini. 1. Pada perbandingan 1 pc : 3 pasir, pori-pori yang terjadi antara butiran pasir telah terisi oleh semen, sehingga mortar cukup padat. Hal ini mengakibatkan serapan air pada mortar sangat kecil. 2. Penambahan limbah padat pada perbandingan 1 pc : 3 pasir mengakibatkan meningkatnya serapan air pada mortar, karena pori-pori mortar yang semula terisi semen akan tercampur dengan limbah padat yang mempunyai kandungan kapur yang serapan airnya relatif besar. Sehingga peningkatan nilai banding limbah padat menyebabkan meningkatnya serapan air pada mortar. 3. Pada perbandingan 1 pc : 5 pasir, 1 pc : 6 pasir, 1

27 pc : 7 pasir, serapan air pada mortar meningkat. Karena meningkatnya jumlah pasir mengakibatkan poripori mortar lebih banyak, sehingga mengakibatkan serapan air pada mortar lebih besar. 4. Penambahan limbah padat pada perbandingan 1 pc : 5 pasir, 1 pc : 6 pasir, 1 pc : 7 pasir, dapat mengakibatkan menurunnya serapan air pada mortar, karena limbah padat dapat mengisi pori-pori yang terjadi antara butiran pasir. Peningkatan nilai banding limbah padat yang sesuai dengan banyaknya volume pori-pori yang terjadi, dapat menurunkan nilai serapan air pada mortarnya. 5. Peningkatan nilai banding pasir mengakibatkan meningkatnya nilai serapan air, karena pada perbandingan pasir yang lebih besar terdapat volume pasir yang lebih banyak sehingga mengakibatkan poripori yang lebih banyak. 4.2.3. Kuat Tekan Mortar Dari hasil pengujian kuat tekan mortar, sebagaimana dimuat pada tabel 4.1. dan tabel 4.2. serta gambar 4.3. dan gambar 4.4. diketahui hal-hal sebagai berikut ini. 1. Pada perbandingan 1 pc : 3 pasir, pori-pori yang terjadi terisi oleh semen sehingga mengakibatkan ikatan antara butiran pasir menjadi kuat. Penambahan limbah padat dapat mengakibatkan lemahnya ikatan

28 tersebut, karena pori-pori yang semula terisi semen akan terisi limbah padat yang kekuatan ikatannya lebih kecil dibanding semen. Peningkatan nilai banding limbah akan mengakibatkan semakin kecil nilai kuat tekan mortarnya. 2. Pada perbandingan 1 pc : 5 pasir, 1 pc : 6 pasir, 1 pc : 7 pasir, volume semen yang digunakan tidak mampu mengisi pori-pori yang ada, sehingga mengakibatkan pori-pori terisi udara. Hal ini dapat melemahkan ikatan. Penambahan limbah padat dapat mengisi poripori sehingga dapat menguatkan ikatannya, yang berakibat kuat tekan mortarnya semakin besar. 3. Peningkatan nilai banding limbah padat yang sesuai dengan banyaknya pori-pori yang terjadi dapat menghasilkan kuat tekan yang maksimum. 4. Peningkatan perbandingan volume pasir dapat menurunkan kuat tekan mortarnya, karena pada perbandingan pasir yang lebih besar terjadi pengurangan volume semen yang mengakibatkan ikatan butiran pasirnya semakin lemah. Nilai kuat tekan yang dihasilkan pada penelitian ini relatif kecil, karena pasir yang digunakan memiliki butiran yang sangat halus. Meskipun sampai saat ini di Indonesia belum ada peraturan yang menentukan nilai kuat tekan minimum untuk mortar semen, namun dari penelitian Roger dan Blain

29 memuat hasil kuat tekan mortar semen-kapur sebagaimana disebutkan pada tabel 4.3. Tabel 4.3. Kuat Tekan Mortar Semen-Kapur Umur 28 Hari Perbandingan Vulume Semen:Kapur:Pasir Minimum Kuat Tekan Maksimum psi Kg/cm2 psi Kg/cm2 1 : 0,25 : 3 3200 225 5500 367 1:1:5 1480 104 2290 168 1 : 1,25 : 6,25 635 45 1370 96 1:2: 7,5 545 38 1065 76 1 : 3 : 10 165 12 525 37 Sumber: Hasil penelitian Roger dan Blain, Frederick S. Merritt,1965. Tabel sudah dimodifikasi. Bila nilai kuat tekan dari hasil pengujian mortar semen-limbah dibandingkan dengan nilai kuat tekan pada tabel 4.3, maka untuk semua perbandingan dari mortar semen-limbah memiliki nilai yang lebih kecil.