BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sebagai salah satu negara berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung tidak

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tiwi Kartiwi, 2014 Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri merupakan unsur pokok dalam melaksanakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian memegang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Gus Dur Tentang Pluralisme Agama Di

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dihampir semua bidang membuat masyarakatnya nyaman. Meskipun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kajian mengenai perkembangan industri moci di Cikole dan dampaknya

III. METODE PENELITIAN. yaitu suatu cara atau metode yang dimaksudkan dan terdapat dalam suatu ilmu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi budaya dalam kehidupan sosial masyarakat suatu bangsa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya.

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tedy Bachtiar, 2015

III. METODE PENELITIAN. Winarno Surachmad bahwa: Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Dengan adanya teknologi-teknologi yang canggih dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, maka akan diikuti

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. sektor lainnya. Tidak hanya mementingkan salah satu sektor saja. Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini merupakan penjelasan tentang metodologi penelitian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN

III. METODE PENELITIAN. yang menyatakan bahwa metode merupakan suatu cara atau jalan yang

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian dari kegiatan dari pembangunan terdahulu, yaitu pembangunan nasional yang

III. METODE PENELITIAN. metode historis. Adapun historis menurut Nungroho Notosusanto adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

METODE PENELITIAN. suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Di tahun 1958 Pemerintah Republik Indonesia melakukan kebijaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan yang memiliki daya saing, mengembangkan sistem ekonomi

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan koperasi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

METODOLOGI PENELITIAN. tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan objek studi.

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan perekonomian masyarakat pedesaan pada umumnya ditandai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2

BAB I PENDAHULUAN. Jatiwangi merupakan wilayah yang memproduksi genteng, baik genteng

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

Drs. Suwirta, M.Hum. Farida Sarimaya, M.Si. Didin Saripudin, M.Si.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku ekonomi, pasal 33 ayat 1 UUD 1945 menetapkan bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas kekeluargaan. Penjelasan tersebut menyatakan bahwa bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi. Koperasi sebagai lembaga ekonomi dimana masyarakat sebagai basis utama sebagai sumber daya maupun sebagai sasaran utama agar dapat berperan sesuai dengan peranannya yaitu untuk mengangkat aspek sosial ekonomi dari keterbelakangan dan kemiskinan. Selain itu, koperasi juga harus mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat, mendorong perkembangan usaha masyarakat. Hal ini terjabar dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Pasal 4, bahwa fungsi dan peran koperasi di Indonesia adalah: a. Membantu dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. b. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya. 1

2 d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Oleh karena itu, agar dapat mewujudkan semua peran dan fungsi tersebut koperasi harus dapat mengadakan suatu kegiatan usaha yang dapat memenuhi kebutuhan khususnya bagi anggota dan masyarakat pada umumnya. Koperasi perlu terus dikembangkan menjadi usaha yang sehat dan diarahkan agar mampu meningkatkan kegiatan ekonomi dalam rangka meningkatkan taraf hidup, kecerdasan, dan kesejahteraan rakyat. Koperasi memiliki peran sebagai pelaku ekonomi lemah, terutama dalam bidang pemasaran. Namun, perkembangan dan pertumbuhan koperasi masih terdapat hambatan-hambatan baik secara internal maupun eksternal. Hambatan internal antara lain menyangkut aspek kelembagaan dan aspek usaha yang bersifat controllable, artinya persoalan tersebut dapat diatasi oleh manajemen koperasi. Hambatan internal misalnya lemahnya daya dukung sumber daya manusia, kurang mampu menghadapi perkembangan dan sistem ekonomi pasar sehingga belum siap menghadapi persaingan dari luar, para anggota pada umumnya terdiri dari masyarakat ekonomi lemah dan awam dalam perkoperasian, dan lemah dalam permodalan. Hambatan eksternal adalah hambatan uncontrollable, yaitu meliputi faktor-faktor dari lingkungan luar organisasi koperasi yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi maju atau mundurnya perkembangan koperasi. Hambatan eksternal misalnya kerjasama dengan perusahaan-perusahaan swasta dan BUMN masih kurang, baik dalam segi permodalan maupun kegiatan

3 usahanya, masih banyak menggantungkan diri kepada pemerintah dan belum dapat berusaha mandiri dengan baik, usaha koperasi masih berskala kecil dan belum banyak berhasil, sehingga para anggota dan masyarakat pada umumnya belum merasakan manfaatnya. Hambatan-hambatan tersebut menjadikan koperasi mengalami kesulitan dalam berkembang bahkan banyak koperasi yang mengalami kehancuran. Adapun koperasi yang mengalami kehancuran sebagai contoh KOPTI Jawa Tengah, GKBI, Koperasi Budi Wanita Malang, KUD Suluhan Bali, Kobutri Bandung, Puskopti Jakarta, dan Puskud dan BKP Jawa Barat (PIP, No. 55, 1985: 5). Kehancuran koperasi tersebut disebabkan kesalahan kepengurusan, korupsi, dan lain-lain. Meskipun terdapat beberapa koperasi yang tidak mampu bertahan, tetapi ada pula koperasi yang mampu bertahan sampai tahun 2001 dan salah satunya Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung yang dinilai oleh berbagai pihak sebagai koperasi yang maju sehingga telah beberapa kali mendapat predikat koperasi tingkat nasional. Adapun prestasi yang diperoleh KPSBU yaitu sebagai berikut : a. Tahun 1983-1985 secara berturut-turut meraih penghargaan sebagai Koperasi Terbaik I Tingkat Nasional. b. Tahun 1986 sebagai Koperasi lain-lain Teladan Tingkat Nasional. c. Tahun 1987-1989 sebagai Koperasi Teladan Tingkat Nasional. d. Tahun 1991-1995 menjadi Koperasi Teladan Utama Tingkat Nasional.

