*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

dokumen-dokumen yang mirip
* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 7 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya 2015)

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI PULAU NAIN KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X. Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung 2

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

Kata Kunci : Riwayat Pemberian ASI Eksklusif, Stunting, Anak Usia Bulan

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

BAB 1 : PENDAHULUAN. Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR ANAK DAN POLA ASUH IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT DIARE DAN ISPA DENGAN STATUS GIZI PADA BADUTA 6-24 BULAN DI PULAU MANTEHAGE KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKANORANG TUA DAN STATUS GIZI BALITA DI DESANGARGOSARI KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berkualitas. Dukungan gizi yang memenuhi kebutuhan sangat berarti

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDAPATAN KELUARGA IBU NIFAS DAN STATUS GIZI BAYI DI WILAYAH SUDIANG RAYA KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN


KORELASI PERILAKU KADARZI TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS SIMPANG TIMBANGAN INDRALAYA TAHUN 2014

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

Septiani, Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Asi Dini Dengan Status Gizi Bayi 0-11 Bulan Di Puskesmas Bangko Rokan Hilir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Tahun 2011

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI BAYI 0-12 BULAN (BB/PB) DENGAN PEMBERIAN ASI DI RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG SURABAYA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN POLA ASUH IBU DENGAN WASTING DAN STUNTING PADA BALITA KELUARGA MISKIN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

Susmaneli, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Hilir I Kabupaten Rokan Hulu 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kematian bayi dan anak merupakan ciri yang umum

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa baduta (bawah dua tahun) merupakan Window of opportunity. Pada

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA DI KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU TAHUN 2010 SKRIPSI.

Gusti Kumala Dewi*, Eneng Yuli Santika**

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI PUSKESMAS KOLONGAN KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA USIA 2 5 TAHUN NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KELURAHAN BIRA KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI RW 2 WILAYAH PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

PERBEDAAN SOSIAL EKONOMI DAN PENGETAHUAN GIZI IBU BALITA GIZI KURANG DAN GIZI NORMAL

Keywords: Mother Rearing System, Nutritional Status, 1-3 Years Old Children. *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

INFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN :

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang kekurangan gizi dengan indeks BB/U kecil dari -2 SD dan kelebihan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

HUBUNGAN POLA ASUH DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOMOTOR ANAK USIA 6-12 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan gizi masih menjadi masalah yang serius. Kekurangan gizi

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI BATITA UMUR 1-3 TAHUN DI DESA MOPUSI KECAMATAN BOLAANG MONGONDOW INDUK SULAWESI UTARA 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DAN KEJADIAN KEP PADA ANAK USIA 6-23 BULAN DI PULAU BARRANG LOMPO KOTA MAKASSAR

Pemberian Modisco Meningkatkan Status Gizi Balita Kabupaten Purworejo

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang menjadi insan yang berkualitas. sebanyak 20 juta anak balita yang mengalami kegemukan. Masalah gizi

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN :

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN

Transkripsi:

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI DESA KALINAUN KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA Christy Tampi*, Nancy S.H Malonda*, Budi T. Ratag* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Masalah kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti kegagalan pertumbuhan, berat badan lahir rendah, pendek, kekurangan gizi dan kelebihan gizi masih menjadi persoalan yang perlu ditangani dengan serius. Pemberian ASI eksklusif merupakan faktor penting dalam pemenuhan status gizi anak. Pemberian ASI eksklusif di Sulawesi Utara hanya 40,2%, di daerah Kabupaten Minahasa Utara hanya 39,6%, dan khususnya di wilayah pesisir Desa Kalinaun hanya 40,0%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi baduta di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Observasional analitik dengan desain cross sectional study. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara total sampling dan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 43 baduta usia 6-<24 bulan. Pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran antropometri. Hasil analisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji Fisher Exact Test. Hasil penelitian menunjukan, balita yang mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 13 balita dengan persentase 30,2% dan berdasarkan indeks BB/U diperoleh nilai p=0,049 sehingga nilai p lebih kecil dari nilai α (0,05), PB/U diperoleh nilai p=0,009 sehingga nilai p lebih kecil dari nilai α (0,05) dan BB/PB diperoleh nilai p=0,542 sehingga nilai p lebih besar dari nilai α (0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi baduta berdasarkan indeks BB/U dan PB/U. Tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi balita berdasarkan indeks BB/PB di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Kata Kunci: Pemberian ASI Eksklusif, Status Gizi ABSTRACT Health problem which associated with nutrition such as failure growth, low birth weight, short, malnourished and overweight still being a problem that needs to be handled. Exclusive breastfeeding is important factors for adequacy child nutritional status. Exclusive breastfeeding in North Sulawesi is only 40,2%, in the North Minahasa District is only 39,6%, and in coastal areas especially Kalinaun Village is only 40,0%. The purpose of this research is to know the correlation between exclusive breastfeeding with nutritional status of children undertwo years in Kalinaun Village of East Likupang North Minahasa Regency. This research uses an Observational analitic with cross sectional study. Sampling in this research taken by total sampling and the number of sample in this research as much 43 children who are ages 6-<24 months. Data were collected with interview by using questionnaire and antropometric measurement. Univariate and bivariate analysis result using fisher exact test. The result shows that children undertwo years who got exclusive breastfeeding as much 13 children with percentage 30,2% and based on index BB/U obtained p value=0,049 so the p value less than α value (0,05), PB/U obtained p value=0,009 so the p value less than α value (0,05) and BB/PB obtained p value=0,542 so the p value more than α value (0,05). The conclusion of this research is there is a associated between exclusive breastfeeding with nutritional status of children undertow years based on index BB/U and PB/U. There is no associated between exclusive breastfeeding with nutritional status of children undertwo years based on index BB/PB in Kalinaun Village of East Likupang North Minahasa Regency. Keywords: Exclusive breastfeeding, Nutritional status 1

PENDAHULUAN Masalah kesehatan yang berhubungan dengan gizi sampai saat ini masih merupakan masalah yang kompleks. Masalah seperti kegagalan pertumbuhan, berat badan lahir rendah, pendek serta kekurangan gizi dan kelebihan gizi masih menjadi persoalan yang perlu ditangani dengan serius. Permasalahan gizi ini erat kaitannya dengan perilaku gizi serta pola hidup masyarakat. Status gizi baik merupakan faktor penentu dalam setiap tahap kehidupan serta keberhasilan tumbuh kembang optimal pada balita (Kemenkes, 2015). Pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden No 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang berfokus pada 1000 hari pertama kehidupan. Salah satu sasaran yaitu meningkatkan persentase ibu yang memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan sebesar 50% dalam upaya percepatan perbaikan gizi. (Depkes, 2016). Riskesdas Indonesia tahun 2013 menunjukan prevalensi bayi yang diberikan ASI (Air Susu Ibu) eksklusif masih rendah yaitu hanya 30,6%. Selain itu, menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2016 menunjukan bahwa capaian pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan di Sulawesi Utara belum mencapai target nasional sebesar 42% pemberian ASI eksklusif hanya 40,2%. Selain itu juga data pemberian ASI eksklusif di daerah Minahasa Utara hanya 39,6% (Dinkes Provinsi Sulut, 2016). Berdasarkan data dari Puskesmas Likupang Timur tahun 2016, cakupan pemberian ASI eksklusif bayi usia 0-6 bulan hanya 32,7%. Khususnya untuk wilayah pesisir Desa Kalinaun cakupan pemberian ASI ekslusif juga belum mencapai target hanya 40,0%. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut penulis ingin melakukan penelitian tentang hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi baduta di Desa Kalinaun Kecamatan Likunpang Timur Kabupaten Minahasa Utara. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat Observasional analitik dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara pada bulan Maret - Juni 2017. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara total sampling yaitu seluruh baduta khusunya 6-<24 bulan sebanyak 43 balita yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan wawancara kuesioner dan pengukuran antropometri. Analisis univariat dilakukan pada tiap variabel dari dan analisis data bivariat digunakan untuk memperoleh atau mencari hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi baduta. Penelitian ini menggunakan uji fisher exact test. 2

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Pemberian ASI Eksklusif Kategori n % Tidak 30 69,8 Ya 13 30,2 Total 43 100 Tabel 1. Menunjukan bahwa dari 43 responden, sebagian besar responden (ibu) sebanyak 69,8% tidak memberikan ASI eksklusif kepada anaknya dan 30,2% memberikan ASI eksklusif kepada anaknya. Tabel 2. Status Gizi Baduta Status Gizi Baduta (BB/U) n % Gizi Kurang 10 23,3 Gizi Baik 33 76,7 Status Gizi Baduta (PB/U) n % Pendek 25 58,1 Normal 18 41,9 Status Gizi Baduta (BB/PB) n % Kurus 3 7,0 Normal 40 93,0 Total 43 100 baduta berdasarkan indeks antropometri BB/U diperoleh 7,0% yang tidak diberikan ASI eksklusif memiliki status gizi kurang dan 23,0% memiliki status gizi baik. Semua baduta yang diberikan ASI eksklusif sebanyak 13 baduta (10,0%) memiliki status gizi baik. Berdasarkan hasil uji statistik fisher exact test diperoleh nilai p=0,049 sehingga nilai p lebih kecil dari nilai α (0,05). Hasil uji statistik menunjukan terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi baduta berdasarkan indeks antropometri BB/U. Tabel 4. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Status Gizi (PB/U) Pemberian Status Gizi (PB/U) ASI Pendek Normal Total p Eksklusif n % n % n % Tidak 22 17,4 8 12,6 30 30,0 0,009 Ya - - 13 13,0 13 13,0 Total 22 17,4 21 25,6 43 43,0 Tabel 4. Menunjukan bahwa status gizi baduta berdasarkan indeks antropometri BB/U dengan kategori gizi kurang 23,3% dan gizi baik 76,7%. Status gizi baduta berdasarkan indeks antropometri PB/U dengan kategori pendek 11,6% dan normal 41,9%. Status gizi baduta berdasarkan indeks antropometri BB/PB dengan kategori kurus 7,0% dan kategori normal 93,0%. Tabel 3. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Status Gizi (BB/U) Pemberian Status Gizi (BB/U) ASI Kurang Baik Total p Eksklusif n % n % n % Tidak 10 7,0 20 23,0 30 30,0 0,049 Ya - - 13 13,0 13 13,0 Total 10 7,0 33 33,0 43 43,0 Tabel 4. Menunjukan bahwa hasil hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi baduta berdasarkan indeks antropometri PB/U diperoleh 17,4% memiliki status pendek, 12,6% memiliki status normal. Sedangkan 13,0% yang diberikan ASI eksklusif memiliki status normal. Berdasarkan hasil uji statistik fisher exact test diperoleh nilai p=0,009 sehingga nilai p lebih kecil dari nilai α (0,05). Hasil uji statistik menunjukan terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi baduta berdasarkan indeks antropometri PB/U. Tabel 3. Menunjukan bahwa hasil hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi 3

