Pemeliharaan Ikan Botia (Botia macracantha) dengan Pemberian Pakan Komersial dan Pakan Hidup (Pheretima sp.)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH SUMBER ASAM LEMAK PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN BOTIA Botia macracanthus Bleeker

EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii)

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGGUNAAN KOMBINASI BERAGAM PAKAN HIJAUAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.)

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

BAB 4. METODE PENELITIAN

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS KIAMBANG

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 2(2) : (2014) ISSN :

PEMBERIAN PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPPA. Elrifadah. Abstract

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SUBSTITUSI TEPUNG BUNGKIL KEDELAI DENGAN TEPUNG BUNGKIL KOPRA DALAM PAKAN IKAN BERONANG, Siganus guttatus

II. BAHAN DAN METODE

SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK

II. BAHAN DAN METODE

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BUATAN DENGAN KADAR LEMAK BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBERIAN PAKAN PELET DAN CACING SUTERA PADA PEMELIHARAAN BENIH IKAN HIAS NEMO

Combination of Black Soldier Fly (Hermetia illucens L.) Larva and Pellet as Food for Pangasius djambal

282 Jurnal Perikanan (J. FISH. Sci) X (2) : ISSN:

APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork)

PARTIAL SUBSTITUTION OF FISH MEAL WITH PETEK (Leiougnathus equulus) FLOUR IN COMMERCIAL FEED OF PATIN SIAM (Pangasius hypopthalamus) FRY

ABSTRACT. Keywords: selenium, growth, viability, Cromileptes altivelis, grouper

PENGARUH DOSIS PAKAN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS Cyprinus carpio DAN IKAN BAUNG Macrones sp DENGAN SISTEM CAGE-CUM-CAGE

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN DAPHNIA TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN PERTUMBUHAN LARVA LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

KINERJA PERTUMBUHAN JUVENIL IKAN LELE DUMBO (Clarias sp.) YANG DIBERI PAKAN DENGAN KANDUNGAN KROMIUM BERBEDA

PENGARUH KADAR PROTEIN DAN RASIO ENERGI PROTEIN PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN BENIH IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Darti Satyani, Nina Meilisza, dan Lili Solichah

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BERBAGAI IMBANGAN ENERGI-PROTEIN RANSUM SILASE IKAN TERHADAP EFISIENSI PAKAN PADA IKAN JAMBAL SIAM

PEMBERIAN PAKAN PELET YANG DICAMPUR PUPUK ORGANIK CAIR BIOTON TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp)

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

PRODUKSI IKAN NEON TETRA (Paracheirodon innesi) UKURAN M DENGAN PADAT TEBAR 25, 50, 75 DAN 100 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

Tingkat Kelangsungan Hidup

PENGARUH JENIS PAKAN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN BENIH IKAN SELAIS (Cryptopterus lais)

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus gouramy Lac. UKURAN 2 CM

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang

Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gabus (Channa striata) yang Diberi Pakan Buatan Berbahan Baku Tepung Keong Mas (Pomacea sp.

PENAMBAHAN TEPUNG BIOFLOK SEBAGAI SUPLEMEN PADA PAKAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) ABSTRAK

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

Pengaruh Pemotongan Sirip Terhadap Pertumbuhan Panjang Tubuh Ikan Mas (Cyprinus carpio L.)

METODE KERJA. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015 di. Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler Jurusan. Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter)

3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Tahapan Penelitian Prosedur Penelitian a. Tahap I 1. Kultur bakteri Serratia marcescens

II. BAHAN DAN METODE

Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda

515 Keragaan pertumbuhan benih Cherax... (Irin Iriana Kusmini)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu

PEMANFAATAN FERMENTASI AMPAS TAHU DALAM PAKAN IKAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN GURAMI OSPHRONEMUS GOURAMY LAC

Fattening of Soft Shell Crab With Different Food

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan Ampas Tahu Sebagai Pakan Ikan Lele (Clarias batrachus) Organik

J. Aquawarman. Vol. 2 (2) : Oktober ISSN : Abstract

III. BAHAN DAN METODE

PENENTUAN PEMBERIAN PAKAN DAN UKURAN BENIH SAAT TEBAR PADA PEMBESARAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

EFEKTIFITAS KINERJA MEDIA BIOFILTER DALAM SISTEM RESIRKULASI TERHADAP KUALITAS AIR, PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN RED RAINBOW

