BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULAAN. Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (tigabelas) tahun. Menurut Piaget sebagaimana dikutip Heruman lebih lanjut,

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nendi Rohaendi,2013

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dengan menempuh perbaikan di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Motivasi belajar matematika berkurang. Minat belajar merupakan

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. adanya jembatan yang dapat menetralisir perbedaan atau pertentangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB II LANDASAN TEORI. konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas-kelas yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. dan ilmu atau pengetahuan. Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TITIK ARIYANI HALIMAH A

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung. Abstrak. n 1 +n 2 2

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ZULFA SAFITRI A54F100040

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa SD khususnya. bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat diperlukan.

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU ` NI NYOMAN SATYA WIDARI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rasa puas ini (atau lebih tepat barangkali. membangkitkan rasa ingin tahu lebih lanjut yang memerlukan pemuas.

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Hani Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya

BAB II PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi dan terpusat pada peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Menurut Undang-Undang Nomor 20

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. atau pengalaman (Ngalim Purwanto, 2007:85). Dimana pengalaman. merupakan guru yang paling baik dalam belajar.

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan dan teknologi, diperlukan adanya sumber daya manusia

BAB II PEMBELAJARAN CONTEXTUAL, PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA, MATERI MENYELESAIKAN MASALAH BERKAITAN DENGAN PECAHAN

I. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai berperan penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara psikologis, Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu mengatasi problematika kehidupan. peserta didik. Guru mempunyai peran penting saat berlangsungnya

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Pendidikan adalah proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan wadah mencerdaskan kehidupan bangsa sebab

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan sebagai warga bangsa. Arus globalisasi telah menyebar dan mempengaruhi

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Atik Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Prestasi Indonesia terutama dalam mata pelajaran matematika, masih rendah. Banyak data yang menukung opini ini, seperti:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

Menyiapkan Pendidik Yang Melek Hukum Terhadap Perlindungan Anak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga manusia mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Melalui pendidikan, diharapkan manusia dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan kreatifitas terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Fungsi lain dari pendidikan adalah mengurangi kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan. Karena dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dapat menjadikan seseorang mampu mengatasi masalah atau problematika yang dihadapinya. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, bahwa pendidikan itu dilakukan oleh usaha sadar manusia dengan dasar dan tujuan yang jelas, adanya tahapan dan komitmen bersama didalam proses pendidikan itu sehingga tercapailah tujuan. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, setiap lapisan dari dunia pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting, misalnya dalam mencapai 1

2 hasil belajar. Di dunia pendidikan hasil belajar merupakan tolok ukur yang paling mendasar yaitu semakin baiknya hasil belajar yang dicapai dalam dunia pendidikan maka semakin besar kemungkinan tercapainya tujuan pendidikan, misalnya saja dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika merupakan ilmu yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan menghitung dan mengukur dengan menggunakan rumus matematika dan turunannya. Proses belajar mengajar matematika merupakan suatu kegiatan yang mengandung serangkaian persiapan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar mengajar terdapat adanya satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara guru yang mengajar dengan siswa yang belajar. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang sangat berguna dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari. Tujuan pendidikan matematika pada jenjang pendidikan dasar adalah menekankan pada nalar dan pembentukan kepribadian (sikap) siswa agar dapat menggunakan atau menerapkan matematika dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan begitu pelajaran matematika menjadi mata pelajaran yang sangat penting bagi jenjang pendidikan dan kehidupan sehari-hari siswa. Menurut Piaget, siswa Sekolah Dasar (SD) dalam proses pembelajaran matematika, mereka berada pada fase operasional kongkrit. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah yang logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat kongkret.

