SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

dokumen-dokumen yang mirip
SETI YANINGSIH NIM : A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN CTL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini akan dicapai apabila semua terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dari Sekolah Dasar sampai pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. bercitarasa tinggi, serta teknik penyajiannya yang benar. Dan Sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. usaha sistematis yang terorganisasi untuk memajukan belajar, membina

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam pembelajaran, gurulah yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mengajar mempunyai. sebagai wadah untuk menciptakan kehidupan manusia yang lebih baik

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN CARA BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE CONTEXTUAL

: ICE DAHNIAR NIM A

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Diajukan oleh : ARIYANTI

EFEKTIVITAS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIKELAS XI SMUN 3 WONOGIRI

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. lulusan dalam bidang matematika. Melalui pembelajaran matematika, siswa

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi

BAB I PENDAHULUAN. keluaran ( Output ) dengan kompetensi tertentu. Proses belajar dan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang telah disusun dalam suatu kurikulum. Dalam melaksanakan kegiatan

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU, PEMUAIAN DAN KALOR.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. guru dalam mengajar. Berbagai macam komponen-komponen dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, baik guru maupun siswa pasti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetap juga merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

BAB I PENDAHULUAN. siswanya menjadi lebih kritis dan kreatif. Pendidikan merupakan wadah untuk berlatih, berkreasi, mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. dan berkedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) bagi siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 1

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sendiri. Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak. diperbincangkan, diantaranya adalah rendahnya mutu pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan secara sadar. dan sengaja, oleh kerena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Biologi.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pendidikan. Hal ini sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2005 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Biologi. Oleh: FARIDA HIKMAWATI A

berkualitas adalah tenaga pendidik/guru yang sanggup dan terampil dalam

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

VARIASI PENATAAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD N 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah. menjadi kader-kader pembangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang sekolah dasar mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menyentuh segala aspek kehidupan dan melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. individu. Pendidikan dapat mengarahkan pola pikir manusia untuk menjadi lebih. pendidikan menjadi penting dalam kehidupan manusia.

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2012 M / 1433 H

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di pendidikan formal mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. mampu menjadi mampu dan dari keadaan tidak memiliki keterampilan. pada peserta didik yang memiliki manfaat sesuai dengan tingkat

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 02 JANTIHARJO KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Disusun oleh : SRI HASTUTI NIM. A.510070657 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dikembangkan agar mampu memenuhi kebutuhan dan dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan akan menimbulkan perubahan dalam diri siswa yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat merupakan salah satu hakekat dari pendidikan. Pembelajaran bertugas mengarahkan proses tersebut agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sesuai yang diinginkan. Pengembangan kurikulum terus diupayakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pembelajaran yang baik sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini, memberikan dampak yang sangat luas disegala aspek kehidupan, terutama dalam bidang pendidikan termasuk didalamnya perkembangan metode pembelajaran dalam dunia pendidikan khususnya di Sekolah Dasar (SD) yang terus diarahkan pada peningkatan hasil belajar siswa. Dari beberapa hasil penelitian terakhir tentang faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa diperoleh informasi bahwa disamping kemampuan dasar siswa,faktor stimulasi peran guru, dengan menggunakan metode mengajar yang sesuai memiliki

keterkaitan yang kuat dengan pengalaman belajar yang merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang didasarkan pada pembentukan kemampuan siswa, hal ini sangat penting dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar (SD). Belajar Ilmu pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran di tingkat Sekolah Dasar (SD), yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial yang dimulai dari lingkungan terdekat hingga lingkungan terjauh. Memuat materi geografi, sejarah,sosioligi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, anak diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Dalam suatu kegiatan belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Alam akan menghasilkan keluaran (output) yang berkualitas jika didukung oleh pemanfaatan semua komponen yang ada secara maksimal,salah satu komponen tersebut adalah penggunaan metode yang tepat. Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran guru seringkali menggunakan beberapa metode yang bervariasi. Pemilihan berbagai metode pembelajaran yang banyak jenisnya tentu harus dipertimbangkan sebelum digunakan. Pemilihan suatu metode perlu memperhatikan beberapa hal seperti materi yang akan disampaikan, tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia dan siswa serta hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Dalam penggunaan metode yang bervariasi kekurangan suatu metode dapat ditutup dengan metode mengajar yang lain sehingga guru dapat menggunakan

beberapa metode mengajar dalam melakukan proses belajar mengajar. Pendekatan kooperatif merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat dicoba untuk memperbarui sistem pembelajaran, variasi dalam pendekatan kooperatif adalah penting dalam pembelajaran. Pendekatan ini lebih menekankan kerja sama antar siswa. Kelas dibagi menjadi kelompokkelompok belajar yang terdiri dari siswa-siswa yang bekerja sama dalam satu perencanaan kegiatan mengajar. Setiap anggota kelompok diharapkan dapat saling bekerja sama secara sportif satu sama lain dan bertanggung jawab baik kepada dirinya sendiri maupun pada anggota dalam satu kelompok (Lie, 2008:24). Salah satu teknik dalam pembelajaran kooperatif adalah dengan pendekatan kontekstual atau CTL (contextual teaching and learning).pendekatan kontekstual merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai keluarga dan masyarakat. Dalam proses pembelajaran dengan pendekatan CTL lebih ditekankan pentingnya lingkungan alamiah yang diciptakan dalam setiap kegiatan pembelajaran, agar kelas lebih hidup dan lebih bermakna. Pembelajaran dengan pendekatan CTL tidak hanya menuntun siswa mengikuti pembelajaran dengan konteks lingkungannya, namun juga menuntun siswa mengeksplorasi makna konteks itu sendiri dimana tujuannya untuk

menyadarkan siswa bahwa mereka memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk mempengaruhi dan membentuk susunan konteks yang beragam mulai dari keluarga, ruang kelas, kelompok, tempat kerja, komunitas dalam suatu tatanan ekosistem.pengetahuan itu akan bermakna manakala ditemukan dan dibangun sendiri oleh siswa untuk menguatkan, memperluas, menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam situasi dan masalah yang memang ada dalam keseharian siswa. Beberapa alasan CTL dapat berhasil dalam pembelajaran karena sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, pendekatan CTL mampu mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik, sesuai dengan cara kerja alam. Penerapan CTL diharapkan dapat melatih peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data,memahami suatu isu, dan memecahkan masalah. Belajar merupakan aktivitas penerapan pengetahuan bukan menghapal sehingga pembelajaran yang berlangsung dapat lebih efektif dan efisien. Namun fakta di lapangan menunjukkan dalam pembelajaran IPA di sekolah siswa cenderung menitikberatkan pada hafalan, proses pembelajaran yang berpusat pada guru, cara guru mengajar cenderung membosankan dan terlalu abstrak, sehingga siswa kurang termotivasi di dalam mengikuti pembelajaran IPA. Siswa hanya menjadi pendengar pasif sementara guru menyampaikan pelajaran, mendikte ataupun menulis di papan tulis.siswa bersifat tekt book, pengetahuan siswa hanya bersumber dari materi yang ada di dalam buku IPA yang menjadi buku panduan, sama sekali tidak

dikaitkan dengan pengalaman yang dimiliki para siswa itu sendiri. Siswa tidak terlatih untuk dapat menemukan, dan memecahkan masalah secara kritis dan kreatif tentang isu-isu sosial yang sedang terjadi dalam masyarakat, kemudian dihubungkan atau dikaitkan dengan materi yang sedang dipelajari. Sehingga pembelajaran yang dilaksanakan kurang bermakna bagi siswa. Hal ini sangat berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar IPA. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Menggunakan Metode Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) Pada Siswa Kelas IV SDN Negeri 02 Jantiharjo Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Karena itu untuk dapat menciptakan proses pembelajaran yang kondusif dibutuhkan peran guru yang optimal dan memunculkan kreatifitas siswa. Walaupun mengajar konvensional masih dilakukan oleh sebagian besar guru dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Tidak mengherankan jika diadakan penilaian diakhir setiap pembelajaran, para siswa pada umumnya memperoleh hasil baik, tetapi jika sudah berselang beberapa waktu dan diberikan ulangan harian, mereka gagal memperoleh hasil yang diinginkan

B. Perumusan Masalah Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini yaitu : apakah penggunaan metode kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Jantiharjo tahun pelajaran 2009/2010 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan mengunakan metode kontekstual pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Jantiharjo Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010. D. Manfaat Penelitian Penyusunan penelitian tindakan kelas ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoretis Membiasakan siswa maupun guru untuk mengaplikasikan metode role playing sehingga aktivitas pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, inovatif, efektif dan menyenangkan yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Manfaat Praktis. Jika dilihat dari manfaat praktisnya, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk : a. Bagi guru, dengan metode kontekstual akan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk lebih giat dalam belajar, karena dengan media ini siswa akan lebih terkesan dan membekas setelah menerima pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. b. Bagi siswa, akan lebih mudah menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru sebagai alternatif lain agar pengajaran yang dilakukan tidak mudah menimbulkan kebosanan pada diri siswa sekaligus dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam belajar.