I. PENDAHULUAN. budaya, masyarakatnyapun memiliki keunikan masing-masing. Berbagai

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kajian mengenai rasa takut menjadi korban kejahatan (fear of crime) telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan

I. PENDAHULUAN. bentuk kekerasan fisik, psikis, ekonomi, dan pembatasan ruang gerak. Kedua, publik yaitu

METODE PENELITIAN. hipotesis guna memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotesis hasil

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tindak kejahatan yang menjadi fenomena akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan hukum akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak adalah merupakan titipan berupa hiasan paling berharga dari sang

I. PENDAHULUAN. Konsep good governance adalah konsep yang diperkenalkan oleh Bank Dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan, pelecehan, dan eksploitasi seksual dewasa ini bukan

I. PENDAHULUAN. dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yang menyatakan sebagai berikut bahwa : Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. masalah pelanggaran norma hukum saja, tetapi juga melanggar norma-norma

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja yang masuk ke Komnas Remaja tahun itu, sebanyak kasus atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bukti yang dibutuhkan dalam hal kepentingan pemeriksaan suatu

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan akan terus berkembang mengikuti dinamika masyarakat itu sendiri.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Tentang Rasa Takut Menjadi Korban Kejahatan (Fear Of Crime) Tindak Kekerasan Seksual

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara tentumengenal yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam konteks Indonesia, anak adalah penerus cita-cita perjuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. secara biasa, tetapi dituntut dengan cara yang luar biasa. juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada

BAB I PENDAHULUAN. Komnas Perlindungan Anak, yaitu Arist Merdeka Sirait dalam wawancara dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada setiap pasangan. Tak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kasus-kasus kekerasan terhadap anak akhir-akhir ini menunjukkan adanya

Peningkatan Keamanan dan Ketertiban serta Penanggulangan Kriminalitas

Kriminalitas Seksual di dalam Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga dibandingkan dengan di tempat bekerja. Dapatlah diibaratkan bahwa

I. PENDAHULUAN. seluruh rakyat Indonesia. Pasal 28B ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Penyebaran pornografi saat ini erat hubunganya dengan perkembangan teknologi,

I. PENDAHULUAN. kebijakan sosial baik oleh lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif maupun

BAB I PENDAHULUAN. positif dari pembangunan tersebut antara lain semakin majunya tingkat

STRATEGI KOPING PADA WANITA JAWA KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

TINJAUAN PUSTAKA. tengah-tengah masyarakat telah memberikan dampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatif dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kontrol..., Agam, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. Anggota dari Polisi merupakan anggota masyarakat, walaupun ada aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, bangsa dan umat manusia. yang sangat mengkhawatirkan. Terutama pada remaja-remaja saat ini yang makin

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. gelombang kejahatan yang cukup terasa dan menarik perhatian, terutama bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan yang dilakukan oleh geng motor sering terjadi di Kota-Kota Besar

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tindak pidana kriminal di samping ada pelaku juga akan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Kriminalitas adalah sebuah permasalahan yang sering disajikan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Ketentuan konstitusi tersebut berarti bahwa dalam praktek

I.PENDAHULUAN. Kejahatan merupakan salah satu masalah kehidupan masyarakat

I. PENDAHULUAN. Perdagangan orang (human traficking) terutama terhadap perempuan dan anak

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

Oleh : Didit Susilo Guntono NIM. S BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pengaruh lingkungan. Kerap di kehidupan masyarakat tentang

I. PENDAHULUAN. tanpa ada satu pun aparat keamanan muncul untuk mengatasinya. Selama ini publik Jakarta

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini tindak pidana perkosaan merupakan kejahatan yang cukup mendapat

BAB I PENDAHULUAN. Negara merupakan sebuah kesatuan wilayah dari unsur-unsur negara, 1 yang

BAB I PENDAHULUAN. atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

PENANGANAN KASUS PENCABULAN PADA ANAK (Studi Kasus di Wilayah Hukum Polresta Surakarta Tahun 2014) NASKAH PUBLIKASI

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sehingga banyak teori-teori tentang kejahatan massa yang mengkaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Perilaku Agresi sangat

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Bab 5. Ringkasan. suka berkelompok, dan sebagainya. Kehidupan berkelompok dalam masyarakat Jepang

PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SIDOARJO PASCA BERLAKUNYA UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENCABULAN MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia segala sesuatu atau seluruh aspek kehidupan diselenggarakan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pengertian kejahatan dan kekerasan memiliki banyak definisi

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan masalah sosial yang perlu segera diatasi, secara kualitas maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pertama kalinya konferensi tentang psikotropika dilaksanakan oleh The United

CURRICULUM VITAE. B." PENDIDIKAN No. Universitas Fakultas Strata Tahun. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Hukum (Hukum Pidana)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pembahasan mengenai anak merupakan suatu kajian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap Anak (KtA) merupakan semua bentuk tindakan/perlakuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah moral merupakan masalah yang menjadi perhatian orang dimana

BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai pihak. Penyebabnya beragam, mulai dari menulis di mailing list

V. PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai upaya penanggulangan

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenal oleh manusia.

I. PENDAHULUAN. tersebut terkadang menimbulkan konflik yang dapat merugikan masyarakat itu. berbeda atau bertentangan maka akan terjadi konflik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya

BAB I PENDAHULUAN Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. selain itu tidak bisa dipungkiri bahwa pembangunan yang telah dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. kenyamanan dalam rangka menuju masyarakat sejahtera, adil, dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. keamanan budaya telah membawa dampak negatif berupa peningkatan kualitas dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. dalam rumah tangga saat ini kerap terjadi baik merupakan kekerasan secara fisik

I. PENDAHULUAN. dengan tindakan ancaman dan kekerasan. Perkosaan sebagai salah satu bentuk kejahatan yang

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang memiliki beragam karakteristik etnis budaya, masyarakatnyapun memiliki keunikan masing-masing. Berbagai macam permasalahan yang kerap terjadi di Indonesia juga sangat beragam dimulai dari masalah di dunia politik, ekonomi, budaya, hukum, sosial, dan sebagainya. Kasus kriminal seperti korupsi dan penyimpangan sosial menjadi perbincangan nomor satu di Indonesia, yang mana kasusnya tidak pernah berhenti menghiasi layar pemberitaan di berbagai media. Kejahatan kekerasan seksual yang dialami anak di bawah umur menjadi masalah yang cukup besar di Indonesia dan perlu mendapat perhatian khusus dari seluruh kalangan masyarakat. Lihat saja, pemberitaan media cetak dan elektronik mengenai kekerasan seksual terhadap anak dapat dijumpai setiap hari, bentuk dan modus operandinya juga cukup beragam. Salah satu faktor penyebab terjadinya tindak kejahatan kekerasan seksual terhadap anak ini adalah telah terjadinya pergeseran nilai-nilai sosial yang terjadi sehingga menimbulkan banyak masalah dikalangan masyarakat. Di Indonesia kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur paling banyak menimbulkan kesulitan dalam penyelesaiannya, baik pada

2 tahap penyidikan, penuntutan, maupun pada tahap penjatuhan putusan. Selain kesulitan dalam batasan di atas, juga kesulitan pembuktian misalnya kekerasan seksual, perkosaan atau perbuatan cabul yang umumnya dilakukan tanpa kehadiran orang lain. Oleh karenanya, besar kemungkinan bahwa banyak korban kekerasan seksual yang tidak melaporkan kejadian yang dialami kepada pihak berwajib, dikarenakan sulitnya mengungkap pelaku kejahatan tersebut. Tabel 1. Data Anak Korban Kekerasan Tahun 2010-2012 Tahun Jumlah Korban (orang) Jumlah Korban Kekerasan Seksual (%) Jumlah Korban Kekerasan Lainnya (%) 2010 2426 42 58 2011 2509 58 42 2012 2367 48 52 Sumber: Suradi, 2013 Berdasarkan catatan akhir Komnas Perlindungan Anak tahun 2012 terdapat 2.367 total anak yang mengalami kekerasan. Jumlah anak yang menjadi korban kekerasan seksual yakni mencapai 48 persen dari total korban yang mengalami tindak kekerasan yaitu mencapai angka kurang lebih 1.136 jiwa. Tampilan data kasus kekerasan seksual tersebut sudah sangat mengkhawatirkan, karena kasusnya tidak hanya terjadi di kota-kota besar. Kasus seperti ini sudah banyak dijumpai pada kota-kota kecil di Indonesia, begitu juga terjadi di beberapa kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Berdasarkan catatan akhir tahun 2013 yang di-release oleh Lembaga Advokasi Perempuan Anti Kekerasan (LSM DAMAR), terdapat 437 kasus

3 kejadian tindak kekerasan yang dialami oleh anak-anak (lampung.antaranews.com, 8/1). Pada konteks Provinsi Lampung, kasus kekerasan seksual terhadap anak sudah mulai meresahkan masyarakat. Kasus kekerasan seksual terhadap anak tidak hanya terjadi pada wilayah yang mudah dijangkau saja, yakni sudah banyak dijumpai pada kabupaten baru yang ada di Provinsi Lampung, seperti Pringsewu. Kabupaten Pringsewu termasuk ke dalam Kabupaten yang masih muda di Provinsi Lampung, namun yang menjadi kekhawatiran adalah kasus kekerasan seksual terhadap anak kerap kali terjadi di daerah Kabupaten Pringsewu ini. Berdasarkan data yang diperoleh dari Polres Tanggamus untuk kasus kekerasan seksual terhadap anak di Kabupaten Pringsewu sendiri cukup mengejutkan. Berdasarkan laporan yang masuk sejak tahun 2012 s.d September 2014 ini saja sudah terdapat kurang lebih 26 kasus kekerasan seksual yang dialami oleh anak yang terbagi dalam beberapa kecamatan di kabupaten Pringsewu. Bila dibandingkan dengan kecamatan lain yang ada di Kabupaten Pringsewu, Kecamatan Pringsewu merupakan kecamatan yang paling banyak dijumpai kasus tindak kekerasan seksual terhadap anak. Hal ini tentu menjadi persoalan yang penting untuk disoroti oleh pemerintah setempat. Perlu diketahui bahwa, Kecamatan Pringsewu merupakan daerah pusat pada Kabupaten Pringsewu, yang mana perlu mendapat perhatian khusus dari semua kalangan.

Tabel 2. Data Jumlah Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Di Kabupaten Pringsewu Tahun Jumlah Kasus 2012 5 2013 9 2014 *) 12 Total 26 *) Data sampai September 2014. Sumber: Unit Pelayanan Perempuan dan Anak, 2014 Bila dilihat pada tampilan Tabel 2 di atas, maka frekuensi jumlah kasus untuk kasus kekerasan seksual terhadap anak dari tahun 2012 sampai dengan 2014 di Kabupaten Pringsewu mengalami peningkatan. Hampir lebih dari separuh jumlah kasus kekerasan seksual terhadap anak yang terdapat di Kabupaten Pringsewu, paling banyak terjadi di Kecamatan Pringsewu. Jumlah kasus yang ada di Kecamatan pringsewu rentang waktu sejak tahun 2012 sampai dengan September 2014 sebanyak 15 kasus. Untuk beberapa kasus lainnya terbagi dibeberapa kecamatan lain yang ada di Kabupaten Pringsewu. Fenomena ini menarik untuk dicermati, hal ini dikarenakan Kecamatan Pringsewu merupakan kecamatan yang berada di pusat kota Pringsewu, untuk itu sudah seharusnya kasus kekerasan seksual tersebut segera dituntaskan agar tidak menimbulkan pencitraan yang buruk bagi Kecamatan Pringsewu sendiri. Lebih lanjut, Kecamatan Pringsewu menjadi tempat berbagai kegiatan besar yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Pringsewu. Kecamatan Pringsewu juga menjadi pusat pendidikan dan kesehatan. Dimana banyak masyarakat di luar daerah Kecamatan Pringsewu yang melanjutkan 4

pendidikan di Pringsewu. Untuk itu perlu kiranya menjaga nama baik Kecamatan Pringsewu, misalnya dengan cara mengurangi kasus tindak kekerasan seksual terhadap anak sehingga masyarakat yang memilih melanjutkan pendidikan di pringsewu tidak merasa resah. Hasil kajian mengenai kasus kekerasan seksual telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian tersebut telah mengungkap perihal dampak yang dialami oleh para korban kekerasan seksual, diantaranya: Pada umumnya kekerasan seksual yang dialami korban menimbulkan pengalaman traumatis, perasaan buruk, ketakutan terhadap pelaku, sensitif terhadap sentuhan dan sebagainya. (Illenia & Handadari, 2011:120). Tindak kekerasan terhadap anak akan berdampak negatif yakni kepercayaan pada diri sendiri dalam pertumbuhan jiwa anak akan terganggu dan akan dapat mengganggu proses perkembangan jiwa dan masa depannya. (Pasalbessy, 2010:9). Dampak secara emosi menunjukkan bahwa korban kekerasan seksual merasa benci pada pelaku dan dirinya sendiri dan cenderung menyalahkan diri sendiri. Sedangkan dampak secara sosial adalah adanya masalah hubungan dengan lawan jenis dan cenderung memiliki persepsi negatif tentang diri sendiri dan orang lain. (Sisca & Moningka, 2008:68). 5 Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa bukan saja kasus kekerasan seksual yang menjadi permasalahan, yaitu yang lebih memprihatinkan adalah dampak yang ditimbulkan dari kekerasan seksual yang dialami oleh korban tersebut. Terkait pada beberapa kutipan di atas, dampak yang ditimbulkan setelah mengalami kekerasan seksual tersebut adalah korban mengalami depresi ataupun trauma yang cukup lama. Selain itu, korban juga harus melakukan berbagai macam cara untuk memulihkan

6 keadaan diri mereka. Memulihkan seseorang dari apa yang telah ia alami tentu tidak mudah dan membutuhkan proses yang panjang. Selain itu perlu dilakukan usaha penanggulangan terhadap anak yang telah mengalami kekerasan seksual, diperlukan juga usaha untuk menghindari anak menjadi korban kejahatan kekerasan seksual. Usaha yang tepat untuk dilakukan adalah dibutuhkan strategi dari masyarakat untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual terhadap anak. B. Rumusan Masalah Kekerasan seksual terhadap anak sangatlah memprihatinkan, betapa malang nasib anak yang mendapat perlakuan semacam itu. Kejadian yang menimpa anak-anak tersebut tidak hanya merusak masa depannya, tetapi juga korban kekerasan seksual ini dapat mengalami trauma yang berat dan membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkan keadaan korban. Bila mengacu pada catatan kepolisian terkait kasus kekerasan seksual terhadap anak di Kecamatan Pringsewu, maka perlu mendapat perhatian khusus oleh berbagai pihak untuk mengatasinya. Tidak hanya mengandalkan para aparat penegak hukum saja untuk menangani permasalahan tersebut. Diperlukan sikap peduli yang lebih dari kalangan masyarakat guna mencegah terjadinya kasus kekerasan seksual terhadap anak di lingkungan tempat tinggal. Penelitian ini menelusuri lebih mendalam perihal rasa takut (fear) di kalangan masyarakat di Kecamatan Pringsewu ketika anak mereka menjadi

7 korban kekerasan seksual. Selain itu, penelitian ini juga berusaha mengungkap mekanisme coping yang diterapkan oleh masyarakat terkait kasus kekerasan seksual terhadap anak. Berdasarkan pernyataan tersebut di atas maka pertanyaan pada penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh rasa takut (fear) masyarakat terhadap mekanisme coping terkait dengan maraknya kasus kekerasan seksual terhadap anak? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari adanya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasa takut (fear) masyarakat terhadap mekanisme coping terkait dengan maraknya kasus kekerasan seksual terhadap anak. D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Penelitian ini dilihat dan dilandasi dengan terapan ilmu sosiologi kriminalitas yang coba mengungkapkan pengaruh rasa takut akan penyimpangan sosial yang dikhususkan pada kasus kekerasan seksual terhadap anak. Sehingga secara sosiologis dapat diketahui tanggapan masyarakat terhadap tindak kekerasan seksual pada anak sebagai realitas sosial dan juga tambahan referensi bagi akademisi dan seluruh masyarakat agar dapat belajar dari hasil penelitian ini, sehingga bisa membantu dalam

memecahkan masalah-masalah tentang kekerasan seksual khususnya pada anak-anak di bawah umur. 8 2. Secara Praktis Diharapkan penelitian yang dilakukan ini dapat memberi kontribusi terkait kejahatan kekerasan seksual pada anak, yang belakangan ini semakin marak terjadi. Selain itu, seluruh masyarakat dihimbau menjadi lebih hati-hati dalam menjaga anak-anak di dalam setiap perkembangan mereka serta bermanfaat untuk menambah referensi bagi dinas sosial, LSM, ataupun peneliti yang akan mengangkat fenomena sosial yang sama.