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

PEMANFAATAN BIOFLOK DARI LIMBAH BUDIDAYA LELE DUMBO (Clarias gariepinus) SEBAGAI PAKAN NILA (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

PEMANFAATAN CACING LUR (Nereis sp.) SEBAGAI PAKAN UDANG WINDU (Penaeus monodon L.) DAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii de Man) 1

Berkala Perikanan Terubuk, Juli 2011, hlm ISSN

Pertumbuhan Benih Ikan Betok (Anabas testudineus Bloch) dengan Pemberian Pakan Tambahan Berupa Maggot

PERUBAHAN RESPON PAKAN PADA IKAN MAS KOKI (Carasias auratus) DENGAN RANSANGAN WARNA LAMPU

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Bahan dan Alat Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Uji Rancangan Pakan Perlakuan

SIKLUS REPRODUKSI TAHUNAN IKAN RINGAN, TIGER FISH (Datnioides quadrifasciatus) DI LINGKUNGAN BUDIDAYA AKUARIUM DAN BAK

PERBANDINGAN KARBON DAN NITROGEN PADA SISTEM BIOFLOK TERHADAP PERTUMBUHAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)

Transkripsi:

Aquacultura Indonesiana (2005) 6(2) : 47 51 ISSN 0216 0749 Pemeliharaan Ikan Botia (Botia macracantha) dengan Pemberian Pakan Komersial dan Pakan Hidup (Pheretima sp.) Chumaidi, Yanti Suryanti dan Agus Priyadi Instalasi Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar Komplek Perikanan, Pancoran Mas, Depok, Telp./Fax (021) 7520482 Abstract Chumaidi, Yanti Suryanti and Agus Priyadi. 2005. Rearing of clown loach (Botia macracantha ) fed on commercial feed and live food (Pheretima sp.). Aquacultura Indonesiana, 6(2) : 47 51. Clown loach (Botia macracantha) has been known as a potential fresh water ornamental fish and it was as an export commodity. This research was conducted to evaluate the response of clown loach fed on combination of commercial feed and live food. The data gained were focussed on food convertion ratio and production. The experiment was done in a closed room by using aquaria of 250 L volume of fish water installated by cyrculation system. Treatments of the experiment were combination of commercial feed and live food (Pheretima sp.) at different levels, namely; A) pellet 100%, B) pellet 65% + earth worm 35%, C) pellet 35% and earth worm 65% and D) earth worm 100%. Results showed that pellet 65% and earth worm 35% (treatment B) gave the highest fish response with the food convertion ratio 4,98 and the production 11,5957 g during three months fish rearing. Abstrak Keywords: Clown loach (Botia macracantha); Commercial feed; Live food Ikan botia (Botia macracantha) diketahui sebagai ikan hias air tawar potensial dan sebagai komoditi ekspor. Penelitian dilakukan untuk mengetahui kombinasi pakan komersial dan pakan alami terhadap konversi pakan dan produksi ikan botia. Penelitian dilakukan dengan akuarium volume 250 L pada sistim pengaliran air sirkulasi menggunakan pompa dan dalam ruangan tertutup. Rancangan perlakuan yaitu kombinasi pakan komersial (pelet) dan pakan alami/cacing tanah (Pheretima sp.), sebagai berikut; A) pakan pelet 100%, B) pakan pelet 65% + cacing tanah 35%, C) pakan pelet 35% + cacing tanah 65%, dan D) cacing tanah 100 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil terbaik ditunjukkan pada ikan dengan pemberian kombinasi pakan pelet 65% dan cacing tanah 35% (Perlakuan B), dengan nilai rasio konversi pakan 4,98 dan produksinya 11,5957 g selama pemeliharaan tiga bulan. Kata Kunci: Ikan botia (Botia macracantha); Pakan komersial; Pakan alami Pendahuluan Ikan botia (Botia macracantha) merupakan ikan hias air tawar yang potensial dan tergolong komoditas ekspor. Penelitian habitat asal dan makanan ikan botia di alam, yaitu Sungai Batanghari yang telah dilakukan oleh Rahardjo et al. (1995) menunjukkan bahwa makanan ikan botia meliputi krustasea, insekta, nematode dan alga. Ikan botia kecil berukuran 6 cm mengkonsumsi tumbuhan air dan yang berukuran besar 22 cm mengkonsumsi krustasea serta detritus (Samuel et al., 1994). Pertumbuhan ikan pada umumnya ditentukan oleh kandungan gizi pakan dan disukai ikan terhadap pakan yang diberikan. Ikan botia diketahui menyukai pakan pelet dan ikan rucah (Subagja et al., 1997). Tingkat konsumsi ikan botia yang berasal dari alam terhadap pakan buatan dan hidup hingga kini belum diteliti secara mendalam. Pakan komersial yang ada di pasaran dengan formulasi khusus untuk serta disukai ikan botia belum tersedia. Untuk itu perlu dicoba pemberian pakan baik pakan alami maupun buatan sebagai penelitian awal untuk mengetahui pakan yang cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan gonad ikan botia. Cacing tanah (Pheretima sp.) yang telah lama dapat dibudidayakan dan biasa digunakan dalam kegiatan pemancingan perlu digunakan sebagai pakan hidup untuk pembesaran ikan botia. Larva chironomus, cacing sutera dan udang air tawar yang digunakan oleh petani untuk memelihara ikan botia perlu pula diberikan sebagai pakan hidup. Robinson (1990) menyatakan bahwa akibat terbatasnya informasi tentang kebutuhan nutrisi bagi ikan-ikan baru maka formulasi pakan ikan liar dari alam didasarkan pada pakan alami yang dikonsumsi 47

