BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. martabat manusia, karena dari proses pendidikan itu

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah sedang giat menggalakkan pembangunan disegala bidang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia (bermoral). Sebab bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran, antara lain guru sebagai penginisiatif moral dan pengasuh serta. memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. bertanggungjawab dan mampu mewujudkan masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai individu yang bermasyarakat dan berguna. Lebih jauh lagi. Pendidikan Nasional pasal 1 yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

IMPLEMENTASI KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH TSANAWIYAH AL-HAMIDI CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. wajib diberikan pada setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan (Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. menerima pelajaran agama di sekolah umum (Dirjen Kelembagaan Agama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

2014 PENGARUH LAYANAN ADMINISTRASI TERHADAP PEMIMPIN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi diharapkan dapat mengubah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan tinggi rendahnya kualitas dan nilai suatu negara, karena itu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. muda agar kelak dapat menghadapi kehidupan seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. manajemen. Keberhasilan sekolah dalam melaksanakan apa yang telah

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak proses menuju perkembangan manusia, bahkan dapat dikatakan bahwa maju mundurnya suatu bangsa dapat dilihat bagaimana kemajuan pendidikannya, baik dari segi sarana maupun mutunya. Sedangkan sarana dan mutu pendidikan bergantung pada siapa yang memerankannya. Manusia sebagai makhluk yang diberi akal oleh Allah punya peranan yang sangat penting dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan tersebut. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan karakter terutama dalam peningkatan prestasi peserta didik. Pendidikan bukanlah suatu proses yang instan, namun merupakan suatu proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu yang nantinya akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi. Dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 BAB II Pasal 3 tentang fungsi pendidikan nasional yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab (Sisdiknas, 2012: 6-7). 1

( 2 Sesuai dengan pernyataan dalam pasal 3 di atas telah jelas bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian mantap dan mandiri serta bertanggung jawab pada masyarakat dan bangsa. Mengingat pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia yang sebagai salah satu alternatif untuk menghindarkan dan mencegah sifat kelemahan manusia. Dengan demikian pendidikan diharapkan memberi bekal pada generasi muda agar tidak lemah. Pengertian lemah (dhiafan) mengandung makna luas baik dari segi ilmunya, ekonominya, sosial, budaya maupun akhlaknya. Jadi untuk menghapus kelemahan dan segala aspek khususnya pengetahuan maka harus dengan pendidikan. Dalam Al-Qur an, seorang pemimpin dalam mengambil keputusan harus adil, dilakukan secara benar, dan tidak boleh mengikuti hawa nafsu. Hal ini dijelaskan dalam surat Al-Maidah (5) ayat 48. 9e 4 Èd,ysø9$# z ÏΒ x8u!%ỳ $ ϑtã öνèδu!#uθ δr& ôìî6 Ks? Ÿωuρ ª!$# tαt Ρr&!$yϑÎ/ ΟßγoΨ t/ Νà6 n$sù!( Artinya: Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu (Kemenag, 2010: 116). Dari ayat tersebut Allah menurunkan Kitab (Al-Qur an) kepada Nabi Muhammad yang membenarkan kitab yang sebelumnya serta

3 mengawasinya, yakni membenarkan yang benar dalam kitab itu dan membetulkan yang tidak benar, karena usaha tangan manusia. Sebab itu Allah menyuruh Nabi Muhammad dan umatnya, supaya juga menghukum menurut yang diturunkan Allah dalam Al-Qur an. Allah telah mengadakan untuk tiap dua umat syari at yang tertentu dan jalan (cara, sistim) untuk memberi petunjuk dan mensucikan jiwa mereka. Salah satu kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Dan kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan pendidikan itu diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia indonesia. Untuk mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran di madrasah mempunyai peranan yang sangat strategis dan signifikan dalam pembentukan moral, akhlaq dan etika peserta didik yang sekarang ini sedang berada pada titik rendah dalam perkembangan masyarakat Indonesia. Kegagalan pendidikan agama Islam untuk membuat dan menciptakan peserta didik yang berkarakter atau berkepribadian islami tidak terlepas dari aktor utama dalam proses pendidikan agama Islam di kelas, yakni kelemahan guru agama Islam dalam mengemas dan mendesain serta membawakan mata pelajaran ini kepada peserta didik. Sebagaimana dikatakan oleh Zulaichah :

4 Adapun Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh, lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup (Zulaichah, 2008:17). Ditinjau dari segi isinya, PAI merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi salah satu komponen, dan tidak dapat dipisahkan dari rumpun mata pelajaran yang bertujuan mengembangkan moral dan kepribadian peserta didik. Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dangan keahliannya, tetapi juga memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar. Kebangkitan belajar tersebut merupakan wujud emansipasi diri siswa. Sebagai guru yang bertugas sebagai pengajar, ia mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah (Dimyati dan Mudjiono, 2013:248). Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari seorang guru selalu dihadapkan pada permasalahan pendidikan yang amat komplek, dimana seorang guru dituntut menyelesaikannya secara tepat. Oleh karena itu guru memerlukan kemampuan khusus untuk mengambil tindakan yang tepat dalam melaksanakan pendidikan, sehingga guru yang kompeten terhadap tugasnya akan lebih memberikan peluang kepada anak didiknya untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dan maksimal. Perkembangan baru terhadap belajar-mengajar membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensi yang dimilikinya, karena proses pembelajaran dan hasil belajar sebagian

5 besar ditentukan oleh guru. Oleh karena itu penguasaan guru tentang kompetensi di bidang keguruan yang di antaranya adalah kompetensi profesional, kompetensi personal, dan kompetensi sosial akan memberikan sumbangan positif untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikan. Menurut Al-Ghazali, bahwa anak adalah amanah Allah yang harus dijaga dan dididik untuk mencapai keutamaan dalam hidup dan mendekatkan diri kepada Allah. Semuanya bayi yang dilahirkan ke dunia ini bagaikan sebuah mutiara yang belum diukur dan belum terbentuk tapi amat bernilai tinggi, maka kedua orang tuanya yang akan mengukir dan membentuknya menjadi mutiara yang berkualitas tinggi dan disenangi semua orang. Maka ketergantungan anak kepada kedua orang tuanya tampak sekali, maka ketergantungan ini hendaknya dikurangi secara bertahap sampai akil baligh (Uhbiyati, 2008:92). Setelah anak memasuki masa sekolah, maka agar anak dapat tumbuh cerdas dan pandai diberikanlah berbagai pelajaran untuk menunjang kesuksesan mereka kelak. Salah satu pembelajaran yang penting untuk diberikan adalah pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dengan pembelajaran PAI siswa akan mampu menjalani kehidupan ini dengan berpijak pada hukum-hukum yang telah digariskan oleh Allah Swt, serta beribadah dengan benar hanya kepada Allah SWT semata. Berdasarkan hasil observasi awal, MTs. Al-Hamidi Cangkring Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember adalah sebuah lembaga pendidikan dasar yang bernuansa Islami. Mayoritas guru di MTs. Al-Hamidi

6 Cangkring Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember adalah sarjana dan telah berkompeten untuk memberikan pengajaran serta telah mendapatkan pengakuan dari pemerintah dengan diberikannya sertifikasi guru (Observasi, 12 Juli 2015). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul skripsi Implementasi Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam di MTs. Al-Hamidi Cangkring Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember B. Fokus Penelitian Untuk lebih memudahkan dalam melakukan penelitian ini, maka peneliti merumuskan masalah-masalah tersebut sebagai berikut: 1. Fokus Masalah Bagaimana implementasi kompetensi guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Al-Hamidi Cangkring Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember 2. Sub Fokus Masalah a. Bagaimana implementasi kompetensi pedagogik guru PAI di Madrasah Tsanawiyah Al-Hamidi Cangkring Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember? b. Bagaimana implementasi kompetensi kepribadian guru PAI di Madrasah Tsanawiyah Al-Hamidi Cangkring Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember?

7 c. Bagaimana implementasi kompetensi sosial guru PAI di Madrasah Tsanawiyah Al-Hamidi Cangkring Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember? d. Bagaimana implementasi kompetensi profesional guru PAI di Madrasah Tsanawiyah Al-Hamidi Cangkring Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember? C. Tujuan Penelitian Selain rumusan masalah, hal yang paling penting dalam suatu penelitian adalah tujuan penelitian, tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu dan konsisten dengan masalah-masalah yang telah dirumuskan sebelumnya (STAIN, 2014:45). Oleh karena itu, tujuan dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua bagian, antara lain: 1. Tujuan Umum Untuk mendeskripsikan implementasi kompetensi guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Al-Hamidi Cangkring Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember 2. Tujuan Khusus a. Untuk mendeskripsikan implementasi kompetensi pedagogik guru PAI di Madrasah Tsanawiyah Al-Hamidi Cangkring Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

8 b. Untuk mendeskripsikan implementasi kompetensi kepribadian guru PAI di Madrasah Tsanawiyah Al-Hamidi Cangkring Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember c. Untuk mendeskripsikan implementasi kompetensi sosial guru PAI di Madrasah Tsanawiyah Al-Hamidi Cangkring Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember d. Untuk mendeskripsikan implementasi kompetensi profesional guru PAI di Madrasah Tsanawiyah Al-Hamidi Cangkring Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember D. Manfaat Penelitian Dalam sebuah penelitian disamping memaparkan tujuan yang ingin dicapai seperti yang tertera di atas, penelitian juga diharapkan dapat memperoleh manfaat. Adapun kegunaan atau manfaat dalam penelitian ini yaitu: 1. Manfaat Teoritis Bagi pengembangan ilmu pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran terkait implementasi kompetensi guru Pendidikan Agama Islam. 2. Manfaat Praktis a. Bagi MTs. Al-Hamidi Cangkring Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

9 pertimbangan dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan kompetensi guru b. Bagi peneliti, Untuk menambah wawasan pengetahuan bagi penulis mengenai Implementasi Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam c. Bagi IAIN Jember, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan literatur atau referensi bagi lembaga IAIN Jember dan mahasiswa, khususnya Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang ingin mengembangkan kajian tentang implementasi kompetensi guru Pendidikan Agama Islam. E. Definisi Istilah Agar penelitian terarah dan bisa dipahami dengan mudah maka perlu adanya penegasan terhadap istilah-istilah yang ada dalam judul penelitian, supaya tidak terjadi kesalahpahaman makna istilah sebagaimana dimaksudkan oleh peneliti (STAIN Jember, 2014:45). 1. Implementasi Kompetensi Guru PAI Implementasi adalah penerapan, pelaksanaan. Sedangkan kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sehingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan

10 tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan umat beragama, sehingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Berdasarkan definisi di atas, yang dimaksud dengan implementasi kompetensi guru PAI di sini adalah pelaksanaan dari seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru yang mengajarkan Aqidah Akhlak, Al-Qur an Hadits, Fiqih dan Sejarah Kebudayaan Islam dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya yaitu mengajar. Dari definisi beberapa istilah dalam judul penelitian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan judul implementasi kompetensi guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Al-Hamidi Cangkring Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember adalah penerapan beberapa kompetensi yang dimiliki oleh guru dalam proses pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Al-Hamidi Cangkring Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember. F. Sistematika Pembahasan Dalam sistematika pembahasan ini akan dijelaskan kerangka pemikiran yang digunakan dalam menyusun skripsi ini, yang mana pembahasannya dibagi menjadi dua, yaitu pembahasan secara teoritis berdasarkan literatur yang ada, serta pembahasan analisis berdasarkan datadata yang diperoleh di lapangan. Untuk mempermudah dan memperjelas sistematika skripsi ini adalah sebagai berikut:

11 Bab I menjelaskan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan. Bab II akan dijelaskan mengenai kajian kepustakaan, meliputi: penelitian terdahulu yang mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini. Kajian teoritik berisi kajian mengenai kompetensi guru PAI. Bab III merupakan penjelasan mengenai metode penelitian, meliputi; pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisa data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian. Bab VI berisi penjelasan mengenai gambaran obyek penelitian, penyajian dan analisis data, serta pembahasan temuan. Bab V sebagai penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang fungsinya sebagai rangkuman dari semua pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, sekaligus penyampaian saran-saran bagi pihak yang terkait.