DESKRIPSI KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SMA NEGERI 9 PONTIANAK MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA MATERI KSP

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KETERAMPILAN KOMUNIKASI DALAM PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM TERMOKIMIA PADA SISWA KELAS XI IPA

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

KETERAMPILAN INFERENSI PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

Joyful Learning Journal

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMU KELAS II PADA PEMBELAJARAN KESETIMBANGAN KIMIA MELALUI METODE PRAKTIKUM ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN POE DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI Ksp

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan (Arikunto,

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

DESKRIPSI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PONTIANAK

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

PENGEMBANGAN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERBASIS KELAS PADA PEMBELAJARAN KIMIA

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL ROLE PLAYING PADA MATERI KOLOID ARTIKEL PENELITIAN OLEH

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Keyword: Cooperative learning,experimental method, learning activities, physics achievement, science process skill, TPS.

KETERAMPILAN BERPENDAPAT SISWA KELAS XI SMA MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING PADA MATERI LAJU REAKSI

KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA SMA PADA PRAKTIKUM SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH: SELLY MARSELA LUDOVIKA SAYAK NIM F

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

ANALISIS KEMAMPUAN MENYIMPULKAN PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DENGAN INKUIRI TERBIMBING

PENERAPAN CONSTRUCTIVE FEEDBACK PADA PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SMA NEGERI 7 PONTIANAK

DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS IX IPA SMA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

KETERAMPILAN KERJA ILMIAH PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 1,2. Universitas Negeri Papua Abstract

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

GAMBARAN PENGENALAN MODEL PEMBELAJARAN QODE (QUESTIONING, ORGANIZING, DOING AND EVALUATING) PADA GURU IPA SMP DI KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL INKUIRI PADA MATERI KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

Yuni Permata Sari*, Rini**, Rasmiwetti*** No. Hp:

Dena Marista, Noor Fadiawati, Nina Kadaritna, Ila Rosilawati Pendidikan Kimia, Universitas Lampung

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM SIRKULASI MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CTL SMP NEGERI 2 MEMPAWAH

Aprilia Rasidah dan Muchlis Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya Hp: ,

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS VI SDN PURO PAKUALAMAN ARTIKEL SKRIPSI

PERANAN GURU SEBAGAI FASILITATOR DAN MOTIVATOR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI KELAS XI SMK

RESPONS SISWA TERHADAP SAJIAN SIMBOL, TABEL, GRAFIK DAN DIAGRAM DALAM MATERI LOGARITMA DI SMA

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN INFERENSI SISWA PADA MATERI REDOKS DI SMA

KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN INFERENSI PADA MATERI REDOKS DI SMAN 16 BANDAR LAMPUNG.

THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA. (Artikel) Oleh: Ely Fitri Astuti

III. METODE PENELITIAN. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa pada kelas XI IPA2 SMAN 13 Bandarlampung.

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS VB MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DI SD KARTIKA 1-10 PADANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi pembelajaran awal siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

Improving Student Activity Learning Class XI IPA SMA Katolik Rajawali Through Inquiry Approach Based on PBI of Buffer Solution Topic

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp May 2014

Unesa Journal of Chemical Education Vol. 1, No. 2, pp September 2012 ISSN:

Arnentis, Darmawati dan Idel Fitri Mulyani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di kelas VII yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan

KAJIAN MUATAN KPS PADA LKS BIOLOGI SMA ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI LITERASI SAINS PADA PEMBELAJARAN LARUTAN ASAM BASA DI SMA

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STM (SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMP

THE ANALYZING ABILITY OF DRAWING CONCLUSIONS AND APPLYING CONCEPTS

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENINGKATAN PARTISIPASI BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SDN 10 SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG

Ermei Hijjah Handayani*, Elva Yasmi Amran**, Rini***

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5, No. 2, pp May 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR ORISINIL PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT-NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

ANALISIS KETRAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI IPA SMA ISLAM SAMARINDA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS MELALUI METODE EKSPERIMEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEPADATAN POPULASI MANUSIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENGEMBANGAN KIT PRAKTIKUM DAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) MATERI LAJU REAKSI UNTUK SISWA SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS X DAN XI PADA PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODA PRAKTIKUM ABSTRAK

