PENERAPAN METODE AHP DALAM MENENTUKAN JALUR PENGOBATAN PADA PENDERITA WASIR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

PEMANFAATAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL

Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013:

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

PENGOLAHAN DATA PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Metode AHP

ANALISA PEMILIHAN APLIKASI BERITA BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

IMPLEMENTASI METODE AHP UNTUK REKOMENDASI TEMPAT KOST PADA APLIKASI KOST ONLINE

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA COUNTER NASA CELL SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas kata oikos dan

BAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP)

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah Pamella Swalayan 1. Jl. Kusumanegara

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PONDOK PESANTREN DI PURWOKERTO (STUDI KASUS : MAHASISWA STAIN PURWOKERTO)

Bab II Analytic Hierarchy Process

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Analisa Faktor Pendukung Pemilihan Obat Untuk Penderita Penyakit Hipertensi Dengan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

PENENTUAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI PT. SMS FINANCE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCY PROCESS)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP

Jurnal Pilar Nusa Mandiri Vol. 13, No. 2. September ISSN Sistem Pendukung Keputusan

METODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENDEKATAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN URUTAN PENGERJAAN PESANAN PELANGGAN (STUDI KASUS: PT TEMBAGA MULIA SEMANAN)

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

BAB II LANDASAN TEORI

Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Pendidikan Indonesia

Sistem pendukung keputusan pemilihan program studi pada perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN pada SMA N 16 Semarang

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN ROUTER MIKROTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (Analitycal Hierarchy Process)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP

P11 AHP. A. Sidiq P.

MEMILIH METODE ASSESMENT DALAM MATAKULIAH PENERBITAN DAN PEMROGRAMAN WEB MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB 3 METODE PENELITIAN

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analytic Hierarchy Process

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB III METODE KAJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBERIAN REWARD BERDASARKAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE AHP PADA PT. ANUGERAH PROTECINDO

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BANGUNAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PT. CIPTA NUANSA PRIMA TANGERANG

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENERAPAN METODE AHP DALAM MENENTUKAN JALUR PENGOBATAN PADA PENDETA WASIR Samudi STMIK Nusa Mandiri Jakarta Samudi345@gmail.com M. Zainur Ridho STMIK Nusa Mandiri Jakarta Ridho_mz@gmail.com ABSTRAK Terdapat berbagai jenis penyakit yang mengancam manusia. Penyakit ini boleh disebabkan oleh kuman, bakteria, virus, racun, kegagalan organ berfungsi, dan juga oleh penyakit keturunan, seperti hemoroid/ wasir. Berdasarkan pengamatan yang di lakukan pada pasien penyakit wasir, memperlihatkan bahwa masyarakat tidak tahu apa itu penyakit wasir, lalu ketidaktahuan dalam menentukan penanganan yang baik dalam mengobati wasir. Tujuan penelitian dapat menentukan penanganan yang baik dalam mengobati penyakit wasir. Kegiatan ini dilakukan di kota serang provinsi banten. Data dikumpulkan dari para pasien penderita wasir, dengan tehnik wawancara, dan metode AHP (Analytical Hierarchy Process),selanjutnya di analisis secara deskriptif. Perhitungan pada kriteria utama menunjukan bahwa kriteria tempat adalah yang paling penting bagi pasien penderita wasir dengan bobot 0.75 atau 7,5%, lalu kriteria jarak dengan nilai bobot 0.68 atau 6,8%, berikutnya kriteria harga dengan nilai bobot 0.04 atau 0,4%, kemudian kriteria fasilitas dengan nilai bobot 0.133 atau 13,3% dan terakhir kriteria pelayanan dengan nilai bobot 0.117 atau 11,7 %. Kata Kunci : Ahp (Analytical Hierarchy Process), wasir, hemoroid, deskriptif PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hal yang sangat penting agar manusia dapat bertahan hidup dan melakukan aktivitas. Pentingnya kesehatan ini mendorong pemerintah untuk mendirikan layanan kesehatan, agar masyarakat dapat mengakses kebutuhan kesehatan. Layanan kesehatan salah satu jenis layanan publik merupakan ujung tombak dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Pemerintah mendirikan lembaga kesehatan seperti Puskesmas, Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Umum Pusat. Lembaga kesehatan yang sering diakses oleh masyarakat adalah Puskesmas. Keterbatasan fasilitas yang ada pada puskesmas, membuat masyarakat memilih rumah sakit umum daerah menjadi rujukan untuk mengakses layanan kesehatan. Terdapat berbagai jenis penyakit yang mengancam manusia. Penyakit ini boleh disebabkan oleh kuman, bakteria, virus, racun, kegagalan organ berfungsi, dan juga oleh penyakit baka/keturunan, seperti hemoroid/ wasir Berdasarkan pengamatan yang di lakukan pada pasien penyakit hemoroid/ wasir, memperlihatkan bahwa masyarakat tidak tahu apa itu penyakit wasir, lalu ketidaktahuan dalam menentukan penanganan yang baik dalam mengobati wasir. Berbagai faktor yang terkait dengan timbulnya hemoroid/ wasir yaitu, Buang air besar dengan posisi jongkok yang terlalu lama, obesitas, diet rendah serat, umur, setelah melahirkan, dan seseorang yang harus berdiri, duduk lama, terlalu sering mengkonsumsi makanan pedas, atau mengangkat barang berat mempunyai faktor untuk terkena hemoroid/ wasir. Umur ratarata penderita hemoroid/ wasir antara 45-65 thn. Laki- laki dan perempuan mempunyai resiko yang sama. Resiko hemoroid/ wasir justru meningkat seiring bertambahnya usia, dimana usia puncak adalah 45-65 thn Model Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode AHP merupakan salah satu model untuk pengambilan keputusan yang dapat membantu kerangka berpikir manusia. Metode ini mula-mula dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 70-an. Dasar berpikirnya metode AHP adalah proses membentuk skor secara numerik untuk menyusun rangking setiap alternatif keputusan berbasis pada bagaimana sebaiknya alternatif itu dicocokkan dengan kriteria pembuat keputusan. AHP memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan. Salah satunya adalah dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami (Kusrini, 007), diantaranya adalah : 1. Membuat Hierarki. Penilaian kriteria dan alternatif 3. Synthesis of priority (menentukan prioritas) INF-557

