PEMBERDAYAAN IBU-IBU PEMBINAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI PELATIHAN MEMBATIK TULIS SOKARAJA Pri Anggun Novria Fajarwati, Tiara Pandansari* Universitas Muhammadiyah Purwokerto *tiarapandansari@gmail.com ABSTRACT Batik is Indonesia's cultural heritage that has been recognized internationally. Along the development of age made batik less attractives to public. The Event of PKM-M was implemented to preserve batik by providing training and mentoring early management UKM hijab batik. The target of this activity are 6 (six) people of the PKK s woman in Kotayasa Villages. Batik training and mentoring the initial management of UKM on PKK s woman in Kotayasa Village was implemented so they can have the knowledge also skills in batik and early management of enterprises that are expected to make the PKK s woman in Kotayasa Villages more productive and can preserve the national culture. The activities carried out through five stages: stage of program implementation, extension training and production Hiijab Basoka, UKM initial management assistance, monitoring and evaluation.the results obtained from new products that is Hijab Basoka, grow up the entrepreneurial spirit of PKK s woman in Kotayasa Villages, and publishing articles. Keywords: Batik, Empowerment, Entrepeneurship PENDAHULUAN Batik telah menjadi budaya Indonesia khususnya budaya Jawa sejak dulu. Perempuan-perempuan Jawa di masa lalu menjadikan keterampilan membatik sebagai mata pencaharian utama. UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization). Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu dan Budaya menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi. Seiring berkembangnya jaman minat masyarakat terhadap batik semakin menurun. Penurunan minat terhadap batik ini lebih diperlihatkan oleh kaum muda yang beranggapan bahwa batik merupakan pakaian jaman dahuulu yang tidak kekinian. Sokaraja adalah salah satu kecamatan di Banyumas yang memiliki batik khas yang biasa disebut batik Sokaraja. 120
Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistika) tahun 2016 Kecamatan termiskin di Banyumas adalah Kecamatan Sumbang. Ada 4 (empat) desa di Kecamatan Sumbang yang memang dalam kategori RTSM cukup tinggi ini, sementara desa yang lain tidak. Empat desa tersebut diantaranya adalah desa Gandatapa, Limpakuwus, Kotayasa dan Banteran. Tercatat dalam Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) desa Gandatapa terdapat 1313 rumah tangga miskin, Limpakuwus ada 1163, Banteran 1271 dan yang terbanyak adalah Kotayasa yaitu 2810. Sementara untuk desa lain masih dalam kisaran 300 hingga 800. Desa Kotayasa menyumbang RTSM terbanyak di Kecamatan Sumbang. Perempuan yang telah menikah kebanyakan hanya menjadi ibu rumah tangga yang hanya mengurusi pekerjaan rumah dan kurang produktif. Untuk mengatasi kejenuhan dan menambah penghasilan keluarga di Desa Kotayasa tersebut maka ibu-ibu rumah tangga harus memiliki keterampilan dalam menghasilkan suatu produk yang dapat dilaksanakan di rumah sehingga tidak mengabaikan tugas mereka sebagai ibu rumah tangga. Alternatif pemecahan masalah yang dihadapi ibu-ibu Desa Kotayasa adalah dengan memberikan pelatihan dan keterampilan tambahan yang dapat digunakan untuk menambah penghasilan keluarga. Pelatihan membatik yang diberikan kepada ibu-ibu PKK Desa Kotayasa sehingga diharapkan mampu menambah pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu PKK. Tujuan dari program ini untuk kelompok ibu-ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) di Desa Kotayasa, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas adalah meningkatkan kesejahterahan ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan pelatihan membatik sehingga dapat menciptakan produk baru yaitu HIJAB BASOKA (Batik Sokaraja Asli) yang dapat diperjual belikan. HIJAB BASOKA juga bertujuan agar ibu-ibu PKK Desa Kotayasa dapat ikut serta melestarikan batik melalui varian hijab. Manfaat yang diharapkan dari pelatihan batik ini adalah warga Desa Kotayasa akan memiliki keterampilan membatik dengan baik. Adanya pelatihan ini akan menambah pengrajin batik Sokaraja. Kegiatan pelatihan ini juga dapat mengisi waktu luang dari ibu rumah tangga sehingga waktu 121
luang dari ibu rumah tangga desa menjadi lebih produktif. Selain memiliki keterampilan membatik, ibu rumah tangga desa juga dapat membuka usaha hijab yang akan didampingi oleh Tim PKM Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Adanya usaha hijab menggunakan batik Sokaraja selain mampu mengenalkan batik Sokaraja kepada masyarakat luas juga diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat desa Kotayasa, Sumbang. METODE PELAKSANAAN HIJAB BASOKA dilaksanakan melalui beberapa tahap yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan program, pelaksanaan pelatihan dan penyuluhan batik, pendampingan manajemen awal UKM, monitoring dan evaluasi kegiatan. Adapun ringkasan metode pelaksanaan ditampilkan dalam tabel 1. Tabel 1. Metode Pelaksanaan No Materi Pokok Bahasan 1 Teori 1. Teori cara membatik dan pembuatan Hijab Basoka. (Narasumber pertama) 2. Teori manajemen usaha. (Narasumber kedua) 2 Praktek Praktek pembuatan dari proses awal sampe akhir 3 Monitoring Kemajuan Program 4 Evaluasi Memberikan Kuesioner. Dalam melaksanakan program HIJAB BASOKA perlu adanya perencanaan dan koordinasi dengan tim Kegiatan, dimulai dengan persiapan tempat pelatihan, koordinasi materi dengan narasumber, persiapan alat dan bahan, akomodasi transportasi, dan menyusun susunan acara bersama tim. Sebelum mulai membatik dan Produksi Hijab Basoka, Ibu-ibu PKK diberikan penjelasan mengenai cara membuat batik dan proses produksi produk serta alat dan bahan yang digunakan baik dalam kegiatan membatik maupun produksi yang disampaikan oleh narasumber terlebih dahulu. Dengan metode pertama pada pokok bahasan yang pertama (Tabel 1.) yaitu penyampaian teori tentang batik dan cara membatik diharapkan ibuibu PKK dapat mengambil nilai dan ilmu yang telah disampikan oleh narasumber yang kemudian dapat bermanfaat serta memudahkan dalam 122
proses membatik dan pembuatan Hijab Basoka. Setelah mendapatkan teori, dilanjut dengan metode kedua (Tabel 1.) yaitu praktek membatik dan produksi produk Hijab Basoka. Ibu-ibu PKK diarahkan untuk mempraktekan apa yang sudah dijelaskan oleh narasumber, dalam metode praktek narasumber dan tim juga mendampingi ibu-ibu PKK desa Kotayasa. Cara pembuatan Hijab Basoka : 1. Siapkan alat dan bahan untuk membatik seperti: kain mori sesuai kebutuhan yang telah diketel (proses menghilangkan kanji pada kain dengan cara diuleni dalam larutan minyak kacang) dan canting. 2. Gambar desain di atas kain mori sesuai dengan pola yang diinginkan. Dalam istilah perbatikan tahap ini sering disebut Nglengreng. 3. Proses membuat HIJAB BASOKA a. Panaskan lilin/malem diatas wajan hingga mencair sempurna. Suhu maksimal lilin/ malem sekitar 80 derajat Celcius. Jadi, harus berhati-hati saat menggunakannya. b. Perhatikan posisi duduk saat membatik. Duduklah dengan posisi tungku/ kompor batik berada di sebelah kanan(kecuali kidal, tungku/ kompor ada di sebelah kiri) untuk memudahkan mengambil malem dan menggoreskannya ke atas kain mori. c. Celupkan canting ke dalam wajan yang terisi oleh malem selama sekitar 3 detik sebagai pengesuaian suhu pada canting. d. Mulailah menggoreskan canting ke atas kain yang telah dilengreng (dipola) dengan menggoreskannya dari kiri ke kanan sama halnya dengan menulis latin. Hal ini dimaksudkan agar mendapatkan goresan yang baik dan halus. e. Isilah bagian pola yang kosong dengan ornamen-ornamen seperti garis-garis arsiran maupun titik-titik. Misalnya pada gambar daun mestinya memiliki tulang daun, maka daun tersebut akan diisi garis sesuai dengan kebutuhan. Tahap ini biasa disebut dengan istilah Isen-isen. 123
4. Tahap pencelupan warna 2 (dua). Biasanya menggunakan pewarna sintesis napthol dan indigosol. diperlukan beberapa kali celupan untuk memunculkan warnanya. 5. Tahap nembok artinya mengeblok bagian kain yang tidak ingin terkena warna. Namun, tahap ini dilakukan apabila dibutuhkan warna awalnya. 6. Tahap pencelupan warna 2 (dua). Biasanya menggunakan pewarna sintesis napthol dan indigosol. diperlukan beberapa kali celupan untuk memunculkan warnanya. 7. Rebus kain dalam air mendidih 100 derajat Celcius untuk melirihkan lilin/ malem yang menempel pada kain untuk memunculkan motif yang telah didisain. tahap merebus ini disebut nglorod. 8. Cuci kain batik dengan air bersih untuk menghilangkan sisa-sisa lilin/ malem yang masih menempel. Kemudian, jemurlah dengan angin-angin dan hindari terkena panas sinar matahari langsung. 9. Proses setrikakain batik yang sudahkering. 10. Proses pemotongan kain batik. 11. Proses menjahit (rimpel) dan neci. Metode ketiga yaitu Kegiatan monitoring (Tabel 1.). Selain mendapatkan teori tentang batik dan cara membatik, Ibu-ibu PKK juga diberikan materi tentang manajemen usaha yang dilakukan pasca praktek. Pada kegiatan ini masyarakat mitra yaitu ibu-ibu PKK mendapatkan materi dan sharing pembinaan usaha oleh narasumber kedua. Disini juga disampakan pentingnya pengemasan yang menarik dari sebuahproduk dan logo untuk menghadapi persaingan pasar. Kegiatan ini bertujuan agar melatih jiwa kewirausahaan Ibu-ibu PKK desa Kotayasa Kegiatan ini dapat mengetahui kemajuan program, sehingga diharapkan dari adanya kemajuan tersebut masyarakat dapat mengembangkannya menjadi kegiatan wirausaha yang dapat menambah penghasilan masyarakat. Kegiatan keberlanjutan berupa pendampingan kepada masyarakat dalam membuat batik dan produksi hijab.kegiatan pembinaan dilaksanaan dalam waktu 2 (dua) minggu sekali. Kegiatan pembinaan ini bertujuan agar pelatihan yang telah dilaksanakan dapat dilaksanakan 124
setelah kegiatan pelatihan selesai. Metode keempat yaitu Evaluasi (Tabel 1.). Evaluasi dilakukan oleh tim yang memberikan kuisioner pada awal pertemuan sebelum pelatihan. Kemudian setelah pelatihan, berikan quisioner yang sama setelah itu analisis hasilnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan HIJAB BASOKA diikuti oleh ibu-ibu PKK Desa Kotayasa yang berjumlah 6 (enam) orang. Pemilihan peserta yang mengikuti pelatihan dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh ibu-ibu PKK Desa Kotayasa. Kuisioner yang diberikan berisi pertanyaan mengenai batik. Hasil yang diperoleh dari kegiatan HIJAB BASOKA ini adalah sebagai berikut: 1. Menambah pengetahuan masyarakat Pelaksanaan kegiatan HIJAB BASOKA mampu menambah pengetahuan ibu-ibu PKK Desa Kotayasa mengenai batik. bertambahnya pengetahuan ibu-ibu PKK ini diperoleh dari hasil kuisioner yang diberikan sebelum dan sesudah melaksanakan pelatihan batik. 2. Menciptakan inovasi hijab baru Kegiatan HIJAB BASOKA yang dilakukan bertujuan bukan hanya menambah pengetahuan ibu-ibu PKK Desa Kotayasa, namun juga memberdayakan ibu-ibu PKK agar dapat membuat inovasi baru terhadap batik. Inovasi yang dibuat melalui kegiatan HIJAB BASOKA ini adalah produk hijab yang memadukan antara hijab dengan batik sokaraja. Produk hijab yang dibuat disebut dengan Hijab Basoka. Produksi hijab oleh ibu-ibu PKK menunjukkan peningkatan. Pada awal pelatihan hijab yang diproduksi ibu-ibu PKK sebanyak 3 (tiga) buah hijab dan dua minggu setelah pelatihan ibu-ibu PKK Desa Kotayasa sudah mampu memproduksi 20 buah hijab. 3. Melatih jiwa kewirausahaan dan meningkatkan pendapatan Pelaksanaan HIJAB BASOKA dan produksi hijab yang dilakukan oleh ibu-ibu PKK Desa Kotayasa dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaa 125
ibu-ibu desa Kotayasa yang dapat menambah penghasilan. Kegiatan HIJAB BASOKA bukan hanya berfokus pada pemberian pelatihan dan produksi batik saja namun ibu-ibu PKK Desa Kotayasa juga diberikan pengetahuan mengenai manajemen awal UKM sehingga ibu-ibu desa Kotayasa mampu memanfaatkan pengetahuan yang telah didapat untuk dikembangkan menjadi sebuah usaha. 4. Artikel Pelaksanaan kegiatan HIJAB BASOKA dengan ibu-ibu PKK Desa Kotayasa juga menghasilkan artikel. Artikel yang dibuat berisi kegiatan yang dilakukan selama pelatihan, cara-cara membatik, serta kendala yang dihadapi selama melaksanakan pelatihan bersama ibu-ibu PKK Desa Kotayasa. Artikel yang dibuat telah dipublikasi di media cetak. Kegiatan HIJAB BASOKA telah dilaksanakan selama 5 (lima) bulan mulai dari perencanaan sampai tahap akhir penyusunan laporan. Ketercapaian hasil yang diperoleh dari pelaksanaan program dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2. Ketercapaian Target Luaran No Target Ketercapaian 100% Terlaksana Belum Terlaksana 1. Persiapan pelaksanaan PKM-M 100% - 2. Pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan 100% - 3. Pendampingan pasca pelatihan (akses 100% - modal, produksi, pengemasan, pemasaran dan promosi usaha serta pengembangan usaha) 4. Munculnya Produk Hijab Basoka 100% - 5. Naskah artikel 100% - 6. Publikasi naskah artikel dalam Koran dan Media Ilmiah 100% - 7. Penyusunan laporan kemajuan 100% - kegiatan, laporan akhir, album foto dan laporan keuangan. 126
KESIMPULAN Batik menjadi warisan budaya Indonesia yang sudah diakui dunia, harga batik menjadi tinggi karena nilai estetika yang terkandung didalamnya. Batik menjadi peluang bagi masyarakat Indonesia untuk terus melestarikan dan membuat batik sehingga dapat meningkatkan penghasilan warganya. Peningkatan penghasilan warga bukan hanya didapat dari menjual kain batik, namun juga dapat berupa penjualan modifikasi batik yang dibuat menjadi hijab yaitu Hijab Basoka. Berdasarkan metode yang sudah diterapkan selama menjalankan program HIJAB BASOKA, telah didapatkan hasil dari setiap metode. HIJAB BASOKA dapat menjadi solusi bagi masyarakat desa kotayasa khususnya ibu rumah tangga untuk meningkatkan kegiatan yang lebih produktif tanpa meninggalkan kewajiban sebagai ibu rumah tangga, HIJAB BASOKA dapat Menambah Pengetahuan Masyarakat, Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap proses pembuatan batik dan proses produksi produk hijab. Peningkatan pengetahuan ini didapat dari hasil kuisioner yang diberikan kepada ibu-ibu PKK yang mengikuti pelatihan membatik dan proses produksi hijab Basoka. HIJAB BASOKA berhasil memberdayakan Ibu-ibu PKK (Pembinaan Kesejahterhan Keluarga) Desa Kotayasa. Metode program HIJAB BASOKA yang telah dilaksanakan, menghassilkan produk baru yaitu HIJAB BASOKA yang dapat meningkatkan pengetahuan dan penghasilan masyarakat khususnya ibu-ibu PKK. Dengan adanya HIJAB BASOKA dapat melatih jiwa kewirausahaan dan mengurangi sedikit tingkat kemiskinan yang ada di Indonesia. HIJAB BASOKA dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan ibuibu PKK desa Kotayasa. Adanya pelatihan membatik dan produksi hijab mendorong ibu-ibu PKK untuk membentuk usaha kecil menengah dengan memasarkan produk hijab Basoka yang belum ada di pasar sebagai salah satu upaya meningkatkan pendapatan masyarakat. DAFTAR PUSTAKA 127
Gratha, Benny. 2012. Panduan Mudah Belajar Membatik. Yogjakarta. Demedia Pustaka http://www.kemenperin.go.id/artikel/1961/batik-diakui-unesco di akses tanggal 12 Februari 2017 https://banyumaskab.bps.go.id/ di akses tanggal 22 Maret 2017 128