BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan. kurikulum yakni dari CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), KBK (Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia khususnya dalam bidang pendidikan.

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahkluk belajar (learning human). Sejak lahir manusia. mengenal lingkungannya, memahami dirinya sendiri, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu wadah pembentukan sumber daya manusia agar berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian guru.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan metode pembelajaran yang kurang. Djamarah (2013:3) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Merupakan suatu kebutuhan dalam proses kehidupan. Majunya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. ke arah yang lebih baik. Menurut Tirtaraharja (2005: 37) Tujuan pendidikaan memuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar dan mengajar di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan terampil untuk melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas.

BAB I PENDAHULUAN. Jika pembelajaran melibatkan lebih dari satu model pembelajaran akan. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 1 di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. (RPP), pengelolaan kelas maupun hasil belajar siswa di kelas. Hal ini lah yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. menambah sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

belajarmengajar, misalnya menyediakan Infocus, peta konsep, laboratorium, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telah banyak yang dilakukan pemerintah, beberapa diantaranya dengan melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga. formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran di sekolah dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) tahun 2006 lalu, pendidik tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari pesert didik, digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini kemajuan IPTEK terus berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan pola dan urutan kegiatan guru dan siswa

I. PENDAHULUAN. Salah satu masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak dibicarakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, maka tidak salah jika pemerintah senantiasa mengusahakan untuk

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Guru berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswanya.

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan salah satu unsur dalam proses belajar mengajar yang bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan

BAB I PENDAHULUAN. proses interaksi antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan semakin mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak. Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan merupakan hal yang mutlak dipenuhi dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan, telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah, diantaranya ialah melakukan perbaikan dan pembaharuan kurikulum, peningkatan manajemen pendidikan, pembangunan sarana dan prasarana pendidikan serta peningkatan mutu dan kualitas pengajaran, dalam hal ini adalah guru. Walaupun kunci pokok keberhasilan proses belajar mengajar pada dasarnya pada seorang pendidik (guru) tetapi ini bukan berarti dalam proses belajar mengajar hanya guru yang aktif sedang peserta didik pasif. Akan tetapi proses belajar mengajar menuntut keaktifan kedua belah pihak yakni pihak pendidik dan peserta didik itu sendiri. Oleh karena itu dimulailah pembaharuan dalam pembelajaran yaitu dari teacher centered menjadi student centered. Hal tersebut ditujukan agara siswa lebih aktif dalam melakukan proses belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas sehingga hasil belajar diharapkan optimal. 1

2 Namun, selama ini dalam kegiatan belajar mengajar, tidak sedikit siswa yang mendapatkan nilai yang tidak sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah. Salah satu faktor yang menyebabkannya adalah pada umumnya guru masih menggunakan metode konvensional pada pelaksanaan pembelajaran. Pada pembelajaran secara konvensional guru mendominasi kegiatan pembelajaran sehingga menimbulkan ruang gerak yang terbatas bagi siswa. Siswa menjadi lebih pasif dan lebih banyak menunggu informasi informasi atau sajian dari guru. Selain itu, siswa yang menemukan kesulitan dalam materi pelajaran tersebut hanya bisa menyimpannya saja tanpa berusaha untuk menyelesaikannya. Fenomena seperti ini sering terjadi pada proses belajar mengajar, salah satunya adalah di SMA. SMA merupakan jenjang pendidikan menengah yang memiliki beberapa jurusan, diantaranya adalah jurusan IPS dimana salah satu mata pelajarannya akuntansi, yang mana akuntansi tidak hanya berisi teori-teori yang dapat dipelajari dengan membaca dan menghafal saja, tetapi didalamnya terdapat kegiatan pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan penyusunan laporan yang memerlukan ketelitian dan pemahaman yang baik serta kemampuan dalam menganalisis data. Dalam model pembelajaran konvensional yang diterapkan guru selama ini, metode pembelajaran yang dominan digunakan adalah ceramah dan demonstrasi. Penggunaan metode belajar tersebut menjadi tidak tepat jika tujuan pembelajaran yang diharapkan adalah siswa memiliki pemahaman yang kuat tentang materi yang disampaikan, teliti dan mampu menganalisa data-data akuntansi dengan baik. Kreativitas guru dalam menerapkan model pembelajaran yang bervariasi

3 sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai menjadi salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar. Kondisi ini juga terjadi di SMA Al-Hidayah Medan, berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan penulis dikelas XI IPS SMA Al-Hidayah Medan di peroleh keterangan hasil belajar sebagai berikut : Tabel 1.1 Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA AL Hidayah Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 No Test KKM Jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM % Jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM 1 Ulangan I 75 14 orang 28,57 35 orang 71,42 2 Ulangan II 75 18 orang 36,73 31 orang 63,26 3 Ulangan III 75 12 orang 24,48 37 orang 75,51 Jumlah 44 103 Rata-rata 15 orang 30,61 34 orang 69,38 Sumber : Daftar nilai akuntansi siswa kelas XI IPS SMA A-Hidayah Medan T.P 2012/2013 % Gambar 1.1 Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA AL Hidayah Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 % Tingkat Kelulusan 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Ulangan I Ulangan II Ulangan III Test Lulus tidak Lulus

4 Dari tabel dan grafik di atas dapat di lihat perbandingan tingkat kelulusan siswa pada hasil belajar akuntansi. Persentasi siswa yang tidak lulus lebih besar di banding dengan persentasi siswa yang lulus. Selain itu dari tabel diatas diketahui juga bahwa rata-rata siswa yang memperoleh nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) setelah mengikuti 3 kali test yaitu hanya 15 orang (30,61%) yang mencapai nilai KKM, sedangkan 34 orang (69,38%) memperoleh nilai di bawah KKM pada mata pelajaran akuntansi. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan guru bidang studi akuntansi di kelas XI IPS SMA Al- Hidayah Medan, bahwa materi yang sulit dipahami siswa adalah materi penyusunan laporan keuangan dibandingkan dengan materi-materi lainnya. Rendahnya hasil belajar siswa di sekolah tersebut di duga di pengaruhi oleh berbagai faktor seperti : kurangnya perhatian/aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar, rendahnya motivasi siswa, metode mengajar guru yang tidak sesuai dengan materi serta kelengkapan fasilitas sekolah. Namun dalam hal ini faktor dominan yang di duga penyebab rendahnya hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Al-Hidayah Medan adalah model pembelajaran yang digunakan guru bidang studi akuntansi di sekolah tersebut kurang efektif. Selain rendahnya hasil belajar akuntansi siswa disekolah tersebut, disisi lain terdapat kecenderungan bahwa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi di sekolah tersebut juga masih tergolong rendah. Hal ini diketahui dari observasi yang dilakukan penulis di Kelas XI IPS SMA Al-Hidayah Medan dan penjelasan guru mata pelajaran Akuntansi SMA Al-Hidayah Medan yaitu dalam proses pembelajaran siswa kurang memiliki keberanian dalam menyampaikan

5 pendapat, takut untuk bertanya jika mereka kurang mengerti penjelasan guru berkaitan dengan materi pelajaran, kurang memiliki kemampuan merumuskan gagasan sendiri sehingga siswa cenderung hanya menerima materi pelajaran dari guru saja. Atas kondisi ini menuntut adanya perbaikan dalam proses pembelajaran agar siswa lebih bisa lagi mengasah kreatifitasnya dan lebih aktif dalam belajar mengajar akuntansi sehingga siswa dapat memahami pelajaran akuntansi dengan cara yang lebih mudah, lebih cepat, lebih bermakna, efektif, dan menyenangkan bagi siswa. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru harus mampu mendesain terobosan terebosan pengajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa lebih kreatif dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Akuntansi. Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, diantaranya yaitu model pembelajaran Tipe Teams Games Tournamen, Student Facilitator and Explaining, Time Token, Accelerated Learning, dan Student Team Achievement Division (STAD). Dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk menerapkan model pembelajaran Student Team Achievement Division dikolaborasikan dengan Time Token. Alasan penulis tertarik untuk menerapkan model pembelajaran Student Team Achievement Division dikolaborasikan dengan Time Token adalah karena model pembelajaran STAD menekankan adanya interaksi antar siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam mengusai materi pelajaran guna mencapai hasil yang maksimal, Sebagaimana peneliti sebelumnya Sibarani (2009) dalam penelitian yang

6 berjudul Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IS 1 SMA Negeri 1 Laguboti, pada penelitian ini di kemukakan bahwa pembelajaran dengan model STAD mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat terjadi peningkatan pada siklus I hasil belajar dengan nilai rata-rata 66,28 sedangkan pada siklus II dengan rata-rata nilai hasil belajar 80,25. Kemudian kegiatan pembelajaran akan dikolaborasikan dengan model pembelajaran Time Token, model pembelajaran Time Token ialah salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan berbicara siswa, untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali, jadi apabila model pembelajaran Student Team Achievement Division dikolaborasikan dengan Time Token maka akan meningkatkan interaksi diantara siswa, saling memotivasi, saling membantu dalam menguasai materi pelajaran dan meningkatkan keterampilan berbicara siswa sehingga tercapai hasil belajar yang optimal. Melihat model pembelajaran STAD dan Time Token dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dan karena di SMA Al-Hidayah khususnya di Kelas XI IPS belum pernah di terapkan model pembelajaran STAD dan Time Token, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan dengan judul Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Student Team Achievement Division Dengan Time Token Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Al-Hidayah Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013.

7 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Mengapa aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Al- Hidayah Medan rendah T.P 2012/ 2013? 2. Bagaimanakah cara meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Al-Hidayah Medan T.P 2012/ 2013? 3. Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Al-Hidayah Medan T.P 2012/ 2013? 4. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Student Team Achievement Division dengan Time Token dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Al-Hidayah Medan T.P 2012/ 2013? 5. Apakah ada perbedaan yang signifikan positif dalam hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Al-Hidayah Medan T.P 2012/ 2013 antar siklus? 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Student Team Achievement Division dengan Time Token dapat meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Al-Hidayah Medan T.P 2012/ 2013?

8 2. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Student Team Achievement Division dengan Time Token dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Al-Hidayah Medan T.P 2012/ 2013? 3. Apakah ada perbedaan yang signifikan positif dalam hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Al-Hidayah Medan T.P 2012/ 2013 antar siklus? 1.4 Pemecahan Masalah Untuk memecahkan masalah diatas maka akan dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan model pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan adalah kolaborasi model pembelajaran Student Team Achievement Division dengan Time Token. Pemilihan model ini dilakukan karena teknik ini sesuai dengan masalah yang harus dipecahkan yaitu pembelajaran yang selama ini bersifat konvensional yang cenderung masih digunakan oleh guru. Dimana pembelajaran terfokus hanya pada guru yang mengajar sebagai sentral ilmu tanpa melibatkan dan merangsang aktivitas siswa. Kondisi ini akan menyebabkan pembelajaran terasa membosankan dan siswa kurang aktif dalam memberikan kontribusi, ide kreatif, dan pemikiran dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran STAD memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam mengusai kemampuan yang diajarkan guru. Dalam model pembelajaran ini siswa akan dibagi dalam beberapa kelompok. Jika para siswa ingin agar timnya mendapat penghargaan tim, mereka harus mendukung teman satu timnya untuk bisa melakukan yang terbaik, menunjukkan norma bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan. Para

9 siswa bekerja sama setelah guru menyampaikan materi pelajaran. Mereka boleh bekerja berpasangan dan membandingkan jawaban masing masing, mendiskusikan ketidaksesuaian dan saling membantu satu sama lain jika ada yang salah dalam memahami. Meski para siswa belajar bersama, mereka tidak boleh saling membantu dalam mengerjakan kuis. Tanggung jawab individual seperti ini memotivasi siswa untuk memberi penjelasan dengan baik satu sama lain, karena satu satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat semua anggota tim menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan. Model pembelajaran Time Token adalah model pembelajaran yang menggunakan kartu berbicara dimana siswa dibagi kedalam beberapa kelompok. Model ini dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan berbicara siswa, dan untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan. Kegiatan belajar dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Penerapan kolaborasi model pembelajaran STAD dengan Time Token menyiapkan siswa untuk saling memberikan motivasi kepada temannya satu tim dalam memecahkan masalah guna mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu Kolaborasi model pembelajaran STAD dengan Time Token ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas siswa, keterampilan berbicara siswa, menumbuhkan tanggung jawab dan kerja sama antar siswa.

10 Pada penerapan kolaborasi model pembelajaran STAD dengan Time Token siswa membentuk kelompok secara heterogen yang akan membahas materi dan lembar kerja yang diberikan guru sampai setiap angggota kelompok memahami materi yang dipelajari. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menguasai materi, maka guru memberikan kupon yang berisi pertanyaan dan waktu berbicara kepada siswa, siswa yang terpilih harus menjawab pertanyaan yang tertera pada kupon berdasarkan waktu yang tertera juga pada kupon. Dengan demikian terjadi hubungan timbal balik yang positif antara guru dan siswa guna mencapai tujuan bersama yaitu pembelajaran efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, maka pemecahan masalah dalam penelitian tindakan kelas dengan melalui penerapan kolaborasi model pembelajaran Student Team Achievement Division dengan Time Token diharapkan dapat meningkatkan Aktivitas dan Hasil belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Al-Hidayah Medan. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui peningkatan aktivitas belajar Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Al-Hidayah Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Student Team Achievement Division dengan Time Token.

11 2. Mengetahui peningkatan hasil belajar Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Al- Hidayah Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Student Team Achievement Division dengan Time Token. 3. Mengetahui perbedaan yang signifikan positif dalam hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Al-Hidayah Medan T.P 2012/ 2013 antar siklus 1.6 Manfaat Penelitian Pada hakekatnya penelitian memiliki manfaat baik secara langsung atau tidak langsung untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan kemampuan penulis dalam menggunakan model pembelajaran STAD dikolaborasikan dengan Time Token dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Akuntansi siswa di SMA Al Hidayah Medan. 2. Sebagai bahan masukan bagi phak sekolah khususnya bagi guru dalam menerapkan kolaborasi model pembelajaran Student Teams Achievment Division dengan Time Token dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi di SMA Al Hidayah Medan. 3. Sebagai bahan referensi sumbangan penulis bagi pihak yang melakukan penelitian sejenis.