Ati Kusumawati dan Sunaria Mahasiswa Program Doktoral Fakultas Psikologi Universitas Airlangga ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi manusia di samping sebagai makhluk individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan keterampilan dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari

PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI DI KELOMPOK B TK RA MUSLIM T.P 2013/2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DI KELOMPOK A TK HARAPAN BANGSA JONO OGE KECAMATAN SIGI BIROMARU

Disusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A

PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENGISI POLA GAMBAR DENGAN DAUN KERING DI TK ANDESSA PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di TK Marhamah Hasanah yang terletak di Jl. Terusan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kemampuan anak, baik secara mental dan fisik. Para ahli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN BERMAIN ASOSIATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK 007 KARYA BHAKTI KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal ini sesuai dengan undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemampuan motorik halus pada anak yang terjadi di PAUD Baiturrahim, dengan

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan

PENGGUNAAN PERMAINAN BALOK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AL KAUSAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

KARYA ILMIAH PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI BERMAIN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI PADA PAUD ANAK INDONESIA OLEH :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Usia prasekolah dianggap sebagai usia keemasan (the golden age) karena pada

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian menulis 2.1.1Keterampilan Menulis nama sendiri bagi anak usia 5-6 Tahun

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Masa perkembangan anak usia dini yaitu antara usia 4-6 tahun merupakan

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

BAB III. Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar menulis untuk anak perlu diajarkan sejak dini. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA 2 PATIHAN SIDOHARJO SRAGEN TAHUN 2013 / 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF MELALUI PERMAINAN MENGURAIKAN KATA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM. Pebriani.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG KEMAMPUAN PRA MENULIS ANAK USIA DINI DAN MENGGAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK KELOMPOK A TK HANGTUAH 7 SURABAYA ARTIKEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA LAPTOP MAINAN DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH KECAMATAN TILATANG KAMANG ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN TABUNG PINTAR di TK NEGERI PEMBINA LUBUK BASUNG. Ramaini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Nurmalasari, 2013

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

PENGEMBANGAN KREATIVITAS MELALUI BERMAIN BALOK PADA ANAK KELOMPOK B TK TANGGAN I KECAMATAN GESI KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TEBAK BUNYI SUARA DI TAMAN KANAK-KANAK DHARMAWANITA AGAM Lusiana Srikartini ABSTRAK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN DENGAN METODE BERCERITA MELALUI WAYANG KERTAS DI TK MAKEDONIA

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENARIK GARIS DALAM POLA DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA

Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalaui Kegiatan Mozaik Di Taman Kanak-Kanak Pembina Agam. Lolita Indraswari ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

Penerapan Metode Bermain Balok untuk Meningkatkan Kreatifitas Anak di PAUD Negeri Pembina Palu Utara

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH SEDAYU JUMANTONO

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK MENGGUNAKAN BUBUR KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AL QUR AN AMAL SALEH PADANG

kreatif yang dimiliki oleh anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak memang dilahirkan dengan berbagai bakat yang berbeda-beda. Bakat adalah

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

I. PENDAHULUAN. tersebut adalah dengan membuat UU. No. 20 tahun 2003 tentang. SISDIKNAS pasal 1 butir 14 yang bunyinya :

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP WARNA MELALUI METODE PROYEK. Sri Endah Cahyaningsih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS KEGIATAN FUN COOKING UNTUK ANAK USIA 3-4 TAHUN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT BERMAIN BALOK PADA KELOMPOK B DI TK KEMBANG JAYA OMU

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KANISIUS SIDOWAYAH KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

Transkripsi:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PERMAINAN PLASTISIN (Penelitian Tindakan Kelas di Taman Kanak-kanak Al-Faruqiyah Cipondoh Tangerang) Ati Kusumawati dan Sunaria Mahasiswa Program Doktoral Fakultas Psikologi Universitas Airlangga ati_kusmawati@gmail.com ABSTRAK Kemampuan menulis permulaan dapat dikembangkan pada anak sejak memasuki masa usia dini. Dengan ini penulis tertarik mengkaji judul di atas karena melihat adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang terjadi di TK Al-Faruqiyah yaitu kemampuan menulis permulaan anak belum berkembang dengan baik, sedangkan pada anak usia 5-6 tahun seharusnya anak sudah mampu menulis dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis permulaan pada anak usia 5-6 tahun melalui permainan plastisin di TK Al- Faruqiyah. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai wahana pengetahuan dalam peningkatan kemampuan menulis permulaan anak melalui permainan plastisin.penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Subjek penelitian adalah anak kelompok B TK Al-Faruqiyah yang terdiri dari 15 anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu suatu analisis data yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis permulaan dapat ditingkatkan melalui permainan plastisin pada anak usia 5-6 tahun. Hal ini dapat dilihat pada hasil kemampuan anak pada tahap pra siklus sebesar 57%, meningkat sebesar 17% pada siklus I mencapai 74%, dan meningkat sebesar 19% pada siklus II mencapai 93%. Kata Kunci: kemampuan menulis permulaan, permainan plastisin 1 PENDAHULUAN Dalam proses kegiatan pembelajaran menunjukkan program kegiatan masih kurang menciptakan suasana yang menyenangkan dan menarik bagi anak. Pembelajaran yang diselenggarakan masih bersifat konvensional dan kegiatan yang diberikan oleh guru kurang bervariasi. Hal ini dikarenakan guru kurang menstimulus anak untuk mencoba sendiri dan melakukan dengan halhal yang menarik. Guru kurang menyediakan fasilitas pendidikan yang lebih baik sehingga dapat menstimulus anak untuk mengembangkan kemampuan menulis permulaannya. Kegiatan guru pun terkadang hanya bersifat satu arah dengan demikian pelaksanaan proses pembelajaran belum berorientasi pada anak, selain itu prinsip belajar sambil bermain dalam setiap kegiatan pembelajaran terabaikan, sehingga perkembangan kemampuan menulis permulaan kurang berkembang dengan baik. Untuk mengatasi hal ini, guru perlu melakukan perubahan terhadap cara mendidik anak. Guru dapat menciptakan kegiatan belajar yang berorientasi pada anak dan sesuai dengan prinsip belajar sambil bermain, kegiatan tersebut dapat mengembangkan seluruh potensi anak, sekaligus dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan. Berdasarkan uraian di atas dapat diungkapkan bahwa guru perlu meningkatkan kemampuan menulis permulaan melalui permainan. Pada awalnya anak memegang pensil dengan cara menggenggam seluruh pensil dan hanya 7

di gunakan untuk mencoret-coret. Cara ini dilakukan oleh anak usia 2-3 tahun. Setelah itu cara memegang 8

pensil sudah berkembang lebih baik lagi, tidak menggunakan seluruh jari, melainkan hanya jempol dan telunjuk. Pada saat ini anak tidak lagi menggunakan lengan dan bahunya untuk ikut melakukan gerakan menulis atau menggambar, melainkan lebih banyak bertumpu pada gerakan jari. Dahulu orang beranggapan bahwa anak belajar menulis jika ia sudah bisa membaca. Anggapan tersebut ternyata tidak benar, anak mulai belajar menulis sebelum ia dapat membaca. Anak usia 12-14 bulan akan membuat coretan jika diberikan kepadanya kertas dan alat tulis. Pada usia 18 bulan, anak mulai membuat coretan atas inisiatif sendiri. Misalnya, ia membuat coretan di dinding rumah. Kegiatan tersebut terus berlangsung dan semakin jelas perbedaan antara menggambar dan menulis. Jika dibimbing dengan baik, pada usia 30 bulan (2,5 tahun) anak sudah dapat menulis namanya sendiri. Disamping itu, kebiasaan menulis anak yang ia lihat pada ayah-ibunya dan orang dewasa juga memberi inspirasi menulis bagi anak. Anak usia TK dapat menulis beberapa kata yang dikenalnya. Selain dapat menuliskan kata-kata menurut bunyi yang didengar, anak usia TK juga mengembangkan bank kata-kata dalam fikirannya. Kata-kata ini mungkin meliputi nama teman-teman dan anggota keluarga. Menuliskan kata-kata ini berkali-kali dengan cara yang benar dapat membuat anak mampu membacanya kembali. Menurut Jerome Bruner, fungsi bermain sebagai sarana mengembangkan kreativitas dan fleksibilitas. Saat bermain, anak tidak memikirkan sasaran yang akan dicapai, sehingga dia mampu bereksperimen dengan memadukan berbagai perilaku baru serta tidak biasa. Sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Bruner, Sutton Smith percaya bahwa transformasi simbolik yang muncul dalam kegiatan bermain khayal (misalnya: pura-pura menggunakan balok sebagai kue ), memudahkan transformasi simbolik kognitif anak sehingga dapat meningkatkan fleksibilitas mental anak. Sehingga dengan demikian, anak dapat menggunakan ideidenya dengan cara baru serta tidak biasa dan menghasilkan ide kreatif yang dapat diterapkan untuk tujuan adaptif. 2 TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan pendapat yang telah diutarakan oleh Bruner dan Smith bahwa melalui kegiatan bermain, seorang anak dapat berimajinasi dan berkreasi serta bereksplorasi melalui media permainan yang digunakannya bahkan dengan cara yang bisa dikatakan tidak biasa. Seperti dalam permainan plastisin, seorang anak mungkin akan menemukan ide-ide baru dalam membentuk. Ia akan berusaha membuat bentuk-bentuk baru yang mungkin belum pernah dibuat sebelumnya. Menurut Rubin, Fein & Vandenberg dan Smilansky mengemukakan tahapan perkembangan bermain kognitif sebagai berikut: 1) Bermain Fungsionil (Functional Play) Bermain seperti ini biasanya tampak pada anak berusia 1-2 tahunan berupa gerakan yang bersifat sederhana dan berulang-ulang.kegiatan ini dapat dilakukan dengan atau tanpa alat permainan. 2) Bangun membangun (Constructive Play) Bermain membangun sudah dapat terlihat pada anak berusia 3-6 tahun.dalam kegiatan bermain ini anak membentuk sesuatu, menciptakan bangunan tertentu dengan alat permainan yang tersedia. 3) Bermain Pura-pura (Make-believe Play) Kegiatan bermain pura-pura mulai banyak dilakukan anak berusia 3-7 tahun. Dalam bermain pura-pura anak menirukan kegiatan orang yang pernah dijumpainya dalam kehidupan sehari-hari. 4) Permainan Dengan Peraturan (Games with rules) Kegiatan bermain jenis ini umumnya sudah dapat dilakukan anak pada usia 6-11 tahun. Dalam kegiatan bermain ini, anak sudah memahami dan bersedia mematuhi aturan permainan. Berdasarkan tahapan perkembangan bermain di atas, anak usia 5-6 tahun yang menjadi subjek dalam penelitian ini sudah mampu bermain fungsioal, bermain membangun dan bermain pura-pura. Dalam permainan plastisin, anak mampu membentuk dan berpura-pura membentuk sesuatu. Kegiatan di dalam menulis terjadi proses yang rumit karena di dalamnya melibatkan berbagai modalitas, mencakup gerakan tangan, lengan, jari, mata, koordinasi, pengalaman belajar, dan kognisi semua modalitas itu bekerja secara terintegrasi. Belajar menulis permulaan erat kaitannya dengan perkembangan motorik halus tangan dalam membuat lambang-lambang, oleh karena itu menulis permulaan dapat dilatihkan dengan pelajaran sensomotorik. Materi menulis permulaan antara lain memegang pensil, membuat garis lurus, garis miring, garis patah, garis melengkung dan garis menyudut. Menurut Sabarti Akhadiah M. K, dkk menyebutkan bahwa menulis permulaan siswa harus berlatih dari cara memegang alat tulis, serta menggerakkan tangannya dengan memperhatikan apa yang harus dituliskan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis permulaan dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mengendalikan motorik halus tangan, 9

koordinasi mata dan tangan, serta pemusatan perhatian untuk melukiskan lambang huruf, yang meliputi mengarsir, menebalkan, membuat garis lurus, garis lengkung, garis miring dan garis menyudut. 3 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) yang lebih dikenal dengan istilah PTK. Peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas, dengan alasan sebagai berikut : 1. PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dilaksanakan oleh pendidik yaitu guru/pengajar, karena terdapat permasalahan dalam kelas tersebut. 2. PTK memang harus diadakan karena masih banyak proses pembelajaran yang harus dimaksimalkan oleh pendidik/guru. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan penelitian yang dilakukan guru sebagai perencana dan pelaksana di dalam kelas dan dibantu oleh kolaborator dengan tujuan untuk memperbaiki dan menambah keahlian dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran lebih bervariasi. Dan menghasilkan mutu pembelajaran yang lebih baik. 4 HASIL PENELITIAN Hasil pengamatan peneliti dan kolaborator menunjukkan kemampuan menulis permulaan peserta didik cenderung meningkat, walaupun peningkatan belum maksimal. Pengamatan yang dilakukan menghasilkan data siklus I yang digambarkan pada tabel berikut: Tabel 1: Data Kemampuan Menulis Permulaan Tahap Siklus I 11. RS 3 2 2 2 9 2,3 56 12. MF 3 2 2 2 9 2,3 56 13. AI 3 3 3 3 12 3 75 14. AD 3 2 2 2 9 2,3 56 15. SL 3 2 2 2 9 2,3 56 Jumlah 5 44 43 40 178 2,9 74 1 Rata-rata 3, 2,9 2,8 2,7 4 Persentase 8 5 73 72 67 Keterangan Skor : 4 = Berkembang sangat baik. 3 = Berkembang sesuai harapan. 2 = Mulai muncul. 1 = Belum muncul. Keterangan Indikator : 1. Dapat memegang alat tulis dengan benar. 2. Dapat menggunakan tangannya dengan baik. 3. Mampu meniru berbagai lambang dan huruf. 4. Mampu menulis nama sendiri dengan lengkap. Diagram 1 : Persentase Kemampuan Menulis Permulaan Anak Tahap Siklus I 150% 100% 50% 0% AR NA MV AA AI Siklus I Hasil pengamatan peneliti dan kolaborator menunjukkan kemampuan menulis permulaan peserta didik lebih meningkat. Pengamatan yang dilakukan menghasilkan data siklus II yang digambarkan pada tabel berikut: Tabel 2 : Data Kemampuan Menulis Permulaan Tahap Siklus II Indikator Ratarata Jml No Nama % 1 2 3 4 1. AR 4 4 4 4 16 4 100 2. AS 4 4 4 3 15 4 100 3. MZ 4 4 3 3 14 4 100 4. NA 4 4 4 3 15 3,8 94 5. MA 4 4 4 3 15 3,8 94 6. IA 3 3 3 3 12 3 75 7. MV 3 2 2 2 9 2,3 56 8. RH 4 3 3 3 13 3,3 81 9. MD 3 3 3 3 12 3 75 10. AA 3 2 2 2 9 2,3 56 10

No Nama Indikator Ratarata Jml 1 2 3 4 % 1. AR 4 4 4 4 16 4 100 2. AS 4 4 4 4 16 4 100 3. MZ 4 4 4 4 16 4 100 4. NA 4 4 4 4 16 4 100 5. MA 4 4 4 4 16 4 100 6. IA 4 4 4 3 15 3,8 94 7. MV 3 3 3 3 12 3 75 8. RH 4 4 4 4 16 4 100 9. MD 4 4 4 4 16 4 100 10. AA 4 4 4 3 15 3,8 94 11. RS 4 4 3 3 14 3,5 88 12. MF 4 3 3 3 13 3,3 81 13. AI 4 4 4 4 16 4 100 14. AD 3 3 3 3 12 3 75 15. SL 4 3 3 3 13 3,3 81 Jumlah 58 56 55 53 222 3,7 93 Rata-rata 3,9 3,7 3,6 3,5 Persentase 97 93 92 88 Keterangan Skor : 4 = Berkembang sangat baik. 3 = Berkembang sesuai harapan. 2 = Mulai muncul. 1 = Belum muncul. Keterangan Indikator : 1. Dapat memegang alat tulis dengan benar. 2. Dapat menggunakan tangannya dengan baik. 3. Mampu meniru berbagai lambang dan huruf. 4. Mampu menulis nama sendiri dengan lengkap Hasil kemandirian pada siklus li dapat dilihat pada diagram batang sbb.: Diagram 2 : Persentase Kemampuan Menulis Permulaan Anak Tahap Siklus II II. Pada siklus I peningkatan belum memenuhi target yang diharapkan sehingga perlu dilaksanakan siklus II. Berdasarkan pengamatan observer dan guru sebagai peneliti maka tingkat responsif peserta didik selama melakukan permainan plastisin mengalami perubahan minat yang tinggi. Tampak pada nilai yang diamati oleh kolaborator dan peneliti menunjukkan tanggapan mereka terhadap semua aspek yang dinilai lebih meningkatkan minat peserta didik dalam menulis permulaan, yaitu dengan permainan plastisin. Didapat gambaran peningkatan kemampuan menulis permulaan melalui permainan plastisin pada anak usia 5-6 tahun di TK Al- Faruqiyah pada tahap pra siklus, siklus I dan siklus II, sebagai berikut: Tabel 3 : Rekapitulasi Data Kemampuan Menulis Permulaan Pra Siklus I Siklus No Nama Siklus II Jml % Jml % Jml % 1. AR 12 75 16 100 16 100 2. AS 12 75 15 100 16 100 3. MZ 12 75 14 100 16 100 4. NA 12 75 15 94 16 100 5. MA 12 75 15 94 16 100 6. IA 10 63 12 75 15 94 7. MV 5 31 9 56 12 75 8. RH 10 63 13 81 16 100 9. MD 11 69 12 75 16 100 10. AA 6 38 9 56 15 94 11. RS 6 38 9 56 14 88 12. MF 5 31 9 56 13 81 13. AI 11 69 12 75 16 100 14. AD 5 31 9 56 12 75 15. SL 7 44 9 56 13 81 Jumlah 136 57 178 74 222 93 Indikator 1 40 67 51 85 58 97 Indikator 2 35 58 44 73 56 93 Indikator 3 30 50 43 72 55 92 Indikator 4 31 52 40 67 53 88 Diagram 3 : Rekapitulasi Persentase Kemampuan Menulis Permulaan Anak 5 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada siklus I kemampuan menulis permulaan pada anak sudah meningkat sebesar 17% mencapai 74%. Hasil tersebut kemudian oleh peneliti dan kolaborator didiskusikan guna penerapan permainan plastisin lanjutan pada siklus 11

Diagram 4 : Rekapitulasi Persentase Indikator Kemampuan Menulis Permulaan untuk kelenturan jari yang dapat menstimulasi kemampuan menulis permulaannya. 8 DAFTAR PUSTAKA Depdiknas, Alat Permainan Edukatif Untuk Kelompok Bermain, Jakarta, Depdiknas, 2009 Susanto, Ahmad, Perkembangan Anak Usia Dini (Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya), Jakarta, Kencana, 2011 Suyanto, Slamet, Pembelajaran Untuk Anak, Jakarta, Dekdikbud, 2005 Tedja Saputra, Mayke S., Bermain, Mainan dan Permainan, Jakarta 6 SIMPULAN & SARAN Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan kemampuan menulis permulaan melalui permainan plastisin di TK Al-Faruqiyah Cipondoh Tangerang, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kemampuan menulis permulaan anak usia 5-6 tahun dapat ditingkatkan melalui permainan plastisin dengan cara melakukan permainan yang dapat menstimulasi indikator kemampuan menulis permulaan, yaitu kemampuan memegang alat tulis dengan benar, kemampuan membuat garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran, kemampuan meniru angka 1-10, huruf vokal (a,i,u, e, o), dan huruf konsonan (b, c, d, m, n, l, k, g, h, p), serta kemampuan menulis nama sendiri dengan lengkap. 2. Kemampuan menulis permulaan anak usia 5-6 tahun dapat ditingkatkan melalui penerapan permainan plastisin. Hal ini dapat terlihat dari hasil penelitian pada pra siklus sebesar 57%, meningkat 17% pada siklus I mencapai 74% dan meningkat lagi 19% pada siklus II mencapai 93%. 7 IMPLIKASI Permainan atau bermain adalah kegiatan yang sangat menyenangkan bagi seorang anak. Sebelum penerapan permainan plastisin, kemampuan menulis permulaan anak belum berkembang dengan baik. Namun setelah penerapan permainan plastisin kemampuan menulis permulaan pada anak menjadi lebih meningkat, karena sebagian besar anak tertarik dengan permainan plastisin. Melalui bermain, secara tidak langsung anak dilatih 12

13