4. Logical Consistency (konsistensi logis) Pada penderita hemoroid/ wasir umumnya sulit untuk duduk dan buang air besar karena terasa sakit apabila bibir anus atau sphinchter anus mendapat tekanan. Pada penderita hemoroid parah terkadang sulit diobati sehingga bisa diberi tindakan operasi pengangkatan wasir yang bisa memberi efek samping yang terkadang tidak baik. Oleh sebab itu wasir perlu diwaspadai dan ditangani dengan baik agar mudah diobati. Sehingga pemilihan judul penelitian yang akan penulis susun adalah PENERAPAN METODE AHP DALAM MENENTUKAN JALUR PENGOBATAN PADA PENDETA WASIR 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengindentifikasi masalah yang ada sebagai berikut: a. Pasien tidak tahu apa itu penyakit hemoroid / wasir. b. Ketidaktahuan pasien dalam menentukan penanganan yang baik untuk mengobati penyakit wasir c. Penelitian yang dilakukan pada penderita hemoroid/ wasir 1. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dan tujuan penelitian ini adalah: a. Pasien dapat memahami apa itu penyakit hemoroid / wasir b. Pasien mampu memahami dan mengetahui gejala hemoroid/ wasir sejak dini c. Pasien dapat mencegah dari penyakit hemoroid/ wasir. d. Pasien dapat menentukan penanganan yang baik dalam mengobati penyakit hemoroid/ wasir. 1.3. Ruang lingkup Secara garis besar ruang lingkup permasalahan yang dibahas pada penelitian ini dibatasi pada Objek yang di jadikan penelitian adalah para penderita penyakit hemoroid/wasir, Analisa pemilihan jalur pengobatan bagi penderita hemorid/ wasir, Penilaiaan Skala perbandingan pada jalur pengobatan kuesioner AHP berdasarkan presepsi 40 responden di wilayah klinik nusantara sama un bakrie, serang, banten dengan panduan yang telah disediakan. 1.4. HIPOTESIS H0: Di harapkan mendapat pengaruh positif antara peneliti dan masyarakat agar mempermudah pengobatan bagi penderita wasir H1: Tidak di harapkan mendapat pengaruh positif antara peneliti dan masyarakat agar mempermudah pengobatan bagi penderita wasir. BAHAN DAN METODE Ada empat tahapan dalam pelaksanaan yaitu tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap evaluasi dan pelaporan. 1. Tahap pra lapangan Penulis mengadakan survei pendahuluan yakni dengan mencari subjek sebagai nara sumber. Selama proses survei ini penulis melakukan pencarian dilapangan terhadap latar pembuatan skripsi, mencari data dan informasi tentang jalur pengobatan pada penderita wasir. Penulis juga menempuh upaya konfirmasi ilmiah melalui penelusuran literatur buku dan referensi pendukung penelitian atau jurnal. Pada tahap ini penulis melakukan penyusunan rancangan penelitian yang meliputi inti dari metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian.. Tahap pekerjaan lapangan Dalam pekerjaan lapangan ini penulis memasuki dan memahami latar penelitian dalam rangka pengumpulan data terhadap penelitian yang diambil. 3. Tahap analisis data Dalam tahapan analisis data, penulis melakukan serangkaian proses analisis data sampai pada interpretasi data- data yang telah diperoleh dari klinik nusantara yang berada di jalan sama un bakrie, serang, banten. Selain itu penulis juga menempuh proses triangulasi data yang diperbandingkan dengan teori kepustakaan. 4. Tahap evaluasi dan pelaporan Pada tahap keempat ini penulis melakukan pemeriksaan ulang dan koreksi terhadap proses analisa data yang telah dilakukan sebelumnya, untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin akan muncul pada saat pembuatan laporan. A. Instrumen penelitian. INF-558

