BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

populasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini. meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia.


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa gejala, sehingga disebut sebagai Silent Killer (pembunuh terselubung).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Bpk. A DENGAN HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN BARANANG SIANG BOGOR TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN. pula kelompok lanjut usia (lansia) di masyarakat (Sudiarto, 2007). Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Berdasarkan tinggi rendahnya diastolic maka dapat beberapa gradasi

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lanjut usia (Departemen Kesehatan [Depkes], 2008). Jumlah lansia

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

I. PENDAHULUAN. satu sasaran dalam pembangunan di Indonesia. Hal ini ditandai dengan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi dan anak, memperlambat kematian, berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 2025, lanjut usia akan

FORMULIR PERMOHONAN PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI BLUD PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy); semakin banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

Abstrak. Anih Kurnia, M.Kep., Ners Program Studi D III Keperawatan STIKes BTH Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama di

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia harapan hidup orang Indonesia semakin meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat hingga dua kali lipat pada tahun 2025 (Depkes, 2013). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah tahun, lanjut usia

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkakan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berumur 60 tahun atau lebih. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya mengubah gaya hidup manusia. Konsumsi makanan cepat saji, kurang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. alami yang dialami oleh semua makhluk hidup. Di Indonesia, hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan antara asupan makanan dan penggunaan zat gizi. Bila tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sejarah, kebanyakan penduduk dapat hidup lebih dari 60 tahun. Populasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. (2014), mencatat dalam World Health Statistics Indonesia. meningkatnya tekanan darah sistolik diatas 140 mmhg dan

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah komitmen negara terhadap rakyat

BAB I PENDAHULUAN. resistensi insulin, serta adanya komplikasi yang bersifat akut dan kronik (Bustan,

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB. I PENDAHULUAN. Undang Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 dan Undang Undang Nomor

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak kemajuan dari ilmu teknologi dan ilmu pengetahuan, terutama dibidang kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu melenyapkan berbagai penyakit infeksi, berhasil menurunkan angka kematian bayi dan anak, memperlambat kematian, memperbaiki gizi dan sanitasi sehingga kualitas dan umur harapan hidup meningkat. Oleh karena itulah, jumlah penduduk lanjut usia semakin bertambah banyak, bahkan cenderung lebih cepat dan pesat (Nugroho, 2008). Proses menua adalah keadaan yang tidak dapat dihindarkan. Menua adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho, 2000). Ini berarti lansia identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami berbagai macam penyakit. Di negara maju, pertambahan populasi/penduduk lanjut usia telah diantisipasi sejak awal abad ke 20. Tidak heran bila masyarakat di negara maju sudah siap menghadapi pertambahan populasi lanjut usia dengan berbagai tantangannya. Namun pada saat ini di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia mulai menghadapi masalah yang sama. Fenomena ini jelas mendatangkan sebuah 1

2 konsekuensi, antara lain timbulnya masalah fisik, mental, sosial serta kebutuhan pelayanan kesehatan dan keperawatan, terutama kelainan degeneratif. Tidak lepas dari pandangan terhadap manusia, bahwa manusia adalah makhluk yang komprehensif dan holistik (Nugroho, 2008). Sering kali keberadaan lanjut usia dipersepsikan secara negatif, dianggap sebagai beban keluarga dan masyarakat sekitarnya. Kenyataan ini mendorong semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin banyaknya masalah kesehatan yang dialami oleh lanjut usia. Tetapi ada pula lanjut usia yang justru berperan aktif dalam keluarga dan masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu lansia harus dipandang sebagai individu yang memiliki kebutuhan intelektual, emosional dan spiritual, selain kebutuhan yang bersifat biologis (Nugroho, 2008). Lansia menurut WHO adalah orang yang berumur 60-74 tahun, pernyataan ini sesuai dengan UU nomor 13 tahun 1998, tentang kesejahteraan lanjut usia di Indonesia yang menyatakan bahwa lansia adalah orang yang berusia 60 tahun keatas (Bandiyah, 2009). Saat ini didunia jumlah lansia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2010, jumlah lansia tahun 2009 berjumlah 18.425.000 jiwa dan tahun 2010 sejumlah 19.036.600 jiwa, dilihat dari jumlah tersebut terjadi peningkatan lansia di Indonesia. Akibat jumlahnya yang

3 semakin meningkat, berbagai permasalahan karena proses menua pun semakin banyak, salah satunya adalah hipertensi (Nugroho, 2006). Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal. Pada lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistoliknya diatas 160 mmhg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmhg (Smeltzer & Bare, 2005). Lebih dari 50 juta orang dewasa di USA menderita hipertensi dan sebagian termasuk orang yang berusia lebih dari 70 tahun yaitu kaum lansia (Ferdinand, 2008). Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia sendiri menurut Depkes RI (2007), cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga dan 65% nya merupakan orang yang telah berusia 55 tahun keatas. Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi di neraga berkembang dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000 menjadi 1.15 milyar kasus ditahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini (Armilawaty, 2007). Lansia yang mengalami hipertensi terus menerus dan tidak mendapat pengobatan dan pengontrolan secara tepat, menyebabkan jantung bekerja ekstra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Kerusakan jantung ini menimbulkan gejala seperti sakit kepala, kelelahan, nyeri dada serta kesemutan pada kaki dan tangan sehingga menyebabkan kualitas hidup lansia menurun (Veronica, 2005).

4 Keperawatan lansia adalah keperawatan yang berfokus pada pengkajian status kesehatan dan fungsional lansia, perencanaan dan implementasi pelayanan dan perawatan kesehatan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan evaluasi keefektifan perawatan yang diberikan (Stanhope & Lancaster 2004). Sebagai perawat komunitas, dalam memberikan asuhan keperawatan pada lansia, perawat ridak hanya melihat lansia sebagai individu saja, tetapi lansia sebagai bagian dari suatu keluarga. Dalam keluarga setiap gangguan (penyakit, cedera, perpisahan) yang mempengaruhi satu anggota keluarga, dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain secara keseluruhan. Ini berarti ada keterkaitan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan anggota keluarganya. Sehingga keluarga merupakan sumber daya penting dalam pemberian layanan kesehatan baik individu maupun keluarga (Friedman, 2003). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di BLUD Puskesmas Kebon Jeruk Jakarta Barat pada bulan Januari 2016. Ada sekitar 40 orang yang berkunjung ke tiap hari selasa untuk mengikuti senam lansia. Hasil pemeriksaan tekanan darah didapatkan bahwa 15 lansia. Dari hasil wawancara dengan 10 orang lansia dari 15 lansia yang mengalami hipertensi, didapatkan bahwa 60% dukungan keluarga dibidang kesehatan masih rendah. Sebagian besar lansia mengatakan dirinya tidak diperhatikan keluarga saat sakit, keluarganya tidak menyediakan waktu untuk mengantar lansia berobat, keluarga tidak pernah mengingatkan lansia untuk minum obat atau memeriksa tekanan darah ke klinik terdekat, keluarga tidak mendengarkan keluhan-keluhan yang dikatakan oleh lansia tentang penyakitnya. Serta tidak mengingatkan kepada lansia makanan yang perlu dibatasi

5 dan kegiatan olah raga apa yang perlu dilakukan oleh lansia. Berdasarkan fenomena diatas, peneliti ingin mengetahui Hubungan dukungan keluarga dengan kejadian hipertensi pada lansia yang berkunjung ke BLUD Puskesmas Kebon Jeruk Jakarta Barat. B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian diatas maka masalah penelitian adalah : Adakah hubungan dukungan keluarga dengan kejadian hipertensi pada lansia yang berkunjung ke BLUD Puskesmas Kebon Jeruk Jakarta Barat. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus yaitu sebagai berikut : 1. Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan dukungan keluarga dengan kejadian hipertensi pada lansia yang berkunjung ke BLUD Puskesmas Kebon Jeruk Jakarta Barat. 2. Tujuan khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah : a. Mengidentifikasi karakteristik responden lansia yang berkunjung ke BLUD Puskesmas Kebon Jeruk Jakarta Barat. b. Mengidentifikasi kejadian hipertensi pada lansia yang berkunjung ke BLUD Puskesmas Kebon Jeruk Jakarta Barat.

6 c. Mengidentifikasi adanya hubungan dukungan penghargaan keluarga dengan d. Mengidentifikasi adanya hubungan dukungan instrumental keluarga dengan e. Mengidentifikasi adanya hubungan dukungan informasi keluarga dengan f. Mengidentifikasi adanya hubungan dukungan emosional keluarga dengan D. Manfaat Penelitian 1. Bagi layanan dan masyarakat Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mereka akan pentingnya peran keluarga terhadap hidup lansia untuk mencegah tingginya angka hipertensi pada lansia. Serta masyarakat dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya peran keluarga untuk memberikan perhatian yang lebih terhadap para lansia dengan hipertensi. Khususnya untuk para anak dari lansia tersebut yang memiliki hipertensi agar dapat lebih diperhatikan dalam hal pemberian obat, serta rutin mengontrol tekanan darah para lansia ke klinik terdekat. 2. Bagi pendidikan dan perkembangan ilmu keperawatan Bagi pendidikan sebagai dasar pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga terhadap hidup lansia penderita hipertensi melalui penggalian faktor yang lebih luas jangkauan populasi yang lebih besar dan pendekatan metodologi yang lebih akurat. Dan untuk

7 perkembangan ilmu keperawatan dapat digunakan sebagai bahan informasi, masukan dan perbandingan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan peneliti.