Aquacultura Indonesiana, Vol. 6, No. 2, Agustus 2005 : 47 51 dari alam atau yang dapat ditemukan di dalam alat pencernaan ikan tersebut. Protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin menjadi kajian awal dalam penyusunan formulasi pakan ikan. Kajian selanjutnya adalah kebutuhan ikan akan asam-asam amino dan asam lemak. Protein dikaitkan sebagai bahan penyusun tubuh ikan, sedangkan karbohidrat dan lemak dikaitkan dengan energi yang dibutuhkan untuk membentuk sel-sel atau jaringan ikan (NRC, 1977). Penelitian awal pemeliharaan ikan botia dengan menggunakan pakan komersial berbentuk pelet dan cacing tanah bertujuan untuk mengetahui kombinasi pakan komersial dan pakan hidup yang terbaik bagi ikan botia dan data yang diperoleh difokuskan pada rasio konver si pakan dan produksinya. Materi dan Metode Ikan botia dipelihara dalam akuarium berukuran 50 x 60 x 60 cm 3 yang diisi air sumur sebanyak 250 L dan menggunakan sistem resirkulasi. Empat akuarium ditempatkan dalam ruangan tertutup untuk mempertahankan suhu media 27 31 o C. Masing-masing akuarium diisi enam ekor botia betina dan dua ekor botia jantan dengan bobot individu berkisar antara 45,66+0,73 g. Perlakuan dalam pemeliharaan ikan botia adalah kombinasi antara pakan komersial berbentuk pelet dan cacing tanah (Pheretima sp.) dengan komposisi sebagai berikut : A) pakan pelet 100%, B) pakan pelet 65% + cacing tanah 35%, C) pakan pelet 35% + cacing tanah 65%, dan D) cacing tanah 100%. Pakan diberikan dalam bentuk basah tetapi dikonversikan ke dalam bobot kering sebanyak 2,5% dari biomassa ikan. Nilai tersebut didasarkan pada kemampuan makan ikan botia hasil dari penelitian pendahuluan. Kandungan nutrisi pakan komersial dan cacing tanah seperti pada Tabel 1. Penghitungan rasio konversi pakan selama penelitian dihitung menurut rumus NRC (1977), sebagai berikut : F RKP = (Wt + D) - Wo Di mana : RKP : Rasio konversi pakan F : Jumlah pakan yang diberikan (g) Wo : Biomassa ikan pada awal penelitian (g) Wt : Biomassa ikan setelah akhir penelitan (g) D : Biomassa ikan yang mati (g) Perkembangan total jaringan tubuh ikan selama penelitian dinyatakan dengan produksi yang dihitung dengan cara Chapman (1989) dalam Robinson (1990), sebagai berikut : P = G B Di mana : P : Produksi ikan botia (g) G : Laju pertumbuhan B : Rata-rata biomassa ikan (g) Sedangkan laju pertumbuhan spesifik dengan rumus : Ln w 2 - Ln w 1 G = t 2 t 1 Di mana W 1 dan W 2 bobot rata-rata individu ikan selama waktu t 1 dan t 2 Pengamatan kualitas fisik (suhu) dan kimia (ph, oksigen, alkalinitas, ammonia dan nitrit) dilakukan dua minggu sekali selama tiga bulan pemeliharaan ikan botia. Tabel 1. Kandungan nutrisi pakan pelet dan cacing tanah (% bobot kering) Uraian Pelet Cacing tanah Kadar air 6.50 79.39 Protein 32.21 52.17 Lemak 6.94 13.86 Karbohidrat 47.79 13.24 Karbohidrat : Lemak 6.88 0.95 Abu 10.62 17.32 Serat kasar 2.44 3.41 Hasil dan Pembahasan Berdasarkan tingkat kosumsi pakan ikan botia dari berbagai perlakuan kombinasi pakan yang diberikan menunjukkan bahwa pelet 65% dan cacing tanah 35% direspon paling baik oleh ikan botia, yaitu mencapai 1718,81 g bobot kering selama penelitian dan terendah dicapai oleh pakan pelet 100% (833,08 g) (Tabel 2). Tingkat konsumsi pakan ikan botia dan pertambahan biomassa ikan dapat dilihat pada Tabel 3. Pertambahan biomassa ikan botia selama pemeliharaan terkait dengan nilai rasio konversi pakan. Semakin tinggi pertambahan biomassa ikan, nilai rasio konversi pakannya semakin rendah. Berdasarkan perhitungan nilai rasio konversi pakan ikan botia menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi pakan pelet 65% dan cacing tanah 35%, memberikan nilai rasio konversi pakan 48

Pemeliharaan ikan botia (Botia macracantha) dengan pemberian (Chumaidi et al.) paling rendah, yaitu 4,48 dan rasio konversi pakan paling tinggi (14,72) dicapai oleh pelet 35% dan cacing tanah 65% (Tabel 3). Nilai rasio konversi pakan yang rendah menunjukkan tingkat efisiensi yang paling tinggi dari perlakuan pemberian pakan yang diberikan. Nilai rasio konversi pakan berkaitan dengan peningkatan biomassa atau pertambahan jaringan tubuh ikan botia yang dapat dinyatakan dengan produksi selama pemeliharaan. Contoh perhitungan produksi ikan botia seperti Tabel 4. Sedangkan produksi ikan botia dari berbagai perlakuan pemberian pakan tercantum pada Gambar 1. Produksi ikan botia pada perlakuan dengan pemberian pelet 100% atau cacing tanah 100% tidak menunjukkan produksi ikan botia yang tertinggi. Produksi ikan botia tertinggi (11,5957 g) diperoleh pada perlakuan kombinasi antara pelet 65% dan cacing tanah 35%, (Gambar 1). Kombinasi pelet dan cacing tanah tersebut menjadi petunjuk awal adanya keseimbangan nutrisi yang terkandung dari kedua jenis pakan tersebut. Pelet dengan kandungan karbohidrat yang tinggi (47%) dan cacing tanah dengan kandungan protein yang tinggi (52,17%) (Tabel 1) bila diberikan secara terpisah kepada ikan botia ternyata tidak dapat meningkatkan biomassa atau produksinya secara optimal, sebab pertumbuhan bobot ikan tidak hanya ditentukan oleh tingginya kandungan protein atau karbohidrat tetapi juga terkait dengan kandungan lemak. Kandungan lemak dalam cacing tanah dan pelet menjadi penentu Tabel 2. Tingkat konsumsi pakan (bobot kering) selama penelitian keseimbangan nutrisi yang baik untuk pakan ikan botia sebab energi untuk pembentukan sel-sel atau jaringan tubuh ikan berkaitan erat tidak saja berasal dari karbohidrat tetapi juga dari lemak, walaupun energi dapat pula berasal dari protein bila tubuh kekurangan lemak (NRC, 1977). Kandungan karbohidrat yang tinggi dan dapat dicerna dalam usus ikan akan dikirim ke hati dan dirubah menjadi lemak pada proses lipogenesis (Brauge et al., 1994). Karbohidrat dalam tubuh ikan akan diubah menjadi trigleserida sebagai penyusun lemak dalam jaringan adiposa (Campbell dan Smith, 1982). Kandungan lemak dalam pakan mutlak diperlukan ikan. Watanabe (1982) berpendapat bahwa energi yang berasal dari lemak berfungsi sebagai sparing effect pada sintesis protein dalam tubuh ikan. Tetapi lemak bukan satu-satunya sarat bagi pertambahan bobot individu ikan. Menurut Suhenda et al. (2003) peningkatan rata-rata bobot benih patin jambal ditentukan oleh rasio karbohidrat /lemak dengan nilai ideal berkisar antara 2 hingga 6. Pelet dengan rasio karbohidrat/lemak mendekati ideal, yaitu 6,88 (Tabel 1) sangat berperan terhadap produksi ikan botia. Sedangkan cacing tanah dengan rasio karbohidrat/lemak hanya 0,95 (Tabel 1) kurang berperan terhadap produksi ikan botia. Kombinasi pelet (65%) dan cacing (35%) atau dalam bobot kering, 1117,22 g pelet dan 601,58 g cacing tanah selama penelitian memberikan dampak peningkatan produksi ikan botia yang tinggi. Sedangkan Perlakuan Pelet (g) Cacing tanah (g) Total pakan (g) Pelet 100% 833.08 833.08 Pelet 65% + CT 35% *) 1117.22 601.58 1718.81 Pelet 35% + CT 65 % 485.91 902.42 1388.34 CT 100% 1097.72 1097.72 *) CT = Cacing tanah Tabel 3. Biomassa dan rasio konversi pakan selama penelitian Perlakuan Biomassa Biomassa B**) Jumlah ***) RKP****) Awal (g) akhir (g) (g) pakan (g) Pelet 100% 310.50 463.00 152.50 833.08 5.45 Pelet 65% + CT 35% 338.60 683.59 344.99 1718.81 4.48 Pelet 35% + CT 65% 301.20 395.50 94.30 1388.34 14.72 CT*100% 293.60 405.70 112.10 1097.72 9.79 **) B =Pertambahan biomassa ikan ***) g =Bobot kering ****) RKP = Rasio konversi pakan 49

Aquacultura Indonesiana, Vol. 6, No. 2, Agustus 2005 : 47 51 Tabel 4. Produksi ikan botia yang diberi pakan pelet 65% dan cacing tanah 35% Bulan Bobot Laju Jumlah Biomassa Rata-rata Produksi Individu (g) pertumbuhan individu (g) (g) biomassa (g) (g) (ekor) I 42,32 8 338,6 0,01071 402,80 4,3172 II 58,37 8 467,0 0,001605 478,50 0,7681 III 61,25 8 490,0 0,011091 586,79 6,5104 IV 85,44 8 683,2 11,5957 12 10 Produksi (g) 8 6 4 2 0 Pelet 100 % Pelet 65 % & CT 35 % Pelet 35 % & CT 65 % Kombinasi pakan CT 100 % Gambar 1. Produksi ikan botia dengan perlakuan yang berbeda pemberian cacing tanah (100%) atau dalam bobot kering 1097,72 g hanya memberikan dampak peningkatan produksi ikan botia yang rendah (Gambar 1). Ikan botia dapat mengkonsumsi pakan pelet maupun cacing tanah selama pemeliharaan dengan baik. Diketahui ikan botia mengkonsumsi pelet yaitu selama delapan jam dan mengkonsumsi cacing tanah kurang dari dua jam setelah pemberian pakan terutama pada waktu pemberian pakan di sore hari (jam 15.00). Pemberian pakan pelet 100% dan cacing tanah 100% kurang efektif dibanding pemberian pakan dengan kombinasi pelet dan cacing tanah. Kemungkinan nutrisi dalam kedua jenis pakan seperti asam lemak tak jenuh cukup merangsang ikan botia untuk mengkonsumsinya. Untuk itu perlu kajian lebih lanjut tentang kandungan asam amino dan asam lemak esensial dari kedua jenis pakan tersebut baik untuk pertumbuhan maupun pematangan gonad ikan botia. Kualitas fisika dan kimia air selama pemeliharaan masih dalam kelayakan untuk kehidupan ikan. Suhu media cukup stabil. Tetapi nilai kisaran ph agak tinggi, terutama pagi hari berkisar 4,5 6,5 pada semua akuarium. Menurut Boyd (1982) ph ideal untuk kehidupan ikan yaitu 6,5 9,0. Nilai ph di bawah 4 dan di atas 11 menyebabkan kematian ikan. Selama pemeliharaan ikan botia masih aktif makan dan tidak terjadi kematian. Kisaran oksigen, alkalinitas, ammonia dan nitrit masih layak untuk kehidupan ikan (Tabel 5). Kesimpulan dan Saran Kombinasi pakan pelet 65% dan cacing tanah 35% direspon paling baik oleh ikan botia dengan nilai rasio konversi pakan paling rendah, yaitu 4,98 dan produksinya paling tinggi, yaitu 11,5957 g selama tiga bulan pemeliharaan. Dalam hal ini perlu dilakukan pemeliharaan lebih lanjut ikan botia dengan berbagai jenis pakan untuk mengetahui kebutuhan asam amino dan asam lemak baik untuk pertumbuhan maupun pematangan gonadnya. 50

Pemeliharaan ikan botia (Botia macracantha) dengan pemberian (Chumaidi et al.) Tabel 5. Nilai kisaran kualitas air selama penelitian Parameter Perlakuan kombinasi pakan Pelet 100% Pelet 65% Pelet 35% L.Ch 100% L.Ch 35% L.Ch 65% Suhu media pagi 28,0 29,0 28,0 29,0 27,0 29,0 27,0 29,0 ( o C) siang 28,0 29,0 27,0 29,0 28,0 28,5 29,0 29,0 ph pagi 4,6 6,5 4,5 6,5 4,5 6,5 4,5 6,5 siang 5,0 6,5 5,0 6,5 5,0 6,5 5,0 6,5 Oksigen pagi 7,22 8,79 6,46 7,98 6,08 8,36 6,08 6,84 (mg/l) siang 6,46 7,22 6,48 7,22 6,84 7,22 6,08 7,22 Alkalinitas pagi 16,68 16,68 16,68 16,68 (mg/l) siang 16,68 16,68 16,68 16,.68 Ammonia pagi 0,00040 0,00050 0,00042 0,00928 0,00046 1,00050 0,00076 0,00550 (mg/l) siang 0,00080 0,00046 0,00116 0,00042 0,00076 0,00049 0,00089 0,00049 Nitrit pagi 0,00024 0,00044 0,00011 0,00013 0,00008 0,00053 0,00012 0,00044 (mg/l) siang 0,00006 0,00011 0,00002 0,00007 0,00008 0,00011 0,00003 0,00019 Daftar Pustaka Boyd, E.C. 1982. Water Quality Management for Rational Effluent and Stream. Standard of Tropical Countries, AIT, Bangkok, 59 pp. Brauge, C., F. Medale and G. Corraze. 1994. Effect of dietary carbohydrate levels on growth, body compotition and glycaemia in rainbow trout Onchorinchus mykiss, reared in sea water. Aquaculture, 123: 109 120. Campbell, P.N. and A.D. Smith. 1982. Biochemistry Illustrated. Churchill Livingstone, Edinburgh, London, Melbourne and New York, 225 pp. Chapman, D.W. 1973. Production, In: W.E. Ricker (Ed.), Method for assessment of fish production in freshwater, 2 nd Ed. International Biological Program, Blackwell Scientific Publication, Oxford and Edinburg, pp. 199 214. NRC (National Research Council). 1977. Nutrient Requirement of Warm Water Fishes. National Academic of Sciences. Washington, D.C., 71 pp. Rahardjo, M.F., M.M. Kamal dan D.S. Sjafei. 1995. Habitat dan makanan ikan botia, Botia macracanthus BLKR di Sungai Batanghari, macracanthus BLKR di Sungai Batanghari, Jambi. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. III(1): 17 25. Robinson, E.H. 1990. Aquatic Animal Nutrition. Department of Wildlife and Fisheries Sciences. Texas A&M University College Station, TX 77343, 24 pp. (unpublished). Samuel, D. Prasetyo dan Akrimi. 1994. Distribusi dan beberapa aspek biologi ikan botia (Botia macracantus) di DAS Batanghari Jambi. Seminar Hasil Penelitian Perikanan Air Tawar 1993/ 1994. Subagja, J., O. Komarudin dan J. Efendi. 1997. Efek implantasi hormon LHRH a pada ikan botia (Botia macracantha BLKR) terhadap keragaan pematangan gonadnya. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 3(2): 10 17. Suhenda, N., L. Setyaningsih dan Y. Suryanti. 2003. Penentuan ratio antara kadar karbohidrat dan lemak pada pakan benih ikan patin jambal (P. jambal). Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 9(1): 21-29. Watanabe, T. 1982. Lipid nutrition in fish. Comp. Biochem. Phisiol, 73 B: 3 15. 53 51