BAB IV TAHU MERCON SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI DOMPET DHUAFA SEMARANG DALAM PENDAYAGUNAAN ZAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV EFEKTIVITAS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT DI BAZ KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DALAM PROGRAM PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU. kesejahteraan masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, yaitu kurang dari $ USA. Pada awal tahun 1997

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius

BAB IV PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA SEMARANG UNTUK PENGEMBANGAN USAHA MIKRO. A. Program Pelaksanaan BAZNAS Kota Semarang dala Pendayagunaan

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN

BAB IV. Berbasis Masjid (KUM3) oleh Baitulmaal Mualmalat (BMM) Jakarta di. Dalam pendistribusian dana sosial produktif di Surabaya dilakukan

BAB IV STRATEGI MANAJEMEN BAZ KOTA MOJOKERTO DALAM MENJAGA LOYALIYAS MUZAKKI< A. Urgensi Loyalitas Muzakki> Pada BAZ Kota Mojokerto

Tempat Tanggal Lahir : Ponorogo, 05 Juni 1995

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT NAHDLATUL ULAMA DAN PENGELOLAAN DANA TERHADAP KEBERHASILAN PENGELOLAAN LAZISNU KOTA SURABAYA

BAB IV PROFIL LEMBAGA, PEROLEHAN ZAKAT PENDISTRIBUSIANNYA PADA FAKIR MISKIN DAN ANALISA. Lembaga Amil Zakat (LAZ) Masjid Nurul Huda merupakan lembaga

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN

BAB VI PENUTUP. kesimpulan mengenai strategi Baitul Maal Al-Muthi in dalam menggalang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi

TAHU JELETOT PELUANG USAHA MAKANAN RINGAN MODAL KECIL

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang begitu pesat membuat perusahaan harus mampu mengelola sumber. politik, lingkungan sekitar dan kondisi ekonomi makro.

PERTEMUAN 9 MUHAMMAD WADUD

BAB I PENDAHULUAN. 1 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h.5

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF LAZ DOMPET DHUAFA PADA PROGRAM SOCIAL TRUST FUND (STF) DI SURABAYA

BAB V AKSI MEWUJUDKAN KEMBALI HARAPAN MASYARAKAT NELAYAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam

BAB VI PENUTUP. 1. Pengelolaan zakat mal di BAZIS desa Slumbung dan LAZ Desa Bedug.

PERENCANAAN KEUANGAN. Swiss Confederation. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia

BAB V KESIMPULAN. setelah seseorang divasektomi maka untuk selanjutnya ia tidak lagi dapat

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dengan harta gerak dengan jaminan sistem gadai sehingga bank ini pada

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pendidikan juga bergerak dalam bidang perekonomian. Sesuai dengan tujuan

Strategi Mensiasati HUTANG

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENDISTRIBUSIAN DAN PENDAYAGUNAAN ZAKAT

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. oleh Bangsa Indonesia. Pada satu sisi pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan

BAB IV ANALISIS EFEKTIFITAS PROGRAM MODAL BERGULIR BAZNAS DEMAK DALAM MENINGKATKAN EKONOMI MUSTAHIK KELURAHAN MANGUNJIWAN

BERITA RESMI. Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Profil Penerima Manfaat BUMI di Sukabumi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

III. OBJEK DAN METEDOLOGI PENELITIAN. salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri Kerupuk. PD Tenda Biru

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PERAN KOSPIN JASA SYARIAH CABANG PEMALANG DALAM MENGEMBANGKAN USAHA MIKRO KECIL (UMK) MELALUI

BAB VII CERITA AKHIR PENDAMPINGAN. kuncinya yakni dibutuhkan kerjasama dan saling tolong-menolong antara satu

MEMANFAATKAN JASA PEGADAIAN

Rahasia Manajemen Masjid Jogokaryan Yogyakarta

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA RAPAT ANGGOTA TAHUNAN (RAT) KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPN) KANTOR GUBERNUR TAHUN BUKU

BAB I PENDAHULUAN. harta dan dilarang untuk memubazirkan dan menyia-nyiakannya, karena

Draft Interview ( Daftar Wawancara)

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, hal ini diperkuat dengan diterbitkannya Undang-Undang No.38 Tahun 1999

BAB VI DINAMIKA PROSES MERENCANAKAN TINDAKAN DAN AKSI PERUBAHAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat menciptakan peluang usaha yang besar. Soto Pak Sipit mulai ramai pengunjung.