Pada Prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat laporan dari pada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang paling rendah laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian. Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukuran yang baik. Alat- alat dalam penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian. (Sugiyono, 010) Maka Instrument penelitian yang digunakan penulis dalam skripsi ini adalah kuesioner yang dirancang dan dikembangkan dari teori yang dikemukakan oleh ahli. Kuesioner tersebut diisi oleh respondenresponden yang berada di Nusantara, sama un bakrie, serang, banten. Pengolahan data responden dan uji validitas di lakukan oleh penulis sendiri dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). B. Metode Pengumpulan Data, Populasi dan Sampel penelitian. a. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan faktor utama demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan alat apa yang di gunakan. Dalam pembuatan skripsi ini, penulis menggunakan empat metode pengumpulan data, yaitu angket (kuesioner), observasi, wawancara dan menggunakan bantuan software expert choice 000 untuk mendukung hasil yang di dapat. 1. Kuesioner (angket). Angket (kuesioner) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Hasil jawaban para responden akan menjadi data primer yang diolah penulis melalui analisis data.. Observasi Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan kuesioner) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai keadaan yang terjadi (situasi, kondisi). Penulis melakukan observasi untuk mempelajari perilaku manusia dan proses kerja, yang dilakukan oleh para responden. 3. Wawancara. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan Tanya jawab langsung antara penulis terhadap nara sumber atau responden. C. Populasi dan Sampel penelitian. Penulis menetapkan seluruh warga yang tinggal di sama un bakri, Serang timur sebagai populasi yang akan dijadikan subyek penelitian. Namun karena waktu penelitian yang terbatas dan jumlah biaya cukup besar untuk meneliti seluruh pasien yang tinggal di sekitar daerah tersebut, maka penulis menunjuk pasien yang ada di klinik nusantara, serang sebagai sampel yang mewakili populasi yang akan diteliti. Dengan adanya sampel ini maka penulis dapat menghemat waktu serta biaya untuk keperluan penelitian. D. Metode Analisis Data. Pada dasarnya, metode analisis data dalam AHP memiliki beberapa penyelesaian sebagai berikut: 1. Mendefisinikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan lalu, menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Menyusun hiraraki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas.. Menentukan Prioritas Elemen Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah dengan membuat perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk mempresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya. 3. Sintesis Pertimbangan- Pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disentesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal- hal yang dilakukan dalam langkah ini, adalah: a. Menjumlahkan nilai- nilai dari setiap kolom pada matriks. INF-559

b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks. c. Menjumlahkan nilai- nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata- rata. 4. Mengukur konsistensi Dalam pembuatan keputusan penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal- hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah: a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan seterusnya. b. Jumlahkan setiap baris. c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan. d. Jumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut λmaks. e. Hitung Consistency Index () dengan rumus: = (λmaks n ) / (n-1). Dimana : n= banyaknya elemen. f. Hitung Consistency Ratio (CR) dengan rumus: CR = / IR Dimana : CR = Consistency Ratio = Consistency Index IR = Indeks Random Consistency g. Memeriksa Konsistensi hierarki Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun jika ratio konsistensi ( /IR) kurang atau sama dengan 0,1. Maka hasil perhitungan dapat dinyatakan benar. Daftar index random konsistensi (IR) dapat dilihat dalam table dibawah ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan cara atau metode ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) untuk membantu menentukan hasil penelitian dan Menentukan Prioritas Elemen (Comparative Judgement) Setiap elemen dalam kriteria dan alternatif dibandingkan secara berpasangan untuk mendapatkan penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen dan dituliskan dalam bentuk perbandingan matriks berpasangan (pairwise comparison). Angka- angka yang akan di masukkan Tujuan Pengobatan Kriteria Tempat Jarak Harga Fasilitas Pelayanan Rumah sakit Puskesmas Penjelasan Sasaran yang ingin di capai oleh pihak klinik nusantara, serang, banten. Agar pasien mendapat penanggulangan dan pengobatan wasir secara aman dan tepat. Penjelasan Tempat yang disediakan berada di sekitar jl sama un bakrie, serang, banten. Yang berdekatan dengan warga sekitar dan apotik. Jarak yang di tempuh untuk menuju klinik relatif singkat sehingga mampu memberikan pengobatan secara cepat jika terjadi keadaan darurat Harga yang di sediakan untuk penderita wasir sangat terjangkau di banding tempattempat pengobatan lain Fasilitas yang di sediakan sangat memadai untuk melakukan pengobatan wasir secara intensif Pelayanan yang diberikan klinik nusantara sangat baik karena memberikan pengobatan wasir tanpa operasi dan jaminan uang kembali jika wasir tidak copot. Penjelasan Rumah sakit merupakan tempat yang di sediakan untuk menangani orang sakit Puskesmas ini merupakan pusat kesehatan masyarakat yang berada di sekitar masyarakat sekitar alternatif disini merupakan penanganan untuk penyakit- penyakit khusus karena memang untuk di khususkan agar tidak terjadi lonjakan pasien. dalam matriks perbandingan berpasangan diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh para responden. Dan bentuk kuesioner yang di bagikan kepada responden seperti di bawah ini: INF-560

Tabel Level 1: Perbandingan Kriteria Utama. Keterangan : 1: Sama pentingnya. 7: jauh lebih penting 3: sedikit lebih penting 9: mutlak lebih penting dari pada 5: lebih penting dari pada,4,6,8: Nilai antara dua perbandingan 1. Penilaian di lakukan dengan menggunakan bilangan ganjil, bila ada keraguan dalam perbandingan tingkat kepentingan antara faktor tersebut, maka dapat di atasi dengan jalan mengisi bilangan genap di antara dua bilangan ganjil di atas. Setelah data kuesioner yang di dapat dari 40 responden dan dikumpulkan, maka perlu di buat rata- rata untuk masing- masing elemen dan unsur untuk mengalikan semua unsur atau elemen matrik banding yang seletak kemudian di akar pangkatkan dengan banyaknya responden, sehingga di dapatkan tabel perhitungan rata- rata untuk masing- masing elemen, seperti tabel di bawah ini Tabel Perbandingan kriteria utama Tabel 3 Perbandingan alternatif berdasarkan Jarak Rumah Sakit Tabel 6 Perbandingan alternative berdasarkan Pelayanan 1.3. Sintesis (synthesis of priority) Setelah membuat matriks berpasangan, langkah selanjutnya adalah mengkalikan nilai vector eigen dengan matriks semula, lalu menghasilkan nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali dengan nilai vector yang bersangkutan hingga iterasi terakhir. Tempat Jarak Harga Nilai rata- rata Fasilitas hasil dari pembagian Pelayanan iterasi terakhir ini merupakan principal eigen value Tempat 1.000 1.809 maksimum.87 (ƛmaks) 1.341 pada, kriteria utama:.701 Jarak 0.553 1.000.153.597.066 Harga 0.437 0.464 1.000 7.0878 3.541 1.377 ƛmaks = 7.0878 : 5 = 5.4176 Fasilitas 0.746 0.385 0.8 1.000 1.59 Selanjutnya adalah mencari nilai rata- rata Pelayanan 0.370 0.484 0.76 0.654 1.000 hasil dari iterasi terakhir untuk mendapatkan value maksimum (ƛmaks) pada kriteria alternatif tempat : Rumah Sakit Puskesmas 1.3830 0.4497 3.0753 0.9444 : 0.3071 = 3.075 Rumah Sakit 1.000 1.581 1.63 0.7478 0.43 3.0748 Puskesmas 0.633 1.000 9.53 1.484 0.613 ƛmaks 0.674 = 9.53 : 3 = 3.0751 1.000 Puskesmas Tabel 4 Setelah nilai value maksimum (ƛmaks) di dapatkan Perbandingan alternatif berdasarkan pada kriteria alternatif tempat, maka berikutnya Harga mencari nilai value maksimum (ƛmaks) pada Rumah Sakit Puskesmas kriteria alternatif jarak, adalah Rumah Sakit 1.000 1.3358.4 0.4431 3.0146 1.590 Puskesmas 0.413 0.9536 1.000 : 0.3163 = 3.0148 1.756 = 9.0435 0.69 ƛmaks 0.569 = 9.0435 : 3= 3.0145 1.000 Tabel 5 Perbandingan alternatif berdasarkan 0.75 0.406 3.0141 Fasilitas Rumah Sakit 1.000.875 1.646 Puskesmas 0.348 1.000 1.950 0.608 0.513 1.000 Rumah Sakit Puskesmas Rumah Sakit 1.000.398 1.575 Puskesmas 0.417 1.000 1.476 0.635 0.678 1.000 INF-561

Selanjutnya mencari nilai value maksimum (ƛmaks) pada kriteria alternatif harga : 1.5384 0.4946 0.0003 0.8769 : 0.819 = 3.1106 ƛmaks= 6.09 : 3 =.0736 0.6951 0.35 3.1100 6.09 Berikutnya mencari nilai value maksimum (ƛmaks) pada kriteria alternatif fasilitas : 1.6164 0.508 3.1036 0.7749 : 0.497 = 3.1033 ƛmaks= 9.3101: 3 = 3.1033 0.715 0.96 3.103 9.3101 Dan terakhir mencari nilai value maksimum (ƛmaks) pada kriteria alternatif pelayanan : 1.513 0.494 3.0731 0.866 : 0.689 = 3.0740 ƛmaks= 9.199 : 3 = 3.0733 0.7335 0.387 3.078 9.199 4.4. Mengukur konsistensi (concistency) Pada tahap ini akan mencari (concistensy index) dan CR (Concistency rasio) yang akan menjadi tahap akhir hasil dari perhitungan di atas. Proses konsistensi akan di kerjakan sebanyak 6 kali, meliputi : 1. (concistensy index) dan CR (Concistency rasio) pada kriteria utama. (concistensy index) dan CR (Concistency rasio) pada alternatif tempat 3. (concistensy index) dan CR (Concistency rasio) pada alternatif jarak. 4. (concistensy index) dan CR (Concistency rasio) pada alternatif harga 5. (concistensy index) dan CR (Concistency rasio) pada alternatif fasilitas 6. (concistensy index) dan CR (Concistency rasio) pada alternatif pelayanan a. (concistensy index) dan CR (Concistency rasio) pada kriteria utama. Karena matriks berordo 5 (terdiri dari 5 kriteria ), maka nilai indeks konsistensi yang didapat adalah: = = = = 0.1044 5.4176 5 5-1 0.4176 4 CR = = = 0.0941 < 0.100 Karena CR < 0.100 berarti prefensi responden adalah Konsisten. Dari hasil perhitungan kriteria utama di atas menunjukan bahwa kriteria tempat adalah yang paling penting bagi pasien penderita wasir dengan bobot 0.75 atau 7,5%, selanjutnya adalah kriteria jarak dengan nilai bobot 0.68 atau 6,8%, berikutnya adalah kriteria harga dengan nilai bobot 0.04 atau 0,4%, kemudian adalah kriteria fasilitas dengan nilai bobot 0.133 atau 13,3% dan yang terakhir adalah kriteria pelayanan dengan nilai bobot 0.117 atau 11,7 %. b. (concistensy index) dan CR (Concistency rasio) pada kriteria tempat. Karena matriks kriteria tempat berordo 3 (terdiri dari 3 kriteria ), maka nilai indeks konsistensi yang didapat adalah: = CR = = = 0.0647 < 0.100 3 3.0751 3-1 0.1044 1.11 0.0375 0.0751 Karena CR < 0.100 berarti prefensi responden adalah Konsisten. Dari hasil perhitungan alternatif tempat di atas menunjukan bahwa diperoleh urutan prioritas rumah sakit yang menjadi prioritas pertama dengan nilai bobot 0.449 atau 44,9%, kemudian puskesmas menjadi prioritas ke- dengan nilai bobot 0.307 atau 30,7%, dan klinik alternatif menjadi prioritas ke-3 dengan nilai bobot 0.43 atau 4,3%. INF-56

