BAB I PENDAHULUAN. menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pengajaran. Penggunaan metode

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar dapat dilakukan secara tertib dan efektif. 1 Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. kepada bagaimana peroses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Salah satu unsur tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang otensial

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran adalah sebagai aktivitas, dalam mengajar guru harus

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya di dalam belajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan yang tergantung dari bakat dan lingkungan. 2

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang ini, pendidikan berbasis religius merupakan sebuah motivasi hidup sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi pada saat ini seseorang. jawab dalam tantangan zaman. Oleh karena itu, hal ini merupakan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tingkah laku tersebut, seorang siswa dituntut untuk mencapai hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju. tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum KTSP. (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) saat ini menganut pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun mental dalam diri manusia. Sehingga dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. akan mengarah kepada tindakan seseorang. Oleh karena itu, penumbuh

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran, tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Strategi Modelling The Way

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia makhluk yang dikarunia akal dan hati oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada proses pembelajaran di dalamnya, proses pembelajaran meliputi

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3:

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya istilah pendidikan atau paedagogie berarti

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran peserta didik untuk meningkatkan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki sikap, kebiasaan atau tingkah laku yang belum mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangannya. 1 Allah berfirman :

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pemberian Pekerjaan Rumah. a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini. Ilmu yang memiliki pengaruh yang besar untuk memacu

BAB I PENDAHULUAN. diikutkan maka hasil yang dicapai akan rendah. Bentuk keterlibatan siswa itu ialah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran. Secara tidak langsung, kualitas instrument. penilaian juga menentukan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga atau individu untuk mencapai tujuan tertentu. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat diserap dan dipahami oleh siswa-siswanya. Untuk mencapainya, guru harus

BAB I PENDAHULUAN. Desember Diakses pada tanggal 17

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat berpengaruh terhadap kecepatan tersebut adalah pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan menerapkan model pembelajaran yang

BAB II KAJIAN TEORI. sebut tariqah artinya jalan, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. faktor intern dan ekstern. Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri tapi saling

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1

BAB I PENDAHULUAN. dengan hal tersebut diperlukan uji coba secara terus-menerus teknik pembelajaran di

BAB I PENDAHULUAN. tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran. hal ini disebabkan karena guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. dari yang tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak bisa menjadi bisa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang dilalui oleh individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. ini memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang sering terjadi dalam dunia pendidikan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. mereka mengubah dirinya sendiri (QS. Ar Ra du/13: 11).

BAB I PENDAHULUAN. maka hasil yang dicapai akan rendah. Bentuk keterlibatan siswa itu ialah adanya perhatian

BAB I PENDAHULUAN. mengaktualisasikan atau menggali segenap potensi yang dibawanya sejak lahir. Abu Ahmadi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan profesionalisasi dan sistem menajemen tenaga kependidikan serta

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya teknik informatika akan mempermudah aktivitas manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di dunia maupun di akhirat. Pendidikan jugalah yang akan menentukan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan memiliki peranan sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup.

BAB II KAJIAN TEORITIS. mengenai kajian yang dibahas, yaitu: implementasi tugas pokok wali kelas di. Madrasah Tsanawiyah Al-Muttaqin pekanbaru.

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang berkembang pesat sekarang ini. Sejalan dengan kemajuan tersebut,

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. pembimbingan secara intensif. Undang-undang sistim nasional (UUSPN) nomor 2 tahun 1989 dan peraturan pemerintahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008), hlm Winata Putra Udin S., dkk, Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas. Terbuka, 2001), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar dipandang masih belum efektif. Indikasi kearah sana

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

BAB I PENDAHULUAN. Memiliki sebuah rencana pengelolaan yang baik sebelum pelajaran dimulai

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik agar meraih cita-citanya dimasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Sains. Materi pelajaran Sains harus dikuasi dengan baik oleh siswa. Dasar Sains yang baik akan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah, yang diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. 1 Berarti metode merupakan komponen yang penting dalam menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pengajaran. Penggunaan metode yang tepat agar materi pelajaran dapat dijangkau, terkerjakan dan termanfaatkan secara efektif dan efisien oleh peserta didik. Untuk terlaksananya metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan pengembangan pesertadidik dengan muatan tujuan pendidikan, guru perlu menerapkan pendekatan multi strategi dan multi sumber, melalui berbagai format pengelolaan pembelajaran.pengembangan aktivitas belajar dengan prinsip motivasi dan kemandirian menjadi fokus metode yang digunakan pendidik. 2 Oleh sebab itu, tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Metode pengajaran itu lebih dari pada hanya sebagai alat untuk menyampaikan maklumat dan pengetahuan selain itu metode juga bermakna sebagai alat untuk menolong pelajar-pelajar memperoleh keterampilanketrampilan, kebiasaan-kebiasaan, sikap, minat, dan nilai-nilai yang diinginkan. 3 1 Alfiah, 2010, Hadits Tarbawiy (Pendidikan Islam Tinjauan Hadits Nabi ),cet 1, Riau: Al-Mujtahadah Press, h. 160 2 Prayitno, 2009, Dasar Teori dan Praksis Pendidikan, Jakarta: Gramedia Widiasana Indonesia,h. 55 3 Omar Muhammad Al-Taouny Al-Syaibany, 1997,Filsafat Pendidikan Islam,Jakarta: Bulan Bintang, h. 552 1

2 Inti dari proses pengajaran pada dasarnya adalah guru mengajar. Guru di sekolah ataupun tempat lain mempunyai tanggung jawab terhadap pembelajaran yang disampaikan kepada siswa, guru bertanggung jawab atas amanat yang diserahkan kepadanya. 4 Allah SWT berfirman dalam surat An- Nisaa ayat 58 : Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberikan pengajaran yang baik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S An-Nisaa : 58). 5 Dari ayat diatas dijelaskan bahwa begitu beratnya amanat yang diemban oleh guru dalam proses pembelajaran. Sedangkan inti dari proses pembelajaran pada hakekatnya adalah siswa belajar. sehingga dalam peristilahan pendidikan kita mengenal ungkapan proses belajar mengajar atau 4 Alfiah, Op.cit., h. 49 5 Al-Qur an Digital, QS. An-Nisaa : 58

3 disingkat dengan PBM. 6 Dengan demikian dapat diketahui bahwa belajar dan mengajar merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pendidikan. Dalam proses belajar mengajar merupakan proses yang komplek. Dalam mengajar harus diusahakan agar siswa terlibat secara mental, sehingga konsentrasi dalam menyerap pelajaran dapat diupayakan semaksimal mungkin. Biasanya dalam proses belajar mengajar guru menyampaikan pelajaran kepada siswa hanya dengan metode ceramah, dikte dan tanya jawab. Sehingga siswa akan menjadi bosan, mengantuk, dan hanya mencatat saja apa yang disampaikan guru. Guru yang progresif berani mmencoba metode-metode baru untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satu upaya guru untuk mengaktifkan siswa dalam belajar adalah dengan jalan menggunakan metode sosiodrama. Penggunaan metode sosiodrama dalam proses pembelajaran bertujuan agar peserta didik lebih aktif dalam belajar. Hal ini jelas karena dengan metode sosiodrama akan memperoleh kebaikan dalam proses belajar mengajar salah satunya dengan sosiodrama akan menimbulkan diskusi yang hidup. 7 Dengan melakukan sosiodrama secara otomatis siswa akan aktif dalam memecahkan masalah yang dihadapi baik di sekolah maupun di luar sekolah. Hal ini dapat dimengerti karena dalam metode sosiodramasiswa dituntut untuk bisa berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. 1 6 Muhammad Ali, 1992, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, h. 7 Ramayulis, 2005, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, h. 275

4 Mengenai tujuan metode sosiodrama menurut Ramayulis dalam bukunya Metodologi Pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa metode sosiodrama wajar digunakan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang mengandung sifat-sifat sebagai berikut : 1. Memahami perasaan orang lain. 2. Membagi pertanggungan jawab dan memikulnya. 3. Menghargai pendapat orang lain. 4. Mengambil keputusan dalam kelompok. 5. Membantu penyesuaian diri dalam kelompok. 6. Memperbaiki hubungan sosial. 7. Mengenali nilai-nilai dan sikap-sikap. 8. Menanggulangi atau memperbaiki sikap-sikap salah. 8 Melihat tujuan dari metode sosiodrama diatas bahwa metode sosio drama ini mempunyai kadar CBSA yang tinggi, karena dalam metode sosiodrama peserta didik bisa memahami perasaan, bertanggung jawab, menghargai pendapat dan mengenali nilai-nilai dan sikap-sikap. Dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif mempelajari hubungan antara manusia dan mengembangkan diri kearah wawasan pribadi secara mantap. 9 Materi pelajaran yang akan disosiodramakan hendaknya sesuai dengan kematangan dan kesiapan mental peserta didik, serta kemampuan guru terhadap penguasaan metode sosiodrama tersebut, karena penguasaan metode tersebutlah yang menentukan efektif atau tidaknya metode sosiodrama itu sendiri. 8 Ibid, h. 274. 9 Sriyono, 1992, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, Jakarta: Rineka Cipta, h. 106.

5 Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik memilih sebuah judul dengan beberapa alasan diantaranyauntuk meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan metode sosiodrama dalam proses belajar mengajar. Dari paparan diatas, jelaslah bahwa dalam mengajar guru merupakan kunci berhasil atau tidaknya proses pembelajaran. Makanya diharapkan kepada guru yang menguasai metode sosiodrama hendaknya bisa melaksanakan pada peserta didik dengan materi yang sesuai dengan metode sosiodrama tersebut. Pentingnya metode sosiodrama dalam proses belajar mengajar sebagaimana telah dijelaskan diatas dan dengan pengamatan penulis, bahwa pelaksanaan metode sosiodrama oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 desa Kuapan Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar masih kurang mengusai pelaksanaan metode sosiodrama tersebut, karena masih terlihat gejala-gejala sebagai berikut : 1. Gurumasih kurang memperhatikan kesesuaian antara metode sosiodrama dengan tujuan yang ingin dicapai. 2. Sebagian siswa masih ada yang kurang serius dalam melaksanakan drama, 3. Guru masih kesulitan mengatur siswa saat siswa mendramatisasikan 4. Guru masih kurang dalam memilih tempat dan waktu untuk melaksanakan drama, sehingga mengganggu kelas lainnya. Dengan memperhatikan gejala-gejala tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: PELAKSANAAN METODE SOSIODRAMA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

6 ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMANEGERI 5 DESA KUAPAN KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR. B. Penegasan Istilah Demi menghindari kesalahpahaman tentang judul penelitian ini, maka perlu diberikan penegasan istilah yang berkenaan dengan konsep: 1. Pelaksanaan adalahsuatu proses yang dijalani oleh pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar untuk pencapaian tujuan pendidikan. 10 2. Metode sosiodrama adalah suatu cara mengajar dengan jalan siswa mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antar manusia. 11 3. Pembelajaran adalah membimbing kegiatan siswa belajar, yaitu mengatur dan mengorganisasikan lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar mengajar. 12 4. Pendidikan Agama Islam adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Menengah PertamaNegeri 5 desa Kuapan Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. C. Permasalahan 10 Prayitno, Op.cit., h. 45 11 Roestiyah N.K, 2001, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, h. 90 12 Nana Sudjana, 1989,Cara BelajarSiswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, h. 7

7 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka muncullah permasalahan yang berhubungan dengan penelitian ini. Permasalahan tersebut diantaranya: a. Metode mengajar yang dilaksanakan oleh guru pendidikan agama Islam kurang menggunakan metode sosiodrama b. Masih ada hambatan-hambatan guru pendidikan agama Islam dalam melaksanakan metode sosiodrama c. Teknik-teknik yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalam melaksanakan metode mengajar masih kurang efektif d. Usaha-usaha guru pendidikan agama Islam dalam melaksanakan metode belum dilaksanakan secara optimal e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan metode sosiodrama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam 2. Batasan Masalah Dari identifikasi permasalahan di atas, tampak begitu banyak persoalan yang muncul dalam penelitian ini.supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini, maka penulis membatasi pada bagaimana guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 desa Kuapan Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar dalam melaksanakan metode sosiodrama.dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan metode sosiodrama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 3. Rumusan Masalah

8 Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: a. Bagaimana pelaksanaan metode sosiodrama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah PertamaNegeri5desa Kuapan Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar? b. Apa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan metode sosiodrama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah PertamaNegeri 5 desa Kuapan Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar? D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan: a. Untuk mengetahui pelaksanaan metode sosiodrama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah PertamaNegeri 5 desa Kuapan Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan metode sosiodrama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri5 desa Kuapan Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar tersebut. 2. Kegunaan Penelitian

9 a. Sebagaai bahan masukan bagi Sekolah Menengah Pertama Negeri5 desa Kuapan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam pengajaran. b. Sebagai sumbangan pemikiran penulis kepada guru-guru di Sekolah Menengah PertamaNegeri 5 desa Kuapan Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. c. Sebagai sumbangan pemikiran penulis dalam bidang pendidikan, khususnya fakultas Tarbiyah dan Keguruan. d. Bagi penulis memperkaya wawasan keilmuan tentang Pendidikan Agama Islam dan penelitian ini juga berguna sebagai persyaratan untuk memeperoleh gelar sarjana pendidikan Islam pada fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SUSKA Riau.

10