KONTRIBUSI METODE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

PENYEDIAAN REFUTATION TEXT UNTUK MEREMEDIASI KESALAHAN KONSEP SISWA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

I. PENDAHULUAN. Salah satu Standar Kompetensi (SK) pada bidang studi kimia kelas XI IPA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

Efektivitas Model Pembelajaran POGIL Menggunakan Brainstorming untuk Meningkatkan Kemampuan Inferensi Logika Siswa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN MTsN 2 PONTIANAK

Transkripsi:

DESKRIPSI KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SMA NEGERI 9 PONTIANAK MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA MATERI KSP Aprilianti Putri, Eny Enawaty, Ira Lestari Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Email : apriliantipu3@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan komunikasi lisan dan tulisan siswa melalui metode praktikum pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp) kelas XI IPA di SMA Negeri 9 Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan instrumen berupa lembar observasi dan pedoman wawancara. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa secara keseluruhan keterampilan komunikasi lisan dengan persentase sebesar 56,18% termasuk dalam kategori cukup baik. Keterampilan tersebut meliputi keterampilan mengajukan pertanyaan termasuk kategori baik; bekerja sama dalam kelompok termasuk kategori sangat baik; menanggapi persentasi teman kategori sangat kurang, dan keterampilan komunikasi tulisan dengan persentase sebesar 61,06% termasuk dalam kategori baik, terdiri dari menyajikan data hasil pengamatan dalam bentuk tabel kategori baik; membuat pembahasan kategori cukup baik; membuat kesimpulan kategori kurang dan membuat saran termasuk kategori sangat baik. Kata kunci: keterampilan komunikasi, metode praktikum, materi Ksp Abstract: This research purpose to describe students the oral and written communication skill through experiment in solubility product constant (Ksp) XI IPA in SMA Negeri 9 Pontianak. The research method that used is descriptive with observation sheet and interview guide as instrument. Based on data analysis result showed oral communication skill for all the research has percentace 56,18% got into average category. That skill consist of good category in asking the question; very good category in work on the teart; very bad category in response classmate presentation; and written communication skill for all the research got into good category with 61,06% in percentace include good category in showing research result on table form; average category in make discussion; less category in make conclusion and very good category in make suggestion. Keyword : communication skill, experiment, Ksp material 1

I lmu kimia bertujuan untuk menemukan zat-zat baru yang langsung bermanfaat bagi kesejahteraan manusia, serta untuk memahami berbagai peristiwa alam yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, mengetahui hakikat serta perubahannya, metode ilmiah, mengembangkan kemampuan dalam mengajukan gagasan, dan ketelitian kerja (Depdiknas, 2006). Dalam pembelajaran kimia diperlukan pembelajaran yang melibatkan prosesnya seperti kegiatan praktikum di laboratorium. Krischner (dalam Dwiyanti dan Siswaningsih, 2005) mengemukakan bahwa kegiatan praktikum berfungsi untuk mengembangkan keterampilan tertentu dan memberikan pengalaman langsung bagi siswa dalam mengamati suatu fenomena dan penerapannya. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam mempelajari ilmu kimia tidak terlepas dari kegiatan praktikum. Dalam kegiatan praktikum keterampilan komunikasi siswa diharapkan dapat dilatih, sehingga dapat menyampaikan hasil praktikumnya. Keterampilan mengkomunikasikan merupakan keterampilan untuk menyampaikan apa yang ada dalam pikiran dan perasaan kepada orang lain, baik secara lisan maupun secara tertulis. Keterampilan komunikasi lisan dapat dikembangkan secara dini pada anak melalui berbagai cara. Salah satu cara yang efektif adalah memberi kesempatan kepada mereka untuk bekerja dalam kelompok, diskusi kelompok dan menyampaikan hasil diskusinya kepada kelas. Sedangkan, Keterampilan komunikasi tertulis dapat berbentuk tulisan, grafik maupun gambar-gambar (Nurhayati, 2012). Menurut Effendy (dalam Astuti, 2012) keterampilan komunikasi sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan siswa agar dalam menyampaikan pendapat mereka masing-masing serta dapat mendengarkan pendapat dari orang lain. Keterampilan komunikasi menjadi modal yang penting agar dapat menjalankan interaksi sosial yang baik meskipun keterampilan ini tidak begitu saja dimiliki oleh anak. Namun kenyataannya, berdasarkan hasil wawancara terhadap guru SMA Negeri 9 Pontianak diketahui bahwa siswa tidak berani mengemukakan pendapatnya. Siswa akan mengemukakan pendapat setelah ditunjuk oleh guru. Selain itu, siswa tidak berani bertanya mengenai materi yang disampaikan karena takut salah menjawab apabila guru mengajukan pertanyaan maupun ketika guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah disampaikan. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran terlihat bahwa guru kurang memperhatikan keterampilan komunikasi siswa, dimana siswa tidak pernah diminta untuk mempresentasikan hasil praktikum namun hanya diminta menyimpulkan melalui perwakilan satu kelompok yang ditunjuk langsung oleh guru. Akibatnya siswa tidak memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat secara individu, sehingga perlu dilatih keterampilan komunikasi siswa tersebut. Berdasarkan analisis beberapa laporan praktikum siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Pontianak diperoleh bahwa keterampilan komunikasi tulisan siswa masih kurang. Hal ini terlihat dari laporan yang dibuat masih belum memenuhi komponen laporan praktikum yang benar, yaitu tidak ada bagian pembahasan. Padahal, dengan adanya bagian pembahasan guru dapat menilai sampai dimana kepahaman siswa 2

