BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB 1 : PEMBAHASAN. 1.1 Hubungan Hiperurisemia Dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, lima penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Menurut WHO dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi dan komplikasinya adalah salah satu penyebab kematian nomor satusecara global

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

Stikes Muhammadiyah Gombong

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB 1 : PENDAHULUAN. ekonomis (Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009) (1). Pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari,

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. suatu konsep mengenai perubahan pola kesehatan dan penyakit. Konsep tersebut

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PENDUDUK USIA TAHUN DI KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular. Terjadinya transisi epidemiologi ini disebabkan oleh terjadinya perubahan ekonomi penduduk. Lingkungan dan perubahan struktur penduduk diamana masyarakat yang telah mengadopsi dan mempraktekkan gaya hidup tidak sehat. Salah satu penyakit tidak menular yangmenjadi masalah kesehatan saat ini adalah hipertensi. Menurut International society of hypertention saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia dan 3 juta diantaranya meninggal setiap tahunnya (1). Siregar menyatakan bahwa hipertensi adalah gangguan yang terjadi pada sistem pembuluh darah sehingga tekanan darah menjadi diatas normal. Hipertensi terdiri dari dua jenis, yaitu hipertensi esensial (primer) dan hipertensi sekunder. Hipertensi merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler yang paling banyak ditemui di masyarakat dengan insidensi 10-15% pada orang dewasa. Kejadian hipertensi juga sering dikaitkan dengan penambahan usia. Hal tersebut ditunjukkan dengan makin meningkatnya jumlah penderita hipertensi seiring dengan peningkatan populasi usia lanjut (1). Yogiyanto berpendapat bahwa hipertensi masih merupakan masalah kesehatan serius di seluruh dunia. Penyebabnya antara lain prevalensi hipertensi yang semakin meningkat, sedikitnya penderita yang mendapatkan terapi adekuat, masih banyaknya penderita yang tidak terdeteksi, serta tingginya morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi hipertensi. Penderita yang terdeteksi umumnya tidak menyadari kondisi penyakitnya sudah sangat parah sangat sulit untuk dipulihkan. Padahal hipertensi merupakan penyebab utama penyakit jantung, pembuluh darah, otak, syaraf, kerusakan hati, dan ginjal sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit (2).

Data WHO tahun 2000 menunjukkan bahwa sekitar 972 juta (26,4%) penduduk dunia menderita hipertensi dan angka tersebut kemungkinan meningkat menjadi 29,2% pada tahun 2025. Dari 972 juta penderita hipertensi, 333 juta berada di negara maju sedangkan 639 juta sisanya berada di negara berkembang. Di Indonesia, pada tahun 2007, prevalensi hipertensi di daerah urban dan rural berkisar antara 17-21% (2, 3). Berdasarkan hasil laporan Riskesdas tahun 2013, prevalensi hipertensi dengan diagnosa dokter sebanyak 9,4%, prevalensi dengan diagnosa dan gejala sebanyak 9,5% dan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran sebanyak 28,8%. Sedangkan di Sumatera Barat prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosa dokter sebanyak 7,8%, diagnosa dan gejala sebanyak 7,9 dan prevalensi berdasarkan hasil pengukuran sebanyak 22,6% (4). Penderita hipertensi di Kota Padang sebanyak 31760 orang dan penderita terbanyak terdapat di wilayah kerja Puskesmas Pauh pada tahun 2015 sebanyak 1899 orang. Yogiyanto mengatakan bahwa peningkatan tekanan darah apabila tidak dikendalikan akan berakibat buruk pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. Akibat dari hipertensi ini antara lain adalah gangguan pada ginjal, stroke, retinopati hipersensitif, serangan jantung, sindrom metabolic, kelelahan, nyeri pada dada dan penyakit. Penyakit hipertensi sebenarnya bisa dicegah dengan cara mengendalikan faktor risiko dari hipertensi. Beberapa faktor risiko yang mendorong timbulnya kenaikan tekanan darah antara lain pola hidup seperti merokok, asupan garam berlebih, obesitas, aktivitas fisik, dan stres, faktor genetis dan usia, ketidakseimbangan antara modulator vasokontriksi dan vasodilatasi, sistem renin, angiotensin dan aldosteron. Di Kota Padang terdapat sebanyak 24636 orang mengalami radang sendi, sedangkan di wilayah kerja Puskesmas pauh terdapat 1671 orang menderita radang sendi (2). Menurut Krisnatuti hiperurisemia/asam urat merupakan salah satu faktor risiko hipertensi, keluhan penyakit ini terjadi peningkatan kadar asam urat darah di atas normal.

Hiperurisemia dapat terjadi karena peningkatan metabolisme asam urat, penurunan pengeluaran asam urat urin atau gabungan dari keduanya. Asam urat menyebabkan akumulasi kristal urat di sekitar plak atherosklerosis yang telah terbentuk. Kristal urat tersebut dapat mengaktifkan komplemen melalui jalur klasik. Aktivasi komplemen mengakibatkan berbagai efek biologis seperti inflamasi, kemotaksis, opsonisasi, dan aktivitas sitolitik. Kejadian asam urat ini disebabkan oleh berabagai macam faktor diantaranya adalah faktor makanan. Menurut Mansur dalam penelitiannya tentang hubungan kadar asam urat dengan tekanan darah pada mahasiswa pria obesitas sentral FK Sam Ratulangi Manado menyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara asam urat dengan hipertensi (5, 6). Faktor lain yang berisiko terhadap hipertensi menurut Natalia adalah berat badan yang melebihi batas normal. Obesitas mempengaruhi semua kelompok usia termasuk anakanak serta remaja. Obesitas merupakan masalah yang serius dan berkembang untuk sistem kesehatan di dunia. Peningkatan jumlah prevalensi yang pesat disertai dengan meningkatnya jumlah penderita diabetes tipe 2, hipertensi, hiperlipidemia dan sindrom metabolic,denganpeningkatan prevalensi obesitas maka sangat dibutuhkan intervensi agar tidak terjadi komplikasi dengan penyakit lainnya. Obesitas disebabkan oleh pemasukan jumlah makanan yang lebih besar daripada pemakaiannya oleh tubuh sebagai energi. Obesitas telah mencapai proporsi epidemi global, dengan sedikitnya 2,8 juta orang meninggal setiap tahun sebagai kelebihan berat badan atau obesitas (7). Menurut Natalia dalam penelitiannya tentang hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi di Kecamatan Sintang, Kalimantan Barat menyatakan bahwa obesitas merupakan salah satu faktor risiko hipertensi (8). Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti hubungan hiperurisemia obesitas dan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Pauh Kecamatan Pauh tahun 2016.

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah apakah hubungan hiperurisemiaobesitasdan aktifitas fisik dengan hipertensi pada pasien berobat jalan di Puskesmas Pauh Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2016? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan hipertensi di Puskesmas Pauh Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2016. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi frekuensi karakteristik responden di Puskesmas Pauh Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2016 2. Mengetahui distribusi frekuensi hiperurisemia di Puskesmas Pauh Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2016 3. Mengetahui distribusi frekuensi obesitas di Puskesmas Pauh Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2016 4. Mengetahui distribusi frekuensi aktivitas fisik di Puskesmas Pauh Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2016 5. Mengetahui hubungan hiperurisemia dengan hipertensi pada pasien berobat jalan di Puskesmas Pauh Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2016 6. Mengetahui hubungan obesitas dengan hipertensi pada pasien berobat jalan di Puskesmas Pauh Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2016 7. Mengetahui hubunganaktivitas fisik dengan hipertensi pada pasien berobat jalan di Puskesmas Pauh Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2016

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Menambah pengetahuan peneliti tentang status gizi dan faktor-faktor yang mempengaruhi serta besaran masalahnya. 2. Menambah wawasan peneliti dalam mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menginformasikan data yang dikumpulkan. 3. Sebagai referensi untuk menambah wawasan keilmuan dalam perkembangan ilmu kesehatan masyarakat. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Puskesmas Sebagai bahan masukan tentang besaran masalah hiperurisemia dan faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat dilakukan pencegahan sedini mungkin dan intervensi yang tepat 2. Bagi masyarakat Sebagai informasi untuk menambah pengetahuan tentang status gizi, hipertensi dan hiperurisemiaserta hubungannya sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya kesehatan serta melakukan pencegahan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Pauh Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2016 yang dilaksanakan pada bulan Januari Juli 2016. Desain penelitian ini adalah case control dengan populasi kasus adalah responden yang menderita hipertensi dan populasi kontrol adalah responden yang tidak mengalami hipertensi. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi. Pengambilan sampel dilakukan dengan carasimple random sampling dengan menggunakan tabel bilangan random. Pengumpulan data dilakukan dengan telaah rekam medis, pemeriksaan dan pengukuran /

penimbanganserta wawancara menggunakan kuesioner. Data yang telah diperoleh dilapangan diolah secara univariat dan bivariat dengan menggunakan softwere computer.