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

BAB I PENDAHULUAN. penelitian ini adalah usaha mikro. Lokasi penelitian terpilih adalah Kota. fakta ini tergambar dalam tabel berikut: Tabel 1.

MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN ZAKAT DI DOMPET PEDULI UMMAT-DAARUT TAUHIID (DPU-DT) CABANG SEMARANG

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pemberdayaan Zakat oleh BAZNAS dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di. KabupatenTulungagung

BAB 1 PENDAHULUAN. berimprovisasi dan berinovasi dalam mempertahankan para pelanggannya.

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE

Oleh: Elfrida Situmorang

BAB IV ANALISIS PEMBERDAYAAN KOMUNITAS USAHA MIKRO MUAMALAT BERBASIS MASJID di KJKS KUM3 "Rahmat" Surabaya

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG

Seri Berkoperasi: MENGUBAH MINDSET PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN BISNIS ISLAMI DALAM KEBERLANGSUNGAN BISNIS WIRAUSAHA MUSLIMAH ETNIS ARAB

BAB I PENDAHULUAN. dengan ekonomi dan sosial yang baik tanpa bergantung kepada orang lain.

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA UNIT PENGUMPUL ZAKAT. BAB I KETENTUAN

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peluang Bisnis Rumahan Dengan Jasa Penitipan Anak

BAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Akad Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS-BMT Ummat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH (ZIS)

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROPOSAL USAHA ROTI GORENG BIDANG KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN

BAB III PENYAJIAN DATA. A.Sistem Pengelolaan Zakat pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau

Motif Kerja Wanita Sebagai Karyawan Lepas Pabrik Tembakau PT GMIT Klompangan Kecamatan Ajung Kabupaten Jember

LUMPIA L.A ( LUMPIA LUAR ANGKASA )

LAMPIRAN. berdasarkan 5 dimensi Orientasi Kewirausahaan Lumpkin & Dess (1996). Inovasi

BAB IV EVALUASI NON PERFORMING FINANCING (NPF) PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN TAHUN 2008/2010

Makalah. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ketrampilan. Dosen Pengampu: DRA. Y. Flori Setiarini, M.Pd.

maka terbentuklah komunitas pendidikan baca Al-qur an sebagai media

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF DI LAZIS IPHI JATENG. A. Analisis Pengelolaan Zakat Produktif di LAZIS IPHI Jateng

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

NAMA PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN DAN PENGEMBANGAN SDM ANAK YATIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBIAYAAN BAZ KOTA MOJOKERTO TERHADAP USAHA PESERTA PUSYAR

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 38,4 juta jiwa (18,2%) yang terdistribusi 14,5% di perkotaan dan 21,1% di

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

LAMPIRAN KUISIONER. akan kami gunakan untuk penelitian tentang IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK ENTREPRENEURIAL BERDASARKAN TEORI 10 D BYGRAVE PADA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENDISTRIBUSIAN ZAKAT UNTUK HOME INDUSTRI DI PT. BPRS DAYA ARTHA MENTARI BANGIL

BAB 10 Membeli Rumah

Transkripsi:

BAB IV TAHU MERCON SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI DOMPET DHUAFA SEMARANG DALAM PENDAYAGUNAAN ZAKAT A. Analisis Peran Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa melalui Program Tahu Mercon di Semarang Program Tahu Mercon di Semarang yang dibentuk sekaligus dibina oleh LAZ Dompet Dhuafa dalam rangka untuk mengatasi permasalahan ekonomi masyarakat kurang mampu. Program Tahu Mercon yang dibentuk oleh Dompet Dhuafa Semarang merupakan jenis pendayagunaan dana zakat produktif, dengan memberikan modal serta pelatihan usaha Tahu Mercon. Sedangkan modal yang diberikan oleh Dompet Dhuafa Jateng dalam program Tahu Mercon ini berupa fasilitas gerobak, peralatan untuk menggoreng, dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat tahu mercon. Pendayagunaan zakat yang dilakukan Dompet Dhuafa Cabang Semarang tergolong pendayagunaan zakat produktif kreatif. Sebab zakat diberikan berupa permodalan guna membuka usaha kecil. Menurut hemat penulis, pemberian modal seperti dalam bentuk fasilitas-fasilitas yang telah dijelaskan diatas memiliki keuntungan tersendiri yaitu untuk menghindari penyalahgunaan modal usaha. Dengan pemberian modal tersebut, maka akan 97

meningkatkan kemampuan yang dimiliki mustahik dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Dana yang diberikan kepada mustahik tidak semata-mata dikelola sendiri oleh mustahik akan tetapi tetap melibatkan LAZ Dompet Dhuafa melalui pembinaan, pendampingan dan agenda lainnya. Pemberian modal usaha berupa fasilitas-fasilitas tersebut diberikan kepada mustahik tanpa adanya pengembalian, karena pada dasarnya dana zakat adalah sepenuhnya diberikan kepada mustahik. Jika pemberian modal berupa fasilitas tersebut jika dirupiahkan maka setara dengan uang sebesar Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah). Pemberian modal kepada mustahik tanpa adanya pengembalian merupakan cara penyaluran dana zakat yang tepat. Sehingga tidak ada beban bagi mustahik untuk mengembalikan modal yang telah diberikan LAZ Dompet Dhuafa. Meskipun hanya usaha kecil namun dampak dari pemberian modal tersebut berdampak positif bagi para mustahik yang ingin menjalankan usaha. Manfaat zakat pun tidak hanya dirasakan secara konsumtif saja melainkan juga bisa dikembangkan secara produktif. Dengan adanya program Pemberdayaan Ekonomi Tahu Mercon ini mampu membuka lapangan pekerjaan baru bagi mereka yang pengangguran, juga bisa memberikan harapan bagi para mustahik untuk menggapai mimpi yang terhalang karena faktor ekonomi. Tercetusnya program Tahu Mercon Dompet Dhuafa Semarang karena adanya masalah perekonomian yang dialami oleh masyarakat di Semarang. Sehingga Dompet Dhuafa Semarang 98

berinisiatif untuk memperdayakan masyarakat ekonomi lemah namun memiliki semangat juang yang tinggi untuk berwirausaha. Begitupun dengan program pemberdayaan yang bersifat ekonomi yang dimiliki Dompet Dhuafa Semarang lainnya, seperti: program Kelompok Dusun Jamur, Tenda Bangkit yang memiliki alasan dan tujuan yang sama, yaitu agar dapat membantu mustahik keluar dari masalah perekonomian. Peran Dompet Dhuafa dalam pemberdayaan melalui Program Tahu Mercon adalah sebagai berikut: 1 1. Perencanaan Setiap program yang dijalankan oleh Lembaga Amil Zakat tidak lepas dari perencanaan, karena perencanaan dapat mempengaruhi hasil yang didapat dari sebuah program, dengan adanya perencanaan suatu program tidak hanya menemukan tujuan, namun juga jalan untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini pula yang dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Semarang dalam program Tahu Mercon yaitu diawali dengan perencanaan yang matang, karena Dompet Dhuafa Semarang berharap agar program Tahu Mercon yang dijalankan benar-benar mampu membantu kaum dhuafa. 1 Wawancara dengan Umami (Bagian Program) pada tanggal 21 November 2016 pukul 14.30 WIB 99