dalam praktikum yang telah dilaksanakannya. Sedangkan pada bagian menuliskan kesimpulan, siswa juga terlihat belum menuliskan kesimpulan secara baik dan benar, siswa masih mengulang kembali dari dasar teori yang ada di LKS. Oleh karena itu, perlu mengetahui gambaran bagaimana keterampilan komunikasi siswa, sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam menilai psikomotorik siswa. Berdasarkan permasalahan dan fakta yang telah dikemukakan tersebut, peneliti ingin memaparkan keterampilan komunikasi siswa XI IPA 1 di SMA Negeri 9 Pontianak baik secara lisan maupun tulisan. Untuk itu akan dilakukan penelitian Deskripsi keterampilan komunikasi siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 9 Pontianak melalui metode praktikum pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. METODE Metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif. Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi, LKS, dan wawancara semi terstruktur. Sebelum instrumen digunakan pada sampel penelitian, instrumen tersebut terlebih dahulu divalidasi oleh satu Dosen Pendidikan Kimia dan satu Guru Kimia di SMA Negeri 9 Pontianak. Setelah divalidasi, maka instrumen dikatakan layak untuk digunakan dalam penelitian. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberi skor terhadap setiap sub keterampilan yang dilakukan siswa, menentukan kategori kemampuan siswa (Tabel 1) untuk setiap sub keterampilan komunikasi, menentukan kategori kemampuan keterampilan komunikasi secara keseluruhan, dan menganalisis hasil wawancara. Nilai Persentase Tabel 1 Tafsiran Persentase Kategori Kemampuan 81-100 Sangat Baik 61-80 Baik 41-60 Cukup Baik 21-40 Kurang 0-20 Sangat Kurang (Arikunto, 2009) HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keterampilan Komunikasi Lisan Siswa Keterampilan komunikasi lisan diartikan sebagai keterampilan untuk menyampaikan temuan yang didapat dalam praktikum, kemudian mendiskusikan baik dalam anggota kelompok maupun kelompok lain. Secara keseluruhan keterampilan komunikasi lisan terlihat cukup baik dengan persentase sebesar 56,18%. Keterampilan komunikasi lisan meliputi keterampilan mengajukan pertanyaan, bekerja sama dalam kelompok, dan menanggapi persentasi teman. Hasil analisis terhadap keterampilan komunikasi lisan siswa secara keseluruhan disajikan pada Tabel 2. 3

Tabel 2 Hasil Keterampilan Komunikasi Lisan Siswa Secara Keseluruhan No Keterampilan Komunikasi Persentase Lisan (%) 1. Mengajukan pertanyaaan 65,71 Baik Kategori Kemampuan 2. Bekerja sama dalam kelompok 94,28 Sangat Baik 3. Menanggapi persentasi teman 8,57 Sangat Kurang Rata-rata Keterampilan Komunikasi Lisan 56,18 Cukup Baik Berdasarkan Tabel 2 keterampilan komunikasi lisan yang tertinggi adalah aspek bekerja sama dalam kelompok dengan persantase sebesar 94,28% termasuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan aspek yang terendah adalah menanggapi persentasi teman kategori sangat kurang dengan persentase sebesar 8,57%. Keterampilan komunikasi lisan siswa yang diamati meliputi : 1. Keterampilan Komunikasi Lisan Siswa dalam Mengajukan Pertanyaan Keterampilan mengajukan pertanyaan merupakan keterampilan untuk menyampaikan pertanyaan atas apa yang tidak dimengerti oleh siswa. Bertanya dapat dilakukan oleh guru maupun siswa, namun dalam penelitian kali ini bertanya yang dimaksud adalah bertanya yang dilakukan oleh siswa. Hasil observasi terhadap keterampilan komunikasi lisan siswa dalam mengajukan pertanyaan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil Keterampilan Komunikasi Lisan Siswa dalam Mengajukan Pertanyaan 1. Siswa tidak bertanya 0 12 34,28 2. Siswa bertanya, namun tidak sesuai topik 1 0 0 praktikum 2 23 65,71 3. Siswa bertanya sesuai dengan topik praktikum Berdasarkan Tabel 3 keterampilan komunikasi lisan dalam mengajukan pertanyaan termasuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 65,71%. Ini memperlihatkan bahwa sebagian besar siswa XI IPA 1 SMA Negeri 9 Pontianak mampu untuk mengajukan pertanyaan. Sebagian besar pertanyaan diberikan siswa pada saat praktikum sedang berlangsung. Menurut beberapa siswa, mereka takut salah dalam melakukan percobaan sehingga mereka bertanya agar lebih jelas. Ada juga 4

yang mengatakan bahwa mereka ingin menggali informasi karena sebelumnya belum pernah melakukan praktikum reaksi pengendapan. 2. Keterampilan Komunikasi Lisan Siswa dalam Bekerja Sama dalam Kelompok Keterampilan bekerja sama dalam kelompok merupakan kemampuan siswa untuk dapat berinteraksi dengan teman satu kelompoknya untuk menyelesaikan persoalan yang ada dalam LKS, mengambil keputusan, ataupun mengerjakan secara bersama-sama suatu kegiatan dan permasalahan. Hasil observasi terhadap keterampilan komunikasi lisan siswa dalam bekerja sama dalam kelompok disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil Keterampilan Komunikasi Lisan Siswa dalam Bekerja Sama dalam Kelompok 1. Siswa tidak bekerja sama 0 0 0 1 4 11,42 2. Siswa bekerja sama dengan beberapa orang anggota kelompok (sebagian) 3. Siswa bekerja sama dengan seluruh anggota kelompok 2 31 88,57 Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa siswa dapat bekerja sama dengan seluruh anggota kelompok sebesar 88,57%, sedangkan sisanya siswa tidak dapat bekerja sama dalam kelompok yaitu sebesar 11,42%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam bekerja sama siswa termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan adanya kerja sama akan terjadi interaksi yang mendukung dalam diskusi kelompok yaitu siswa saling bertukar sumber informasi dan materi, memberikan tanggapan satu sama lain untuk menyelesaikan tugas, menghargai pendapat siswa lain, berusaha untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Menurut hasil wawancara dengan siswa yang dapat bekerja sama menyatakan bahwa siswa merasa lebih mudah dengan adanya kelompok yang bisa bekerja sama satu dengan yang lain, karena selain pekerjaan bisa lebih mudah dan cepat selesai juga dapat membantu jika ada siswa yang kurang mengerti baik itu terkait dengan praktikum maupun terkait dengan perhitungan soal. Sedangkan menurut siswa yang dapat bekerja sama namun hanya sebagian anggota kelompok saja menyampaikan bahwa mereka hanya mengandalkan teman yang pintar saja sehingga siswa merasa tidak perlu untuk bekerja sama pada semua anggota kelompok. 5

3. Keterampilan Komunikasi Lisan Siswa dalam Menanggapi Persentasi Teman Keterampilan menanggapi persentasi dapat berupa memberikan pertanyaan, saran ataupun kritikan kepada kelompok lain. Hasil observasi terhadap keterampilan komunikasi lisan siswa dalam menanggapi persentasi teman disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil Keterampilan Komunikasi Lisan Siswa dalam Menanggapi Persentasi Teman 1. Siswa tidak memberikan tanggapan 0 32 91,42 saat presentasi 2. Siswa memberikan tanggapan, 1 0 0 namun tidak sesuai topik 3. Siswa memberikan tanggapan 2 3 8,57 berkaitan dengan presentasi kelompok lain yang sesuai dengan topik Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa sebesar 8,57% siswa memberikan tanggapan, dan sebesar 91,42% siswa tidak dapat memberikan tanggapan. Sebelum memberikan tanggapan, proses pembelajaran diawali dengan persentasi yang disampaikan oleh kelompok lain. Setelah selesai menyampaikan hasil percobaannya barulah siswa memberikan tanggapan kepada temannya. Hanya 3 siswa yang memberikan tanggapan pada saat persentasi. Ini memperlihatkan bahwa sebagian kecil siswa XI IPA 1 SMA Negeri 9 Pontianak mampu untuk menanggapi persentasi teman. Oleh karena itu, keterampilan komunikasi lisan dalam menanggapi persentasi teman termasuk dalam kategori sangat kurang dengan persentase sebesar 8,57%. Menurut hasil wawancara, Hambatan yang dihadapi siswa dalam memberikan tanggapan yaitu malu untuk berbicara di muka kelas apabila diperhatikan oleh teman satu kelas, sehingga mereka sulit menggungkapkan tanggapan, Kurangnya minat atau motivasi siswa untuk menanggapi teman, dan kurangnya keberanian siswa untuk mennggungkapkan tanggapan. Padahal persentasi ini lumayan sering dilakukan di sekolah, namun guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan baik itu berupa pertanyaan, saran, maupun kritikan. Selain itu jika ada yang menanggapi juga tidak mendapatkan penilaian dari guru, sehingga siswa merasa ini tidak perlu dilakukan. 6

B. Keterampilan Komunikasi Tulisan Siswa Keterampilan komunikasi tulisan merupakan keterampilan siswa dalam membuat beberapa bagian dari laporan praktikum yakni menyajikan data hasil percobaan dalam bentuk tabel, membuat pembahasan, kesimpulan dan saran dengan benar. Secara keseluruhan keterampilan komunikasi tulisan terlihat baik dengan persentase sebesar 61,06%, ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa baik dalam keterampilan komunikasi lisan. Hasil analisis terhadap keterampilan komunikasi tulisan siswa secara keseluruhan disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil Keterampilan Komunikasi Tulisan Siswa Secara Keseluruhan No Keterampilan Komunikasi Lisan Persentase (%) Kategori Kemampuan 1. Menyajikan data hasil pengamatan dalam bentuk 65,71 Baik tabel 2. Membuat pembahasan dengan benar 51,42 Cukup Baik 3. Membuat kesimpulan dengan benar 38,57 Kurang 4. Membuat saran dengan benar 88,57 Sangat Baik Rata-rata Keterampilan Komunikasi Tulisan 61,06 Baik Berdasarkan Tabel 6 keterampilan komunikasi tulisan yang tertinggi adalah aspek membuat saran dengan persentase sebesar 88,57% termasuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan aspek yang terendah adalah membuat kesimpulan dengan persentase 38,57% termasuk dalam kategori kurang. Keterampilan komunikasi tulisan siswa yang diamati meliputi : 1. Keterampilan Komunikasi Tulisan Siswa dalam Menyajikan Data Hasil Percobaan dalam Bentuk Tabel Keterampilan menyajikan hasil pengamatan merupakan keterampilan siswa dalam memaparkan temuan atau data yang mereka alami saat melakukan percobaan dalam bentuk tabel. Hasil analisis terhadap keterampilan komunikasi tulisan siswa dalam menyajikan data hasil percobaan dalam bentuk tabel disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil Keterampilan Komunikasi Tulisan Siswa dalam Menyajikan Data Hasil Percobaan dalam Bentuk Tabel 1. Siswa tidak menyajikan data 0 3 8,57 2. Siswa menyajikan data percobaan, 1 18 51,42 namun tidak dalam bentuk tabel 2 14 40 3. Siswa menyajikan data percobaan dalam bentuk tabel 7

Hasil analisis data Tabel 7 menunjukkan bahwa sebesar 40% siswa dapat menyajikan data dalam bentuk tabel dengan tepat, 51,42% siswa menyajikan data tidak dalam tabel namun menyajikan dalam bentuk kalimat-kalimat, sedangkan 8,57% siswa tidak menyajikan data. Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa menyatakan bahwa siswa tidak menyajikan data dalam bentuk tabel dikarenakan siswa tidak tahu dan merasa bingung cara memasukkan data tersebut dalam bentuk tabel. Selain itu, siswa terbiasa dengan adanya tabel yang telah disiapkan oleh guru SMA Negeri 9 dalam Lembar kerja siswa (LKS). Namun, sebagian besar siswa dapat menuliskan tabel hasil pengamatan dalam bentuk tabel. Berikut disajikan contoh siswa yang tidak menyajikan data dalam bentuk tabel. 2. Keterampilan Komunikasi Tulisan Siswa dalam Membuat Pembahasan dengan Benar Keterampilan membuat pembahasan merupakan keterampilan untuk membahas hasil dan kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan berbagai sumber referensi antara apa yang didapat siswa dalam percobaan dengan apa yang ada di buku. Hasil analisis terhadap keterampilan komunikasi tulisan siswa dalam membuat pembahasan dengan benar disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Hasil Keterampilan Komunikasi Tulisan Siswa dalam Membuat Penbahasan dengan Benar 1. Siswa tidak membuat pembahasan 0 6 17,14 1 22 62,85 2. Siswa menuliskan sebagian pembahasan dan sesuai dengan konsep 3. Siswa menuliskan pembahasan lengkap dan sesuai dengan konsep 2 7 20 Berdasarkan hasil analisis Tabel 8 menunjukkan bahwa sebesar 20% siswa dapat membuat pembahasan dengan benar dan sesuai dengan konsep, sedangkan sebesar 17,14% siswa tidak membuat pembahasan. Menurut hasil wawancara dengan siswa yang tidak membuat pembahasan menyatakan bahwa siswa merasa bingung tentang apa yang hendak di bahas, tidak mengerti dengan hasil percobaan yang didapat sehingga beberapa siswa tidak menjawab pada bagian pembahasan. Disamping itu juga siswa tidak pernah dilatih membuat pembahasan dalam laporan, guru hanya meminta siswa menjawab pertanyaan pada praktikum yang biasa dilakukan. 8

Selanjutnya, hasil analisis data menunjukkan sebesar 62,85% (Tabel 8) siswa menuliskan pembahasan namun hanya sebagian. Berdasarkan analisis LKS siswa, terlihat bahwa sebagian besar siswa hanya menuliskan kembali data hasil percobaan bersama kesimpulan yang telah mereka dapat, namun tidak menuliskan konsep yang mendukung data hasil percobaan, serta tidak mengungkapkan alasan mengapa terjadinya endapan dengan membandingkan harga Qc yang telah mereka dapat dengan harga Ksp yang telah diketahui, sehingga dalam LKS tersebut siswa masih terlihat kurang dalam membuat pembahasan dengan benar dan lengkap. 3. Keterampilan Komunikasi Tulisan Siswa dalam Membuat Kesimpulan dengan Benar Keterampilan membuat kesimpulan merupakan keterampilan membuat jawaban yang sesuai dengan tujuan percobaan dan ditulis dalam kalimat yang sederhana. Hasil analisis terhadap keterampilan komunikasi tulisan siswa dalam kesimpulan dengan benar disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Hasil Keterampilan Komunikasi Tulisan Siswa dalam Membuat Kesimpulan dengan Benar 1. Siswa tidak membuat kesimpulan 0 8 22,85 1 27 77,14 2. Siswa menuliskan 1 atau 2 kesimpulan sesuai dengan tujuan praktikum 3. Siswa menuliskan 3 kesimpulan sesuai dengan tujuan praktikum 2 0 0 Hasil analisis data Tabel 9 menunjukkan bahwa sebesar 77,14% siswa dapat menuliskan sebagian kesimpulan sesuai dengan tujuan praktikum, sedangkan 22,85% siswa tidak membuat kesimpulan. Menurut hasil wawancara bahwa siswa merasa kesulitan dan tidak mengerti cara membuat kesimpulan dalam praktikum dengan benar dikarenakan selama ini tidak pernah diajarkan cara membuat kesimpulan. Hal ini menyebabkan siswa membuat kesimpulan berdasarkan dasar teori, ataupun menuliskan kembali tujuan pembelajaran. Selain itu, kesalahan yang ditulis siswa dalam membuat kesimpulan adalah kesimpulan yang siswa buat tidak lengkap dan kesimpulan tidak sesuai dengan tujuan percobaan. Dari hasil analisis kesimpulan yang dibuat oleh siswa terlihat bahwa siswa menuliskan teori yang ada di dalam dasar teori, walaupun begitu 9

siswa juga menuliskan 1 kesimpulan yang tepat. Selain itu beberapa siswa juga mengulang kembali kalimat yang ada pada tujuan praktikum, ini membuktikan bahwa siswa masih belum mengerti cara membuat kesimpulan dengan benar. 4. Keterampilan Komunikasi Tulisan Siswa dalam Membuat Saran Keterampilan membuat saran merupakan keterampilan memberi saran adalah merekomendasikan tindak lanjut untuk kegiatan praktikum selanjutnya. Saran bertujuan agar kegiatan praktikum pada pertemuan selanjutnya dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga kendala-kendala yang ditemukan pada praktikum sebelumnya dapat diatasi. Hasil analisis terhadap keterampilan komunikasi tulisan siswa dalam membuat saran disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Hasil Keterampilan Komunikasi Tulisan Siswa dalam Membuat Saran 1. Siswa tidak menuliskan saran 0 4 11,42 2. Siswa menuliskan saran 1 31 88,57 Hasil analisis data Tabel 10 menunjukkan bahwa sebesar 88,57% siswa menuliskan saran, sedangkan 11,42% siswa tidak menuliskan saran. Keterampilan komunikasi tulisan dalam menuliskan saran termasuk dalam kategori sangat baik dengan persentase sebesar 88,57%, ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah dapat menuliskan saran dengan benar. Berdasarkan analisis LKS terlihat bahwa siswa mampu dalam membuat saran dengan baik dan benar, terbukti bahwa sebagian besar siswa mengatakan bahwa bagian yang paling mudah dalam membuat laporan adalah menulis saran. Walaupun dalam pembelajaran praktikum kimia sebelumnya, guru SMA Negeri 9 tidak pernah meminta siswa untuk menuliskan saran. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data terhadap keterampilan komunikasi lisan dan tulisan siswa, serta hasil wawancara maka dapat disimpulkan bahwa: (1) keterampilan komunikasi lisan termasuk dalam kategori cukup baik dengan persentase sebesar 56,18%. (2) keterampilan komunikasi tulisan termasuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 61,06%. 10

Saran Adapun saran yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu (1) pembelajaran dengan metode praktikum dapat menjadi salah satu alternatif bagi guru dalam meningkatkan keterampilan komunikasi siswa. (2) Pembagian Lembar Kerja Siswa (LKS) dilakukan seminggu sebelum praktikum agar siswa menjadi lebih siap melakukan praktikum dan telah mempelajari LKS terlebih dahulu sehingga waktu yang digunakan saat pembelajaran menjadi lebih efisien. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:Bumi Aksara. Astuti, Peny Puji. (2012). Efektivitas Metode Bermain Peran (Role Play) Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Pada Anak. Jurnal Fakultas Psikologi. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan. Depdiknas. (2006). Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penelitian Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: Depdiknas. Dwiyanti, Gebi dan Siswaningsih, Wiwi. (2005). Keterampilan Proses Sains Siswa SMU Kelas II Pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Melalui Metode Praktikum. Bandung : FMIPA UPI. Nurhayati, Widya. (2012). Peningkatan Komunikasi Ilmiah Pembelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Tipe Think Talk Write. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Rohyami, Yuli. (2011). Panduan Penulisan Praktikum. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 11