BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesuburan atau infertilitas (Agarwa et al, 2015). Infertil merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. ketakutan besar dalam kehidupan, dapat berdampak terhadap kualitas kehidupan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Tekanan psikologis dan kekhawatiran tentang infertilitas memiliki efek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas adalah kondisi yang dialami oleh pasangan suami istri. yang telah menikah minimal 1 tahun, melakukan hubungan sanggama

BAB 1 PENDAHULUAN. individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN % jumlah penduduk mengalami infertilitas. Insidensi infertilitas meningkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

RELATIONSHIP INFERTILE WITH THE WIFE EXPERIENCING PSYCHOLOGICAL RESPONSE IN PADANG CITY Siti Nurkhasanah * ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Namun selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan yang dikombinasi oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memperoleh keturunan merupakan salah satu dari tujuan pernikahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB V PENUTUP. menjadi tidak teratur atau terasa lebih menyakitkan. kebutuhan untuk menjadi orang tua dan menolak gaya hidup childfree dan juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. satu tahun mencoba kehamilan dengan melakukan hubungan seksual secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama masa usia

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. jiwa menjadi masalah yang serius dan memprihatinkan, penyebab masalah

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. filter), rokok arab (rokok shisha), sampai gaya modern (rokok elektrik). Banyak

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, UN PGRI Kediri.

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

TINGKAT KECEMASAN SUAMI SAAT ISTRI MENJALANI PERSALINAN NORMAL DI PONEK RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah dianggap

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu. imun, hal ini terjadi karena virus HIV menggunakan DNA dari CD4 + dan

HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi pasangan suami istri memiliki keturunan merupakan hal yang di sangat diharapkan. Namun, sebanyak 15% pasangan didunia memiliki gangguan kesuburan atau infertilitas (Agarwa et al, 2015). Infertil merupakan masalah yang sangat sensitif dan sulit bagi pasangan yang sudah menikah, terutama bagi pasangan yang sudah menikah dalam waktu yang lama (Wiweko, 2017). Kejadian infertil telah meningkat, infertil mempengaruhi 8-12% dari populasi melahirkan diseluruh dunia. Di China, infertil mempengaruhi sekitar 18% dari populasi melahirkan, dan lebih dari 50 juta pasien tidak subur menurut sebuah konferensi nasional tentang infertilitas pada tahun 2014 (Fu, 2016). Prevalensi rata-rata infertilitas di negara-negara maju adalah 3,5-16,7% dan di negara-negara berkembang adalah 6,9-9,3% (Masoumil et al, 2015). Di Amerika Serikat, 6,1 juta wanita dan pasanganya mengalami infertil (Bruce & Thatcer, 2011). Di Kamboja prevalensi wanita yang mengalami infertil primer dengan rata-rata tertinggi pada usia 20-24 tahun yaitu sebanyak 30,8%, sedangkan di Indonesia prevalensi wanita yang mengalami infertil primer dengan rata-rata tertinggi pada usia 20-24 tahun sebanyak 21,3%, sedangkan rata-rata terendah pada usia 40-44 tahun yaitu sebanyak 3,3% (HIFERI, 2013). Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan peneliti di RSUD Dr. Moewardi didapatkan data jumlah pasien 1

