BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental murni laboratoris

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah bakteri Enterococcus faecalis yang

BAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Sentral bagian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan. penelitian The Post Test Only Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. in vitro. Rancangan penelitian yang digunakan adalah post-test kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan the post test only controlled group design (Taufiqurahman, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan the post test only control group design. 1) Larva Aedes aegypti L. sehat yang telah mencapai instar III

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab

Koloni bakteri endofit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design.

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris secara in-vitro.

BAB III METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

BAB IV METODE PENELITIAN. Merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan completely. rendomized posttest only control group design.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian the post test only control group design. Yogyakarta pada tanggal 21 Desember Januari 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental yang bersifat analitik

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium teknik tekstil Universitas Islam Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Semarang. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret april 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. manggis (Garcinia mangostana Linn) yang telah matang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB IV METODE PENELITIAN. Post test only control group design (Marczyk dkk., 2005). Bagan rancangan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mikrobiologi, dan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2016.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis)

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kentang varietas Granola Kembang yang diambil dari Desa Sumberbrantas,

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB 4 METODE PE ELITIA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan hubungan oklusi yang baik (Dika et al., 2011). dua, yaitu ortodontik lepasan (removable) dan ortodontik cekat (fixed).

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada (UGM) dan penyinaran dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini ialah eksperimental laboratoris in vivo dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016.

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan eksperimental. laboratories in vivo pada tikus (Sprague Dawley) jantan.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB 4 METODE PENELITIAN. (True experiment-post test only control group design). Dalam penelitian yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental murni laboratoris dengan desain penelitian pendekatan post-test only control group design. Penelitian dilakukan secara in vitro menggunakan ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) yang diujikan pada populasi bakteri pada penderita gingivitis pengguna alat ortodontik cekat secara in vitro. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Bahan Uji Ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari daerah Yogyakarta tepatnya di Kabupaten Bantul, dan ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) diolah di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Unit I Universitas Gadjah Mada. 2. Bakteri Uji Bakteri yang diujikan dalam penelitian ini adalah populasi bakteri pada penderita gingivitis pada pengguna alat ortodontik cekat, khususnya bakteri anaerob yang dilakukan dengan cara pengambilan sampel cairan sulkus gingiva menggunakan 2 paper point steril yang dimasukkan di dalam area subgingiva pada gigi dan didiamkan selama 20 detik. Ujung paper point yang telah diaplikasikan dari sulkus gingiva digunting sebatas meresapnya cairan sulkus gingiva atau Gingival Crevicular Fluids (GCF) pada paper 29

30 point dengan menggunakan gunting steril dan dimasukkan langsung ke tabung reaksi yang berisi 3 ml PBS. Sampel harus langsung dikultur agar tidak terkontaminasi. 3. Besar Sampel Jumlah dari tiap kelompok perlakuan dihitung menggunakan rumus federer. Kelompok perlakuan adalah ekstrak buah belimbing wuluh 100%, 50%, 25%, 12,5%, aquades sebagai kontrol negatif dan klorhexidin 0,2% sebagai kontrol positif. Rumus federer yang digunakan adalah : (n-1)(t-1) 15, yang mana : t= jumlah kelompok perlakuan n= jumlah ulang tiap perlakuan diketahui : t=2 ditanya : n =? Jawab : (n-1)(t-1) 15 (n-1)(6-1) 15 (n-1)5 15 n5-5 15 n 4 n : banyaknya pengulangan t : banyaknya perlakuan

31 Berdasarkan perhitungan diatas,maka diperoleh n=4 dan t=6 maka banyaknya pengulangan adalah 4 kali kemudian dari hasil tersebut ditambah dengan drop out 10% sehingga jumlah pengulangan tiap kelompok perlakuan yang diperlukan adalah 5 kali pengulangan (Tanjong, 2011). C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Unit I Universitas Gadjah Mada 2. Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 - Februari 2017. D. Kriteria Inklusi dan Ekslusi 1. Kriteria inklusi 1) Pasien bersedia menjadi subyek penelitian 2) Pasien mengisi Informed Consent 3) Pasien penderita gingivitis 4) Pasien menggunakan alat ortodontik cekat selama lebih dari 6 bulan 5) Usia pasien 17-24 tahun 2. Kriteria eksklusi a) Sedang mengkonsumsi antibiotik b) Memiliki penyakit sistemik c) Merokok

32 E. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Pengaruh Ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dengan konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, serta akuades sebagai kontrol negatif dan klorhexidin 0,2% sebagai kontrol positif. 2. Variabel Terpengaruh Biakan populasi bakteri anaerob isolat penderita gingivitis pengguna alat ortodontik cekat. 3. Variabel terkendali 1) Suhu pembiakan populasi bakteri anaerob 2) Lama pembiakan populasi bakteri anaerob 3) Larutan kuman populasi bakteri anaerob dengan kekeruhan 10 8 CFU/ml 4) Media kultur populasi bakteri adalah TSA (Tryton Soya Agar) 5) Sterilisasi alat 4. Variabel tidak terkendali Kontaminasi organisme lain seperti jamur dan virus.

33 F. Definisi Operasional Penelitian 1. Daya hambat adalah kemampuan suatu zat untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Gambaran pertumbuhan bakteri media padat dan terjadinya kekeruhan pada media cair. 2. Ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) adalah sediaan zat aktif dalam bentuk serbuk dari buah belimbing wuluh dengan menggunakan larutan etanol. Konsentrasi ekstrak yang diperoleh dari buah belimbing wuluh adalah 100%, 50%, 25%, dan 12,5%. 3. Populasi bakteri anaerob Sejumlah bakteri anaerob yang menyebabkan gingivitis. Bakteri anaerob yang diperoleh dari cairan sulkus gingiva (GCF) menggunakan 2 paper point pada penderita gingivitis pengguna alat ortodontik cekat. 4. Gingivitis adalah peradangan atau inflamasi pada gingiva karena beberapa faktor, diantaranya adalah plak, hormon, medikasi, trauma, dan lain-lain. Akumulasi plak adalah salah satu penyebab gingivitis karena kurangnya kontrol kebersihan gigi dan mulut contohnya pada pengguna alat ortodontik cekat, gigi tiruan lengkap atau sebagian, dan lain-lain, 5. Pasien penguna alat ortodontik cekat adalah pasien yang menggunakan alat ortodontik dengan komponen yang lebih kompleks dibandingkan dengan alat ortodontik lepasan, serta alat tersebut tidak bisa dilepaskan oleh pasien tersebut melainkan oleh dokter gigi.

34 G. Instrumen Penelitian 1. Alat penelitian a. Alat untuk ekstrak b. Ose steril c. Kapas lidi d. Paper Point e. Cawan petri f. Pipet dan mikropet g. Sliding caliper h. Timbangan i. Inkubator j. Tabung reaksi k. Rak tabung reaksi l. Anaerobic Jar m. Oven n. Spritus o. Korek api p. Masker q. Handscoon 2. Bahan penelitian a. Biakan populasi bakteri anaerob penyebab gingivitis di Laboratorium Mikrobiologi FKIK UMY

35 b. Ekstrak buah belimbing wuluh konsentrasi 100%, 50%, 25% dan 12,5% c. Klorhexidin 0,2% d. Akuades steril e. Media Agar TSA f. Larutan media cair BHI (Brain Hear Infusion) sebagai media penyubur bakteri g. NaCl 0,9% h. Phosphat Buffer Saline (PBS) H. Jalannya penelitian 1. Tahap persiapan penelitian a. Persiapan subyek penelitian 1) Mengurus surat ijin penelitian 2) Mengurus ethical clearence 3) Memilih subyek penderita gingivitis sesuai kriteria inklusi 4) Menyiapkan informed consent b. Sterilisasi alat Alat yang digunakan untuk uji bakteri yang terbuat dari kaca yang disterilkan dengan oven yang suhunya 180 o C 200 o C selama 1 jam, sedangkan untuk media agar darah dapat disterilkan dengan autoclave selama 15 menit pada suhu 200 o C.