Tahu Mercon merupakan salah satu program yang dimiliki oleh Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Semarang, Tahu Mercon termasuk dalam program pemberdayaan ekonomi individu yang berada di wilayah kota Semarang. Program Tahu Mercon ini diawali dengan adanya pengajuan pinjaman modal usaha yang oleh salah satu warga di Semarang yang ingin membuka usaha kecil. Dan setelah dilakukan survey akhirnya Dompet Dhuafa bersedia memberikan modal usaha yang sifatnya hibah. Dalam hal ini Dompet Dhuafa membeli franchise Tahu Mercon sebanyak lima gerobak. Kemudian mencari sasaran yang tepat siapa yang akan menerima manfaat pemberdayaan ekonomi melalui Program Tahu Mercon. Apabila ada mustahik yang mendaftarkan diri dalam program tersebut maka Dompet Dhuafa akan melakukan seleksi terhadap mustahik dengan persyaratan yang telah ditentukan. Apabila mustahik tersebut lolos seleksi makan akan menuju tahab berikutnya yaitu mengikuti pelatihan. 2. Pelatihan Pelatihan merupakan proses mengajarkan keahlian atau keterampilan pada mustahik baru atau yang ada sekarang, memberikan pengajaran keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka. 100

Pemberian pelatihan ini diberikan kepada mustahik setelah lolos seleksi yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa Semarang. Pelatihan tersebut bertujuan untuk mengembangkan keahlian sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Selain itu pelatihan juga bermanfaat bagi mustahik karena dapat menambah keahlian dan pengalaman, dan mengurangi tingkat pengawasan terhadap mustahik karena telah dibekali keahlian-keahlian tersebut sehingga mustahik mampu melakukan pekerjaannya dengan mandiri. Dalam pelatihan ini mustahik dibekali ilmu bagaimana cara meracik bumbu, membuat adonan dan menggoreng tahu mercon. Pelatihan ini dilakukan diperusahaan tahu mercon dan dilatih oleh pengusaha tahu mrcon. Pelatihan tersebut diberikan sebelum mustahik memulai menjalankan usaha Tahu Mercon.Sehingga dengan pelatihan tersebut mustahik mampu untuk menjalankan usaha kecil tahu mercon secara mandiri. 3. Pengguliran Dana Dana yang disalurkan oleh Dompet Dhuafa pada program Tahu Mercon ini tidak berupa uang tunai melainkan peralatan yang diperlukan saat berjualan tahu mercon, hal ini agar dana yang tersalurkan benar-benar tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh penerima manfaat 101

program Tahu Mercon. Masing-masing mustahik menerima gerobak, peralatan untuk menggoreng serta bahan-bahan yang dibutuhkan dalam berjualan tahu mercon seperti tahu, tepung, minyak goreng dan lain sebagainya. Pemberian bahan-bahan tersebut diberikan kepada mustahik secara gratis dihari pertama berjualan tahu mercon. Kemudian penghasilan yang diperoleh mustahik pada hari tersebut digunakan untuk membeli bahan-bahan yang dibutuhkan untuk berjualan pada hari selanjutnya. Apabila pada bulan pertama mustahik belum mendapat keuntungan dari hasil jualannya karena kurang pengalaman dalam berwirausaha, maka Dompet Dhuafa memberi gaji sebesar Rp 30.000 per hari kepada mustahik. Pemberian gaji tersebut berlangsung selama satu atau dua bulan pertama sejak menerima manfaat program. Pemberian gaji tersebut bertujuan untuk membantu mustahik agar bisa berjualan dihari berikutnya. Dana yang diberikan oleh Dompet Dhuafa adalah dana hibah. Oleh karena itu, para mustahik tidak perlu mengembalikan dana kepada Dompet Dhuafa melainkan keuntungan yang telah didapat menjadi milik mustahik untuk tambahan biaya hidup, dan sebagian lagi ditabung untuk biaya operasional. 4. Pengawasan Peran Dompet Dhuafa dalam pelaksanaan program Tahu Mercon ini adalah sebagai fasilitator yakni Dompet Dhuafa hanya mendampingi dan mengawasi para mustahik dalam 102