4 Pada perkembanganya Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara tidak terlepas dari hambatan-hambatan baik dari dalam maupun dari luar. Hambatan dari dalam biasanya akibat dari kurangnya modal yang dimiliki sehingga usaha untuk melakukan kegiatan usaha koperasi menjadi terhambat misalnya usaha memberikan pinjaman, usaha persediaan makanan ternak, pertokoan, persediaan obat dan peralatan ternak, serta lemahnya daya dukung sumber daya manusia seperti partisipasi anggota dan profesi pengurus atau manajer dalam koperasi. Hambatan dari luar biasanya akibat kemacetan-kemacetan dalam pengambilan kredit sapi perah dari anggota, sehingga dapat menghambat usaha koperasi untuk memberikan bantuan kepada anggota yang lain, ketergantungan kepada pemerintah dan belum dapat berusaha mandiri dengan baik, dan kurangnya kerjasama dengan perusahaan-perusahaan swasta dan BUMN baik dari segi permodalan maupun kegiatan usahanya. Walaupun terdapat berbagai hambatan, KPSBU dapat berhasil melaluinya dan dapat menunjukkan sebagai koperasi yang berhasil dalam mengembangkan usahanya. Keberhasilan KPSBU dapat dilihat dari data pada tahun 1996-2001 yang menunjukkan terus meningkatnya peternak sapi perah di Kecamatan Lembang yang menjadi anggota KPSBU, terbukti dari jumlah anggotanya dari 3.860 orang menjadi 4.595 orang, populasi sapi perah dari 10.605 ekor menjadi 12.085 ekor, jumlah produksi susunya yakni ditunjukkan dari 24.844.690,50 liter menjadi 29.449.272,50 liter, dan ditunjukkan dari jumlah keuntungan yang diperoleh koperasi dari angka Rp. 399.267.074,47 menjadi Rp. 421.809.736,28. Berdasarkan data tersebut, hal itu membuktikan bahwa keberadaan KPSBU

5 membawa dampak bagi anggotanya baik secara ekonomi maupun sosial. Keberhasilan ini tidak dapat terlepas dari tingginya sumber daya manusia para pengurusnya sehingga menimbulkan kepercayaan yang sangat kuat dari para anggotanya dan tetap setia menjadi anggota. Perkembangan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara menarik untuk dikaji lebih mendalam dikarenakan koperasi ini mampu bertahan menghadapi berbagai macam hambatan baik dari dalam maupun dari luar dan dinilai oleh berbagai pihak sebagai koperasi yang maju. Selain itu, banyak masyarakat di Kecamatan Lembang khususnya para peternak sapi perah menjadi anggota koperasi hal ini menarik untuk dikaji, terutama untuk melihat dampak keberadaan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara terhadap perubahan sosial ekonomi yang dialami anggotanya. Keberhasilan para pengurus dalam menjalankan kinerjanya demi memajukan dan mengembangkan koperasi terutama pada periode 1996-2001, hal ini pun menarik untuk dikaji lebih lanjut jika melihat dari semakin meningkatnya jumlah anggota, populasi sapi perah, jumlah produksi susunya, dan jumlah keuntungannya. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik dan terdorong untuk mengakaji dan membahas tentang perkembangan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung tahun 1996-2001 serta dampaknya terhadap perubahan sosial ekonomi anggotanya. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul skripsi sebagi berikut: Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung: Perkembangan dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Para Anggotanya (1996-2001).

6 1.2 Rumusan dan Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam tulisan ini adalah Bagaimana dampak dari keberadaan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara terhadap kehidupan sosial ekonomi anggotanya tahun 1996-2001?. Untuk lebih mempermudah dan mengarahkan pembahasan, penulis merumuskan beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana latar belakang didirikannya Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung? 2. Bagaimana perkembangan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung pada tahun 1996-2001? 3. Bagaimana cara yang dilakukan para pengurus Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung untuk meningkatkan kegiatan usaha pada tahun 1996-2001? 4. Bagaimana dampak Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara terhadap kehidupan sosial ekonomi para anggotanya pada tahun 1996-2001? Adapun alasan penulis membatasi waktu dari tahun 1996-2001 yaitu alasan batasan awal tahun 1996 yang diambil penulis dikarenakan pada tahun tersebut terjadi peningkatan jumlah anggota, populasi sapi perah, jumlah produksi susunya dan jumlah keuntungan yang didapat serta relatif lengkapnya dokumen-dokumen tentang koperasi yang bisa dijadikan sumber bagi penulis dalam penulisan skripsi. Alasan mengambil batas akhir tahun 2001 yaitu KPSBU dapat bekerjasama dengan perusahaan asing yaitu melakukan kerjasama dalam proyek HVA