c. (concistensy index) dan CR (Concistency rasio) pada alternatif jarak Karena matriks kriteria alternatif jarak berordo 3 (terdiri dari 3 kriteria ), maka nilai indeks konsistensi yang didapat adalah: = = m= = 0.007 3 0.0145 CR= = = 0.015 < 0.100 Karena CR < 0.100 berarti prefensi responden adalah Konsisten. Dari hasil perhitungan kriteria jarak di atas bahwa diperoleh urutan prioritas rumah sakit yang menjadi prioritas pertama dengan bobot 0.443 atau 44,3%, berikutnya puskesmas menjadi prioritas ke- dengan bobot 0.316 atau 31,6%, dan klinik alternative menjadi prioritas ke-3 dengan bobot 0.40 atau 4,0%. d. (concistensy index) dan CR (Concistency rasio) pada alternatif harga Karena matriks kriteria alternatif harga berordo 3 (terdiri dari 3 kriteria ), maka nilai indeks konsistensi yang didapat adalah: = = = = 0.0368 CR = = = 0.0634 < 0.100 0.007 3.0145.0736 3 3-1 0.0368 Karena CR <0.100 berarti prefensi responden adalah konsisten. Dari hasil perhitungan kriteria alternatif harga diatas didapatkan kriteria prioritas pertama adalah rumah sakit dengan nilai bobot 0.494 atau 49,4%, berikutnya pada prioritas ke- adalah puskesmas dengan nilai bobot 0.81 atau 8,1%, dan pada prioritas ke-3 adalah klinik alternatif dengan nilai bobot 0.3 atau,3%. e. (concistensy index) dan CR (Concistency rasio) pada alternatif fasilitas Karena matriks kriteria alternatif fasilitas berordo 3 (terdiri dari 3 kriteria ), maka nilai indeks konsistensi yang didapat adalah: = = = 0.0516 CR= = = 0.0889 < 0.100 Karena CR <0.100 berarti prefensi responden adalah konsisten. Dari hasil perhitungan kriteria alternatif fasilitas diatas didapatkan kriteria prioritas pertama adalah rumah sakit dengan nilai bobot 0.50 atau 5,0%, berikutnya pada prioritas ke- adalah puskesmas dengan nilai bobot 0.49 atau 4,9%, dan pada prioritas ke-3 adalah klinik alternatif dengan nilai bobot 0.9 atau,9%. f. (concistensy index) dan CR (Concistency rasio) pada alternatif pelayanan Karena matriks kriteria alternatif pelayanan berordo 3 (terdiri dari 3 kriteria ), maka nilai indeks konsistensi yang didapat adalah: = = = = 0.0366 CR= = = 0.0631 < 0.100 0.1033 0.964 0.0733 3.1033 3 3-1 0.0516 0.0366 3.0733 3 3-1 INF-563