2 infertil pada bulan November 2016 - Januari 2017 sebanyak 288 pasien dengan rata-rata usia pasien yaitu 30-40 tahun (Medical Record RSUD Dr. Moewardi, 2017). Anggapan yang berkembang di masyarakat bahwa infertil disebabkan oleh wanita, padahal pada pria juga dapat terjadi infertilitas sebesar 20-40%, pada wanta 30-55%, faktor gabungan 35% dan penyebab yang tidak dapat diketahui penyebabnya 5-15% (Masoumil et al, 2015). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ningsih (2015) tentang determinan kejadian infertilitas pria di Kabupaten Tulang Bawang menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya infertilitas pada pria diantaranya yaitu pekerjaan yang harus terpapar dengan zat berbahaya 46,3%, perilaku merokok 68,3%, riwayat konsumsi alkohol 21,5%, pria dengan kebiasaan olahraga berat 56,1%. Sedangkan pada wanita berdasarkan penelitian yang dilakukan Oktariana (2014) faktor yang mempengaruhi infertilitas pada wanita diantaranya usia dengan kelompok tertinggi 25-35 tahun sebanyak 71%, wanita karir sebanyak 66,1%, endometrosis 25,6%, masalah uterus 33%. Kehamilan akan terjadi sekitar 80% pda tahun pertama, 75% pada tahun kedua, 50-60% pada tahun ketiga, tahun ke empat 40-50%, dan pada tahun kelima akan terus mengalami penurunan menjadi lebih kecil yaitu antara 25-30% (Manuaba, 2009). Pada dasarnya tingkat fertilitas setiap orang sangat berbeda, pada kelompok usia 20-29 tahun mempunyai tingkat subur sebesar 90%, atau hanya 10% pasangan yang tidak subur. Pada usia 30-34 tahun angka ketidaksuburan naik 14%, usia 35-39 tahun angka ketidaksuburan

3 mengingkat 20%, setelah itu pada usia 40-44 tahun menjadi 25% (VITAHEALTH, 2007). Sebuah penelitian di Perancis melaporkan 65% perempuan berusia 25 tahun akan mengalami kehamilan pada tahun pertama yaitu 85%. Untuk pasangan dengan umur 35 tahun atau lebih peluang untuk mengalami kehamilan yaitu 60% pada tahun pertama (HIFERI, 2013). Infertil merupakan suatu krisis dalam kehidupan yang dapat mempengaruhi berbagai aspek. Berdasarkan dari sekian banyak pasangan yang mengalami masalah infertil, akan berdampak besar pada kesehatan mental baik dari aspek fisik, emosional, seksual, spritual dan keuangan. Pada umumnya pasien yang mengalami gangguan kesuburan akan timbul gejala seperti kecemasan dan stres, gejala yang lain diantaranya marah, pengkhianatan, rasa bersalah dan kesedihan (Ezzell, 2016). Infertilitas juga dapat mempengaruhi harga diri seseorang, seksualitas dan kinerja Adapun perubahan fisik yang yang dapat terjadi yaitu seperti sakit di dada, jantung berdebar-debar, sakit kepala, disfagia (kesulitan menelan), kram, peningkatan denyut nadi dan frekuensi pernapasan, telapak tangan berkeringat, tangan dan kaki dingin, dilatasi pupil, gelisah, kesulitan tidur atau sering terbangun saat tidur, perubahan BB, nafsu makan menurun, mual, muntah dan diare (Lyon, 2012). Dari sekian banyaknya pasangan suami istri yang sudah menikah, namum belum ada kehadiran seorang anak, rasanya kurang lengkap. Mereka akan cenderung merasa sedih dan belum bisa melengkapi kebahagiaan rumah tangga mereka dengan kehadiran seorang anak. Pada umumnya kesedihan

