I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian bagi negara berkembang seperti Indonesia merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang hampir 60% penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Konsumsi tempe rata-rata per orang per

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang, dengan sektor

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

PENINGKATAN NILAI TAMBAH JAGUNG SEBAGAI PANGAN LOKAL Oleh : Endah Puspitojati

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

I. PENDAHULUAN. bahan baku pangan, dan bahan lain. Ketersediaan pangan yang cukup jumlahnya,

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN PESAWARAN

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian dari bentang alam ( Landscape) yang mencakup pengertian lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya populasi penduduk dunia, menyebabkan kebutuhan akan

I. PENDAHULUAN. meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi nasional menitikberatkan pada pembanguan sektor

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Penyediaan bahan pangan sesuai potensi daerah masingmasing

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

I. PENDAHULUAN. jagung mengandung pati 54,1-71,7%, sedangkan kandungan gulanya 2,6-12,0%.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Kontribusi Tanaman Pangan Terhadap PDB Sektor Pertanian pada Tahun (Miliar Rupiah)

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. daerah bersangkutan (Soeparmoko, 2002: 45). Keberhasilan pembangunan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

BAB I PENDAHULUAN. maupun yang sudah modern. Perkembangan jumlah UMKM periode

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis pembuatan kerupuk kulina (kulit ikan nila) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. industri yang berbasis pertanian atau biasa disebut agroindustri. Istilah

SKRIPSI SURVEY KONSUMSI DAN STUDI ANALISIS KANDUNGAN AFLATOKSIN BEBERAPA PRODUK PANGAN BERBASIS JAGUNG. Oleh : ALDILLA SARI UTAMI F

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan dasar manusia. Ketahanan pangan adalah ketersediaan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manusia, sehingga kecukupan pangan bagi tiap orang setiap keputusan tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di

BAB I LATAR BELAKANG

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan berkelanjutan menjadi isu penting dalam menanggapi proses. yang strategis baik secara ekonomi maupun sosial politis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan yang memadai (Seto, 2001). pertanian kedalam pembangunan agroindustris. Meunurut Lynn (2003)

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

memenuhi kebutuhan warga negaranya. Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

beras atau sebagai diversifikasi bahan pangan, bahan baku industri dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik. financial openness). Keuntungan dari keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. lebih dominan, dibandingkan dengan sektor pertanian. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi yang

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

TINJAUAN PUSTAKA. antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai

industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, Peningkatan pengembangan sektor pertanian menuntut perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam menurunkan angka pengangguran nasional. yang memiliki proporsi unit usaha terbesar adalah sektor (1) Pertanian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN , , ,99. Total PDRB , , ,92

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan

IbM PENGOLAHAN JAGUNG IBU-IBU PKK DESA TAMBAKMERANG GIRIMARTO WONOGIRI

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

I. PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian pada suatu negara akan didukung dengan kegiatan-kegiatan

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian bagi negara berkembang seperti Indonesia merupakan landasan perekonomian yang penting, karena Indonesia memiliki sumber daya yang mendukung, serta hampir sebagian besar penduduk Indonesia bekerja sebagai petani. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah sangat menaruh perhatian yang besar pada setiap upaya yang dilakukan guna memacu perkembangan sektor pertanian. Tidak hanya di Indonesia, sektor pertanian di Provinsi Lampung memiliki peranan dalam menunjang perekonomian di Indonesia. Sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 16.242.780 juta rupiah pada tahun 2012 dan angka tersebut selalu mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. PDRB di Provinsi Lampung pada sektor pertanian dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Lampung menurut lapangan usaha di bidang pertanian atas dasar harga konstan 2000 (Juta Rupiah) Tahun 2012 No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 1 Tanaman Bahan makanan 7.060.767 7.485.660 7.709.773 2 Tanaman Perkebunan 3.684.782 3.708.425 3.920.741 3 Peternakan dan hasilnya 1.649.024 1.875.265 2.006.568 4 Kehutanan 155.822 155.227 165.470 5 Perikanan 2.301.005 2.363.004 2.440.227 Pertanian 14.851.400 15.587.581 16.242.780 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2013