Tabel 5. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Status Gizi (BB/PB) Pemberian Status Gizi (BB/PB) ASI Pendek Normal Total p Eksklusif n % n % n % Tidak 3 2,1 27 27,9 30 30,0 0,542 Ya - - 13 13,0 13 13,0 Total 3 2,1 40 33,0 43 43,0 Tabel 5. Menunjukan bahwa hasil hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi baduta berdasarkan indeks antropometri BB/PB diperoleh semua baduta yang diberikan ASI eksklusif sebanyak 13 baduta 12,1% memiliki status normal. Sedangkan dari 30 baduta yang tidak ASI ekslusif 2,1% memiliki status kurus dan 27,9% memiliki status normal. Berdasarkan hasil uji statistik fisher exact test diperoleh nilai p=0,542 sehingga nilai p lebih besar dari nilai α (0,05). Hasil uji statistik menunjukan tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi baduta berdasarkan indeks antropometri BB/PB. Pemberian ASI Ekslusif Penelitian dilapangan didapati sebanyak 30,2% responden memberikan ASI eksklusif dan sebagian besar responden 69,8% tidak memberikan ASI eksklusif kepada anaknya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Rahmadhanny, 2012) pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Rumbai menunjukan bahwa sebagian besar ibu tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 62,5% sedangkan ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada anaknya hanya 37,5%. Hasil yang serupa diperoleh dari penelitian (Ridzal dkk, 2013) untuk presentase anak yang mendapat ASI Esklusif lebih rendah yaitu hanya 34,7 % dibandingkan anak yang tidak mendapatkan ASI Esklusif sebesar 65,3 %. Pemberian ASI eksklusif dari penelitian ini dan 4 dari beberapa penelitian lain dapat disimpulkan bahwa pemberian ASI eksklusif masih rendah. Alasan responden tidak memberikan ASI eksklusif kepada anaknya sebagian besar karena persepsi ASI tidak mencukupi, nasihat orang tua dan beberapa bayi tidak mau karena sudah diberikan susu formula terlebih dahulu. Menurut (Prabasiwi et al, 2014) Ibu yang berpengetahuan rendah berisiko 12,4% lebih besar mengalami persepsi ketidakcukupan ASI dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan baik. Status Gizi Baduta Status gizi baduta berdasarkan BB/U dengan kategori gizi kurang 23,3% dan gizi baik 76,7%. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sartika, 2010) sebagian besar balita berstatus gizi normal berdasarkan indeks BB/U, sebagian besar balita ditemukan mempunyai status gizi normal (77,9%), pendek (14,6%). Indeks BB/U berguna untuk mendeteksi secara dini balita dengan gizi kurang (underweight). Status gizi balita berdasarkan PB/U dengan kategori pendek sebanyak 58,1% dan normal sebanyak 41,9%. Dampak atau outcome dari PB/U adalah pendek (stunting). Status gizi balita berdasarkan BB/PB dengan kategori kurus 7,0% dan kategori normal 93,0%. Dampak atau outcome dari BB/PB ini adalah wasting. Menurut (Sartika, 2010) BB/TB menggambarkan status gizi yang akut akibat suatu keadaan atau kejadian yang berlangsung dalam waktu singkat misalnya menurunnya nafsu makan akibat mengalami diare atau sakit lainnya. Hubungan Antara Pemberian ASI Eksklusif Dengan Status Gizi Baduta Berdasarkan Indeks BB/U Hasil penelitiaan ini menunjukan bahwa berdasarkan hasil uji statistik fisher exact test menunjukan terdapat hubungan antara pemberian

ASI eksklusif dengan status gizi baduta berdasarkan indeks antropometri BB/U. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Normayanti dan Susanti, 2013) hasil analisis yang menggunakan uji Chi Square bahwa terdapat hubungan antara status pemberian ASI ekslusif dengan status gizi bayi (p<0,05). Penelitian dilapangan ditemukan beberapa faktor yang menyebabkan terganggunya BB/U yaitu sebagian besar baduta sudah diberikan MP-ASI dini, sanitasi rumah yang tidak memenuhi syarat, selain itu juga beberapa baduta sering sakit. Pemberian MP-ASI sebelum berusia 6 bulan, membuka peluang membuka peluang bagi kuman untuk masuk kedalam tubuh apabila makanan yang diberikan tidak terjamin kebersihannya. Oleh karena itu, karena beberapa hal tersebut anak mudah terserang penyakit infeksi yang dapat menyebabkan status gizi kurang pada anak. Hubungan Antara Pemberian ASI Eksklusif Dengan Status Gizi Baduta Berdasarkan Indeks PB/U Hasil penelitian ini menunjukan bahwa berdasarkan hasil uji statistik fisher exact test menunjukan terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi baduta berdasarkan indeks antropometri PB/U. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Ni mah dan Nodhiro, 2015) hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting. Penelitian tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian lain yang dilakukan oleh (Serviani, 2016) hasil uji fisher exact test menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusi dengan status gizi berdasarkan indeks PB/U. Pertumbuhan menggambarkan kecukupan gizi, kesehatan dan pengaruh lingkungan yang diterima amak. Pertumbuhan yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti kurangnya asupan gizi, praktek pemberian ASI parsial, penyakit dan lingkungan yang buruk. Anak yang mengonsumsi ASI eksklusif atau predominan mempunyai status gizi yang lebih baik dari pada ASI parsial atau yang diberi makanan/minuman tambahan dan yang non-asi (Fikawati dkk, 2015). Hubungan Antara Pemberian ASI Eksklusif Dengan Status Gizi Baduta Berdasarkan Indeks BB/PB Hasil penelitian ini menunjukan terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi balita berdasarkan indeks antropometri BB/PB. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Serviani, 2016). Berdasarkan hasil uji statistik fisher exact test diperoleh hasil tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusi dengan status gizi berdasarkan indeks BB/PB. Indikator BB/PB dapat menggambarkan status gizi saat ini. Hasil penelitian dilapangan menunjukan sebagian besar baduta memiliki gizi normal walaupun tidak mendapat ASI eksklusif. Hal ini dikarenakan pemberian MP-ASI dini sebelum baduta berusia 6 bulan selain itu juga dikarenakan sebagian besar pekerjakan orang tua adalah nelayan, sehingga sebagian besar baduta sering mengonsumsi ikan yang mengandung banyak protein. Pada anak protein sangat diperlukan untuk tumbuh kembang seperti penambahan berat badan dan tinggi badan serta perkembangan motorik. Menurut (Soetjiningsih dan Gde, 2013) faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang balita berdasarkan indeks BB/PB adalah faktor genetik dan faktor lingkungan yang secara 5

garis besar di bagi menjadi faktor prenatal, perinatal dan pascanatal. Faktor genetik ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh kurus, gemuk, pendek ataupun tinggi. Faktor lingkungan pascanatal seperti budaya, jenis kelamin, umur, asupan gizi, pola pengasuhan, penyakit KESIMPULAN Baduta usia 6-24 bulan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara yang mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 30,2% dan yang tidak mendapat ASI eksklusif sebanyak 69,8%. Status gizi baduta usia 6-<24 bulan di menurut indeks antropometri BB/U kategori gizi kurang 23,3% dan gizi baik 76,7%. Menurut indeks antopometri PB/U kategori pendek 58,1% dan normal 41,9%. Menurut indeks antropometri BB/PB kategori kurus 7,0% dan kategori normal 93,0%. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi baduta di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara berdasarkan indeks antropometri BB/U dan PB/U, indeks antropometri BB/PB tidak terdapat hubungan yang signifikan. SARAN Kepada petugas kesehatan puskesmas dan posyandu sebagai instansi terkait yang merupakan tempat pelayanan kesehatan yang Desa Kalinaun termasuk dalam wilayah kerjanya agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan terutama melakukan penyuluhan tentang pemberian ASI eksklusif sebagai salah satu tindakan untuk mencegah terjadinya gizi kurang, gizi buruk, pendek maupun kurus dan kepada ibu menyusui dan calon ibu menyusui agar memperhatikan pola pemberian ASI dengan memberikan ASI eksklusif kepada anaknya. DAFTAR PUSTAKA Agam I, Aminuddin S dan Citra K. 2011. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Tamamaung Kecamatan Panakkukang Kota Makassar. Makassar. Jurnal. Ilmu Gizi FKM - Universitas Hasanuddin. Asnani T. 2013. Faktor - Faktor yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Menyusui. Depok. Jurnal. FKM - UI. Desi. 2011. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Usia 6 59 Bulan Di Sumatera Tahun 2010. Depok. Skripsi. FKM - UI. Fikawati S, Ahmad S dan Khaula K. 2015. Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Ni mah K dan Siti R. N. 2015. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. Surabaya. Jurnal. FKM - Universitas Airlangga. Normayanti dan Nila S. 2013. Status Pemberian ASI Terhadap Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan. Palangkaraya. Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol. 9, No. 4, April 2013: 155-161 Prabasiwi A, Sandra F dan Ahmad S. 2014. ASI Eksklusif dan Persepsi Ketidakcukupan ASI. Depok. Jurnal. Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan FKM - UI. Proverawati A. dan Wati E. K. 2011. Ilmu Gizi untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. 6

Rahmadhanny R. 2012. Faktor Penyebab Putusnya ASI Eksklusif Pada Ibu Menyusui di Puskesmas Rumbai Kecamatan Rumbai Pesisir Tahun 2011. Depok. Skripsi. FKM - UI. Ridzal M, Veni H dan Rochimiwati. 2013. Hubungan Pola Pemberian ASI Dengan Status Gizi Anak Usia 6-23 Bulan di Wilayah Pesisir Kecamatan Tallo Kota Makassar Tahun 2013. Makassar: Ilmu Gizi Fakultas FKM - Universitas Hasanuddin. Sartika R.A.D. 2010. Analisis Pemanfaatan Program Pelayanan Kesehatan Status Gizi Balita. Depok. Jurnal Departemen Gizi FKM-UI. Serviani A. 2016. Hubungan Antara Pemberian ASI Eksklusif Dengan Status Gizi Pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ranotana Weru. Skripsi. FKM- UNSRAT Seotjiningsih, Gde R. 2013. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Buku Kedokteran EDC 7