4 semacam itu hanya sering dirasakan oleh wanita. Tetapi, ternyata pria juga dapat merasakan hal yang sama. Pria yang sudah menikah namun belum memiliki keturunan akan merasa kecewa, marah, sedih yang luar biasa. Bagi laki-laki yang belum memiliki anak sama saja merupakan tekanan secara sosial, budaya dan keluarga (Tjandrawinata, 2013). Berdasarkan penelitian tentang hubungan infertil dengan respon psikolgis istri yang mengalami infertil menyebutkan bahwa sebagian besar responden memiliki respon psikologis mal adaptif (Nurkhasanah, 2015). Sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan respon yang ditunjukan oleh responden yaitu bersifat mal adaptif dengan merasa iri, cemas, marah, sedih dan isolasi (Nurfita, 2007). Penelitian lain yang menyebutkan bahwa dari 488 wanita dengan infertilitas di Amerika merasakan cemas atau depresi hampir seperti ketika didiagnosis mengidap penyakit kanker, hipertensi atau pulih dari serangan jantung (Harvad Health Publications, 2009). Berdasarkan dari hasil survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Januari 2017 di Klinik Sekar RSUD Dr. Moewardi pada 10 responden. Ditemukan bahwa 6 responden mengatakan jika ada perasaan cemas, kadang tangan berkeringat ketika akan berangkat kontrol ke Klinik Sekar RSUD Dr. Moewardi. Sedangkan 2 responden diantaranya tidak merasakan cemas, dan 2 responden sisanya mengatakan sering terbangun saat tidur dan terasa lesu saat bangun tidur setelah menegtahui bahwa dirinya didiagnosa infertil. Hampir seluruh responden tersebut mengatakan merasa iri jika melihat saudara atau teman mereka bisa hamil dan memiliki anak.

5 Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih mendalam mengenai gambaran respon fisiologis dan psikologis pada pasien yang didiagnosa infertil. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, Bagaimana gambaran respon fisiologis dan psikologis pada pasien yang didiagnosa infertil di Klinik Sekar Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui gambaran respon fisiologis dan psikologis pada pasien yang didiagnosa infertil di Klinik Sekar Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui karakteristik pasien yang didiagnosa infertil. b. Untuk mengetahui kejadian infertilitas pada pasien yang didiagnosa infertil. c. Untuk mengetahui karakteristik respon fisiologis pasien yang didiagnosa infertil. d. Untuk mengetahui kerakteristik respon psikologis pasien yang didiagnosa infertil.

6 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui gambaran respon fisiologis dan psikologis pada pasien yang didiagnosa infertil. 2. Bagi institusi keperawatan Dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dan sumber referensi untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi Masyarakat Dari penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan mempeluas wawasan masyarakat mengenai infertilitas. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan pengetahuan peneliti melalui penelusuran penelitian terdahulu belum menemukan penelitian yang sama dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan judul Gambaran perilaku pasangan infertil dalam mendapatkan keturunan. Namun demikian, terdapat penelitian yang hampir serupa yang pernah dilakukan, diantaranya sebagai berikut: 1. Siti Nrukhasanah (2015) dengan judul Hubungan Infertil Dengan Respon Psikologis Istri Yang Mengalami Infertil Di Kota Padang Tahun 2015. Jenis penelitian tersebut adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampel yang digunakan yaiu teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa lebih dari separuh responden baik infertil primer maupun infertil sekunder memiliki respon psikologis maladaptif yaitu sebanyak 14 responden (60,87%). Setelah dilakukan uji

7 statistik dengan rumus chi-square didapatkan hasil, tidak ada hubungan yang bermakna antara infertil dengan respon psikologis istri yang mengalami infertil di Kota Padang tahun 2014 terbukti p value >0,05 yaitu 1,000. 2. Eva Nurvita (2007) dengan judul Mekanisme Koping Pasangan Infertilitas di Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil. Penelitian tersebut merupakan jenis penelitian kualitatif fenomenologi. Proses pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner data demografi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukan bahwa pasangan infertilias mengalami respon berupa kesedihan, cemas, cemburu/ iri, isolasi dan marah. Dalam mengatasi kondisi yang disebabkan oleh masalah infertilitas maka pasangan menggunakan cara penyelesaian dengan mekanisme koping berupa melakukan program pengobatan dengan baik baik secara medis maupun non medis, mencari informasi, pasrah dan berdoa. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu terdapat pada variabel, metode penelitian dan tempat penelitian. Pada penelitian yang akan dilakukan variabel yang digunakan yaitu perilaku pasangan infertil dalam mendapatkan keturunan, metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif dan tempat penelitian akan dilakukan di Klinik Sekar Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi.