PEMBERDAYAAN IBU-IBU PEMBINAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI PELATIHAN MEMBATIK TULIS SOKARAJA

dokumen-dokumen yang mirip
PELATIHAN KETERAMPILAN MEMPRODUKSI FABRIC ACCESSORIESUNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN EKONOMI KELUARGA

BISNIS BATIK ONLINE STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Mata Kuliah Lingkungan Bisnis : AKHMAD DAHLAN NIM :

Kerajinan Batik Tulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU MELALUI PELATIHAN PRODUKSI BATIK DI KETINTANG BARU KELURAHAN KETINTANG KOTA SURABAYA

Bangga Menggunakan Batik Tulis. PROFIL PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kota Jakarta Barat D.K.I. Jakarta Batik Betawi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

OPTIMALISASI STRATEGI PEMASARAN BAGI UKM BATIK SEKAR AYU DESA PABUWARAN KECAMATAN PURWOKERTO UTARA KABUPATEN BANYUMAS

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

SENI KERAJINAN BATIK TEKNIK/PROSES MEMBATIK. Oleh: ISMADI PEND. SENI KERAJINAN JUR. PEND. SENI RUPA FBS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

KRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB. III PROSES PENCIPTAAN. kriya tekstil berupa kain panjang, dalam hal ini data data yang dijadikan acuan

PENGEMBANGAN KEMITRAAN USAHA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KELOMPOK BATIK SEKAR CANTHING PURBALINGGA

IbM KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) SULAM PITA DI KOTA SEMARANG

(bisnis) sehingga istilah entrepreneur dapat diartikan sebagai orang yang berani atau perkasa dalam usaha/bisnis. (Arman Hakim Nasution, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. baik dibanding dengan tahun lalu. Kondisi ini tidak lepas dari pembangunan

PENGEMBANGAN USAHA BATIK MELALUI MESIN PEWARNAAN BATIK DI DESA PILANG KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN. Universitas Sebelas Maret

PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD)

IbM PELATIHAN KETRAMPILAN MEMBUAT BATIK PROBOLINGGO DIHIASI PAYET DI JREBENG KULON

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA PEMBUATAN KARAK NON-BORAKS DI DESA TAWANG SARI, BOYOLALI. Oleh : Asri Laksmi Riani 1), Machmuroch 2)

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KAJIAN TEORI. Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam bahasa. Yunani, neo memiliki arti baru, sedangkan vernakular

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BATIK DARI INDONESIA

PEMANFAATAN KAIN PERCA BATIK YANG MELIMPAH DAN TERABAIKAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BROS PETIK

of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemanusiaan dari Indonesia yang merupakan budaya lisan dan nonbendawi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ALUR BERPIKIR PROGRAM PI

BAB III PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK TANJUNGBUMI MADURA

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

Written by Anin Rumah Batik Friday, 20 December :46 - Last Updated Friday, 20 December :57

KEGIATAN MEMBATIK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN (Studi Deskriptif di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NO HARI PERTEMUAN WAKTU PELAJARAN MATERI CATATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 2 DATA DAN ANALISA

PERKEMBANGAN KERAJINAN BATIK SUKAPURA DI DESA SUKAPURA KECAMATAN SUKARAJA KEBUPATEN TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Sumartini, Penerapan Hasil Belajar "Mewarna Pada Kain Dan Serat" Dalam Praktikum Pewarnaan Batik

PENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017

SENI KERAJINAN BATIK. Oleh : Ismadi Pendidikan Seni Kerajinan Jur. Pend. Seni Rupa FBS UNY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

DAFTAR ISI. Aan Sukmana, 2011 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

PELATIHAN KETRAMPILAN DAN PENJUALAN ONLINE HASIL KERAJINAN KAYU BAGI USAHA MIKRO BJ WOOD PROCESSING DAN RAKA JAYA MANDIRI

IbM Kelompok PKK Desa Senggreng

PENYULUHAN DAN PRAKTIK PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING CAIR

Riskin Hidayat dan Siti Alliyah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPPI Rembang

PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA DI DUSUN CANDRAN MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN DAN PEMASARAN KRIPIK BONGGOL PISANG

DINAMIKA PENGRAJIN KAIN BATIK DI WIJIREJO, PANDAK, KABUPATEN BANTUL

BASIC TECHNOLOGY EDUCATION (PTD)

KEWIRAUSAHAAN (Kode : G-06)

Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Pengenalan Batik Indonesiaku Melalui Permainan Berbasis Android

Pemberdayaan Masyarakat Bulu Duwur, Ropoh, Kepil, Wonosobo Melalui Pemanfaatan Bunga Pinus Sebagai Teh Kantong Tekas Bina Mekanist

BUSINESS DEVELOPMENT TUNGGAKSEMI AFFINITY GROUPS IN ORDER TO IMPROVEMENT FOOD SECURITY IN SUMBEREJO VILLAGE BATU DISTRICT BATU CITY)

NASKAH APA KABAR JOGJA

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar

ABSTRAK PERANCANGAN PROMOSI UNTUK MEMPERKENALKAN BATIK BETAWI KEPADA GENERASI MUDA. Oleh: Shandy Oktavia Yusmarlia NRP:

PERANAN UNESCO TERHADAP PENGKLAIMAN BUDAYA TIDAK BERWUJUD DAN PENERAPAN HUKUMNYA DI INDONESIA SKRIPSI

Al Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN /ISSN-E

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

ABSTRAK PERANCANGAN WEB DESAIN PROMOSI MOTIF BATIK BALI

BAB I PENDAHULUAN. dari UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and

KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan

Menumbuhkan Minat pada Kain Nusantara Melalui Pelatihan Pembuatan Kain Ikat Celup (Jumputan) pada Warga Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan kemiskinan telah menjadi masalah yang sangat sulit untuk

PENGUATAN INDUSTRI BATIK NASIONAL DALAM MENGHADAPI ACFTA DAN MEA

LAPORAN AKHIR PKM-K. Disusun oleh:

Ujian Tengah Semester Pengenalan Teknologi Dasar (PTD) Kelas VII

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bagian akhir ini penulis dapat membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL PEMANFAATAN EKOWISATA MELALUI PETANI SALAK PONDOH DI DESA PANDANSARI, KAJORAN, MAGELANG.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam proses pemulihan perekonomian Indonesia, sektor Usaha Kecil

KREATIVITAS HANDMADE. Drs. Hwihanus.Ak.,MM. Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya -

Lab. Penyuluhan dan Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Panduan Wawancara. Indikator Pertanyaan

ANALISIS RANTAI NILAI ( VALUE CHAIN

LAPORAN HASIL PPM PENYULUHAN KETRAMPILAN BATIK TULIS PADA KELOMPOK PKK DUSUN DERO KEPANJEN WEDOMARTANI SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO sejak tahun 1983 M. Taj Mahal terletak disalah satu kota di India yang

Pendahuluan. Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: E-ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBATIK BAGI ANAK TUNARUNGU KELAS X DI SLB BHAKTI KENCANA BERBAH ARTIKEL JURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT RT 05 RW IX KELURAHAN KROBOKAN KECAMATAN SEMARANG BARAT MELALUI PENGOLAHAN BAHAN PANGAN LOKAL DAN

BAB III BAHAN DAN METODE

PEMANFAATAN LIMBAH KAIN PERCA UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA

Transkripsi:

PEMBERDAYAAN IBU-IBU PEMBINAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI PELATIHAN MEMBATIK TULIS SOKARAJA Pri Anggun Novria Fajarwati, Tiara Pandansari* Universitas Muhammadiyah Purwokerto *tiarapandansari@gmail.com ABSTRACT Batik is Indonesia's cultural heritage that has been recognized internationally. Along the development of age made batik less attractives to public. The Event of PKM-M was implemented to preserve batik by providing training and mentoring early management UKM hijab batik. The target of this activity are 6 (six) people of the PKK s woman in Kotayasa Villages. Batik training and mentoring the initial management of UKM on PKK s woman in Kotayasa Village was implemented so they can have the knowledge also skills in batik and early management of enterprises that are expected to make the PKK s woman in Kotayasa Villages more productive and can preserve the national culture. The activities carried out through five stages: stage of program implementation, extension training and production Hiijab Basoka, UKM initial management assistance, monitoring and evaluation.the results obtained from new products that is Hijab Basoka, grow up the entrepreneurial spirit of PKK s woman in Kotayasa Villages, and publishing articles. Keywords: Batik, Empowerment, Entrepeneurship PENDAHULUAN Batik telah menjadi budaya Indonesia khususnya budaya Jawa sejak dulu. Perempuan-perempuan Jawa di masa lalu menjadikan keterampilan membatik sebagai mata pencaharian utama. UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization). Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu dan Budaya menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi. Seiring berkembangnya jaman minat masyarakat terhadap batik semakin menurun. Penurunan minat terhadap batik ini lebih diperlihatkan oleh kaum muda yang beranggapan bahwa batik merupakan pakaian jaman dahuulu yang tidak kekinian. Sokaraja adalah salah satu kecamatan di Banyumas yang memiliki batik khas yang biasa disebut batik Sokaraja. 120

Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistika) tahun 2016 Kecamatan termiskin di Banyumas adalah Kecamatan Sumbang. Ada 4 (empat) desa di Kecamatan Sumbang yang memang dalam kategori RTSM cukup tinggi ini, sementara desa yang lain tidak. Empat desa tersebut diantaranya adalah desa Gandatapa, Limpakuwus, Kotayasa dan Banteran. Tercatat dalam Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) desa Gandatapa terdapat 1313 rumah tangga miskin, Limpakuwus ada 1163, Banteran 1271 dan yang terbanyak adalah Kotayasa yaitu 2810. Sementara untuk desa lain masih dalam kisaran 300 hingga 800. Desa Kotayasa menyumbang RTSM terbanyak di Kecamatan Sumbang. Perempuan yang telah menikah kebanyakan hanya menjadi ibu rumah tangga yang hanya mengurusi pekerjaan rumah dan kurang produktif. Untuk mengatasi kejenuhan dan menambah penghasilan keluarga di Desa Kotayasa tersebut maka ibu-ibu rumah tangga harus memiliki keterampilan dalam menghasilkan suatu produk yang dapat dilaksanakan di rumah sehingga tidak mengabaikan tugas mereka sebagai ibu rumah tangga. Alternatif pemecahan masalah yang dihadapi ibu-ibu Desa Kotayasa adalah dengan memberikan pelatihan dan keterampilan tambahan yang dapat digunakan untuk menambah penghasilan keluarga. Pelatihan membatik yang diberikan kepada ibu-ibu PKK Desa Kotayasa sehingga diharapkan mampu menambah pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu PKK. Tujuan dari program ini untuk kelompok ibu-ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) di Desa Kotayasa, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas adalah meningkatkan kesejahterahan ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan pelatihan membatik sehingga dapat menciptakan produk baru yaitu HIJAB BASOKA (Batik Sokaraja Asli) yang dapat diperjual belikan. HIJAB BASOKA juga bertujuan agar ibu-ibu PKK Desa Kotayasa dapat ikut serta melestarikan batik melalui varian hijab. Manfaat yang diharapkan dari pelatihan batik ini adalah warga Desa Kotayasa akan memiliki keterampilan membatik dengan baik. Adanya pelatihan ini akan menambah pengrajin batik Sokaraja. Kegiatan pelatihan ini juga dapat mengisi waktu luang dari ibu rumah tangga sehingga waktu 121

luang dari ibu rumah tangga desa menjadi lebih produktif. Selain memiliki keterampilan membatik, ibu rumah tangga desa juga dapat membuka usaha hijab yang akan didampingi oleh Tim PKM Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Adanya usaha hijab menggunakan batik Sokaraja selain mampu mengenalkan batik Sokaraja kepada masyarakat luas juga diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat desa Kotayasa, Sumbang. METODE PELAKSANAAN HIJAB BASOKA dilaksanakan melalui beberapa tahap yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan program, pelaksanaan pelatihan dan penyuluhan batik, pendampingan manajemen awal UKM, monitoring dan evaluasi kegiatan. Adapun ringkasan metode pelaksanaan ditampilkan dalam tabel 1. Tabel 1. Metode Pelaksanaan No Materi Pokok Bahasan 1 Teori 1. Teori cara membatik dan pembuatan Hijab Basoka. (Narasumber pertama) 2. Teori manajemen usaha. (Narasumber kedua) 2 Praktek Praktek pembuatan dari proses awal sampe akhir 3 Monitoring Kemajuan Program 4 Evaluasi Memberikan Kuesioner. Dalam melaksanakan program HIJAB BASOKA perlu adanya perencanaan dan koordinasi dengan tim Kegiatan, dimulai dengan persiapan tempat pelatihan, koordinasi materi dengan narasumber, persiapan alat dan bahan, akomodasi transportasi, dan menyusun susunan acara bersama tim. Sebelum mulai membatik dan Produksi Hijab Basoka, Ibu-ibu PKK diberikan penjelasan mengenai cara membuat batik dan proses produksi produk serta alat dan bahan yang digunakan baik dalam kegiatan membatik maupun produksi yang disampaikan oleh narasumber terlebih dahulu. Dengan metode pertama pada pokok bahasan yang pertama (Tabel 1.) yaitu penyampaian teori tentang batik dan cara membatik diharapkan ibuibu PKK dapat mengambil nilai dan ilmu yang telah disampikan oleh narasumber yang kemudian dapat bermanfaat serta memudahkan dalam 122

proses membatik dan pembuatan Hijab Basoka. Setelah mendapatkan teori, dilanjut dengan metode kedua (Tabel 1.) yaitu praktek membatik dan produksi produk Hijab Basoka. Ibu-ibu PKK diarahkan untuk mempraktekan apa yang sudah dijelaskan oleh narasumber, dalam metode praktek narasumber dan tim juga mendampingi ibu-ibu PKK desa Kotayasa. Cara pembuatan Hijab Basoka : 1. Siapkan alat dan bahan untuk membatik seperti: kain mori sesuai kebutuhan yang telah diketel (proses menghilangkan kanji pada kain dengan cara diuleni dalam larutan minyak kacang) dan canting. 2. Gambar desain di atas kain mori sesuai dengan pola yang diinginkan. Dalam istilah perbatikan tahap ini sering disebut Nglengreng. 3. Proses membuat HIJAB BASOKA a. Panaskan lilin/malem diatas wajan hingga mencair sempurna. Suhu maksimal lilin/ malem sekitar 80 derajat Celcius. Jadi, harus berhati-hati saat menggunakannya. b. Perhatikan posisi duduk saat membatik. Duduklah dengan posisi tungku/ kompor batik berada di sebelah kanan(kecuali kidal, tungku/ kompor ada di sebelah kiri) untuk memudahkan mengambil malem dan menggoreskannya ke atas kain mori. c. Celupkan canting ke dalam wajan yang terisi oleh malem selama sekitar 3 detik sebagai pengesuaian suhu pada canting. d. Mulailah menggoreskan canting ke atas kain yang telah dilengreng (dipola) dengan menggoreskannya dari kiri ke kanan sama halnya dengan menulis latin. Hal ini dimaksudkan agar mendapatkan goresan yang baik dan halus. e. Isilah bagian pola yang kosong dengan ornamen-ornamen seperti garis-garis arsiran maupun titik-titik. Misalnya pada gambar daun mestinya memiliki tulang daun, maka daun tersebut akan diisi garis sesuai dengan kebutuhan. Tahap ini biasa disebut dengan istilah Isen-isen. 123

4. Tahap pencelupan warna 2 (dua). Biasanya menggunakan pewarna sintesis napthol dan indigosol. diperlukan beberapa kali celupan untuk memunculkan warnanya. 5. Tahap nembok artinya mengeblok bagian kain yang tidak ingin terkena warna. Namun, tahap ini dilakukan apabila dibutuhkan warna awalnya. 6. Tahap pencelupan warna 2 (dua). Biasanya menggunakan pewarna sintesis napthol dan indigosol. diperlukan beberapa kali celupan untuk memunculkan warnanya. 7. Rebus kain dalam air mendidih 100 derajat Celcius untuk melirihkan lilin/ malem yang menempel pada kain untuk memunculkan motif yang telah didisain. tahap merebus ini disebut nglorod. 8. Cuci kain batik dengan air bersih untuk menghilangkan sisa-sisa lilin/ malem yang masih menempel. Kemudian, jemurlah dengan angin-angin dan hindari terkena panas sinar matahari langsung. 9. Proses setrikakain batik yang sudahkering. 10. Proses pemotongan kain batik. 11. Proses menjahit (rimpel) dan neci. Metode ketiga yaitu Kegiatan monitoring (Tabel 1.). Selain mendapatkan teori tentang batik dan cara membatik, Ibu-ibu PKK juga diberikan materi tentang manajemen usaha yang dilakukan pasca praktek. Pada kegiatan ini masyarakat mitra yaitu ibu-ibu PKK mendapatkan materi dan sharing pembinaan usaha oleh narasumber kedua. Disini juga disampakan pentingnya pengemasan yang menarik dari sebuahproduk dan logo untuk menghadapi persaingan pasar. Kegiatan ini bertujuan agar melatih jiwa kewirausahaan Ibu-ibu PKK desa Kotayasa Kegiatan ini dapat mengetahui kemajuan program, sehingga diharapkan dari adanya kemajuan tersebut masyarakat dapat mengembangkannya menjadi kegiatan wirausaha yang dapat menambah penghasilan masyarakat. Kegiatan keberlanjutan berupa pendampingan kepada masyarakat dalam membuat batik dan produksi hijab.kegiatan pembinaan dilaksanaan dalam waktu 2 (dua) minggu sekali. Kegiatan pembinaan ini bertujuan agar pelatihan yang telah dilaksanakan dapat dilaksanakan 124

setelah kegiatan pelatihan selesai. Metode keempat yaitu Evaluasi (Tabel 1.). Evaluasi dilakukan oleh tim yang memberikan kuisioner pada awal pertemuan sebelum pelatihan. Kemudian setelah pelatihan, berikan quisioner yang sama setelah itu analisis hasilnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan HIJAB BASOKA diikuti oleh ibu-ibu PKK Desa Kotayasa yang berjumlah 6 (enam) orang. Pemilihan peserta yang mengikuti pelatihan dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh ibu-ibu PKK Desa Kotayasa. Kuisioner yang diberikan berisi pertanyaan mengenai batik. Hasil yang diperoleh dari kegiatan HIJAB BASOKA ini adalah sebagai berikut: 1. Menambah pengetahuan masyarakat Pelaksanaan kegiatan HIJAB BASOKA mampu menambah pengetahuan ibu-ibu PKK Desa Kotayasa mengenai batik. bertambahnya pengetahuan ibu-ibu PKK ini diperoleh dari hasil kuisioner yang diberikan sebelum dan sesudah melaksanakan pelatihan batik. 2. Menciptakan inovasi hijab baru Kegiatan HIJAB BASOKA yang dilakukan bertujuan bukan hanya menambah pengetahuan ibu-ibu PKK Desa Kotayasa, namun juga memberdayakan ibu-ibu PKK agar dapat membuat inovasi baru terhadap batik. Inovasi yang dibuat melalui kegiatan HIJAB BASOKA ini adalah produk hijab yang memadukan antara hijab dengan batik sokaraja. Produk hijab yang dibuat disebut dengan Hijab Basoka. Produksi hijab oleh ibu-ibu PKK menunjukkan peningkatan. Pada awal pelatihan hijab yang diproduksi ibu-ibu PKK sebanyak 3 (tiga) buah hijab dan dua minggu setelah pelatihan ibu-ibu PKK Desa Kotayasa sudah mampu memproduksi 20 buah hijab. 3. Melatih jiwa kewirausahaan dan meningkatkan pendapatan Pelaksanaan HIJAB BASOKA dan produksi hijab yang dilakukan oleh ibu-ibu PKK Desa Kotayasa dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaa 125

ibu-ibu desa Kotayasa yang dapat menambah penghasilan. Kegiatan HIJAB BASOKA bukan hanya berfokus pada pemberian pelatihan dan produksi batik saja namun ibu-ibu PKK Desa Kotayasa juga diberikan pengetahuan mengenai manajemen awal UKM sehingga ibu-ibu desa Kotayasa mampu memanfaatkan pengetahuan yang telah didapat untuk dikembangkan menjadi sebuah usaha. 4. Artikel Pelaksanaan kegiatan HIJAB BASOKA dengan ibu-ibu PKK Desa Kotayasa juga menghasilkan artikel. Artikel yang dibuat berisi kegiatan yang dilakukan selama pelatihan, cara-cara membatik, serta kendala yang dihadapi selama melaksanakan pelatihan bersama ibu-ibu PKK Desa Kotayasa. Artikel yang dibuat telah dipublikasi di media cetak. Kegiatan HIJAB BASOKA telah dilaksanakan selama 5 (lima) bulan mulai dari perencanaan sampai tahap akhir penyusunan laporan. Ketercapaian hasil yang diperoleh dari pelaksanaan program dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2. Ketercapaian Target Luaran No Target Ketercapaian 100% Terlaksana Belum Terlaksana 1. Persiapan pelaksanaan PKM-M 100% - 2. Pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan 100% - 3. Pendampingan pasca pelatihan (akses 100% - modal, produksi, pengemasan, pemasaran dan promosi usaha serta pengembangan usaha) 4. Munculnya Produk Hijab Basoka 100% - 5. Naskah artikel 100% - 6. Publikasi naskah artikel dalam Koran dan Media Ilmiah 100% - 7. Penyusunan laporan kemajuan 100% - kegiatan, laporan akhir, album foto dan laporan keuangan. 126

KESIMPULAN Batik menjadi warisan budaya Indonesia yang sudah diakui dunia, harga batik menjadi tinggi karena nilai estetika yang terkandung didalamnya. Batik menjadi peluang bagi masyarakat Indonesia untuk terus melestarikan dan membuat batik sehingga dapat meningkatkan penghasilan warganya. Peningkatan penghasilan warga bukan hanya didapat dari menjual kain batik, namun juga dapat berupa penjualan modifikasi batik yang dibuat menjadi hijab yaitu Hijab Basoka. Berdasarkan metode yang sudah diterapkan selama menjalankan program HIJAB BASOKA, telah didapatkan hasil dari setiap metode. HIJAB BASOKA dapat menjadi solusi bagi masyarakat desa kotayasa khususnya ibu rumah tangga untuk meningkatkan kegiatan yang lebih produktif tanpa meninggalkan kewajiban sebagai ibu rumah tangga, HIJAB BASOKA dapat Menambah Pengetahuan Masyarakat, Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap proses pembuatan batik dan proses produksi produk hijab. Peningkatan pengetahuan ini didapat dari hasil kuisioner yang diberikan kepada ibu-ibu PKK yang mengikuti pelatihan membatik dan proses produksi hijab Basoka. HIJAB BASOKA berhasil memberdayakan Ibu-ibu PKK (Pembinaan Kesejahterhan Keluarga) Desa Kotayasa. Metode program HIJAB BASOKA yang telah dilaksanakan, menghassilkan produk baru yaitu HIJAB BASOKA yang dapat meningkatkan pengetahuan dan penghasilan masyarakat khususnya ibu-ibu PKK. Dengan adanya HIJAB BASOKA dapat melatih jiwa kewirausahaan dan mengurangi sedikit tingkat kemiskinan yang ada di Indonesia. HIJAB BASOKA dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan ibuibu PKK desa Kotayasa. Adanya pelatihan membatik dan produksi hijab mendorong ibu-ibu PKK untuk membentuk usaha kecil menengah dengan memasarkan produk hijab Basoka yang belum ada di pasar sebagai salah satu upaya meningkatkan pendapatan masyarakat. DAFTAR PUSTAKA 127

Gratha, Benny. 2012. Panduan Mudah Belajar Membatik. Yogjakarta. Demedia Pustaka http://www.kemenperin.go.id/artikel/1961/batik-diakui-unesco di akses tanggal 12 Februari 2017 https://banyumaskab.bps.go.id/ di akses tanggal 22 Maret 2017 128