BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat.

Hubungan Tingkat Penerapan Sistem Tepat Waktu (Just In Time) pada Sistem Produksi dengan Kinerja Non Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. unggul dalam daya saing maupun unggul dalam kualitas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. BAB I Pendahuluan. Tingkat persaingan dunia usaha yang semakin tinggi, membuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa memasuki era globalisasi serta perdagangan bebas, bentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Blocher/Chen/Lin (2007:306) mengemukakan bahwa produktivitas adalah rasio output

BAB I PENDAHULUAN. ada habisnya dan semakin berkembang. Apabila orientasi perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dunia saat ini mulai melakukan penghapusan bea

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. di kawasan timur: China, Vietnam, dan India (Besterfield, 2003:2).

BAB I PENDAHULUAN. lain dapat dilakukan melalui berbagai cara. Cara yang paling sering dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhnya kembali perekonomian di Indonesia saat ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. begitu pesat. Akibatnya banyak usaha-usaha baru yang muncul dan menjadi kompetitorkompetitor

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perusahaan-perusahaan disegala bidang usaha menghadapi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tingkat efisiensi dan produktivitas yang optimal. PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung merupakan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dalam persaingan pasar yang semakin ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat menyebabkan semakin. banyak masalah yang harus segera diatasi oleh para pengusaha dalam

Penerapan Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi Pada Catering ABC

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan terkait kinerja perusahaan. Informasi keuangan dan non-keuangan

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Bagaimanapun baiknya suatu organisasi, lengkapnya sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGANTAR. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d. Nama Mata Kuliah : Sistem Manajemen Kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irma Riswanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui, perkembangan perekonomian di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin maju dan pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tantangan global yang dihadapi dunia tidak dapat dihindari baik dari

BAB I PENDAHULUAN. negara, untuk mengatasinya maka Indonesia harus siap menghadapi hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diserahkan produk yang sesuai dengan spesifikasi pelanggan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. profesional, diharapkan karyawan bekerja secara produktif. Pengelolaan karyawan. dan pengembangan karirnya (Mangkunegara, 2011: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

Pendahuluan. Tabel I.1. Produksi Spare Part CV.Gradient

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

Bab I PENDAHULUAN. Tujuan Pembelajaran:

BAB I PENDAHULUAN. Di kawasan Indonesia sendiri telah diberlakukan perdagangan bebas ASEAN-

Standar Kualitas Internasional

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Faisal

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Halim, dkk. (2005;6)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi dan liberalisasi pasar modal dunia

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi Total Quality Management (TQM) kerena TQM membutuhkan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kemajuan dunia informasi, teknologi, dan industri telah mendorong setiap

ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut)

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

Bab I : Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Walaupun Indonesia tengah mengalami krisis ekonomi yang berlangsung sejak pertengahan tahun 1997 lalu, namun dunia usaha di Indonesia masih terus berkembang. Persaingan di dalam dunia usaha juga semakin meningkat. Mengingat banyaknya perusahaan-perusahaan yang berdiri di Indonesia yang menawarkan produk atau jasa yang sejenis, maupun dengan adanya produk-produk luar negeri yang masuk ke Indonesia. Persaingan tersebut mengharuskan setiap perusahaan untuk dapat bekerja dengan lebih efektif dan efisien, sehingga dapat menghasilkan produk berkualitas yang dapat bersaing di pasaran dalam negeri maupun luar negeri. Hal yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih produk adalah harga dan mutu produk serta performa dan reputasi perusahaan. Salah satu upaya agar mutu produk terjaga dengan dengan baik dan dapat memuaskan seluruh konsumennya adalah dengan memenuhi suatu standar yang telah diakui secara internasional. Salah satu standar yang saat ini tengah populer di dunia usaha adalah sistem manajemen mutu yang dikeluarkan oleh International Standard of Organization yang telah mengeluarkan seri ISO 9000, ISO 14000, dan ISO 18000. Pihak manajemen perusahaan menggunakan ISO sebagai alat bantu manajemen dalam melakukan audit mutu internal perusahaannya. ISO 9000 merupakan suatu sistem manajemen mutu. Sistem tersebut akan melibatkan baik standar produk individual beserta kalibrasi dan pengukuran. Keseluruhan sistem bermanfaat untuk menjamin berlangsungnya operasi terus menerus dari seluruh proses, dari pembelian material sampai pengiriman akhir produk jadi dan standar manajemen mutu. Salah satu seri ISO 9000 adalah ISO 9001:2000. ISO 9001:2000 adalah persyaratan sistem manajemen mutu, berisi persyaratan standar yang digunakan untuk mengakses kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang sesuai. P.T. Peroksida Indonesia Pratama merupakan perusahaan

Bab I : Pendahuluan 2 swasta yang bergerak di bidang industri kimia. Perusahaan ini telah menerima sertifikasi ISO 9001:2000. Sebelum perusahaan ini menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, P.T. Peroksida Indonesia Pratama belum memiliki standar yang lengkap dan memadai dan diakui secara internasional seperti halnya standar-standar yang diterapkan dalam ISO 9001:2000, selain agar dapat memperbaiki kinerja perusahaan, khususnya dalam produksi, instalasi dan pelayanan terhadap konsumen, juga dengan diperolehnya sertifikasi ISO 9001:2000 diharapkan nama baik perusahaan dapat menjadi lebih baik sehingga dapat memperluas pangsa pasar perusahaan tersebut. Dengan demikian perusahaan diharapkan dapat mencapai misi perusahaan yang telah ditetapkan, yakni untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan perusahaan dengan berusaha dengan secara efisien dan produktif disegala bidang untuk mengatasi persaingan pasar, memperoleh keuntungan yang memadai, melaksanakan pemeliharaan mesin produksi dan fasilitas pendukung dengan baik, memperhatikan kesejahteraan karyawan, serta memenuhi keinginan Stakeholder. Penyempurnaan mutu dan produktivitas sifatnya berhubungan, dan kenyataannya kedua hal tersebut merupakan isu-isu strategis penting dalam lingkungan pemanufakturan modern, perusahaan harus berusaha secara berkesinambungan untuk menyempurnakan mutu dan produktivitas. Setiap upaya perbaikan mutu akan menurunkan bahkan menghilangkan pemborosan dalam sistem, sehingga biaya per unit menjadi turun. Adanya penurunan biaya mengindikasikan menurunnya input yang dibutuhkan untuk menghasilkan output, dengan demikian tingkat produktivitas perusahaan akan meningkat. Produktivitas perusahaan dapat diukur dengan dua cara, pertama pengukuran produktivitas parsial yaitu produktivitas yang besarnya diukur dengan menghitung dengan rasio output terhadap salah satu kelas input, sedangkan yang kedua yaitu pengukuran total produktivitas yaitu pengukuran rasio output terhadap total input.

Bab I : Pendahuluan 3 Akan tetapi produktivitas parsial memiliki beberapa kelemahan, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Ukuran parsial yang digunakan secara terpisah atau tidak dihitungkan dengan ukuran-ukuran lainnya, dapat menyesatkan. b. Pengukuran produktivitas salah satu jenis masukan mungkin diperlukan untuk meningkatkan produktivitas masukan lainnya. Perubahan tingkat produktivitas masukan ini mungkin diharapakan oleh manajemen jika secara keseluruhan biaya menurun, namun akibat yang bersifat menyeluruh ini tidak dapat tercermin dalam pengukuran produktivitas parsial. Dengan adanya kelemahan-kelemahan tersebut, apabila pengukuran produktivitas parsial dilakukan, tetapi tidak melibatkan seluruh kelas input, maka perhitungan tersebut tidaklah efektif. Hanya dengan melihat total pengaruh seluruh inputlah manajer mampu secara akurat membuat kesimpulan mengenai kinerja produktivitas secara keseluruhan. Penelitian mengenai produktivitas sebelumnya sudah dilakukan sebelumnya, khususnya di lingkungan Universitas Widyatama. Berikut ini beberapa penelitian yang menjadi rujukan penulis yaitu: 1. Fika Febrianti, tahun 2004 dengan judul skripsi Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Produktivitas Produksi Pupuk Urea. Hasil dari penelitian tersebut, adalah: Biaya pencegahan memiliki tingkat hubungan yang sedang dan searah dengan produktivitas produksi pupuk urea. Biaya penilaian memiliki tingkat hubungan yang kuat dan searah dengan produktivitas produksi pupuk urea. Biaya kegagalan internal memiliki tingkat hubungan yang sangat rendah dan berlawanan dengan produktivitas pupuk urea.

Bab I : Pendahuluan 4 Penelitian di atas meneliti bagaimana pengaruh dari biaya kualitas terhadap produktivitas pupuk urea, sedangkan penelitian penulis ingin meneliti bagaimana apabila perusahaan menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dan pengaruhnya terhadap produktivitas. 2. Mawarni Hariandja, tahun 2005 dengan judul skripsi Pengaruh Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Aktiva Tetap Produksi Terhadap Produktivitas dan Perbandingan Rasionya Sebelum dan Sesudah Penerapan ISO 9001:2000. Hasil dari penelitian tersebut adalah: Implementasi ISO 9001:2000 belum berhasil menjaga kelancaran proses produksi, khususnya dalam pengalokasian biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin-mesin produksi di Departemen Cor & Tempa P.T. Pindad. Peneliti tersebut menggunakan metode parsial, karena hanya menghitung biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap pada satu departemen saja, yaitu Departemen Cor & Tempa P.T. Pindad dalam menghitung produktivitas pada tahun 2004, sedangkan penelitian penulis menggunakan Craigh Harris model dalam menghitung poduktivitas total perusahaan. Dengan model ini produktivitas dihitung dengan membandingkan nilai output (jumlah penjualan netto dan peningkatan stok barang jadi dan barang setengah jadi) dengan nilai input (biaya tenaga kerja, bahan dan biaya lainnya). Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai tingkat produktivitas perusahaan dalam skripsi yang berjudul, Analisis Perbandingan Tingkat Produktivitas Perusahaan Sebelum dan Setelah Penerapan ISO 9001:2000. 1.2 Identifikasi Masalah Adapun permasalahan yang dipilih penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana tingkat produktivitas perusahaan sebelum penerapan ISO 9001:2000? 2. Bagaimana tingkat produktivitas perusahaan sesudah penerapan ISO 9001:2000? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat produktivitas perusahaan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000?

Bab I : Pendahuluan 5 1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan tingkat produktivitas perusahaan sebelum dan setelah penerapan ISO 9001:2000. 1.3.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat produktivitas perusahaan sebelum penerapan ISO 9001:2000. 2. Untuk mengetahui tingkat produktivitas perusahaan sesudah penerapan ISO 9001:2000. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat produktivitas perusahaan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000. 1.4 Pembatasan Masalah Mengingat luasnya pembahasan, maka pada pembahasan penelitian ini dilakukan suatu pembatasan yaitu: 1. Produktivitas perusahaan yang dikaji dalam penelitian ini adalah tingkat produktivitas total perusahaan yang merupakan rasio dari output dengan input. 2. Produktivitas perusahaan diukur dengan menggunakan rumus Craig- Harris model yaitu output perusahaan diperoleh dari penjumlahaan penjualan netto dan peningkatan stok barang jadi dan barang setengah jadi, sedangkan input perusahaan diperoleh dari penjumlahan biaya tenaga kerja, biaya penggunaan bahan, dan biaya lainnya. 1.5 Kegunaan Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, antara lain: 1. Penulis Hasil penelitian ini akan memberi tambahan wawasan pengetahuan penulis tentang masalah yang diteliti sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai permasalahan tersebut.

Bab I : Pendahuluan 6 2. Perusahaan Penelitian ini diharapkan berguna bagi perusahaan sebagai referensi perusahaan untuk membandingkan tingkat produktivitas perusahaan sebelum dan sesudah menerapkan ISO 9001:2000. 3. Peneliti Lain Dari hasil penelitian penulis, diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya. 1.6 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.6.1 Kerangka Pemikiran Kompetisi global telah mendorong perkembangan standar kualitas internasional. Sertifikasi perusahaan yang disusun berdasarkan standar merupakan indikasi bagi pengguna barang dan jasa tersebut, bahwa manajemen perusahaan mempunyai komitmen dalam mengikuti prosedur dan proses kendali mutu untuk menjamin kualitas barang dan jasa yang dihasilkan. Penerapan ISO seri 9000 merupakan sistem manajemen mutu yang dapat menjadi tiket persaingan perdagangan barang dan jasa di dunia internasional. Pada tahun 1987, Komite 176 dari The International Organization for Standardization yang berpusat di Geneva, Swiss telah mengeluarkan ISO seri 9000. menurut Bryan Rothery (1996:200) dalam bukunya Analisis ISO 9000, mengungkapkan definisi ISO 9000, yaitu : ISO 9000 adalah suatu sistem manajemen mutu dan standar jaminan mutu untuk lingkungan pabrikasi yang memberikan informasi penting ynag diperlukan dalam membuat kebijakan manajemen atau jaminan mutu dan diwujudkan dalam bentuk tindakan ISO seri 9000 ini merupakan seri dari standar internasional untuk sistem kualitas yang mengkhususkan pada persyaratan dan rekomendasi untuk ilmu pengetahuan serta penilaian sistem manajemen dengan tujuan untuk menjamin bahwa pemasok akan menyerahkan barang dan jasa yang memenuhi syarat yang telah diharapkan. ISO 9000 memiliki beberapa seri yang masing-masing disesuaikan dengan model suatu jenis usaha. ISO 9001:2000 berisi mengenai persyaratan standar yang digunakan untuk mengakses kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan

Bab I : Pendahuluan 7 pelanggan dan peraturan yang sesuai. ISO 9001 menetapkan berbagai persyaratan untuk sistem manajemen mutu yang dapat digunakan untuk penggunaan internal organisasi, sertifikasi atau tujuan kontrak. Hal tersebut difokuskan untuk mengefektifkan sistem manajemen mutu dalam memenuhi persyaratan pelanggan. P.T. Peroksida Indonesia Pratama adalah salah satu perusahaan yang mengadopsi standar manajemen ISO 9001:2000 karena telah menerima sertifikasi ISO 9001:2000 oleh perusahaan ini. Sebelum menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 perusahaan ini belum memiliki suatu standar yang memadai, lengkap, dan memenuhi standar internasional, yang dapat digunakan sebagai acuan dalam kegiatan produksi, instalasi, dan pelayanan bagi konsumennya. Karena itu tingkat produktivitas perusahaan belum dapat dimaksimalkan. Standar manajemen mutu ISO 9001:2000 yang diadopsi P.T. Peroksida Indonesia Pratama, menurut Rudi Suardi (2004:46) sistem manajemen kualitas ISO 9001:2000, mempunyai delapan prinsip manajemen mutu, yaitu: 1. Fokus pada pelanggan. 2. Kepemimpinan. 3. Keterlibatan personel. 4. Pendekatan proses. 5. Pendekatan sistem untuk pengelolaan. 6. Peningkatan berkesinambungan. 7. Pembuatan keputusan berdasarkan fakta. 8. Hubungan saling menguntungkan dengan pemasok. Perusahaan yang menjalankan sistem manajemen yang efektif akan merasakan mendapatkan manfaatnya, yang merupakan suatu hasil yang bisa dirasakan dari implementasi ISO 9001:2000, tetapi sulit untuk diukur, antara lain: 1. Membuat sistem kerja dalam suatu perusahaan menjadi standar kerja yang terdokumentasi. 2. Dengan adanya ISO 9000, ada jaminan bahwa perusahaan itu mempunyai sistem manajemen mutu dan produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pelanggan. 3. Dapat berfungsi sebagai standar kerja untuk melatih karyawan yang baru. 4. Menjamin bahwa proses yang dilaksanakan sesuai dengan sistem manajemen mutu yang ditetapkan. 5. Semangat pegawai ditingkatkan karena mereka merasa adanya kejelasan kerja sehingga mereka bekerja dengan efisien. 6. Adanya kejelasan hubungan antar bagian yang terlibat dalam melaksanakan suatu pekerjaan. 7. Kepercayaan manajemen yang sangat tinggi. 8. Dapat mengarahkan karyawan agar berwawasan mutu dalam memenuhi permintaan pelenggan, baik internal maupun eksternal.

Bab I : Pendahuluan 8 9. Dapat menstandarisasi berbagai kebijakan dan prosedur operasi yang berlaku di seluruh organisasi. 10. Menetapkan suatu dasar yang kokoh dalam membangun sikap dan keinginan bagi setiap kemajuan atau peningkatan. (2004:31) Pengadopsian sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 mengindikasikan bahwa pihak perusahaan berusaha melakukan suatu upaya perbaikan mutu. Setiap upaya perbaikan mutu membuat proses dan sistem industri menjadi lebih baik lagi. Peningkatan produktivitas dengan mengurangi biaya akibat berkurangnya pekerjaan ulang dan penggunaan mesin serta material yang lebih baik mengakibatkan produktivitas total industri secara keseluruhan meningkat. Peningkatan mutu berarti pemecahan masalah untuk mencapai penyempurnaan terus menerus dan akan membuat proses dan sistem industri menjadi lebih baik lagi. Produktivitas total industri secara keseluruhan meningkat karena pengerjaan ulang dan biaya operasional menurun. Para pelanggan akan mendapat produk-produk industri berkualitas tinggi pada tingkat biaya per unit yang terus menurun. Jika terjadi hal seperti diatas, permintaan (demand) akan terus meningkat akhirnya memperluas pasar dan meningkatkan pangsa pasar (market share). Bila indusri tersebut berada dalam lingkup bisnis, perbaikan mutu akan meningkatkan kesempatan kerja, serta ROI (Return on Investment). Produktivitas berkaitan dengan pembuatan ouput secara efisien dan secara fisik menunjukan pada hubungan antara output (hasil produksi) dan input (bahan baku) yang digunakan untuk memproduksi output. Program penigkatan produktivitas berupaya untuk mencapai total efisiensi produktivitas. Peningkatan produktivitas teknis dapat dapat dicapai melalui penggunaan lebih sedikit input untuk menghasilkan output yang sama atau memproduksi output lebih banyak dengan jumlah input yang sama atau memproduksi output lebih banyak dengan input relatif kecil. Produktivitas merupakan suatu hal yang penting dalam hubungannya dengan kelangsungan perusahaan untuk menciptakan kesejahteraan dengan mendapatkan keuntungan.

Bab I : Pendahuluan 9 Pengertian produktivitas menurut Craigh Haris Model (1984:110) adalah: Produktivitas total ialah jumlah dari seluruh produk yang diproduksi dibandingkan dengan biaya tenaga kerja, biaya bahan baku yang digunakan, dan biaya-biaya lainnya. Dengan diadopsinya sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 oleh P.T. Perokisda Indonesia Pratama, diharapkan perusahaan dapat meningkatkan produktivitas di segala bidang, khusunya dalam produksi, instalasi, dan pelayanan. Penigkatan produktivitas duharapkan dicapai dengan pelaksanaan standar dalam ISO 9001:2000 dengan maksimal, sehingga perusahaan dapat beroprasi secara efektif dan efisien, yaitu dengan mengurangi biaya, karena berkurangnya pengerjaan ulang, pemanfaatan mesin serta material dengan lebih baik, meningkatkan pemanfaatan waktu, dan mengurangi penolakan konsumen karena mutu produk yang buruk. Produktivitas dapat diukur dengan dua cara yaitu: 1. Pengukuran produktivitas parsial Produktivitas input tunggal biasanya diukur dengan menghitung rasio output terhadap salah satu kelas input: Output Produktivitas parsial = Salah satu kelas input (Sumber : Akuntansi Manajemen jilid 2, Hansen dan Mowen,1999:25) Menurut Supriyono (1994:419) ukuran-ukuran parsial sebagai ukuran produktivitas mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan, keunggulan dari ukuran dari produktivitas parsial sebagai berikut: a. Memungkinkan para manajer untuk memusatkan pada penggunaan masukan tertentu. b. Ukuran operasional parsial lebih mudah digunakan untuk menilai produktivitas karyawan operasional.

Bab I : Pendahuluan 10 Kelemahan dari pengukuran produktivitas parsial adalah: a. Ukuran parsial yang digunakan secara terpisah atau tidak dihitungkan dengan ukuran-ukuran lainnya, dapat menyesatkan. b. Pengukuran produktivitas salah satu jenis masukan mungkin diperlukan untuk meningkatkan produktivitas masukan lainnya. Perubahan tingkat produktivitas masukan ini mungkin diharapakan oleh manajemen jika secara keseluruhan biaya menurun, namun akibat yang bersifat menyeluruh ini tidak dapat tercermin dalam pengukuran produktivitas parsial. Misalnya, mengubah proses agar tenaga kerja langsung menggunakan lebih sedikit waktu untuk merakit sebuah produk mungkin akan meningkatkan sisa bahan baku dan limbah produksi, sementara output total tidak berubah. Dalam hal ini, produktivitas tenaga kerja meningkat, tetapi produktivitas bahan baku menurun. Apabila kenaikan hanya sisa bahan baku dan limbah produksi melebihi dari penggunaan lebih tenaga kerja, maka produktivitas secara keseluruhan menurun. Dua kesimpulan yang dapat ditarik dari contoh tersebut yakni: 1. Kemungkinan adanya trade-off mengamanatkan suatu ukuran total produktivitas untuk menilai kelayakan berbagai keputusan produktivitas. Hanya dengan melihat total pengaruh produktivitas seluruh inputlah manajer mampu secara akurat membuat keputusan mengenai kinerja produktivitas secara keseluruhan. 2. Karena adanya kemungkinan terjadi trade-off, maka ukuran total produktivitas harus dapat digunakan untuk menilai konsekuensikonsikuensi finansial secara agregat, dan oleh karena itu produktivitas harus diukur secara finansial. 2. Pengukuran total produktivitas Pengukuran produktivitas seluruh input disebut pengukuran total produktivitas Total Output Total produktivitas = Total input

Bab I : Pendahuluan 11 Salah satu metode pengukuran produktivitas adalah Craigh Haris model: Pt = Ot L + R + Q Dimana: Pt = Total Productivities Ot = Total Output L = Labor Input factor R = Raw Material Input Factor Q = Other Miscellaneous goods and services input factor (Sumber : Productivity Engineering and Management, DJ Sumath,1984:110) 1.6.2 Hipotesis Berdasarkan uraian kerangka pemikiran tersebut diatas dapat diambil hipotesis sebagai berikut: Tingkat produktivitas perusahaan setelah menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 menjadi lebih tinggi secara signifikan daripada tingkat produktivitas perusahaan sebelum menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. 1.7 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yang mengkhususkan pada studi komparatif. Metode deskriptif analitis yaitu suatu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa dimasa sekarang dengan tujuan untuk memberi deskripsi, gambaran lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Metode komparatif adalah metode yang membandingkan variabel satu dengan variabel yang lain untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat produktivitas perusahaan sebelum dan sesudah menerapkan ISO 9001:2000.

Bab I : Pendahuluan 12 Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu: 1. Penelitian lapangan (Field Reasearch) Yaitu penelitian langsung ke perusahaan yang diteliti untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulannya, yaitu: 1) Observasi, yaitu dengan cara mengamati dan memperhatikan pelaksanaan kegiatan secara langsung di perusahaan. 2) Tanya jawab, yaitu wawancara langsung dengan para karyawan dan staf perusahaan. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Reasearch) Yaitu dangan cara mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai sumber dan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan topik pembahasan untuk memperoleh dasar teoritis yang akan digunakan dalam pembahasan. 1.8 Lokasi dan Waktu Dalam memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada P.T. PEROKSIDA INDONESIA PRATAMA, sebuah perusahaan bersertifikasi ISO 9001:2000 yang bergerak dalam industri kimia yang menghasilkan H2O2, berlokasi di Jl Achmad Yani P.O. Box 53 Cikampek.