pelaksanaan program Tahu Mercon tersebut jika terdapat permasalahan atau kesulitan dalam melaksanakannya. maka permasalahan tersebut akan segera ditangani oleh pendamping program atau dibahas saat pertemuan rutin setiap dua bulan sekali di kantor Dompet Dhuafa. Pada pertemuan rutin bulanan yang diadakan Dompet Dhuafa Semarang tidak hanya membahas tentang permasalahan yang dihadapi para mustahik, tetapi para mustahik juga dibekali dengan tausiyah yang berisi tentang ketaatan kepada Allah, nilainilai kesabaran, keikhlasan dalam menjalani hidup juga tentang nilai-nilai ibadah hamba kepada Tuhan-Nya. B. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat program Tahu Mercon di Semarang Dalam melaksanakan sebuah program tentunya tidak lepas dari faktor-faktor yang mendukung suatu program agar dapat terus berjalan serta faktor-faktor yang menghambat berjalannya program yang dapat mengakibatkan program tersebut tidak berjalan dengan lancar atau bahkan tidak dapat diteruskan karena tidak menemukan solusi untuk menghadapi hambatan tersebut. Begitu juga dengan Dompet Dhuafa Semarang dalam menjalankan program Tahu Mercon tentu tidak lepas dari faktor-faktor yang mendukung serta faktor-faktor yang menghambatnya. Adapun faktor-faktor yang mendukung dan menghambat program Pemberdayaan Ekonomi Tahu Mercon adalah sebagai berikut: 103

1. Faktor yang mendukung a. Semangat para mustahik penerima manfaat Tahu Mercon dalam berwirausaha. Semagat para mustahik merupakan faktor utama yang mendukung pemberdayaan ekonomi melalui program Tahu Mercon ini. Karena pada hakikatnya pemberdayaan masyarakat adalah untuk memperkuat kemampuan agar masyarakat semakin mandiri. Selain itu mustahik juga sangat komunikatif dalam permasalahan yang dihadapi selama berjualan tahu mercon. Semangat para mustahik pun mempengaruhi semangat Dompet Dhuafa Semarang untuk terus membantu dan mengusahakan yang terbaik bagi para penerima manfaat. Sampai saat ini Dompet Dhuafa terus mencari mustahik yang memiliki semangat berusaha yang tinggi namun tidak memiliki modal usaha. Dengan pemberian modal usaha tersebut mampu membantu meningkatkan ekonomi mustahik bahkan yang awalnya sebagai mustahik mampu menjadi muzakki. b. Adanya pendampingan oleh Dompet Dhuafa Semarang dengan mengadakan pertemuan rutin tiap dua bulan sekali untuk memompa semangat anggota penerima manfaat Tahu Mercon. Saat pertemuan rutin Dompet Dhuafa menghadirkan narasumber untuk memberikan motivasi agar lebih semangat untuk berwirausaha serta tips-tips bagaimana cara menjadi wirausaha yang sukses. Karena dalam dunia usaha ada 104

kalanya ramai dan ada kalanya sepi, sehingga harus siap mental dan tetap gigih menjalankan usaha ini. Selain itu juga mustahik dibekali ilmu keagamaan dengan menghadirkan ustadz atau mubaligh untuk memperdalam ilmu agama mereka. Juga diberikan tausiyah yang berisi tentang ketaatan kepada Allah, nilai-nilai kesabaran, keikhlasan dalam menjalani hidup. c. Minat masyarakat terhadap jajanan Tahu mercon cukup tinggi sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk berjualan Tahu Mercon. Terkadang mustahik mampu menjual 200 tahu mercon dalam jangka waktu kurang dari lima jam. Para konsumen pun tidak hanya berasal dari wilayah disekitar tempat berjualan mustahik akan tetapi dari beberapa wilayah yang cukup jauh dari mustahik. Selain itu juga ada konsumen yang kebetulan lewat depan outlet mustahik yang kemudian mampir untuk membeli tahu mercon. 2. Faktor yang menghambat a. Kurangnya pengetahuan SDM (Sumber Daya Manusia) dalam bidang wirausaha. Lemahnya sumber daya manusia dalam pengetahuannya terhadap usaha tahu mercon membuat Dompet Dhuafa melakukan kerja sama dengan pengusaha tahu mercon. Pengusaha tersebut memberikan pembinaan dan pelatihan kepada mustahik bagaimana cara berwirausaha yang baik. Sehingga permasalahan yang dihadapi anggota kelompok dalam berwirausaha dapat diselesaikan. 105

b. Kurangnya SDM dalam mengawasi pelaksanaan program Pemberdayaan Ekonomi Tahu mercon. Sehingga permasalahan-permasalahan yang dihadapi mustahik pada saat berjualan tahu mercon tidak dapat diatasi dengan cepat. Penyelesaian masalah-masalah tersebut harus menunggu saat pertemuan rutin tiap dua bulan sekali. Kurangnya pengawasan tersebut juga dapat menurunkan semangat berwirausaha mustahik, sehingga mustahik membuka lapak sekehendaknya sendiri (tidak rutin membuka lapak) dan hal itu dapat mempengaruhi penghasilan yang akan diperoleh mustahik. c. Sebagian mustahik penerima manfaat Tahu Mercon kurang memiliki kemampuan dalam berwirausaha. Rendahnya pengetahuan dan pengalaman mustahik dalam dunia usaha dapat mempersulit mustahik dalam menjalankan usaha tahu mercon. Karena tanpa ilmu pengetahuan dan pengalaman kemungkinan akan mengalami kegagalan dalam berusaha atau tidak mendapatkan hasil yang maksimal. Sehingga Dompet Dhuafa perlu memberikan pelatihan dan pembekalan bagaimana cara memulai usaha dan menjalankan usaha yang baik. Akan tetapi jika setelah dibekali ilmu pengetahuan dan keahlian dalam berusaha mustaahik masih tidak bisa menjalan usahanya maka pemberian modal usaha tersebut akan ditarik kembali dan diganti dengan zakat yang bersifat konsumtif. 106

C. Manfaat yang dirasakan Mustahik melalui Program Tahu Mercon Program Tahu Mercon yang dimiliki Dompet Dhuafa Semarang merupakan program pemberdayaan ekonomi individu yang berada di kota Semarang. Pemberdayaan ekonomi melalui program Tahu Mercon ini bertujuan untuk menggerakkan perekonomian mustahik secara mandiri, meningkatkan perekonomian mustahik serta mengubah masyarakat di wilayah perkotaan Semarang yang tadinya mustahik menjadi muzakki. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang dicapai oleh Dompet Dhuafa Semarang dalam melaksanakan progam pemberdayaan ekonomi Tahu Mercon selama ini dapat dilihat dari manfaat yang dirasakan oleh mustahik. Apakah program yang telah dilaksanakan oleh Dompet Dhuafa Semarang dapat meningkatkan pendapatan mustahik atau tidak, maka penulis mengumpulkan data dan melakukan survey dengan pihak yang terkait dalam progam pemberdayaan ekonomi melalui Program Tahu Mercon. Hasil survey yang dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa penerima manfaat Program Tahu Mercon mengalami peningkatan ekonomi. Hal ini dibuktikan dengan penghasilan yang diperoleh mustahik selama menjalankan usaha Tahu Mercon. Pendapatan rata-rata yang diperoleh mustahik sekitar antara Rp 3.750.000,- sampai Rp 5.625.000,- per bulan. Pendapatan tersebut merupakan pendapatan kotor, bila dihitung pendapatan bersih yang 107

diperoleh maka rata-rata penghasilan mustahik berkisar antara Rp 1.650.000,- sampai Rp 2.500.000,- per bulan. Seperti Ibu Sri Ning Rahayu dari Pamularsih dihari pertama membuka usaha Tahu Mercon beliau mampu menjual 200 tahu dalam waktu empat jam. Pembeli kebanyakan berasal dari pengguna jalan yang mampir ketika melihat outlet Tahu Mercon. Pada hari biasa Ibu Sri Ning Rahayu hanya mengambil 100 sampai 150 tahu dari pemasok. Sedangkan pada hari tertentu seperti bulan Ramadhan Ibu Sri Ning Rahayu mengambil tahu lebih banyak. Ketika Ramadhan Ibu Sri Ning Rahayu mampu menjual 200 sampai 300 tahu mercon. Penghasilan rata-rata yang diperoleh Ibu Sri Ning Rahayu dari usaha tahu merconnya berkisar Rp 1.600.000,- per bulan. Sebelum Ibu Sri Ning Rahayu membuka usaha Tahu Mercon beliau bekerja serabutan seperti menjadi tukang bersih-bersih di rumah tetangganya dan menjadi tukang ojek syariah yang hanya mengantarkan penumpang wanita. 2 Banyak manfaat yang dirasakan oleh Ibu Sri Ning Rahayu dari program Tahu Mercon ini. Selain keinginannya untuk membuka usaha terwujud beliau juga merasakan beberapa manfaat yaitu adanya peningkatan ekonomi keluarga dari penghasilan tetap yang diperoleh tiap bulannya, karena sebelum membuka usaha Tahu Mercon Ibu Ning hanya mengandalkan kerja serabutan yang belum pasti penghasilannya dan kurang mencukupi kebutuhannya. 2 Wawancara dengan Ibu Sri Ning Rahayu (penerima manfaat Program Tahu Mercon) pada tanggal 2 Mei 2017 pukul 16.15 WIB 108

Semenjak mendapat modal usaha Tahu Mercon dari Dompet Dhuafa Ibu Ning mampu menyekolahkan anaknya di SD IT Bina Amal 1 dari penghasilan yang diperolehnya. Karena sebelum memperoleh modal usaha Tahu Mercon beliau masih dibantu oleh mantan kakak iparnya untuk membayar biaya pendidikan anaknya. Sehingga pada saat ini Ibu Ning telah mampu mencukupi kebutuhan keluarga secara mandiri. Selain Ibu Sri Ning Rahayu ada lagi penerima manfaat Program Tahu Mercon dari Dompet Dhuafa yaitu Ibu Sulastri. Beliau mengajukan permohonan modal usaha karena permasalahan ekonomi yang dialaminya. Sebelum Ibu Sulastri menerima modal usaha dari Dompet Dhuafa beliau sempat bekerja di Pabrik selama enam tahun. Akan tetapi Ibu Sulastri mengundurkan diri dari pekerjaannya karena harus mengurus orang tuanya yang sedang sakit strok. Sehingga Ibu Sulastri terpaksa meniggalkan pekerjaannya demi berbakti kepada orang tuanya. Perekonomian keluarga Ibu Sulastri pun mengalami penurunan karena penghasilan suaminya kurang mencukupi kebutuhan keluarga dan ditambah lagi biaya pengobatan orang tuanya yang sedang sakit. Sehingga Ibu Sulastri harus berhutang kesana kemari untuk menutup kekurangan biaya hidupnya. Kemudian Ibu Sulastri bekerja sebagai tukang bersih-bersih di rumah tetengganya kurang lebih tiga tahun, akan tetapi penghasilan yang diperolehnya masih belum mencukupi kebutuhannya serta membayar hutanghutangnya. 109

Satu minggu setelah Ibu Sulastri mengajukan permohonan modal usaha beliau langsung mulai membuka usahanya. Selain mendapat modal usaha Ibu Sulastri juga mendapat bantuan dana dari Dompet Dhuafa untuk melunasi hutang-hutang beliau. Sehingga Ibu Sulastri dapat terbebas dari hutang yang melilitnya. Penghasilan yang diperoleh Ibu Sulastri dari usahanya berkisar Rp 1.800.000 per bulan. Dalam sehari Ibu Sulastri mampu menjual 100 sampai 200 tahu. Pada saat bulan Ramadhan permintaan konsumen meningkat dari hari-hari biasanya. Saat bulan Ramadhan Ibu Sulastri mampu menjual tahu mercon hingga 300 biji per hari. Saat ini Ibu Sulastri tinggal di Telogosari akan tetapi beliau membuka outlet di daerah Manyaran, karena sudah mempunyai banyak pelanggan di sana. Sebelum Ibu Sulastri tinggal di Telogosari beliau tinggal di Manyaran, sehingga beliau tetap membuka outletnya di Manyaran. Ibu Sulastri menganggap jika outletnya pindah maka harus mencari pelanggan baru dan pelanggan yang lama pun akan kesulitan mencari outlet beliau. 3 Program pemberdayaan ekonomi tersebut memiliki manfaat yang cukup besar bagi mustahik. Ibu Sulastri pun merasakan manfaat dari program tersebut. Adapun manfaat yang diperoleh Ibu Sulastri antara lain, Ibu Sulastri mampu memperbaiki ekonomi keluarganya yang sempat menurun, dan tidak harus bekerja serabutan yang belum pasti penghasilan setiap bulannya. 3 Wawancara dengan Ibu Sulastri (penerima manfaat Program Tahu Mercon) pada tanggal 7 Mei 2017 pukul 16.30 WIB 110

Selain itu juga Ibu Sulastri bisa menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk bersedekah. Karena pada hakikatnya harta yang kita miliki adalah titipan dari yang Maha Kuasa dan di dalam harta tersebut terdapat hak orang lain yang membutuhkan. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa program pemberdayaan ekonomi Tahu Mercon memiliki banyak manfaat bagi mustahik antara lain: 1. Mewujudkan keinginan mustahik untuk membuka usaha 2. Membuka lapangan pekerjaan baru bagi yang menganggur 3. Mampu meningkatkan ekonomi keluarga mustahik 4. Mengubah mustahik menjadi muzakki Meskipun penghasilan yang diperoleh mustahik belum begitu besar akan tetapi mampu meningkatkan ekonomi mustahik. Hal ini tidak luput dari peran Dompet Dhuafa yang telah membimbing dan mengarahkan mustahik. Adapun penghasilan yang diperoleh mustahik dari program Tahu Mercon adalah sebagai berikut: Tabel Penghasilan Mustahik Tabel 4.3.1 NO NAMA ALAMAT 1 Sri Ning Rahayu 2 Sulastri 3 Rusmiyati Jl. Pamularsih IV no. 117 Jl. Telogo Biru V no.4 Telogosari Jl. Petek Kp. Bedas Kebon Semarang Utara PENGHASILAN PER BULAN Rp 1.600.000 Rp 1.800.000,- Rp 1.550.000,- 111

Jl. Bulustalan 3B 4 Adi Wibowo Rp 1.650.000,- RT 7 RW 1 Sumber: wawancara dengan mustahik penerima manfaat Tahu Mercon Dari tabel penghasilan mustahik di atas terjadi perbedaan perolehan penghasilan. Hal itu disebabkan karena perbedaan harga jual tahu mercon per bijinya. Ada yang menjual seharga Rp 1.500,- dan ada yang menjual dengan harga Rp 1.250,- per biji. Selain itu juga karena perbedaan kemasan yang digunakan untuk mengemas tahu mercon. Sebagian mustahik ada yang menggunakan plastik sebagai kemasannya dan sebagian yang lain ada yang menggunakan kardus sehingga terjadi perbedaan biaya pengeluaran yang akhirnya mempengaruhi perolehan laba. Perbedaan penghasilan tersebut amatlah wajar dalam dunia usaha. Karena perbedaan jumlah pelanggan yang dimiliki mustahik juga dapat mempengaruhi hal tersebut serta tempat yang strategis dalam pemasaran. Pada intinya pemberdayaan ekonomi mustahik melalui program Tahu Mercon ini memberikan manfaat yang cukup besar bagi mustahik, sehingga mampu meningkatkan ekonomi mustahik. 112