36 2. Pembuatan ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) Pembuatan ekstrak buah belimbing wuluh dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Unit I Universitas Gadjah Mada (UGM). Pembuatan ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dengan cara maserasi. Sebelum dimaserasi, buah belimbing wuluh dicuci bersih. Buah belimbing wuluh seberat 3 kg dikeringkan dengan temperatur (32-35 o C) dan dihindarkan oleh sinar matahari langsung sampai mengering. Setelah itu, diblender sampai halus menjadi serbuk. Serbuk buah belimbing wuluh dimaserasi dengan etanol 70% selama 24 jam, kemudian disaring menggunakan corong buchner. Setelah proses maserasi, serbuk yang masih tersisa digunakan kembali untuk proses remaserasi untuk mendapatkan hasil ekstraksi yang maksimum. Filtrat diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator untuk menghilangkan pelarutnya sehingga diperoleh ekstrak yang pekat dan kental dengan berat ±300 gram. Ekstrak buah belimbing wuluh murni diencerkan dengan menggunakan aquades steril sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan, yaitu 12,5%, 25%, 50% dan 100%. Pengenceran diperoleh dengan cara pengenceran aquades steril dengan perhitungan sebagai berikut. M1. V1 = M2. V2 Keterangan: M1 : Konsentrasi awal ekstrak buah belimbing wuluh (%) V1 : Volume awal ekstrak buah belimbing wuluh (ml) M2 : Konsentrasi akhir ekstrak buah belimbing wuluh (%)

37 V2 : Volume akhir ekstrak buah belimbing wuluh (ml) (Kartikasari et al.,2012) 3. Pengisolasian bakteri a. Pengambilan bakteri anaerob dan kultur bakteri Sampel populasi bakteri gingivitis diperoleh melalui isolasi dari cairan sulkus gingiva (GCF) penderita gingivitis dari pengguna alat ortodontik cekat yang lebih dari 6 bulan. Sampel bakteri diambil dengan cara memasukkan 2 paper point ke dalam sulkus gingiva. Kemudian, paper point dipotong menggunakan gunting steril. Setelah itu, dimasukkan ke tabung berisi 3 ml PBS dengan konsentrasi 7,4. Sampel dalam PBS digetarkan menggunakan centrifuge dengan kecepatan 10.000 rpm selama 30 detik. Setelah itu, 1 ml sampel diencerkan dengan 9 ml larutan aquadest dan dibuat 5 kali pengenceran. Larutan sampel yang telah diencerkan diambil sebanyak 1 ml ditanam dalam media TSAlalu diinkubasi pada suhu 37 o C selama 48 jam dalam anaerobic jar sehingga terjadi pertumbuhan koloni bakteri. b. Persiapan bakteri uji Satu koloni diambil dengan menggunakan ose steril dan dimasukkan ke dalam tabung yang berisi NaCl 1 ml, kemudian diinkubasikan lagi selama 2-4 jam pada suhu 37 o C. Kemudian, larutan dibuat suspensi sesuai standar brown III yaitu diencerkan dengan media BHI dengan digojok hingga kekeruhan 10 8 CFU/ml. c. Staining bakteri uji

38 Larutan sampel yang telah diencerkan diambil sebanyak 1 ml ditanam dalam media TSA dan 5 % sheep blood. Penyebaran dengan teknik streaking dilakukan dengan menggunakan kawat ose pada petridish dalam laminar flow untuk mencegah kontaminasi. Koloni yang telah di ambil, dicampur dengan larutan diatas object glass dengan gerakan memutar dan melebar. Setelah itu dikeringkan dengan mengangin-anginkan dan difiksasi dengan melewatkan di atas api bunsen. Tahap selanjutnya yakni pewarnaan Gram. Preparat ditetesi pewarna Gram A (kristal violet) selama 30-60 detik kemudian dicuci dengan air mengalir, selanjutnya preparat diberi pewarnaan gram B (larutan iodin) selama 60 detik kemudian dicuci dengan air mengalir, preparat diberi pewarnaan Gram C (alkohol 96 %) selama 2 detik kemudian dibilas dengan air mengalir, selanjutnya preparat ditetesi pewarnaan Gram D (safranin) selama 30 detik dan dibilas dengan air mengalir. Preparat tersebut dikeringkan dan ditutup dengan deck glass. Tahap identifikasi bentuk sel bakteri dilakukan menggunakan mikroskop binokuler dengan pembesaran 1000x. Kemudian secara sistematis dilihat bakteri anaerob baik Gram-positif maupun Gramnegatif. Identifikasi didasarkan terhadap bentuk sel bakteri yang terlihat (Widodo S. A., 2014).

39 4. Uji kepekaan bakteri a. Inoklusi suspensi bakteri pada media agar Setelah didapatkan standar konsentrasi bakteri, bakteri diambil dengan menggunakan kapas lidi steril dan dioleskan kepada permukaan media TSA secara merata. Kemudian dibuat lubang sumuran sebanyak 3 lubang dalam 1 cawan petri, dengan masingmasing berdiameter 5 mm dan kedalaman 3 mm. Seluruh lubang diisikan konsentrasi ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) 100%, 50%, 25%, dan 12,5%, serta akuades sebagai kontrol negatif dan klorhexidin 0,2% sebagai kontrol positif. Pemindahan bakteri dari suatu tempat ke tempat lainnya harus dilakukan didekat spritus agar meminimalkan terjadinya kontaminasi bakteri lain (Kartikasari et al., 2012). Gambar 5 Sumuran Cawan Petri K K K K adalah koloni bakteri penyebab gingivitis. Langkah pengulangan sebanyak 5 kali dengan 3 sumuran setiap 1 cawan petri. Setelah semua cawan petri sudah ditetesi ekstrak,

40 kemudian inkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam dalam anaerobic jar. b. Pengukuran zona radikal Pengukuran zona radikal menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm. Setiap sumuran dalam cawan petri dilakukan pengulangan pengukuran diameter sumuran sebanyak tiga kali guna mendapatkan hasil pengukuran yang reliabel. Cara pengukuran zona radikal yaitu dengan menarik 3 garis melewati titik pusat lubang sumuran. Pada pengukuran pertama menggunakan diameter daerah hambat (A-B) dikurangi diameter lubang sumuran (a-b) kemudian hasilnya dibagi 2. Pengukuran kedua menggunakan diameter hambat (C-D) dikurangi diameter lubang sumuran (c-d) kemudian hasilnya dibagi 2. Pengukuran ketiga menggunakan diameter hambat (E-F) dikurangi diameter lubang sumuran (e-f) kemudian hasilnya dibagi 2. Data pengukuran pertama, kedua dan ketiga diambil nilai rata-ratanya, maka akan diperoleh data zona radikal. Data pengukuran pertama, kedua dan ketiga diambil nilai rata-ratanya, maka akan diperoleh data zona radikal (Kartikasari et al., 2012)

41 Gambar 6 Pengukuran C ZonaRadikal RadikalRadikal E A a f c d e b B F D A,B,C,D,C,E,F : Titik terluar zona radikal A,b,c,d,e,f : Titik dalam zona radikal Pengukuran pertama = (AB ab) 2 Pengukuran kedua = (CD cd) 2 Pengukuran ketiga = (EF ef) 2 (1) (2) (3) Zona radikal = (pengukuran (1)+(2)+(3)) 3

42 I. Analisis Data 1. Jenis data : data primer 2. Pengolahan : spss versi 15.0 3. Analisis data : Metode analisis statistik yang digunakan adalah: 1. Uji Normalitas data dan uji variansi data dengan metode Shapiro- Wilk karena sampel berjumlah 50. 2. Metode uji statistik One way Anova atau Kruskal Wallis Uji LSD (Least Significance Diference) J. Alur penelitian 1. Skema kultur bakteri Pembuatan ethical clearence Penderita gingivitis pengguna ortodontik cekat Informed consent Pengambilan bakteri pada cairan sulkus gingiva menggunakan paper point Sampel dalam PBS digetarkan menggunakan centrifuge Pengenceran dengan 9 ml aquadest sebanyak 5 kali pengenceran Penanaman pada media agar darah TSA bakteri diinkubasi 48 jam dengan suhu 37 o C Gambar 7 Skema kultur bakteri

43 2. Skema alur penelitian Pengambilan koloni bakteri dengan ose steril dimasukan kedalam larutan NaCl dan diinkubasi 2-4 jam dengan suhu 37 o C diencerkan dengan BHI cair sampai konsentrasi 10 8 CFU/ml Suspensi bakteri dioleskan pada TSA di cawan petri Dibuat 3 sumuran bakteri dalam cawan petri yang ditetesi larutan ekstrak buah belimbing wuluh 100% ekstrak buah belimbing wuluh 50% ekstrak buah belimbing wuluh 25% ekstrak buah belimbing wuluh 12,5% aquades (kontrol negatif) klohexid in 0,2% (kontrol positif) Media agar dimasukan kedalam anaerobic jar diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37 o C Mengukur zona radikal dngan jangka sorong, diulang 3 kali dan diambil rata-rata Analisis data Gambar 8 Skema Alur Penelitian