2 Tabel 1 menunjukkan bahwa besarnya kontribusi dari subsektor pertanian terhadap PDRB Provinsi Lampung setiap tahunnya mengalami peningkatan. Dapat dilihat dari Tabel 1 bahwa subsektor tanaman bahan makanan menyumbangkan nilai tertinggi dibandingkan dengan subsektor lainnya dan subsektor bahan makanan terus mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir sehingga subsektor tanaman bahan makanan sangat perlu diperhatikan dan dikembangkan guna menunjang keberhasilan perekonomian di Provinsi Lampung (Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2013). Jagung sebagai salah satu jenis tanaman pangan yang memiliki banyak manfaat antara lain untuk bahan baku utama industri pakan, industri pangan, dan konsumsi langsung. Komoditas jagung dikenal sebagai bahan makanan pokok substitusi beras, karena kadar kalori yang hampir menyamai beras. Selain itu juga, jagung merupakan sumber protein yang penting dalam menu masyarakat Indonesia. Kadar kalori, protein, dan hidrat arang pada jagung dapat dilihat dalam Tabel 2. Tabel 2. Kadar Kalori, Protein, dan Hidrat Arang Pada Berbagai Bahan Makanan Mentah (Dalam 100 Gram) Bahan Mentah Kalori Protein Karbohidrat (kal) (gram) (gram) Beras/Padi 350 8 73 Jagung 320 8 63 Ubi kayu basah 136 1,2 32 Gaplek tepung 352 1,5 85 Ketela rambat 125 1,8 28 Kentang 85 2 19 Sagu 341 0 85 Cantel 304 9 58 Sumber : Aksi Agraris Kanisius, 1993

3 Kandungan gizi utama jagung adalah pati (72-73%), dengan nisbah amilosa dan amilopektin 25-30% : 70-75%, namun pada jagung pulut (waxy maize) memiliki nisbah 0-7% : 93-100%. Kadar gula sederhana jagung (glukosa, fruktosa, dan sukrosa) berkisar antara 1-3%. Protein jagung (8-11%) terdiri atas lima fraksi, yaitu: albumin, globulin, prolamin, glutelin, dan nitrogen nonprotein. Asam lemak pada jagung meliputi asam lemak jenuh (palmitat dan stearat) serta asam lemak tidak jenuh, yaitu oleat (omega 9) dan linoleat (omega 6). Lemak jagung terkonsentrasi pada lembaga, sehingga dari sudut pandang gizi dan sifat fungsionalnya, jagung utuh lebih baik daripada jagung yang lembaganya telah dihilangkan (Suarni dan Widowati, 2008) Langkah dalam meningkatkan kesejahteraan petani, sudah sejak lama dikenal kosep agroindustri, yang intinya merupakan upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan nilai tambah sektor pertanian. Pelaksanaannya melalui penerapan berbagai inovasi teknologi, sosial dan ekonomi. Jika pertumbuhan agroindustri terus dipacu, maka kontribusinya terhadap perekonomian nasional bisa makin dominan. Pengembangan agroindustri yang berbasis pada masyarakat perdesaan merupakan salah satu contoh kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang dapat menjadi pilihan yang strategis dalam menanggulangi permasalahan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di pedesaan. Sudah selayaknya agroindustri masa kini lebih berorientasi pada upaya untuk memacu pertumbuhan ekonomi sebagian besar penduduk, dengan kata lain menitik-beratkan pada aspek pemerataan. Menurut Menteri Koperasi dan

4 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Syarief Hasan (2014), pertumbuhan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga mampu mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di Indonesia. Jumlah UMKM saat ini mencapai 56,5 juta unit, dan 98,9 persen adalah usaha mikro, sedangkan jumlah koperasi di Indonesia mencapai 200.808 unit. Pertumbuhan agroindustri di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup meningkat setiap tahunnya. Terbukti dengan banyaknya produk bahan olahan hasil agroindustri yang tersebar di warung-warung maupun di pasar dan swalayan. Kesadaran masyarakat dalam memvariasikan makanan dalam berbagai bentuk ikut membantu mengembangkan pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Provinsi Lampung khususnya di Kabupaten Pesawaran. Tersedianya hasil bumi yang melimpah di Kabupaten Pesawaran dapat menjadi modal yang baik dalam agroindustri. Semakin banyaknya pertumbuhan UMKM di Kabupaten Pesawaran didukung karena adanya hasil bumi yang melimpah di kabupaten tersebut. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten yang baru berdiri di Provinsi Lampung, walaupun begitu perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada kabupaten ini tumbuh dengan cukup baik dalam mengembangkan perekonomian rakyat. Setiap kecamatan di kabupaten ini pun memiliki keunggulan kerajinan rakyat sendiri. Pelaku UMKM yang ada di Kabupaten Pesawaran banyak terdapat di Kecamatan Gedong Tataan,

5 karena hasil bumi yang dimiliki oleh kecamatan Gedong Tataan berpotensi baik untuk dikembangkan dan diolah. Tabel 3. Pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di Kabupaten Pesawaran per 31 Desember 2012 No Kecamatan Jumlah UMKM 1 Gedong Tataan 1044 2 Negeri Katon 218 3 Kedondong 643 4 Way Lima 148 5 Punduh Pedada 126 6 Padang Cermin 553 7 Tegineneng 342 Jumlah 3074 Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian, & Perdagangan Kabupaten Pesawaran, 2013 Tabel 3 menunjukkan terdapat 1044 pelaku UMKM yang tersebar di Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. Hal ini menunjukkan bahwa kemajuan UMKM di Kabupaten Pesawaran khususnya di Kecamatan Gedung Tataan semakin baik. Data mengenai jumlah unit usaha industri kecil, menengah, dan besar dalam industri pengolahan di Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Banyaknya Unit Usaha Industri Kecil, Menengah dan Besar di Kabupaten Pesawaran Menurut Jenisnya tahun 2012 No Jenis Industri Kelompok Industri Kecil Menengah Besar Jumlah 1 Agroindustri 2035 17 8 2060 2 Industri Pengolahan 989 21 4 1014 lain Jumlah 3024 38 12 3074 Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian, & Perdagangan Kabupaten Pesawaran, 2013

6 Agroindustri di Kabupaten Pesawaran secara keseluruhan telah diusahakan oleh sebanyak 2035 unit usaha industri atau sebesar 66,20 persen dari jumlah total industri di Kabupaten Pesawaran. Hal ini menunjukkan bahwa agroindustri di kabupaten tersebut telah menjadi jenis industri yang banyak diusahakan pada kelompok industri kecil. Industri kecil tersebut hanya memerlukan investasi yang relatif lebih rendah di bandingkan dengan investasi yang digunakan pada kelompok industri menengah dan besar. Tingkat penyerapan tenaga kerja pada sektor industri pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Banyaknya Tenaga Kerja Industri Kecil, Menengah dan Besar di Kabupaten Pesawaran Menurut Jenisnya Tahun 2012 No Jenis Industri Kelompok Industri Kecil Menengah Besar Jumlah 1 Agroindustri 5.050 139 547 5.736 2 Industri Pengolahan 6.672 408 112 7.192 lain Jumlah 11.722 547 659 12.928 Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian, & Perdagangan Kabupaten Pesawaran, 2013 Tabel 5. menunjukkan bahwa agroindustri memiliki tingkat penyerapan tenaga kerja sebesar 44,36 persen dari jumlah keseluruhan tenaga kerja yang terserap di sektor industri pengolahan secara umum di Kabupaten Pesawaran. Hal tersebut merupakan hal yang cukup baik dalam hal penyerapan tenaga kerja. Masyarakat semakin menyadari bahwa dengan adanya pengolahan terhadap tanaman pertanian dapat menambah nilai tambah terhadap tanaman pertanian tersebut yang menghasilkan nilai jual yang lebih tinggi di pasar dan adanya pengolahan tersebut juga dapat menyerap tenaga kerja di lingkungan sekitar

7 agroindustri. Jumlah tenaga kerja yang tersedia di pedesaan cukup banyak, karena rata-rata masyarakat di pedesaan banyak yang putus sekolah sehingga memiliki pendidikan yang rendah untuk bersaing mendapatkan pekerjaan yang layak. Agroindustri skala mikro telah banyak diusahakan dan telah terbukti memberikan persentase laju pertumbuhan PDRB yang tinggi. Kontribusi penyerapan tenaga kerja dari agroindustri juga cukup besar di Kabupaten Pesawaran. Keadaan agroindustri di Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran yang baik secara umum didukung oleh ketersediaan bahan baku jagung di Provinsi Lampung yang cukup besar. Hal-hal tersebut merupakan alasan yang baik untuk mengembangkan usaha agroindustri jagung skala kecil di Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. Perkembangan agroindustri di Kabupaten Pesawaran membantu meningkatkan penghasilan masyarakatnya yang mayoritas adalah petani. Menurut masyarakat di lokasi penelitian, Kecamatan Gedong Tataan merupakan salah satu kecamatan yang memiliki potensi sumber daya alam yang cukup berlimpah untuk diolah. Gedong Tataan yang merupakan Ibu Kota dari Kabupaten Pesawaran, merupakan salah satu kecamatan yang memiliki banyak agroindustri yang terus berkembang. Kecamatan Gedong Tataan memiliki pusat agroindustri makanan, dimana makanan yang telah diproduksi mampu bersaing di pasar. Desa Karang Anyar merupakan desa sentra agroindustri makanan yang terletak di Kecamatan Gedong Tataan. Desa Karang Anyar mampu menghasilkan volume olahan

8 makanan dari bahan baku pertanian yang lebih banyak dibandingkan dengan desa-desa lain yang merupakan desa pesaingnya. Salah satu usaha pengolahan jagung adalah agroindustri marning. Marning adalah sejenis makanan ringan (snack) yang terbuat dari jagung dan dapat dikonsumsi setelah melalui proses pengolahan sederhana. Pengolahan sederhana tersebut antara lain perendaman, perebusan, pengeringan, dan penggorengan. Hasil olahan jagung tersebut tergolong ke dalam makanan khas tradisional Indonesia. Rasa dan bentuk marning jagung sangat familiar di masyarakat. Terdapat berbagai rasa marning yang di produksi oleh agroindustri marning di Desa Karang Anyar. Secara ilmiah, marning dikenal sebagai makanan ringan yang tidak membahayakan kesehatan tubuh. Hal tersebut disebabkan cemaran aflatoksin pada marning umumnya rendah diperkirakan karena efek perendaman dengan air kapur saat pengolahan yang dapat menurunkan kandungan aflatoksin cukup signifikan dari bahan dasar. Aflatoksin adalah zat yang bersifat toksik (meracuni tubuh) yang diakibatkan oleh kontaminasi kapang Aspergillus flavus yang banyak menyerang hasil pertanian kacang-kacangan, biji-bijian, serealia, bahkan bumbu-bumbu yang memiliki kadar air tinggi (> 12%). Aflatoksin yang sudah mencemari bahan pangan sulit untuk dihilangkan (Rahayu, 2009). Adanya pengolahan dari jagung menjadi marning dalam berbagai rasa dan bentuk menghasilkan nilai tambah. Marning digemari oleh semua kalangan tanpa batas usia maupun batas status sosial. Semakin banyaknya masyarakat

9 yang menyukai marning, maka semakin meningkatnya permintaan terhadap marning yang menyebabkan semakin banyak pula pengolah marning. Banyaknya industri kerajinan rakyat jenis makanan di Kecamatan Gedong Tataan dapat dilihat pada Tabel 6 menurut desa/kelurahan. Tabel 6. Banyaknya Industri Kerajinan Rakyat Jenis Industri Makanan Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Gedong Tataan, 2012. No Desa/Kelurahan Produsen 1 Padang Ratu 0 2 Cipadang 3 3 Pampangan 0 4 Waylayap 0 5 Sukadadi 0 6 Bogorejo 0 7 Sukaraja 6 8 Gedong Tataan 4 9 Kutoarjo 7 10 Karang Anyar 102 11 Bagelen 8 12 Kebagusan 5 13 Wiyono 10 14 Tamansari 8 15 Bernung 4 16 Sungai Langka 5 17 Negeri Sakti 15 18 Kurungannyawa 10 19 Sukabanjar 6 Jumlah 193 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2013 Tabel 6 menunjukkan Desa Karang Anyar memiliki 102 produsen makanan olahan, dimana jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan desa lainnya. Banyaknya produsen makanan olahan di Desa Karang Anyar ini yang menyebabkan desa ini sebagai sentra agroindustri makanan di Kabupaten Pesawaran. Desa Karang Anyar merupakan salah satu desa tertinggal di Kecamatan Gedong Tataan. Sebagai desa tertinggal, Desa Karang Anyar

10 memiliki tingkat rumah tangga miskin sebanyak 42,95 persen dari total penduduk desa tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Desa Karang Anyar memiliki potensi dalam pengembangan agroindustri meskipun dengan keadaannya sebagai desa tertinggal. Desa Karang Anyar secara wilayah administratif memiliki cukup produksi jagung, akan tetapi desa bila ketersediaan jagung kurang memenuhi kebutuhan pengolah marning, maka pengolah marning dapat membeli jagung di Kecamatan Negeri Katon yang berdekatan dengan Desa Karang Anyar. Kecamatan Negeri Katon merupakan daerah sebagai penghasil jagung terbesar kedua di Kabupaten Pesawaran (Badan Pusat Statistik, 2013). Agroindustri kecil marning di Desa Karang Anyar memiliki backward lingkages yang baik dalam artian bahwa agroindustri kecil marning di desa tersebut memiliki keterkaitan yang baik terhadap bahan baku. Adanya agroindustri memberikan nilai tambah terhadap tanaman hasil pertanian, sehingga hasil olahan dari agroindustri tersebut menciptakan harga jual yang tinggi di pasar. Istilah nilai tambah (added value) sebenarnya menggantikan istilah nilai yang ditambahkan pada suatu produk karena masuknya unsur pengolahan menjadi lebih baik. Nilai tambah merupakan perbedaan nilai suatu produk setelah dilakukan proses produksi dengan sebelum dilakukan proses produksi. Pengolahan jagung menjadi marning adalah untuk meningkatkan keawetan jagung sehingga layak untuk dikonsumsi dan memanfaatkan jagung agar memperoleh nilai jual yang tinggi di pasaran.

11 Penentuan harga jual pada suatu agroindustri dalam memproduksi suatu produk harus tepat, karena akan berakibat fatal pada masalah keuangan dan akan mempengaruhi kontinuitas usaha tersebut apabila penentuan harga jual tidak tepat. Ketidaktepatan tersebut dapat menimbulkan resiko pada agroindustri, misalnya kerugian yang terus menerus atau menimbunnya produk di gudang karena macetnya pemasaran. Untuk itu setiap agroindustri harus menetapkan harga jualnya secara tepat karena harga merupakan satusatunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi usaha tersebut. Permasalahan yang dihadapi produsen dalam memproduksi marning yaitu harga jual marning terkadang berfluktuasi karena beberapa faktor. Fluktuasi harga jual marning disebabkan oleh harga bahan baku yang didapatkan dari petani, cuaca yang selalu berubah-ubah sehingga menyulitkan produsen dalam melakukan penjemuran bahan baku jagung dan harga bahan penolong seperti minyak, hal ini mempengaruhi penentuan harga jual marning. Marning yang dihasilkan di Desa Karang Anyar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran memiliki permintaan yang baik dan cenderung tinggi di saat saat tertentu seperti perayaan hari besar dan keagamaan sehingga memudahkan mereka untuk menjual hasil produksinya di pasaran. Adanya perubahan harga jual kurang berpengaruh terhadap jumlah permintaan marning. Harga jual marning Desa Karang Anyar relatif murah jika dibandingkan dengan daerah pesaingnya yaitu Desa Negeri Katon dan Kedondong, sehingga banyak konsumen yang lebih memilih membeli

12 marning di Desa Karang Anyar. Produsen marning bersaing dalam harga dan kualitas memproduksi marning. Alasan inilah yang menjadi pertimbangan produsen marning di Desa Karang Anyar dalam menentukan harga jual marning agar tetap memperoleh keuntungan dan tetap mampu bersaing memproduksi marning. Pentingnya perhitungan harga pokok produksi dalam menentukan harga jual merupakan salah satu komponen yang penting dalam penentuan laba usaha dan juga sebagai pedoman dalam menentukan harga jual produk. Permasalahan lain yang dihadapi yaitu masih rendahnya tingkat pendidikan, skill yang belum memadai, teknologi yang masih rendah, dan terbatasnya modal yang digunakan oleh produsen dalam memproduksi marning. Pentingnya pendidikan yang mampu meningkatkan dan menghasilkan skill masih kurang disadari oleh masyarakat setempat. Teknologi yang rendah dan terbatasnya modal hanya akan memberikan sedikit peningkatan terhadap nilai tambah. Untuk itu perlu diketahui apakah nilai tambah yang dihasilkan sudah cukup memadai untuk memberikan keuntungan yang layak bagi masyarakat setempat. Nilai tambah dapat menunjukkan apakah agroindustri marning di Desa Karang Anyar dapat memberi keuntungan yang baik untuk pemilik agroindustri marning dalam kegiatan usahanya. Konsekuensi logis dari hasil olahan yang baik akan menyebabkan total penerimaan yang lebih tinggi karena meningkatnya nilai tambah. Agroindustri pengolahan telah diakui sebagai salah satu usaha yang baik dalam meningkatkan nilai tambah produk hasil pertanian tersebut. Terdapat

13 berbagai jenis produk olahan jagung yang dapat dikembangkan di pedesaan mulai dari produk setengah jadi sampai dengan produk siap konsumsi. Salah satunya adalah usaha agroindustri marning. Adanya kegiatan usaha pengolahan jagung menjadi marning yang mengubah bentuk dari produk primer menjadi produk baru yang lebih tinggi nilai ekonomisnya setelah melalui proses produksi, maka akan dapat memberikan nilai tambah karena dikeluarkannya biaya-biaya sehingga terbentuk harga baru yang lebih tinggi dan keuntungannya lebih besar bila dibandingkan tanpa melalui proses produksi. Tujuan pengolahan jagung itu sendiri adalah untuk meningkatkan keawetan jagung sehingga layak dikonsumsi dan memanfaatkan jagung agar memperoleh nilai jual yang tinggi di pasar. Untuk mengetahui besar nilai tambah yang diberikan marning pada jagung sebagai bahan baku maka diperlukan analisa nilai tambah sehingga bisa diketahui apakah usaha yang dijalankan tersebut efisien dan memberikan keuntungan. Penjelasan tentang permasalahan tersebut menjadi latar belakang bahwa diperlukannya analisis mengenai berapa banyak nilai tambah dalam memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja dan memberikan keuntungan untuk produsen marning di Desa Karang Anyar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. Dengan demikian, dapat diketahui bagaimana prospek pengembangan usaha untuk meramalkan perkembangan usaha agroindustri marning jika diusahakan lebih lanjut dalam rangka meningkatkan pendapatan sehingga selanjutnya diharapkan dapat memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat setempat.

14 Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat diperoleh permasalahan penelitian antara lain: (1) Berapa harga pokok produksi (HPP) agroindustri marning di Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran? (2) Berapa proporsi nilai tambah yang akan diperoleh tenaga kerja dan produsen yang dihasilkan agroindustri marning di Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran? (3) Bagaimana prospek pengembangan agroindustri marning di Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. jika diusahakan lebih lanjut? B. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menghitungi harga pokok produksi agroindustri marning di Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. (2) Menghitung proporsi nilai tambah yang akan diperoleh produsen dan tenaga kerja agroindustri marning di Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. (3) Mengidentifikasi prospek pengembangan agroindustri marning di Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran jika diusahakan lebih lanjut.

15 C. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan : (1) Bagi Pemerintah Sebagai salah satu bahan pertimbangan dan informasi dalam membuat keputusan dan kebijaksanaan dalam pengembangan agroindustri marning jagung. (2) Bagi pengolah dan pengusaha Sebagai bahan pertimbangan pola pengembangan yang tepat dalam upaya peningkatan kemampuan dan potensi yang dimiliki agroindustri marning jagung. (3) Bagi peneliti lain Sebagai bahan referensi bagi penelitian lain yang melakukan penelitian sejenis.