Karena CR <0.100 berarti prefensi responden adalah konsisten. Dari hasil perhitungan kriteria alternatif pelayanan diatas didapatkan kriteria prioritas pertama adalah rumah sakit dengan nilai bobot 0.49 atau 49,%, berikutnya pada prioritas ke- adalah puskesmas dengan nilai bobot 0.68 atau 6,8%, dan pada prioritas ke-3 adalah klinik alternatif dengan nilai bobot 0.38 atau 3,8%. Ini hasil dalam bentuk aplikasi expert choice 000 dapat dilihat sebagai berikut: Gambar.kriteria utama Gambar 3. alternatif tempat Gambar 4. alternatif jarak Gambar 5. alternatif harga Gambar 6. alternatif fasilitas Gambar 7. alternatif pelayanan PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang telah penulis lakukan, maka di peroleh kesimpulan sebagai berikut: a. Metode yang digunakan dalam menentukan jalur pengobatan pada penderita wasir klinik nusantara serang banten adalah Analytical Hierarchy Process. b. Sampel yang diperoleh berdasarkan dari empat puluh pasien penderita wasir klinik nusantara, serang, banten. c. Kriteria utama pengolahan data yang digunakan ada lima, yaitu: tempat, jarak, harga, fasilitas dan pelayanan, sedangkan alternatif pengolahan data yang digunakan itu ada tiga, yaitu: Rumah sakit, Puskesmas, dan alternatif. d. Hasil yang di dapat dari pengolahan data dan analisa data responden, adalah sebagai berikut: 1. Kriteria tempat memiliki bobot prioritas tertinggi yaitu 31,3%. Kriteria jarak memiliki bobot prioritas kedua yaitu 6,0% 3. Kriteria harga memiliki bobot prioritas ketiga yaitu 19,4% 4. Kriteria fasilitas memiliki bobot prioritas keempat yaitu 1,6% 5. Kriteria pelayanan memiliki bobot prioritas kelima yaitu 10,6% Saran yang dapat penulis sampaikan terkait dengan hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Responden harus memiliki jawaban yang independen dalam mengisi kuesioner agar dapat memberikan penilaian yang tetap atau konsisten, serta untuk menghindari inkonsistensi yang lebih tinggi. b. Perlu diadakan penelitian yang serupa atau sama secara berkala untuk mengetahui perubahan peningkatan kebijakan dalam hasil yang didapatkan. c. Atribut kriteria dan alternatif dalam penelitian ini dapat dimodifikasi serta dikembangkan untuk perkembangan yang lebih baik. INF-564

d. Penelitian ini dapat digunakan untuk bidang penelitian lain selama masih menerapkan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). UCAPAN TEMA KASIH Terima kasih kepada orang tua, kerabat, teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu sehingga penelitian ini selesai dilakukan. REFERENSI Antoni Yohanes., 011. Jurnal Dinamika Teknik, Vol.V, No. juli 011 yang berjudul Penentuan Strategi Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan Di PT.Sms Finance Menggunakan Metode AHP (ANALYTICAL HIERARCY PROCESS Eko Darwanto. Dkk., 014. Jurnal SIMETS, Vol 5 No 1 April 014, ISSN: 5-4983, yang berjudul Penerapan Metode AHP (ANALYTICAL HIERARCY PROCESS) Untuk Menentukan Kualitas Gula Tumbu. httpjurnal.umk.ac.idindex.phpsimetarticledow nload139144.pdf. Indriyati., 011. Jurnal Masyarakat Informatika, Vol 3, No.5, ISSN 086-4930, yang berjudul Aplikasi AHP Untuk Penilaian Kinerja Dosen. httpeprints.undip.ac.id39469.pdf. Sugiyono, 010. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, bandung, alfabeta. Moleong.J Lexy, 007. Metodologi Penelitian Kuantitatif ( Edisi Revisi ). 007, bandung. Dian diniyati & San Afri Awang., 010 Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan Vol. 7 No., Agustus 010 : 19 143 yang berjudul KEBIJAKAN PENENTUAN BENTUK INSENTIF PENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT WILAYAH GUNUNG SAWAL, AMIS DENGAN METODA AHP. Yance Sonatha & Meri Azmi., 010. Jurnal Poli Rekayasa, Vol., No. maret 010, ISSN: 1858-3709, yang berjudul Penerapan Metode AHP (ANALYTICAL HIERARCY PROCESS) dalam Menentukan Mahasiswa Berprestasi. httpojs.polinpdg.ac.idindex.phpjprarticleview 133115.pdf. INF-565