3 Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan objek kongkrit yang dapat ditangkap oleh panca indra. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Proses pembelajaran pada fase kongkrit dapat melalui tahapan kongkrit, semi kongkrit, semi abstrak dan selanjutnya abstrak. Dalam matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola tindakannya. Untuk keperluan inilah, maka diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini akan mudah dilupakan siswa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan matematika yaitu: faktor tujuan, pendidik, peserta didik, isi/materi pendidikan, metode dan situasi lingkungan. Oleh karena itu, agar proses pendidikan berlangsung secara edukatif dan efisien dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan selain materi/bahan pendidikan yang tepat, juga perlu dipilih pendekatan yang tepat pula sesuai dengan materi yang diajarkan. Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)) merupakan konsep belajar yang menghendaki agar guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan

4 lebih bermakna bagi siswa. Sebab pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Dalam kegiatan pembelajaran CTL, ciri pokok kegiatannya adalah peserta didik perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Mereka harus diberi kesadaran bahwa apa-apa yang mereka pelajari akan berguna bagi kehidupannya kelak. Dengan cara ini, diharapkan mereka dapat memposisikan dirinya bahwa mereka memerlukan suatu bekal bagi kehidupannya nanti. Karena itu, mereka harus mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya mencapainya. Tidak seperti kenyataan, bahwa dari observasi peneliti menunjukkan bahwa tingkat penguasaan peserta didik dalam matematika di sekolah masih kurang. Hal ini sangat memprihatinkan banyak pihak, terutama yang menaruh perhatian dan minat khusus pada bidang ini. Anggapan masyarakat khususnya dikalangan pelajar, matematika masih merupakan mata pelajaran sulit, membinggungkan dan bahkan sangat ditakuti oleh sebagian besar yang mempelajarinya. Hal tersebut membuktikan masih rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran matematika. Rendahnya hasil belajar matematika siswa tersebut disebabkan oleh banyaknya kendala dan masalah yang dihadapi oleh siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Diantaranya kendala tersebut adalah pendekatan penyajian pelajaran matematika khususnya yang digunakan oleh guru kurang sesuai dengan materi yang diajarkan, kedisiplinan guru dalam mengajar juga sering menjadi kendala dalam proses pembelajaran.

5 Selain itu, pendekatan yang digunakan dalam peroses pembelajaran masih kurang, kendala yang lain adalah lingkungan, sarana dan perasarana yang kurang mendukung berjalannya proses pembelajaran dan rendahnya minat siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan guru, khususnya bidang studi matematika. Karena pelajaran itu dianggap sebagai bidang studi yang sulit. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SD 064028 dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal masih rendah terutama dalam menyelesaikan soal-soal dengan bentuk soal essay test dan dari seluruh siswa kelas V hanya sekitar 50% saja yang dapat menyelesaikan soal dengan baik dan benar. Salah satu upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika adalah guru harus menguasai materi yang diajarkan dan menyesuaikan dengan pendekatan pembelajaran agar aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat dan dapat mengatasi kesulitan belajar siswa dalam mempelajari konsep matematika. Dengan pendekatan kontekstual siswa diajak untuk aktif bergerak dan mengerjakan soal-soal maupun tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan untuk membuat siswa dapat memahami dan mengerti materi yang telah diajarkan. Pendekatan kontekstual mendasarkan diri pada kecenderungan pemikiran tentang belajar bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Siswa belajar dengan mengalami, karenanya mereka dituntut untuk bisa mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru. Siswa

6 perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Proses belajar dapat mengubah struktur otak, dimana perubahan struktur otak itu berjalan terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan dan keterampilan seseorang. Untuk itu perlu dipahami, pendekatan belajar yang salah dan terus-menerus dipanjangkan akan mempengaruhi struktur otak, yang pada akhirnya mempengaruhi cara seseorang berprilaku. Berdasarkan seluruh uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Dengan Pendekatan Kontekstual (CTL) Di Kelas V SD Negeri 064028 Tahun Ajaran 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Belajar matematika merupakan belajar konsep, yaitu dengan memperhatikan urutan konsep mulai yang dari paling sederhana. 2. Banyak guru matematika yang cenderung menggunakan pendekatan konvensional dalam menyampaikan pelajaran matematika 3. Guru kurang mampu menciptakan model-model pembelajaran dan kurang menggunakan alat peraga pada pembelajaran matematika. 4. Masih rendahnya pemahaman konsep belajar siswa pada pelajaran matematika. 5. Masih rendahnya aktivitas siswa pada mata pelajaran matematika.

7 6. Masih rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. C. Batasan Masalah Untuk mempermudah pemahaman dalam penelitian ini, maka penulis perlu membatasi masalah : Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematik Materi Pecahan Dengan Pendekatan Kontekstual (CTL) Di Kelas V SD Negeri 064028 Tahun Ajaran 2013/2014. D. Rumusan Masalah Penelitian pada hakikatnya adalah mencari jawaban atas permasalahan yang dilatar belakangi dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan dicari jawabannya pada kegiatan penelitian. Berdasarkan masalah di atas maka rumusan masalah yang akan dicari jawabannya dalam kegiatan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peningkatan aktivitas siswa dalam penyajian materi pecahan melalui penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) di kelas V SD Negeri 064028? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan Pendekatan Kontekstual (CTL) pada Mata pelajaran Matematika Materi Pecahan di kelas V SD Negeri 064028? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan sesuai dengan perumusan masalah yang telah dirumuskan maka tujuan penelitian ini adalah:

8 1. Meningkatkan aktivitas siswa dalam penyajian materi pecahan melalui penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) di kelas V SD Negeri 064028. 2. Peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan Pendekatan Kontekstual (CTL) pada Mata pelajaran Matematika materi Pecahan di kelas V SD Negeri 064028. F. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan terhadap Pendekatan Kontekstual (CTL) pada mata pelajaran matematika sangat penting sekali, disamping untuk peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa, siswa juga akan lebih termotivasi dan mendorong siswa membuat hubungan antar pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka, juga untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar dengan memilih pendekatan-pendekatan yang dapat mengembangkan kegiatan belajar siswa secara lebih aktif. Adapun manfaat dari hasil penelitian ini ditinjau dari dua aspek, yaitu : 1. Manfaat penelitian secara teoritis a. Menambah wawasan keilmuan bagi penulis dalam mengembangkan Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam bidang studi matematika. b. Sebagai bahan pertimbangan dalam menggunakan Pendekatan Kontekstual (CTL) guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 2. Manfaat penelitian secara praktis a. Bagi guru dalam mengajar terlebih dahulu guru harus memperhatikan pendekatan yang sesuai dengan perkembangan anak.

9 b. Sebagai bahan masukan kepada guru untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar dengan memilih pendekatan-pendekatan yang dapat mengembangkan kegiatan belajar siswa secara lebih aktif. c. Bagi siswa dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam pembelajaran matematika. d. Bagi sekolah bisa mengembangkan serta meningkatkan kreativitas dalam mengajar. e. Sumbangan pemikiran bagi para penulis lainnya yang akan mengkaji tentang Pendekatan Kontekstual (CTL). f. Untuk memaksimalkan pengetahuan peneliti dalam penyusunan penelitian ilmiah. G. Definisi Operasional Berdasarkan judul penelitian di atas, ada beberapa istilah yang perlu untuk dijelaskan secara operasional agar tidak terjadi penafsiran yang salah. Beberapa istilah tersebut adalah Pendekatan Kontekstual (CTL), aktivitas, dan hasil belajar. 1. Pendekatan Kontekstual (CTL) adalah Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi dengan yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antar pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan

10 (Inquiry), masyarakat belajar (learning Community), pemodelan (Modelling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment). 2. Aktivitas adalah sejenis kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam belajar dengan tujuan perubahan tingkah laku, baik menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, baik meliputi segenap aspek organism ataupun pribadi. Jadi prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas (Sardiman.2008:91). Itu sebab nya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar mengajar. 3. Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan ketrampilan. Perubahan tersebut diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan.