BAB III METODOLOGI. pondasi tiang mencangkup beberapa tahapan pekerjaan, sebagai tahapan awal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DATA PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Proyek pembangunan gedung berlantai banyak ini adalah pembangunan gedung

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN. lapisan tanah dan menentukan jenis pondasi yang paling memadai untuk mendukung

BAB III METODOLOGI PRA RENCANA STRUKTUR BAWAH

Gambar 3.1 Lokasi pembangunan Apartemen Sudirman One Tang-City

BAB 4 ANALISA DATA DAN HASIL

ABSTRAK. Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB 3 DATA TANAH DAN DESAIN AWAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. alternatif ruas jalan dengan melakukan pembukaan jalan lingkar luar (outer ring road).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III DASAR PERENCANAAN. Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini. Dan data pembebanan dapat dilihat pada lampiran.

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.

DAFTAR PUSTAKA. Geotech Efathama,P.T , Various Report Uji Beban Statik

PERNYATAAN KEASLIAN...

2.5.1 Pengujian Lapangan Pengujian Laboratorium... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penulisan tugas akhir ini adalah Perencanaan kemantapan lereng (Slope

DESAIN DINDING DIAFRAGMA PADA BASEMENT APARTEMEN THE EAST TOWER ESSENCE ON DARMAWANGSA JAKARTA OLEH : NURFRIDA NASHIRA R.

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Semua bangunan yang didesain bertumpu pada tanah harus didukung oleh suatu

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI PERKIRAAN DAYA DUKUNG TEORITIS TERHADAP DAYA DUKUNG AKTUAL TIANG BERDASARKAN DATA SONDIR DAN LOADING TEST

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembangunan bangunan rumah susun sewa. Adapun data-data yang diketahui. 1. Nama Proyek : Rusunawa Jatinegara Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

PENDAHULUAN BAB. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 PERHITUNGAN DAN ANALISIS

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN ABSTRAKSI ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Pondasi merupakan bagian paling bawah dari konstruksi bangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. serta penurunan pondasi yang berlebihan. Dengan demikian, perencanaan pondasi

MEKANIKA TANAH KLASIFIKASI DARI SIFAT TANAH MODUL 3. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

BAB III ANALISIS KAPASITAS FONDASI TIANG BERDASARKAN DATA SPT DAN INTERPRETASI KAPASITAS HASIL TES PEMBEBANAN

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Berdasarkan hasil data pengujian di lapangan dan di laboratorium, maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. metode statis seperti Total stress Analysis (TSA) atau Effective stress

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap konstruksi terdiri dari 2 bagian, yaitu konstruksi atas (upper structure) dan

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Maulana Abidin ( )

LOKASI BH 140 (35+782)

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

KORELASI NILAI N-SPT TERHADAP SIFAT SIFAT FISIK DAN MEKANIS TANAH

Dalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya :

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang sedang dihadapi masyarakat di Provinsi Sumatera

BAB III LANDASAN TEORI. yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 0 dan dengan luasan ujung 10

TUGAS AKHIR DESAIN PONDASI TIANG PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI DAERAH CAWANG JAKARTA TIMUR

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh beratnya beban yang harus ditanggung oleh tanah berbutir halus.

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR KELOMPOK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN FAK. MIPA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED) TUGAS AKHIR

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAH PASIR (Studi kasus: Pasir Sungai Palu)

Evaluasi Data Uji Lapangan dan Laboratorium Terhadap Daya Dukung Fondasi Tiang Bor

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

PENYELIDIKAN TANAH (SOIL INVESTIGATION)

KAJIAN POTENSI KEMBANG SUSUT TANAH AKIBAT VARIASI KADAR AIR (STUDI KASUS LOKASI PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO)

BAB IV ALTERNATIF DESAIN DAN ANALISIS PERKUATAN FONDASI

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG KELOMPOK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD SUMATERA UTARA MEDAN

KAJIAN KAPASITAS DUKUNG FONDSI TIANG PANCANG PADA TANGKI TIMBUN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA DAN MEYERHOF

DAFTAR ISI. Judul DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN 2

TAHANAN GESEKAN SELIMUT PADA TIANG BOR PANJANG

PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK CIKINI GOLD CENTER

BAB I PENDAHULUAN. Pondasi merupakan bagian dari struktur bawah kontruksi yang memiliki

PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PENGERJAAN PONDASI PADA PROYEK YANG MENGGUNAKAN UP DOWN CONSTRUCTION DENGAN MENGGUNAKAN METODA KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. langsung kebutuhan akan lahan sebagai penunjang kehidupan pun semakin besar.

EVALUASI DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TERHADAP UJI PEMBEBANAN LANGSUNG PADA PROYEK PEMBANGUNAN AEON MALL MIXED USE SENTUL CITY BOGOR


BAB III STUDI KASUS. 3.1 Data Teknis

Evaluasi Formula Penentuan Daya Dukung Aksial Tiang Pancang Tunggal Menggunakan Data CPT Berdasarkan Metode Langsung (Direct Method)

BAB I PENDAHULUAN. pijakan terakhir untuk menerima pembebanan yang ada diatasmya. Peran tanah

PONDASI TIANG BOR (BOR PILE)

LAMPIRAN 1 DIAGRAM PENGARUH R. E. FADUM (1948) UNTUK NAVFAC KASUS 1. Universitas Kristen Maranatha

Perilaku Tiang Pancang Tunggal pada Tanah Lempung Lunak di Gedebage

Pengaruh Perkuatan Sheetpile terhadap Deformasi Area Sekitar Timbunan pada Tanah Lunak Menggunakan Metode Partial Floating Sheetpile (PFS)

BAB I PENDAHULUAN. menerima dan menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah pada kedalaman

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR MENGGUNAKAN METODE REESE, PILE DRIVING ANALYZER TEST, DAN PERANGKAT LUNAK NPILE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

PERENCANAAN PONDASI SILO SEMEN CURAH DAN LOADING PLANT PADA LOKASI PACKING PLANT PT SEMEN INDONESIA DI BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BANGUNAN GEDUNG JALAN FATMAWATI NO. 15 SEMARANG

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG ULTIMIT TIANG PANCANG ANTARA METODE TEORETIS DAN METODE AKTUAL DENGAN KONFIGURASI TIANG DAN KEDALAMAN

BAB 1 PEMERIKSAAN KEKUATAN TANAH DENGAN SONDIR. Das, Braja M. Mekanika Tanah Prinsip Rekayasa Geoteknis Jilid 2 : Bab 13 hal Erlangga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan

Analisis Daya Dukung Tanah Dan Bahan Untuk Pondasi Strous Pada Pembangunan Jembatan Karangwinongan Kec. Mojoagung Kab.Jombang

Analisis Kinerja Fondasi Kelompok Tiang Bor Gedung Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.

RESUME APLIKASI MEKANIKA TANAH DALAM PERTAMBANGAN

TINJAUAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA TANAH BERLAPIS BERDASARKAN HASIL UJI PENETRASI STANDAR (SPT)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi dan peningkatan jumlah penduduk,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pondasi tiang adalah salah satu bagian dari struktur yang digunakan untuk

3.4.1 Fondasi Tiang Pancang Menurut Pemakaian Bahan dan Karakteristik Strukturnya Alat Pancang Tiang Tiang Pancang dalam Tanah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN BORED PILE SEBAGAI DINDING PENAHAN TANAH

TUGAS AKHIR KAPASITAS DAYA DUKUNG VERTIKAL DAN LATERAL PONDASI TIANG BOR (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN APARTEMEN THE WINDSOR PURI INDAH)

ANALISIS SISTEM PONDASI PILE RAFT PADA PEMBANGUNAN PROYEK SILOAM HOSPITAL MEDAN

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI STROUS PILE PADA PEMBANGUNAN GEDUNG MINI HOSPITAL UNIVERSITAS KADIRI

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI 3.1. Umum Pada perencanaan suatu struktur gedung, khususnya pada perencanaan pondasi tiang mencangkup beberapa tahapan pekerjaan, sebagai tahapan awal adalah interprestasi data tanah. Pekerjaan tahap ini sangat penting karena penyelidikan kondisi bawah tanah di tempat merupakan pra syarat bagi perencanaan elemen bangunan bawah (sub structure). Selain itu, informasi yang memadai diperlukan untuk pengkajian kemungkinan (Feasibility) dan ekonomi dari proyek yang diusulkan. Dan selain itu data-data beban yang bekerja pada struktur bangunan tersebut yang kemudian diterima oleh pondasi melalui elemenelemen struktur yang ada. Tahap selanjutnya yaitu perhitungan daya dukung pondasi berdasarkan hasil interprestasi data tanah dan data-data beban yang ada. Pada perencanaan struktur atas, umumnya elemen struktur merupakan suatu bagian yang dapat dispesifikasikan. Ukuran dan kekuatan elemen struktur dapat diputuskan oleh perencana dan diwujudkan dalam pelaksanaan pembangunan, untuk menjamin kesesuaian dengan rancangan dapat dilakukan suatu program quality control yang dapat di verifikasi dan di evaluasi. Disamping itu, pada pelaksanaan, perubahan-perubahan desain umumnya dapat di akomodasikan. Sedangkan pada perencanaan pondasi, dibutuhkan sifat teknis yang harus diukur dan diuji di laboratorium, dan tidak dapat ditentukan suatu spesifikasi tertentu. Oleh karenanya strategi penyelidikan tanah amat ditentukan oleh tujuan III-1

dan falsafah perancangan secara keseluruhan dan bagaimana konstruksi hendak di laksanakan. Dalam penyusunan tugas akhir ini dengan studi kasus membahas metode Enlarged Base Bored Pile, data tanah yang digunakan berasal dari proyek pembangunan The Bellezza Heights yang terletak di daerah Jakarta Selatan. 3.2. Data-Data Penyelidikan Tanah Di Lapangan Dan Interpretasinya Penyelidikan data tanah pada proyek pembangunan The Bellezza Heights dilakukan dengan alat Bantu sondir dan selain itu juga penyelidikan data tanah dilakukan dengan alat bantu bor. Pada proyek pembangunan The Bellezza Heights, struktur atas dibagi menjadi 4 (empat) bagian yaitu zone 1, zone 2, zone 3, zone 4 dan diatas struktur tersebut terdiri dari 4 (empat) tower, diantaranya yaitu 3 (tiga) tower dipergunakan untuk apartement dan 1 (satu) tower dipergunakan untuk perkantoran. Pada pelaksanaan penyelidikan tanah, titik-titik yang diambil pada pelaksanaan sondir dan bor dilakukan pada daerah-daerah yang akan berdirinya tower, dan 4 (empat) tower ini terletak pada zone A, zone B, zone C dan zone D. Pembagian zone-zone ini dimaksudkan untuk membagi bagian struktur yang berukuran yang cukup luas dan selain itu untuk membedakan desain pondasi yang berada untuk menopang struktur besarta tower dan pondasi yang hanya menopang struktur saja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar dibawah ini : III-2

C 3 A 1 B 4 D 2 Gambar 3.1. Denah Pembagian Zone S.1 BH.1 S.2 S.3 S.6 S.14 BH.3 S.5 BH.7A S.4 BH.6 S.12 S.9 S.10 S.7 S.8 Gambar 3.2. Denah lokasi Penyelidikan Tanah Untuk mengetahui keadaan lapisan tanah dapat diketahui dengan memanfaatkan data bor log dan juga data sondir. Selanjutnya hasil dari keduanya data ini dapat dibandingkan untuk diambil sebagai kesimpulan. Untuk mengetahui lapisan tanah dari data sondir dapat dilakukan dengan menggunakan program CPT, sedangkan untuk mengetahui keadaan lapisan tanah secara langsung dapat diketahui dengan data bor log. III-3

Program CPT mengklasifikasikan tanah berdasarkan metode Schmertman selain output berupa klasifikasi tanah, program ini juga menampilkan parameter tanah dan daya dukung ultimit untuk jenis pondasi dalam. Dan parameter tanah yang dihasilkan dari program CPT digunakan pada pekerjaan perhitungan desain pondasi ini. Untuk mengetahui keadaan lapisan tanah dengan bantuan program CPT dilakukan dengan memasukan data tahanan ujung (qc) dan data friction (fr) dari hasil uji sondir. Kedua data tersebut dimasukan setiap interval tertentu. Pada kasus ini dimasukan data qc dan fr setiap kedalaman 20 cm. Hasil dari output program CPT pada setiap titik sondir dapat dilihat pada lampiran. Hasil program CPT dalam mengklasifikasikan jenis tanah selanjutnya disajikan dalam bentuk gambar potongan tanah sesuai gambar 3.2. Penyajian dalam bentuk potongan tanah ini dimaksudkan untuk menyederhanakan dan mempermudah didalam mengetahui keadaan lapisan tanah pada setiap kedalaman. Secara umum lapisan tanah dari data 12 (dua belas) titik sondir dan 3 titik bor log dapat dilihat pada gambar 3.3 sampai gambar 3.6 sebagai berikut : III-4

eter 7.eter Sondir 14 BH.3 Sondir 4 Sondir 12 50 20 30 40 50 60 50 150 0 10 100 150 0 100 100 50 150 Organic clays and mixed soils Organic clays and mixed soils Dense or cemented sands Dense or cemented sands Fine sand, brownish black, somewhat gravel, light cemented, very dense Silty sand, somewhat gravel, very dense Sandstone, clayed sand, blueish yellow, very dense Sandstone, blueish black, fine to coarse grain, very dense Sandstone, black, fine grain, very dense 2 2 2 Claystone, blueish grey, hard 2 Sandstone, grey with white mottled, fine to coarse, grain, very dense INTERPRETASI TANAH A Gambar 3.3. Potongan Tanah Pada Sondir 14, 4, 12 dan BH.3 III-5

eter 2eter Sondir 5 BH.6 Sondir 10 Sondir 9 50 10 20 30 50 60 50 100 150 150 0 40 100 150 0 100 50 Dense or cemented sands Claystone, dark grey, somewhat fine sans, hard Sandstone, grey, fine to coarse sand, very dense Sandstone, dark grey, somewhat claystone, very dense Claystone, dark grey, hard 2 2 2 2 Sandstone, dark grey, fine to coarse sand, very dense INTERPRETASI TANAH B Gambar 3.4. Potongan Tanah Pada Sondir 5, 10, 9 dan BH.6 III-6

17.eter eter Sondir 1 BH.1 Sondir 2 Sondir 3 50 20 30 40 50 60 50 100 150 150 0 10 100 150 0 100 50 Organic clay & mixed soils Organic clay & mixed soils Dense or cemented sands Dense or cemented sands Claystone, grey with yellow and brown mottled, hard Sandstone, black, fine grain, very dense. 2 Sandstone, black, fine grain, very dense. 2 2 2 Sandstone, black to coarse sand, very dense. INTERPRETASI TANAH C Gambar 3.5. Potongan Tanah Pada Sondir 1, 2, 3 & BH.1 III-7

13.eter 8.eter BH.7.A Sondir 6 Sondir 8 Sondir 7 50 100 150 0 10 20 30 40 50 60 50 100 150 0 50 100 150 Clay very dense, grey, claystone Claystone, sandy, grey, hard 2 Sandstone, grey, hard 2 2 2 Clay, grey, hard INTERPRETASI TANAH D Gambar 3.6. Potongan Tanah Pada Sondir 6, 8, 7 dan BH.7 III-8

3.2.1. Kesimpulan Dari Data Tanah a. Dari data sondir yang telah diplot (gambar 3.3 sampai dengan gambar 3.6), secara umum lapisan tanah pada lokasi proyek terdiri atas tiga lapisan : - Lapisan atas : Lempung padat - Lapisan tengah : Lempung kepasiran dan lanau - Lapisan bawah : Pasir padat b. Dari data bor log, didapat klasifikasi tiga jenis tanah secara umum yaitu : - Lapisan atas : Lempung dengan nilai plastisitas yang beragam - Lapisan tengah : Lempung berbatuan bercampur pasir - Lapisan bawah : Pasir padat berbatuan Dari ke-2 hasil identifikasi tanah ternyata memberikan hasil yang tidak jauh berbeda, adanya perbedaan pada identifikasi tanah dikarenakan program CPT mengklasifikasikan tanah berdasarkan pada metode Schmertmann. Pada metode ini jenis tanah lanau tidak berdiri sendiri tetapi bergabung antara pasir dengan lempung. Pada kurva Schmertmann tersebut ditampilkan jenis tanah 1. Silt-Sand Mixtured 2. Clayey-Sand and Silt 3. Sandy and Silty Clay III-9

Jadi jika di lapangan ditemukan jenis tanah lanau maka jenis tanah ini ditampilkan pada program CPT pada ke-3 jenis tanah diatas, dengan demikian output dari program CPT dan data bor log cukup bersesuaian. Jika tanah digolongkan dakam dua golongan maka tanah dapat dibedakan antara tanah yang berkohesi dan tanah yang tidak berkohesi (cohesive and cohesionless), jenis tanah ini terdapat pada Clay dan Sand. Karena pada tanah pasir murni tidak memiki nilai kohesi maka parameter tanah yang digunakan diambil nilai sudut geser dalam (φ ), begitu pula pada tanah lempung maka di dalam perhitungan digunakan parameter C u. Pada kenyataannya suatu lapisan tanah tidak terdiri dari pasir murni atau lempung murni tetapi tercampur satu dengan yang lainnya, pada jenis tanah ini biasanya memiliki nilai C u dan φ 3.3. Pemilihan Jenis Pondasi Enlarged Base Bored Pile Pada pelaksanaan proyek The Bellezza Heights Permata Hijau, tanggung jawab perancangan struktur diberikan kepada PT. Duta Rekayasa (Engineering Consultants). Pada perancangan struktur bawah (sub-structure / foundation) dibuat dengan metode bored pile dengan bentuk bawah pondasi sedikit lebih besar. Ini dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi perancangan pondasi tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung. III-10

Pengeboran dengan menggunakan metode Enlarged Base ini baru dilakukan oleh sedikit kontraktor, karena metode ini bisa dikatakan baru dalam dunia pembuatan bored pile. Bentuk dari pondasi tiang bor Enlarged Base ini hampir sama dengan bentuk pondasi bored pile metode Frenky, akan tetapi untuk metode Enlarged Base ini bentuk dasar dari struktur pondasi lebih terstruktur yaitu berbentuk tabung dengan ketinggian eter dengan ukuran diameter lebih besar dibandingkan dengan bentuk pondasi diatasnya. Bentuk pondasi ini dapat dilihat pada gambar 3.7 : d L1 L2 D Gambar 3.7. Profil pondasi Base Enlarged Pada pekerjaan pembuatan pondasi bored pile metode Enlarged Base pada proyek The bellezza ini, ukuran pondasi ini terdiri dari beberapa bentuk dan ukuran, yaitu pondasi bored pile tunggal, group empat dan group banyak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : III-11

BORED PILE TUNGGAL Tipe BP C.O.L Diameter Volume (m 3 ) BP 1-5.8 BP 2-5.8 BP 3-5.8 BP 4-5.9 BP 5-5.9 BP 6-6.1 BP 7-6.1 BP 8-6.5 600 0.283 800 0.502 800 0.502 1000 0.785 800 0.502 1200 1.13 900 0.636 1400 1.539 1000 0.785 1500 1.766 1100 0.950 1800 2.543 1200 1.130 1800 2.543 1200 1.130 2000 3.140 BORED PILE GROUP 4 Tipe BP C.O.L Diameter Volume (m 3 ) BP 8-7.5 1200 1.130 2000 3.140 BORED PILE GROUP Tipe BP C.O.L Diameter Volume (m 3 ) BP 8-10.5 1200 1.130 2000 3.140 Tabel 3.1. Ukuran dan volume Enlarged Pondasi tiang tunggal dan group Sumber : PT.INDOPORA pada Proyek The Bellezza Heights III-12

Untuk pengujian pembebanan pondasi, pondasi yang telah jadi didiamkan selama umur 28 hari, setelah itu dilakukan pengujian beban (loading test) secara konvensional. Pondasi tunggal yang di uji diberi beban 100 % sebesar 825 ton dan beban 200% sebesar 1650 ton. 3.4. Diagram Alir Dalam proses pengerjaan tugas akhir ini, yang membahas tentang Metode Base Enlarged Bored Pile terdiri dari beberapa tahap analisa dan pekerjaan yang akan digambarkan pada diagram alir dibawah ini : III-13

Mulai Pengumpulan Data Data Tanah Data Beban (Loading test) Interpretasi Data Tanah Penghitungan daya Dukung Pondasi Bored Pile Biasa Bored Pile Base Enlarged Tidak ok Periksa Ya Perbandingan hasil Perhitungan Desain Pondasi Selesai Gambar 3.8. Bagan alir analisa III-14

B 3 Bab III Metodologi MULAI PEKERJAAN Pembuatan Tulangan Penentuan Titik Pekerjaan Persiapan Lahan Pekerjaan Pengeboran ( Menggunakan mata bor Bucket auger & Belling bucket ) Pekerjaan Pengecoran ( Mutu beton K-350 ) Pekerjaan Grouthing Pemotongan Pondasi Enlarged base Bored Pile / COL ( Cut Of Level ) Gambar 3.9. Bagan alir pekerjaan pondasi Enlarged Base Bored Pile III-15