WALIKOTA TASIKMALAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR :32 TAHUN 2011

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 7 TAHUN 2014

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 86 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2017

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 30 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2011

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR AUDIT INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 9 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI MALUKU TENGGARA

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 121 TAHUN 2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KOTA BLITAR

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI BANDUNG BARAT

BEKASI : E SERI ... APARAT. yang. berdaya. guna, dan. Pemerint. tah (APIP) Pengawa. APlP yang. diperlukan. Kotamadya.

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA PROBOLINGGO

PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2017 TENT ANG

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 104 TAHUN 2017

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 55 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman.

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

NOMOR : 15 TAHUN 2010

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 39 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2011

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 21 SERI E

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

- 1 - WALIKOTA GORONTALO,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Nomor 61 Berita Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2010 WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 61 TAHUN 2010

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

TENTANG WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 118 TAHUN 2016

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KOTA BANJAR TAHUN 2012

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

Transkripsi:

WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 20 Tahun 2009 Lampiran : - TENTANG PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menciptakan tata kelola Pemerintahan yang baik sehingga mencapai sasaran dan berhasil guna, dipandang perlu adanya pengawasan internal yang profesioal dan proporsioanal dalam penyelenggaraan Pemerintah di Kota Tasikmalaya; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas, maka pengaturannya perlu dituangkan dalam Peraturan Walikota Tasikmalaya; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Tasikmalaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4117); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4750 ); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4890); 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1997 tentang Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat di lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawasan Pemerintah;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pejabat Pengawas Pemerintah; 19. Peraturan Menteri Negara Pedayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Internal Pemerintah; 20. Peraturan Menteri Negara Pedayagunaan Aparatur Negara Nomor PER05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Internal Pemerintah; 21. Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Tasikmalaya (Lembaran Daerah Kota Tasikmalaya Tahun 2008 Nomor 83); 22. Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Tasikmalaya Tahun 2008 Nomor 92); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses dan kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. 2. Pemerintah daerah adalah Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kota Tasikmalaya. 3. Perangkat daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan, dan kelurahan. 4. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pelaksana urusan pemerintahan di daerah. 5. Inspektorat adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggungjawab langsung kepada Walikota Tasikmalaya. 6. Aparat Inspektorat adalah seluruh pegawai yang ditugaskan pada Inspektorat Kota Tasikmalaya. 7. Aparat Pengawasan Inspektorat terdiri dari Pejabat Pengawas Pemerintah, Pejabat Fungsional Auditor, Pegawai Negeri Sipil yang diperankan menjadi pemeriksa pada Inspektorat Kota Tasikmalaya; 8. Pejabat Pengawas Pemerintah adalah orang yang karena jabatannya melaksanakan tugas pengawasan atas penyelenggaraan

pemerintahan daerah untuk dan atas nama Menteri Dalam Negeri atau Kepala Daerah. 9. Jabatan Fungsional Auditor adalah Jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang. 10. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektifitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah. 11. Audit kinerja/operasional/reguler adalah audit atas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah yang terdiri atas audit aspek ekonomi, efisiensi, dan audit aspek efektifitas. 12. Audit investigatif/audit untuk Tujuan Tertentu adalah proses mencari, menemukan, dan mengumpulkan bukti secara sistematis yang bertujuan mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu perbuatan dan pelakunya guna dilakukan tindakan hukum selanjutnya. 13. Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan. 14. Pembinaan adalah upaya teknis yang dilaksanakan aparat pengawasan internal pemerintah Kota Tasikmalaya dalam bentuk pembenahan dan pelatihan personil pada OPD yang menyangkut pengelolaan operasional dalam rangka penerapan tugas pokok dan fungsi OPD yang bersangkutan; 15. Monitoring adalah kegiatan mengamati, mengawasi keadaan dan pelaksanaan di tingkat lapang yang secara terus menerus atau berkala disetiap tingkatan atas program sesuai rencana. 16. Evaluasi adalah proses kegiatan penilaian kebijakan daerah, akuntabilitas kinerja daerah atau program dan kegiatan pemerintahan daerah untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan daerah. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Maksud dibentuknya Peraturan Walikota ini adalah untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel dalam melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan. (2) Tujuan dibentuknya Peraturan Walikota ini adalah memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

BAB III RUANG LINGKUP Pasal 3 (1) Ruang lingkup Peraturan Walikota ini meliputi seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Organisasi Perangkat Daerah yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tasikmalaya, yang terdiri atas : a. Pengawasan Intern, antara lain : 1) Audit Kinerja; 2) Audit Bersama (Joint Audit); 3) Audit Investigatif; 4) Reviu Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah; 5) Evaluasi; 6) Pemantauan; 7) Kegiatan Pengawasan lainnya. b. Aparat Pengawas Inspektorat; c. Kode Etik dan Standar Audit d. Manajemen Pengawasan, antara lain : 1) Perencanaan Pengawasan 2) Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan e. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana Operasional Pengawasan f. Pembinaan Internal Aparat Pengawasan (2) Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya dilaksanakan oleh Inspektorat Kota Tasikmalaya. BAB IV PENGAWASAN INTERN Bagian Kesatu Audit Kinerja Pasal 4 (1) Audit Kinerja terdiri dari : a. Audit Kinerja terhadap Pelaksanaan Urusan Pemerintahan Daerah; b. Audit Kinerja terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah; c. Audit Kinerja terhadap Pengelolaan Barang Milik Daerah; d. Audit Kinerja terhadap Pengelolaan Kepegawaian; e. Audit Kinerja terhadap Pengelolaan Metode Kerja; (2) Pelaksanaan Audit Kinerja dilakukan oleh Tim Audit terdiri dari : a. Pengendali Mutu; b. Pengendali Teknis; c. Ketua Tim; d. Anggota Tim. (3) Pengisian tim Audit dilaksanakan berdasarkan kualifikasi pendidikan sertifikasi fungsional yang bersangkutan.

(4) Dalam hal tidak terpenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (3) dapat diisi berdasarkan tugas pemeranan oleh pejabat struktural dan pelaksana. (5) Secara fungsional Inspektur Kota Tasikmalaya sebagai Pengendali Mutu. (6) Pengendali Teknis, Ketua Tim dan Anggota Tim adalah Aparat Pengawasan Inspektorat yang diperintahkan oleh Inspektur Kota Tasikmalaya. (7) Tahapan Audit Kinerja terdiri dari : a. Survey/Audit Pendahuluan; b. Pengujian/Evaluasi atas Sistem Pengendalian Manajemen; c. Audit Lanjutan/Rinci (8) Pelaksanaan teknis Audit Kinerja selanjutnya akan diatur dalam Pedoman Teknis Audit Kinerja yang dituangkan dalam Peraturan Inspektur. Bagian Kedua Audit Bersama (Joint Audit) Pasal 5 (1) Audit Bersama (Joint Audit) dilaksanakan bersama dengan unsur Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Lainnya atas dasar permintaan Instansi Pemerintah yang terkait. (2) Susunan tim audit dan pelaksanaan Audit Bersama (Joint Audit) berpedoman pada ketentuan yang dikeluarkan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang bersangkutan. Bagian Ketiga Audit Investigatif Pasal 6 (1) Pelaksanaan Audit Investigatif dilakukan oleh Tim Audit Investigatif yang terdiri dari : a. Penanggung Jawab; b. Supervisor; c. Ketua Tim; d. Anggota Tim; e. Perangkat Lain yang mendukung pelaksanaan Audit Investigatif (2) Sumber informasi audit investigatif terdiri dari : a. pengaduan masyarakat b. media massa c. pengembangan hasil audit kinerja maupun audit lainnya d. permintaan instansi penegak hukum serta permintaan instansi lainnya (3) Penanggung Jawab sebagaimana dimaksud ayat (1) diperankan oleh Inspektur Kota Tasikmalaya. (4) Supervisor, Ketua dan Anggota Tim Audit Investigatif sebagaimana dimaksud ayat (1) diperankan oleh Aparat Pengawasan Inspektorat Kota Tasikmalaya berdasarkan perintah Inspektur Kota Tasikmalaya. (5) Tahapan Audit Investigatif terdiri dari : a. Perencanaan; b. Supervisi; c. Pengumpulan dan Pengujian Bukti;

d. Dokumentasi. (6) Pelaksanaan teknis Audit Investigatif akan diatur dalam Pedoman Teknis Audit Investigatif yang dituangkan dalam Peraturan Inspektur. Bagian Keempat Reviu Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pasal 7 (1) Ruang lingkup reviu atas laporan keuangan pemerintah daerah meliputi penilaian terbatas terhadap keandalan sistem pengendalian intern dan kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan. (2) Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan pemerintah daerah dilakukan oleh Tim Reviu yang terdiri dari : a. Penanggung Jawab; b. Ketua Tim; c. Anggota Tim; d. Perangkat Lain yang mendukung pelaksanaan reviu atas laporan keuangan pemerintah daerah. (3) Penanggung Jawab sebagaimana dimaksud ayat (2) diperankan oleh Inspektur Kota Tasikmalaya. (4) Ketua dan Anggota Tim sebagaimana dimaksud ayat (2) diperankan oleh Aparat Pengawasan Inspektorat Kota Tasikmalaya dan atau Aparat Pengawasan Internal Pemerintah Lainnya berdasarkan perintah Inspektur Kota Tasikmalaya. (5) Laporan keuangan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas : a. Laporan Realisasi Anggaran; b. Neraca; c. Laporan Arus Kas dan; d. Catatan Atas Laporan Keuangan; (6) Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut : a. Perencanaan; b. Pelaksanaan; c. Pelaporan; (7) Pelaksanaan teknis Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah selanjutnya akan diatur dalam Pedoman Teknis Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang dituangkan dalam Peraturan Inspektur. Bagian Kelima Evaluasi Pasal 8 (1) Ruang lingkup evaluasi meliputi proses penilaian terhadap : a. Kebijakan Daerah; b. Akuntabilitas Kinerja Daerah; c. Program dan kegiatan pemerintahan daerah untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan daerah (2) Pelaksanaan evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan oleh Tim Evaluasi yang terdiri dari : a. Penanggung Jawab; b. Ketua Tim; c. Anggota Tim; d. Perangkat Lain yang mendukung pelaksanaan evaluasi.

(3) Penanggung Jawab sebagaimana dimaksud ayat (2) diperankan oleh Inspektur Kota Tasikmalaya. (4) Ketua dan Anggota Tim sebagaimana dimaksud ayat (2) diperankan oleh Aparat Pengawasan Inspektorat Kota Tasikmalaya dan atau Aparat Pengawasan Internal Pemerintah Lainnya berdasarkan perintah Inspektur Kota Tasikmalaya. (5) Evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (2) dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut : a. Perencanaan; b. Pelaksanaan; c. Pelaporan; (6) Pelaksanaan Evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (2) selanjutnya akan diatur dalam Pedoman Teknis Evaluasi yang dituangkan dalam Peraturan Inspektur. Bagian Keenam Pemantauan Pasal 9 (1) Ruang lingkup Pemantauan meliputi proses kegiatan terdiri dari : a. Pelaksanaan Urusan Pemerintahan Daerah; b. Pengelolaan Keuangan Daerah; c. Pengelolaan Barang Milik Daerah; d. Pengelolaan Kepegawaian; e. Pelaksanaan Metode Kerja; (2) Pelaksanaan Pemantauan dilakukan oleh Tim Pemantauan terdiri dari : a. Penanggung Jawab; b. Ketua Tim; c. Anggota Tim; d. Perangkat Lain yang mendukung pelaksanaan Pemantauan. (3) Penanggung Jawab sebagaimana dimaksud ayat (2) diperankan oleh Inspektur Kota Tasikmalaya. (4) Ketua dan Anggota Tim sebagaimana dimaksud ayat (2) diperankan oleh Aparat Pengawasan Inspektorat Kota Tasikmalaya berdasarkan perintah Inspektur Kota Tasikmalaya. (5) Pemantauan sebagaimana dimaksud ayat (2) dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut : a. Perencanaan; b. Pelaksanaan; c. Pelaporan; (6) Pelaksanaan Pemantauan sebagaimana dimaksud ayat (2) selanjutnya akan diatur dalam Pedoman Teknis Pemantauan yang dituangkan dalam Peraturan Inspektur. Bagian Ketujuh Kegiatan Pengawasan Lainnya Pasal 10 (1) Kegiatan Pengawasan Lainnya sebagaimana dimaksud Pasal 4 merupakan kegiatan yang dilaksanakan Inspektorat Kota Tasikmalaya dalam rangka menunjang pelaksanaan pengawasan intern.

(2) Ruang lingkup Kegiatan Pengawasan Lainnya terdiri dari : a. Program dan Kegiatan Non Urusan Inspektorat Kota Tasikmalaya; b. Program dan Kegiatan Urusan Inspektorat Kota Tasikmalaya diluar pelaksanaan Jenis Pengawasan Audit, Reviu, Evaluasi dan Pemantauan ; c. Pembinaan Personil intern dan atau ekstern yang terkait dengan Pengawasan dan Pengelolaan urusan, keuangan, barang milik daerah, kepegawaian, dan metode kerja di Lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya; d. Program dan Kegiatan lainnya yang memiliki substansi yang sama sebagai dimaksud ayat (1) e. Pemantauan Tindak Lanjut dan Pemutakhiran Data hasil Pemeriksaan Aparat PemeriksaEkstern. (3) Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan Lainnya sebagaimana dimaksud ayat (1) selanjutnya akan diatur dalam Pedoman Teknis Kegiatan Pengawasan Lainnya yang dituangkan dalam Peraturan Inspektur. BAB V APARAT PENGAWAS INSPEKTORAT Pasal 11 (1) Pengawasan sebagaimana dimaksud dengan Pasal 3 ayat (2) dilaksanakan oleh Pejabat Pengawas Pemerintah dan atau Pejabat Fungsional Auditor dan atau PNS yang diberikan tugas sebagai aparat pengawasan pada Inspektorat Kota Tasikmalaya yang telah memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor dan atau Pejabat Pengawas Pemerintah. (2) Syarat kompetensi keahlian sebagai auditor dan atau Pejabat Pengawas Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan program sertifikasi. (3) Kebijakan yang berkaitan dengan program sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh instansi pembina jabatan fungsional sesuai peraturan perundang-undangan. (4) Bagi aparat pengawasan yang belum memenuhi syarat kompetensi sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan kewenangan terbatas untuk melakukan pengawasan dan pembinaan dengan status diperbantukan dalam tim dan tidak diperkenankan untuk mengeluarkan pertimbangan dan atau pendapat profesional yang menyangkut pengawasan. BAB VI KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT Pasal 12 (1) Aparat pengawasan dalam melaksanakan tugasnya harus independen dan obyektif. (2) Aparat Pengawasan wajib mematuhi kode etik dan standar audit yang berlaku. (3) Kode etik dimaksud ayat (2) bagi Pejabat Fungsional Auditor dan atau Pejabat Struktural dan atau Pelaksana yang diproyeksikan

menjadi Pejabat Fungsional Auditor mengacu pada kode etik Pejabat Fungsional Auditor yang berlaku. (4) Kode etik dimaksud ayat (2) bagi Pejabat Pengawas Pemerintah dan atau Pejabat Struktural dan atau Pelaksana yang diproyeksikan menjadi Pejabat Pengawas Pemerintah mengacu pada kode etik Pejabat Pengawas Pemerintah yang berlaku. (5) Dalam pelaksanaan audit aparat pengawas wajib berpedoman pada Standar Audit. (6) Standar Audit sebagaimana dimaksud ayat (5) menggunakan Standar Audit Aparat Pengawas Inter Pemerintah. (7) Aparat Pengawas dilarang menerima gratifikasi dari pihak auditi dalam rangka pelaksanaan pengawasan. BAB VII MANAJEMEN PENGAWASAN Bagian Kesatu Perencanaan Pengawasan Pasal 13 (1) Inspektorat menyusun kebijakan pengawasan tahunan dalam rangka penjabaran rencana strategis Inspektorat. (2) Dalam rangka penjabaran kebijakan pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1) Inspektur menyusun perencanan yang dituangkan kedalam Program Kerja Pengawasan Tahunan dan Perencanaan Non Program Kerja Pengawasan Tahunan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (3) Perencanaan pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (1) huruf a angka 1, 2, 4, 5, 6 dan 7 dituangkan ke dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan. (4) Perencanaan pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (1) huruf a angka 3 dituangkan ke dalam perencanaan Non Program Kerja Pengawasan Tahunan. Bagian Kedua Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Pasal 14 (1) Inspektur menyampaikan setiap hasil pelaksanaan pengawasan kepada Pimpinan auditi. (2) Secara berkala Inspektur wajib menyampaikan laporan ikhtisar hasil pengawasan kepada Walikota dengan tembusan kepada Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara. (3) Untuk menjaga mutu hasil pengawasan aparat pengawasan Inspektorat, secara berkala dilaksanakan telaahan sejawat oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

Pasal 15 (1) Pimpinan auditi wajib melaksanakan tindak lanjut hasil pengawasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (2) Inspektorat Kota Tasikmalaya melakukan pemantauan dan pemutakhiran terhadap tindak lanjut hasil pengawasan Pasal 16 Wakil Walikota mengkoordinasikan pelaksanan pemutakhiran data tindak lanjut dan ekspos hasil pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah sekurang-kurangnya 2 (dua) kali setahun. BAB VIII PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA OPERASIONAL PENGAWASAN Pasal 17 (1) Inspektorat disediakan dana untuk membiayai operasional sesuai kebutuhan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tasikmalaya dan atau sumber dana lain yang sah sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara maksimal sesuai ketentuan yang berlaku. (2) Dengan mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi, kepada Aparat Inspektorat dapat diberikan Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (3) Inspektorat perlu ditunjang dengan peralatan kerja yang memadai sesuai dengan bidang tugasnya sehingga mampu memberikan hasil pengawasan secara efektif.

BAB IX PEMBINAAN INTERNAL APARAT PENGAWASAN Pasal 18 Inspektorat wajib memfasilitasi pengembangan kualitas sumber daya manusia dan pembinaan personil aparat pengawasan sesuai ketentuan yang berlaku. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Tasikmalaya. Ditetapkan di Tasikmalaya pada tanggal 15 Juli 2009 WALIKOTA TASIKMALAYA, ttd H. SYARIF HIDAYAT Diundangkan di Tasikmalaya pada tanggal 16 Juli 2009 SEKRETARIS DAERAH KOTA TASIKMALAYA, ttd Drs. H. TIO INDRA SETIADI BERITA DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2009 NOMOR 259