2015 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERHADAP KEPEDULIAN SOSIAL DI KALANGAN SISWA SMA.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS.

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

I. PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran dalam dunia pendidikan merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

I. PENDAHULUAN. generasi muda untuk mempunyai jiwa kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari belum mengerti sampai mengerti agar lebih maju dan handal dalam

I. PENDAHULUAN. pemerintahannya juga mengalami banyak kemajuan. Salah satunya mengenai. demokrasi yang menjadi idaman dari masyarakat Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indri Cahyani

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan degradasi moral. Mulai dari tidak menghargai diri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. dan olahraga; (9) Keterampilan/kejuruan dan; (10) Muatan lokal.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 tahun 2003 menyatakan,

BAB I PENDAHULUAN. penyebab gagalnya penanaman nilai dan moral pada siswa dan generasi. muda pada umumnya. Menurunnya moralitas, pejabat yang korup,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nana Sutarna, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya, adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang berkembang semakin cepat. Masalah pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

I. PENDAHULUAN. sosial. Interaksi sosial yaitu hubungan antar individu dengan individu lainnya atau

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi semakin menyuguhkan dinamika perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin

Gerakan Nasional Revolusi Mental

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bertujuan agar pendidikan tidak hanya membentuk insan manusia yang pintar namun juga berkepribadian, sehingga nantinya akan lahir generasi muda yang tumbuh dan berkembang dengan kepribadian yang dilandasi nilai-nilai luhur Agama dan Pancasila. Tujuan ini di tegaskan lagi dalam Instruksi Presiden No. 1 tahun 2010 dengan penambahan unsur karakter kebangsaan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Instruksi Presiden ini antara lain didasarkan pada penilaian bahwa di Negara kita terjadi penurunan nilai-nilai moral, sehingga menipiskan karakter bangsa. Di tengah-tengah pemikiran atas terjadinya degradasi moral ini, di Negara kita akhir-akhir ini sering terjadi bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia, yang dapat berakibat pada lebih menurunnya karakter bangsa, terutama aspek kepedulian sosial. Kepedulian sosial dikalangan pelajar di negara kita makin kelihatan jelas dalam peristiwa tawuran. Pendidikan dewasa ini hampir kehilangan keberadaannya sebagai suatu proses yang mengantarkan setiap siswa menjadi manusia seutuhnya. Manusia yang secara pribadi dapat memerankan dirinya ditengah-tengah kehidupan masyarakat sebagai problem solver. Pendidikan IPS mempunyai peran penting dalam membangun identitas nasional untuk menjadikan warga negara yang kreatif, mampu memecahkan masalah diri dan lingkungannya, serta menjadi warga negara yang baik dan bermoral. Di tengah iklim globalisasi, pendidikan IPS diperlukan baik sebagai penopang identitas nasional, maupun problem solver masalah-masalah lokal, regional, nasional, dan global. Sejalan dengan pendapat Soemantri (2001:215) bahwa Pendidikan IPS mempunyai tujuan untuk mewujudkan pendidikan lanjutan bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora dan ikut mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik, lebih lanjut Marianti (2012:85) dalam disertasinya menyatakan bahwa kompetensi dan tujuan

2 pembelajaran IPS adalah mengantarkan, membimbing, dan mengembangkan potensi siswa agar menjadi warganegara dan juga warga dunia yang baik.... IPS di tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para siswa sebagai warga negara yang mempunyai pengetahuan (knowlodge), keterampilan (skill), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat dijadikan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial dan kemampuan mengambil keputusan serta berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik (Sapriya, 2009:12). Tidak dipungkiri pendidikan IPS mempunyai fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian bangsa, kualitas manusia dan masyarakat Indonesia umumnya, namun sampai saat ini keberhasilan pendidikan IPS dalam mengembangkan nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara dikalangan generasi muda masih terus dipertanyakan keberhasilannya, mengingat fenomena kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia khususnya generasi muda makin hari makin diragukan eksistensinya (Alfian, 1992:55). Dengan kenyataan tersebut artinya ada sesuatu yang harus dibenahi dalam pelaksanaan pendidikan IPS. Kenyataan ini dapat dilihat dari adanya pergeseran paradigma pada masyarakat akan makna-makna kebenaran, kepedulian sosial, dan keadilan. Kondisi bangsa kita di era reformasi ini, antara lain ditandai dengan beberapa fenomena yang sebagai tantangan di berbagai bidang, baik di bidang ekonomi, politik, lingkungan dan sosial budayanya. Masalah-masalah kita sebagai bangsa memang kompleks, seiring dengan makin berkembangnya dinamika zaman, seperti arus globalisasi yang demikian mengalir secara deras yang mempengaruhi sendi-sendi kehidupan bangsa, kebudayaan Indonesia yang menjadi identitas etnis atau suku bangsa yang tadinya dianggap mempunyai batas-batas yang jelaspun kini juga berubah. Upaya para pendidik untuk membentuk karakter kepedulian sosial terhambat oleh beberapa gejala sosial yang terjadi, seperti fenomena tawuran antar pelajar dan berbagai aksi saling bermusuhan antar pelajar yang menimbulkan masalah yang lebih luas. Aksi pelajar yang saling mengejek satu sama lain

3 menjadi sebab terjadinya tawuran. Jika dilihat secara sempit, aksi tawuran menimbulkan solidaritas dan kebersamaan untuk saling bahu membahu menyerang sang lawan. Namun, dari sudut pandang yang lebih luas, sesungguhnya aksi tawuran secara nyata menunjukkan kesenjangan yang sangat jelas dalam solidaritas dan kepedulian sosial masyarakat kita. Dunia pendidikan seharusnya merupakan pusat sosialisasi dan enkulturasi nilai-nilai moral dan pembentuk karakter bangsa. Karena sekolah adalah tempat proses pembelajaran dan pendewasaan manusia. Namun dalam kenyataannya proses pembelajaran di sekolah cenderung menjadi teoritis verbalistik dan terlalu mengkhususkan dirinya pada ranah kognitif saja. Padahal sejak lama tujuan pembelajaran dari sejumlah mata pelajaran tidak hanya pada ranah kognitif saja. Jika merujuk pada taksonomi Bloom, pembelajaran harus diseimbangkan dengan ranah afektif dan psikomotorik. Jika dilihat dari beberapa mata pelajaran yang sudah ada, mata pelajaran-mata pelajaran yang mendukung pada nilai-nilai karakter kebangsaan adalah Ilmu Pengetahuan Sosial. Penelitian yang dilakukan oleh Baiq (2011) mengenai pembelajaran IPS terhadap sikap kepedulian sosial siswa, menghasilkan kesimpulan bahwa : Untuk menghadapi era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan ketidakpastian, dibutuhkan guru yang mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif dan inovatif. Diperlukan perubahan strategi dan model pembelajaran sedemikian rupa agar terjadi perubahan prilaku siswa. Salah satu alternatif yang dijadikan pertimbangan dalam mengembangkan pembelajaran IPS yang bermakna dan berorientasi pada nilai/sikap yang dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa : sikap toleransi, peduli, kerja sama, empati, tolong menolong, dan disiplin. Bagi guru hendaklah melakukan perencanaan yang matang, menyediakan media stimulus, serta kalimat-kalimat yang dapat menggugah emosi yang dapat melahirkan sikap positif baik selama pembelajaran maupun setelah pembelajaran. Tujuan dimunculkannya mata pelajaran-mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat lalu melatih siswa agar peka (sensitive) terhadap permasalahan-permasalahan tersebut. Siswa didorong mampu memecahkan masalah yang ada di masyarakat dengan terampil dan

4 mengembangkan sikap moral yang baik pada siswa, tujuannya untuk menciptakan warga negara yang baik dan berpikir kritis (Robert Barr, James L. Barth dan Samuel Shermis dalam Alma dan Harlasgunawan AP, 2003:22). Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah terumata Sosiologi, geografi, ekonomi dan sejarah sering dikaitkan dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari program pendidikan tersebut. Gross (dalam Somantri, 2001:22) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, secara tegas ia mengatakan to prepare students to be well functioning citizens in a democratic society. Tujuan lain dari pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya. Oleh karena itu, tujuan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah menjadi warga negara yang baik. Tentu saja di dalamnya memiliki nila-nilai karakter kebangsaan yang baik pula. Jika diambil salah satu nilai karakter kepedulian sosial, maka IPS dapat secara efektif memupuk karakter kepedulian sosial tersebut. Kepedulian sosial adalah hasil dari kepekaan positif seseorang dalam memahami fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Masalah-masalah ekonomi, kesenjangan sosial, dan bencana yang terjadi di Indonesia patut memunculkan nilai karakter peduli sosial. Akan tetapi, disamping itu ada juga fenomena sosial yang justru menunjukkan rendahnya nilai-nilai kepedulian sosial dengan meningkatkan ketegangan dan permusuhan antar warga atau pelajar, bahkan berujung pada tawuran. Kepedulian sosial yang dimaksud adalah perasaan bertanggung jawab atas kesulitan yang dihadapi oleh orang lain di mana seseorang berdiam dan terdorong untuk melakukan sesuatu untuk mengatasinya. Kepedulian untuk melakukan semua itu tidak bisa tumbuh begitu saja pada diri setiap orang, hal ini membutuhkan proses melatih dan mendidik. Di sini pola pembelajaran di sekolah memiliki peranan sangat penting. Dukungan atas upaya pemerintah mengembalikan jati diri bangsa melalui pencanangan dan penerapan nilai-nilai karakter kebangsaan adalah hal positif.

5 Namun sebagai civitas akademika, selayaknya kita juga menghidupkan proses pembelajaran yang mendorong kepekaan dan mengangkat kembali nilai-nilai karakter bangsa melalui Ilmu Pengetahuan Sosial yang di dalamnya kita dapat memperoleh keterampilan sosial. Maka, secara tekstual sesungguhnya Ilmu Pengetahuan Sosial sudah mendorong pembelajarnya memiliki nilai-nilai karakter yang baik. Atau memungkinkan adanya upaya revitalisasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang mampu meningkatkan nilai-nilai yang baik seperti kepedulian sosial. Pemikiran yang terakhir inilah yang mendorong peneliti untuk meniliti hubungan antara pembelajaran IPS dengan kepedulian sosial dikalangan pelajar. Berdasarkan latar belakang itulah, penulis akan mengadakan penelitan dalam rangka menyusun tesis yang berjudul : Kontribusi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terhadap Kepedulian Sosial di Kalangan Siswa SMA (Studi di SMA Negeri Kota Sukabumi). 1.2. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini diberikan penekanan pada kontribusi dari pembelajaran ilmu pengetahuan sosial terhadap kepedulian sosial. Pendidikan IPS mempunyai peran penting dalam membangun identitas nasional untuk menjadikan warga negara yang kreatif, mampu memecahkan masalah diri dan lingkungannya, serta menjadi warga negara yang baik dan bermoral. Warga negara yang baik adalah warga negara yang memiliki kepedulian sosial, yaitu yang berorientasi pada nilai/sikap yang dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa : toleransi, cinta damai, peduli lingkungan, empati, dan tanggung jawab. Penelitian ini mencari dan menemukan kontribusi pembelajaran pada program IPS di sekolah dalam menumbuhkan kepedulian sosial siswa SMA Negeri di Kota Sukabumi. Atas latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalah pada penelitian ini dapat dirinci ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Berapa besar kontribusi pembelajaran IPS terhadap kepedulian sosial siswa SMA?

6 2. Berapa besar kontribusi pembelajaran IPS terhadap kepedulian sosial siswa khususnya terhadap tolerasi? 3. Berapa besar kontribusi pembelajaran IPS terhadap kepedulian sosial siswa khususnya terhadap cinta damai? 4. Berapa besar kontribusi pembelajaran IPS terhadap kepedulian sosial siswa khususnya terhadap peduli lingkungan? 5. Berapa besar kontribusi pembelajaran IPS terhadap kepedulian sosial siswa khususnya terhadap empati? 6. Berapa besar kontribusi pembelajaran IPS terhadap kepedulian sosial siswa khususnya terhadap tanggung jawab? 1.3. Tujuan Penelitian Untuk memperoleh data yang akan di analisis secara kuantitatif sehingga dapat diuji kontribusi pembelajaran pada program IPS dalam membentuk kepedulian sosial siswa SMA kelas XI jurusan IPS, untuk tujuan : 1. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pembelajaran IPS terhadap kepedulian sosial siswa SMA? 2. Untuk mengetahui kontribusi pembelajaran IPS terhadap kepedulian sosial siswa khususnya terhadap tolerasi? 3. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pembelajaran IPS terhadap kepedulian sosial siswa khususnya terhadap cinta damai? 4. Untuk mengetahui kontribusi pembelajaran IPS terhadap kepedulian sosial siswa khususnya terhadap peduli lingkungan? 5. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pembelajaran IPS terhadap kepedulian sosial siswa khususnya terhadap empati? 6. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pembelajaran IPS terhadap kepedulian sosial siswa khususnya terhadap tanggung jawab? Hasil yang diharapkan dari penelitian ini untuk membekali siswa agar memiliki keterampilan memahami gejala sosial yang berguna untuk membentuk nilai karakter peduli sosial di lingkungan terdekatnya. Keterampilan ini merupakan upaya menumbuhkan kemampuan-kemampuan dasar untuk memperoleh

7 pengetahuan, pemahaman dan nilai karakter kebangsaan yang diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah bersifat teoritis dan praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1.4.1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat menggali nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran IPS yang memiliki nilai kepedulian sosial, yaitu yang berorientasi pada nilai/sikap yang dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa : sikap toleransi, peduli, kerja sama, empati, tolong menolong, dan disiplin serta memiliki moral, atau budi pekerti agar terbentuk warga masyarakat yang percaya diri, tahan uji dan bermoral tinggi, demokratis dan bertanggung jawab serta survive dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan, khususnya tentang kepedulian sosial, sebab pada hakikatnya pembelajaran IPS merupakan bagian dari proses kepedulian sosial yang harus ditanamkan pada setiap individu. Pembelajaran IPS dapat dikatakan sebagai proses bagaimana siswa mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang aspek-aspek kepedulian sosial, sehingga dapat mendorong terwujudnya warga negara yang memiliki keterampilan sosial. Generasi muda sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk berpartisispasi secara aktif membangun bangsa. Oleh karena itu, generasi muda harus memiliki pengetahuan serta keterampilan sosial sehingga para genersi muda mengunakan pengetahuanya secara bertanggungjawab. 1.4.2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam pengembangan keilmuan pendidikan pengetahuan sosial di lingkungan sekolah menengah atas pada khususnya, dan mata pelajaran lain pada umumnya. Hasil Penelitian ini bisa

8 memberi gambaran peranan guru ilmu pengetahuan sosial yang mampu mempengaruhi pemahaman pemikiran kritis siswa untuk selanjutnya memperoleh dan melaksanakan nilai karakter kepedulian sosial di lingkungan sekitarnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan bagi banyak pihak terkait, terutama: a. Siswa Sekolah Menengah Atas Bagi siswa, hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan kepedulian sosial melalui mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dengan penerapan keterampilan pemahaman, berpikir kritis, mampu menafsirkan, dan menerapkan nilai karakter kepedulian sosial. Sehingga siswa yang sudah memperoleh nilai karakter tersebut melalui mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial mempunyai kemampuan belajar secara mandiri dan mempunyai keterampilan-keterampilan lain yang mendukung kemampuannya dimasa yang akan datang, antara lain: keterampilan menafsirkan, berpikir kritis, dan mempunyai pemahaman terhadap gejala sosial atau fenomena sosial yang terjadi di masyarakat serta untuk menjadikan nilai karakter kepedulian sosial sebagai milik diri mereka. Sehingga mereka mampu menjadi problem solver dalam kehidupannya saat kini dan masa yang akan datang. b. Guru Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi untuk memperbaiki kinerja dalam pengajaran untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan dalam mengajarkan mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial yang mampu membentuk nilai karakter yang dijadikan milik diri oleh siswa sekolah menengah atas. c. Sekolah Menengah Atas Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu masukan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yaitu dalam rangka merevitalisasi mata pelajaran ilmu-ilmu pengetahuan sosial sebagai bagian dari pembentukan karakter kepedulian sosial dari siswa sekolah menengah atas dan generasi muda Indonesia pada umumnya.

9 d. Peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam melakukan penelitian berikutnya, khususnya yang terkait dengan peningkatan kepedulian sosial melalui mata pelajaran-mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial di tingkat sekolah menengah atas. 1.5. Struktur Organisasi Tesis Langkah akhir yang ditempuh dalam penelitian ini adalah menulis laporan hasil penelitian. Organisasi penulisan laporan penelitian ini adalah sebgai berikut: 1. Pendahuluan, dibagian ini dikemukakan masalah penelitian yang dilengkapi dengan latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis. 2. Tinjauan pustaka, disini dikemukakan berbagai teori dan definisi yang dikemukakan para pakar yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti untuk dapat memberikan pemahaman lebih mendalam bagi peneliti, serta dikemukakan pula hipotesis yang peneliti ajukan. 3. Metode penelitian, pada bagian ini dijelaskan, desain penelitian dan metode penelitian, subyek penelitian, alat pengumpul data, proses pengumpulan data, devinisi operasional, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan analisis data. 4. Hasil penelitian dan pembahasan, mendeskripsikan dan menganalisis data hasil penelitian yang diperoleh dari hasil angket sesuai sampel yang telah ditentukan maupun dari berbagai dokumen lain yang berkaitan dengan masalah penelitian. Pembahasannya dilakukan dengan mengangkat topiktopik yang disesuaikan dengan masalah penelitian sebagai berikut: Berapa besar kontribusi pembelajaran Geografi, Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi terhadap kepedulian sosial siswa SMA, serta berapa besar kontribusi pembelajaran mata pelajaran Geografi, Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi secara bersama terhadap kepedulian sosial siswa SMA.

10 5. Kesimpulan dan saran, bagian ini merupakan bagian akhir dari penulisan laporan, yang mampu memberi gambaran yang bermakna dari hasil penelitian ini. Menyimpulkan hasil penelitian dan memberikan saran kepada pihak terkait untuk dapat menggali nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran IPS yang memiliki nilai kepedulian sosial, serta kepada para pihak yang berkeinginan untuk melakukan penelitian lanjut tentang bahasan tersebut dilihat dari perspektif lain.