7 Internasional dan Canadian Cooperative Association dalam program INCODAP Extension. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan merupakan hal utama yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan. Begitu pula dalam penulisan ini memiliki tujuan tertentu. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui perkembangan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung pada periode 1996-2001. Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Menjelaskan sejarah berdirinya Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung. 2. Mendeskripsikan perkembangan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung pada tahun 1996-2001. 3. Mendeskripsikan cara yang dilakukan para pengurus Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung untuk meningkatkan kegiatan usaha pada tahun 1996-2001. 4. Membuktikan dampak Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara terhadap kehidupan sosial ekonomi para anggotanya yang menyangkut tingkat pendapatan dan tingkat kesejahteraan pada tahun 1996-2001.

8 1.4 Metode dan Teknik Penelitian 1.4.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode historis atau metode sejarah dengan pendekatan interdisipliner yang menggunakan bantuan ilmu sosial lainnya seperti disiplin ilmu sosiologi dan ekonomi. Metode sejarah menurut Gottschalk (1985: 32) adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis terhadap rekaman serta peninggalan masa lampau dan menuliskan hasilnya berdasarkan fakta yang telah diperoleh yang disebut historiografi. Pendapat lain mengatakan bahwa metode historis adalah suatu proses pengkajian, penjelasan, dan penganalisaan secara kritis terhadap rekaman serta peninggalan masa lampau (Sjamsuddin, 1996: 63). Penggunaan metode sejarah dalam penelitian ini sangat relevan karena yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah kehidupan masyarakat pada masa lampau. Terdapat beberapa tahapan dalam penelitian sejarah menurut Ismaun (1992: 125-126), yaitu : 1. Heuristik adalah menemukan jejak-jejak atau sumber-sumber dari sejarah suatu peristiwa yang kemudian dirangkai menjadi suatu kisah. 2. Kritik sumber, yakni melakukan analisis sumber. Pada tahapan ini, penulis mengkategorikan atau menyeleksi sumber yang diperoleh dari berbagai sumber suatu tahapan untuk menilai apakah sumber yang digunakan otentik atau layak digunakan karena tidak semua data yang diperoleh dapat digunakan dalam skripsi ini.

9 3. Interpretasi yaitu menafsirkan fakta-fakta sejarah. Pada tahap ini, akan menetapkan makna atau memberikan penafsiran dengan cara menghubungkan fakta-fakta sejarah yang diperoleh sehingga ditemukan keselarasan dari fakta sejarah tersebut dan relevan. 4. Historiografi yaitu langkah terakhir dari seluruh langkah penelitian yang terdiri dari data-data yang telah ditafsirkan dan disusun dalam bentuk penulisan ilmiah dengan gaya bahasa yang sederhana dan aturan penulisan yang baik. 1.4.2 Teknik Penelitian Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Berkaitan dengan hal tersebut, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. 1. Studi kepustakaan yaitu mempelajari data-data atau catatan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dan mempelajari buku-buku untuk memperoleh informasi teoritis yang berkenaan dengan masalah penelitian. Teknik ini digunakan agar dapat membantu dalam mendapatkan sumber yang bersifat teoritis. 2. Wawancara yaitu suatu alat pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan dan lain-lain dari individu atau responden caranya melalui pertanyaan yang sengaja diajukan kepada responden oleh peneliti.

10 3. Observasi yaitu studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara langsung untuk mendapatkan sejumlah informasi yang dibutuhkan. 4. Studi dokumentasi yaitu penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan dalam rekaman, baik gambar, suara, tulisan atau lain-lain bentuk rekaman biasanya dikenal dengan penelitian analisis dokumen. 1.5 Sistematika Penulisan Penulisan dalam skripsi ini tersusun menurut sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, rumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, metode dan teknik penelitian serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS Bab ini menjabarkan tentang daftar literatur yang digunakan yang dapat mendukung permasalahan yang dikaji mengenai Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung: Perkembangan dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Para Anggotanya (1996-2001). BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas langkah-langkah metode dan teknik penelitian yang penulis gunakan dalam mencari sumber, cara pengolahan sumber serta analisis dan cara penulisannya.

11 BAB IV PERKEMBANGAN DAN DAMPAK KPSBU TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PARA ANGGOTANYA (1996-2001) Bab ini membahas mengenai penjelasan-penjelasan terhadap aspek-aspek yang dinyatakan dalam perumusan masalah sebagai bahan kajian. Pembahasan dalam bab ini terbagi menjadi tiga sub pokok bahasan yaitu gambaran umum Kecamatan Lembang, perkembangan KPSBU di Kecamatan Lembang tahun 1996-2001, dan dampak keberadaan KPSBU terhadap tingkat kehidupan sosial ekonomi anggota tahun 1996-2001. BAB V KESIMPULAN Bab ini akan dikemukakan mengenai kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap masalah-masalah secara keseluruhan setelah pengkajian pada bab sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN