BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

PARTAI POLITIK DAN KEBANGSAAN INDONESIA. Dr. H. Kadri, M.Si

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

PERAN TOKOH PARTAI POLITIK DALAM PENDIDIKAN POLITIK BAGI GENERASI MUDA DESA JATIPURWO KECAMATAN JATIPURNO KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Juanda, 2013

PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEMILIH PEMULA. Oleh RANGGA Kamis, 19 Juni :56

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. 1. Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas Tentang Aksesibilitas Pemilu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. politik yang demokratis adalah melalui Pemilu. Pemilu diselenggarakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

FUNGSI PARTAI POLITIK DALAM MELAKSANAKAN PENDIDIKAN POLITIK BAGI MASYARAKAT. Oleh : Marchel Fernando Rolos ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kehidupan politik Indonesia ini dianmis dalam negara demokrasi. Peran

SAMBUTAN KETUA UMUM FKPPI DALAM ACARA RAPIMPUS FKPPI 2014 "POLA PIKIR FKPPI DALAM MENGABDI PADA KEPENTINGAN RAPAT PIMPINAN PUSAT FKPPI 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling

MAKALAH PENGARUH PARTAI POLITIK TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT MENGIKUTI PEMILU

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Pemilu

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

I. PENDAHULUAN. dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi atau Undang-Undang Dasar (UUD) menempati tingkatan

MENDENGARKAN HATI NURANI

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah tidak lagi terbatas pada kewenangan yang bersifat administratif tapi telah

I. PENDAHULUAN. oleh Unang Sunardjo yang dikutip oleh Sadu Wasistiono (2006:10) adalah

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pada bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan implikasi penelitian yang

BAB I A. Latar Belakang Masalah

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bertambah dalam menghadapi era globalisasi, untuk menghadapi globalisasi dan

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Negara yang menganut paham demokrasi, pemikiran yang

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI PADA PEMILIH PEMULA. (Studi Kasus Pada Pemilih Pemula di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Kebak

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sosialisasi yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Sukasari Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai yang menjadikan. Islam sebagai asas partai. PKS memiliki tujuan untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

PENGUATAN FUNGSI DAN PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMBANGUNAN PROF.DR. DWI PURWOKO,MSI,APU

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. dan juga pada pemilu (Pemilu). Pada umumnya partai politik itu dapat dikatakan

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

MEMAKNAI ULANG PARTISIPASI POLITIK WARGA: TAHU, MAMPU, AWASI PUSAT KAJIAN POLITIK FISIP UNIVERSITAS INDONESIA 28 JANUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mubarak Ahmad, 2014

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi dan pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan generasi muda inilah melalui pemberian fondamen yang kuat yakni

KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN. Syahlan A. Sume. Modul ke: Fakultas FEB

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi lebih dari sekedar seperangkat aturan dan prosedur konstitusional yang menentukan suatu fungsi pemerintah. Dalam demokrasi, pemerintah hanyalah salah satu unsur yang hidup berdampingan dalam suatu struktur sosial dari lembaga-lembaga yang banyak dan bervariasi. Partai politik merupakan ciri utama sistem politik yang demokratis. Sedangkan salah satu fungsi dari partai politik adalah pendidikan politik, ini merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh partai politik mengingat masih banyaknya masyarakat yang pendidikan politiknya masih sangat minim atau rendah. Partai politik mempunyai peran dalam pelaksanaan pendidikan politik dan berkewajiban dalam pelaksanaan pendidikan politik sebagaimana UU No. 2 tahun 2011 dalam pasal 31 ayat 1 sebagai berikut: partai politik melakukan pendidikan politik bagi masyarakat sesuai dengan ruang lingkup tanggung jawabnya dengan mempertahankan keadilan dan kesetaraan gender dengan tujuan antara lain: (a) meningkatkan kesadaran hak dan kewajiban masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; (b) meningkatkan partisipasi politik dan inisiatif masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; dan (c) meningkatkan kemandirian, kedewasaan dan membangun karakter bangsa dalam rangka memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Pendidikan politik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan untuk membangun etika dan budaya politik sesuai dengan falsafah bangsa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di Desa Jatipurwo Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri. Banyak dijumpai generasi muda atau pemuda desa yang masih enggan berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan di desa terutama pada saat adanya pemilihan. Permasalahan ini sering muncul adalah para pemuda desa sering golput dalam pemilihan di desa karena mereka sering berpikir bahwa tidak penting untuk mengikuti pemilihan tersebut, tidak sedikit juga yang beranggapan bahwa tokoh yang mereka pilih dalam pemilihan tersebut akan buruk 1

2 kinerjanya. Karena banyaknya spekulasi negatif di benak para generasi muda itulah yang membuat mereka enggan ikut berkecimpung dalam jalannya politik di desa. Kurangnya pengalaman maupun wawasan tentang pendidikan politik juga menjadi factor pemicu generasi muda menjadi pasif dalam partisipasi aktif dalam politik maupun kegiatan di desa. Tingkat partisipasi politik dalam pemilu merupakan hal yang turut menentukan keberhasilan pemilu. Menurut data pada pemilu Presiden dan Wakil Presiden diadalan jumlah penduduk yang berhak memilih menggunakan hak pilihnya dalam pemilu adalah sebagai berikut: pada tahun 2004 ada sejumlah 66,14% penduduk yang berhak memilih menggunakan hak pilihnya, pada tahun 2009 sebesar 73,46%, pada tahun 2014 ini sebesar 75,82%. Angka partisipasi masyarakat Indonesia ini termasuk rekor tertinggi di dunia kecuali jika dibandingkan dengan hasil Referendum yang terjadi di Irak yang mengukuhkan kembali Saddam Hussein pada tahun 1995 (Fattah, 1997 : 20) Untuk membina generasi muda di dalam kehidupan politik diperlukan proses pendidikan politik yang terencana sehingga partai dapat menghasilkan politisi-politisi masa depan yang lebih berkualitas. Dengan kata lain tujuan pendidikan politik yang akan dilaksanakan dapat ditinjau dari beberapa aspek. Pertama, aspek kognitif untuk membangun pengetahuan warga negara (masyarakat sipil) tentang konsep-konsep dasar politik dan pemerintahan.kedua, aspek afektif untuk membentuk karakter warga negara (masyarakat sipil) yang berpihak kepada demokratisasi dan jati dirinya sebagai pemegang kedaulatan rakyat.ketiga, aspek psikomotorik untuk membangun kecakapan intelektual dan moral dalam mewujudkan Indonesia yang demokratis. Untuk meningkatkan partisipasi generasi muda secara kuantitas maupun kualitas diperlukan proses pendidikan politik secara terus menerus dan komprehensif. Hal ini sesuai dengan tujuan dari pendidikan politik untuk membentuk sikap yang mendukung sistem politik serta menyadarkan individu akan perannya sebagai partisipan politik. Maka dari itu materi-materi yang berisi pengenalan partai kepada generasi muda mutlak diperlukan mengingat salah satu

3 tujuan partai politik melakukan pendidikan politik kepada generasi muda adalah memberikan wawasan tentang partai, visi, misi, idiologi perjuangan, dan program partai sehingga generasi muda memahami apa yang diperjuangkan suatu partai, mengapa mereka memilih partai tersebut, nilai-nilai apa saja yang akan dibawa oleh tokoh partai tersebut ketika kelak mereka duduk di lembaga legislative. Sedangkan bagi generasi muda kader partai, menteri-menteri tersebut berguna bagi mereka untuk membentuk militansi terhadap partai. Materi-materi yang berisi penanaman kesadaran beridiologi, berbangsa, dan bernegara juga penting diberikan karena memperkokoh rasa nasionalisme, membentuk nation and character building, cinta tanah air, dan bagga sebagai bangsa Indonesia dengan kemajemukannya dan tetap dalam lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia. Materi-materi yang menyangkut sistem pemilu berserta peraturan-peraturan yang ada dalam rezim pemilu memberikan wawasan kepada generasi muda tentang seluk beluk pemilu, bagaimana urgensi pemilu dalam suatu negara dan suksesi kepemimpinan. Bagaimana sistem pemilu yang demokratis yang mampu menjamin rasa kepastian hukum dan keadilan, tidak saja bagi penyelenggara tetapi juga para pemilih yang telah berupaya menjalankan hak demokrasinya. Pada bagian ini akan diberikan pemahaman tentang hakekat dan arti penting pemilu itu sendiri. Materi-materi tentang etika politik, partisipasi politik, sistem pemerintahan dan peran generasi muda dalam sistem politik merupakan materi-materi yang diperlukan bagi generasi muda menyangkut isu-isu sosial politik terkini. Materi ini diyakini dapat membangun wawasan generasi muda agar cerdas dalam berpolitik. Termasuk memahami dan sadar akan arti pentingnya generasi muda sebagai generasi penerus harapan bangsa. Serta pentingnya pemberian materimateri yang menyangkut pengembangan kepribadian, motivasi berprestasi, dan bagaimana cerdas secara emosional dalam kehidupan bersama, bermasyarakat, dan bernegara mutlak diperlukan. Terlebih dengan kondidi sosial emosional generasi muda yang terbilang dinamis perlu dibangun kesadaran berpolitik yang merumakan salah satu tujuan dari pendidikan politik itu sendiri.

4 Tokoh partai politik adalah yang bertugas memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Tokoh partai politik tidak hanya memperhatikan masyarakat di saat kampanye atau menjelang pesta demokrasi, setelah itu dilupakan dan dibubarkan tanpa ada yang namanya proses evaluasi. Tetapi kegiatan pendidikan politik ini juga harus berlangsung secara terus-menerus dan kenyataannya, partai politik justru memberikan contoh yang buruk. Harusnya partai politik menciptakan hubungan yang saling menguntungkan antara masayarakat dan elite dalam rangka mewujudkan cita cita bangsa. Undang-undang No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik pada BAB XIII pasal 31 ayat (1) tentang pendidikan politik, menjelaskan bahwa partai politik melakukan pendidikan politik bagi masyarakat sesuai dengan ruang lingkup tanggung jawabnya dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan. Di Indonesia fungsi-fungsi parpol diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 2002 tentang partai politik secara jelas Undang-Undang itu mengatakan, parpol memiliki fungsi sebagai sarana pendidikan politik bagi masyarakat, perekat persatuan dan kesatuan bangsa, penyerap, penghimpun, penyalur aspirasi masyarakat, partisipasi politik warga negara, dan rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan publik. Pendidikan politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika dikaitkan dengan partai politik, pendidikan politik bisa diartikan sebagai usaha sadar dan tersistematis dalam mentransformasikan segala sesuatu yang berkenaan dengan perjuangan partai politik tersebut kepada massanya agar mereka sadar akan peran dan fungsi, serta hak dan kewajibannya sebagai manusia atau warga negara. Kurang terdidiknya warga negara secara politik ini, telah menyebabkan mereka cenderung pasif dan mudah dimobilisasi untuk kepentingan pribadi/jabatan dari para elite politik. Selebihnya mereka juga tidak bisa ikut mempengaruhi secara signifikan proses-proses pengambilan keputusan yang berkaitan erat dengan kehidupan mereka. Sudah menjadi rahasia umum bahwa proses demokratisasi yang sehat mensyaratkan adanya partisipasi politik yang

5 otonom dari warga negara. Partisipasi politik yang otonom ini, hanya dapat dimungkinkan jika warga negara cukup terdidik secara politik. Untuk menumbuhkan dan atau meningkatkan partisipasi politik yang otonom dari setiap warga negara, maka pelaksanaan pendidikan politik yang baik dan benar, mutlak diperlukan. Pelaksanaan pendidikan politik ini, selain dapat dilakukan oleh pemerintah melalui lembaga-lembaga pendidikan formal yang ada, juga bisa dilaksanakan secara non-formal oleh organisasi-organisasi masyarakat sipil. Di Indonesia peran partai politik adalah sebagai pilar penyangga demokrasi. Dalam artian bahwa, keberadaan demokrasi tanpa adanya partai politik adalah sebuah situasi kekuasaan tanpa legitimasi. Karena begitu pentingnya peran partai politik, maka sudah selayaknya jika partai politik diharapkan mampu menjamin demokratisasi yang sehat dan efektif. Dengan kondisi partai politik yang sehat dan efektif, maka memungkinkan untuk melaksanakan rekrutmen pemimpin atau proses pengkaderan, pendidikan politik dan kontrol sosial yang sehat. Dengan partai politik pula, konflik dan konsensus dapat tercapai guna mendewasakan masyarakat. Konflik yang tercipta tidak lantas dijadikan alasan untuk memecah belah partai, tapi konflik yang timbul dicarikan konsensus guna menciptakan partai yang sehat dan fungsional. Pentingnya keberadaan partai politik dalam menumbuhkan demokrasi harus dicerminkan dalam peraturan perundang-undangan. Seperti diketahui hanya partai politik yang berhak mengajukan calon dalam pemilihan umum. Makna dari ini semua adalah, bahwa proses politik dalam pemilihan umum (pemilu), jangan sampai mengebiri atau bahkan menghilangkan peran dan eksistensi partai politik. Kalaupun saat ini masyarakat mempunyai penilaian negatif terhadap partai politik, bukan berarti lantas menghilangkan eksistensi partai dalam sistem ketatanegaraan. Semua yang terjadi sekarang hanyalah bagian dari proses demokrasi. Pemilihan Desa Jatipurwo sebagai lokasi penelitian karena beberapa aspek yang berhubungan dengan pelaksanaan partisipasi politik warga negara khususnya generasi muda diduga bermasalah.karena itu permasalahan ini perlu diangkat melalui penelitian ini dengan tujuan melakukan kajian serta pemecahan terhadap

6 masalah. Berdasarkan observasi awal dilokasi penelitian serta studi literature yang terkait dengan permasalahan di atas didapati fakta permasalahan berupa kurangnya pemahaman terhadap politik khususnya pada generasi muda. Pelaksanaan pendidikan politik bagi masyarakat Jatipurwo Kecamatan Jatipurno dilandaskan kepada asas-asas yang sesuai dengan keadaan serta sifat kebudayaan, khususnya generasi muda, yang dipadukan dengan dinamika perkembangan kehidupan nasional dan kemajuan yang telah dicapai sehingga sasaran yang dikehendaki dengan pendidikan politik ini akan tercapai keberhasilan dan dimanfaatkan secara tepat oleh masyarakat dan diwujudkan dalam tingkat partisipasi yang sebesar-besarnya. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, penulis sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Peran Tokoh Partai Politik Dalam Pendidikan Politik Bagi Generasi Muda Desa Jatipurwo Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri. Hal tersebut erat hubungannya dengan kurikulum Program Studi PPKn, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta pada Mata Kuliah Budaya Dan Partisipasi Politik. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PERAN TOKOH PARTAI POLITIK DALAM PENDIDIKAN POLITIK BAGI GENERASI MUDADESA JATIPURWO KECAMATAN JATIPURNO KABUPATEN WONOGIRI. B. Rumusan Masalah Menurut Sugiyono (2014: 55), Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Hal ini dilakukan supaya penelitian dapat dilakukan dengan baik dan tidak mengalami kesulitan sehingga efektif dan efisien. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengapa pendidikan politik perlu diberikan kepada generasi muda di Desa Jatipurwo Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri?

7 2. Bagaimanakah upaya tokoh-tokoh partai politik dalam menyampaikan pendidikan politik bagi generasi muda di Desa Jatipurwo Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri? 3. Bagaimana tanggapan generasi muda terhadap pendidikan politik yang diberikan oleh tokoh partai politik di Desa Jatipurwo kecamatan Jatipurno kabupaten Wonogiri? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendiskripsikan pentingnya pendidikan politik perlu diberikan kepada generasi muda di Desa Jatipurwo Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri. 2. Untuk mendiskripsikan upaya tokoh-tokoh partai politik dalam menyampaikan pendidikan politik bagi generasi muda di Desa Jatipurwo Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri. 3. Untuk mendikripsikan tanggapan generasi muda terhadap pendidikan politik yang diberikan oleh tokoh partai politik di Desa Jatipurwo kecamatan Jatipurno kabupaten Wonogiri. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademik a. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi peneliti-peneliti yang ingin melihat tingkat pendidikan politik generasi muda di Desa Jatipurwo kecamatan Jatipurno kabupaten Wonogiri. b. Sebagai tambahan literature atau bahan kajian dalam studi ilmu politik. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijaksanaan untuk meningkatkan kualitas kehidupan politik masyarakat khususnya generasi muda, terutama dalam membentuk sikap dan tingkah laku politik mereka.

8 b. Input bagi tokoh partai politik untuk lebih meningkatkan peran sertanya dalam mendidik masyarakat dalam hal politik, dan membuat terobosan baru dalam merumuskan dan menjabarkan program kerjannya yang berkaitan dengan pemberian pendidikan politik kepada generasi muda di Desa Jatipurwo kecamatan Jatipurno kabupaten Wonogiri.