SILABUS PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
Assalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh, Selamat Pagi dan Salam Sejahtera bagi kita semua.

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Pada awal abad ke-15 berdirilah Kesultanan Palembang yang berkuasa sampai datangnya

PERAN DAN ARAH PENGEMBANGAN INDUSTRI MEBEL DI JEPARA

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK IKM PERHIASAN JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Seni kriya sebagai bagian yang tumbuh dan berkembang bersama

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan semakin menjadi primadona sejak krisis ekonomi melanda Indonesia

BAB III STUDI KASUS. III.1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Lahat

1. PENDAHULUAN. lain, seperti misalnya pengaruh kebudayaan Tionghoaterhadap kebudayaan Indonesia.Etnis

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN INTERNATIONAL FURNITURE & CRAFT FAIR INDONESIA (IFFINA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

Tingkat Kemiskinan Per Provinsi Wilayah Sumatera Tahun 2014

JURNAL KESIAPAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENYIAPAKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DI KABUPATEN MUSI RAEAS UTARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. lokal agar tetap dapat bersaing dengan produk internasional. kerajinan negara sendiri yang beranekragam.

DATA KERJA SAMA DALAM NEGERI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

I. PENDAHULUAN. budaya. Upaya-upaya penemuan dan pengembangan potensi-potensi tersebut,

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pengembangan industri kecil dan menengah tertuang dalam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Seni kriya merupakan bagian dari kehidupan perajin sebagai perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Kepariwisataan merupakan industri yang selalu berkembang mulai dari hal

V. GAMBARAN UMUM. permukaan laut, dan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Batas Utara : Kabupaten Banyuasin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah


BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

I. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 11 TAHUN 2002 KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU DI TELUK KELABAT B U P A T I B A N G K A,

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA

KLASIFIKASI IKM (INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH) MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DI KOTA GORONTALO

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

4 GAMBARAN UMUM INDUSTRI ROTAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DESKRIPTIF STATISTIK GURU DAN PENGAWAS PAIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

ABSTRAK. Perancangan Program Promosi Wisata Air Kota Palembang melalui Pulau Kemaro dan Perahu Bidar

BAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA

TENTANG BANGKA BELITUNG BUPATI MUSI RAWAS,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI AGAMA KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KAWASAN INDUSTRI DI KOTA BANDA ACEH

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan salah satu upaya bagi pemerintah untuk mengembangkan

RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KUMKM TAHUN 2018 DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI SUMATERA SELATAN

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkembang secara mandiri dan pendapatan ekonomi daerah. Sektor industri

KEPALA DINAS. Subbagian Perencanaan Program. Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Seksi. Kurikulum dan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Untuk mempermudah penelitian ini pada penulisan masalah yang akan dibahas

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

DAFTAR LEMBAGA DIKLAT PEMERINTAH TERAKREDITASI DALAM MENYELENGGARAKAN DIKLAT PRAJABATAN DAN DIKLAT KEPEMIMPINAN

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTA

Tugas Akhir Periode 135 BAB I PENDAHULUAN

infografis GERAKAN SENIMAN MASUK SEKOLAH GERAKAN SENIMAN MASUK SEKOLAH

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam bahasa Batak disebut dengan istilah gorga. Kekayaan ragam hias

Presiden Republik Indonesia, Mengingat : a. pasal-pasal 96, 1 31 dan 142 Undang-undang Dasar Sementara; b. Undang-undang No.

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA

MENINGKATKAN NILAI TAMBAH IKM MELALUI SISTEM PEMBINAAN YANG TEPAT DAN KOORDINASI YANG EFEKTIF (RENCANA KERJA

B. SUMBER PENDANAAN (10) PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (PPSDMK) (Juta Rupiah) Prakiraan Kebutuhan

S, 2015 KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN I

bagi proses penciptaan suatu hasil karya seni.

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara. Terdapat banyak daerah-daerah tujuan di Indonesia yang

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sebagai Wadah Pemberdayaan Masyarakat

PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

Transkripsi:

SILABUS PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Pelatihan Kewirausahaan dan Teknis Produksi IKM Furniture di Kab. Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Selatan 27-31 Oktober 2015 Disusun oleh: Tim Prodi. Desain Interior Fakultas Industri Kreatif Telkom University Kerjasama: Kementerian Perindustrian Republik Indonesia & Program Studi Desain Interior, Fak. Industri Kreatif Telkom University Oktober 2015 1

Pelatihan Kewirausahaan dan Teknis Produksi IKM Furniture di Kab. Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Selatan 27-31 Oktober 2015 (disusun oleh: Rangga Firmansyah SSn Msc, Staf Pengajar Program Studi Desain Interior, Fak. Industri Kreatif, Telkom University) A. LATAR BELAKANG Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Sumatera. Provinsi ini beribukota di Palembang. Secara geografis provinsi Sumatera Selatan berbatasan dengan provinsi Jambi di utara, provinsi Kep. Bangka- Belitung di timur, provinsi Lampung di selatan dan Provinsi Bengkulu di barat. Provinsi ini kaya akan sumber daya alam, seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara. Selain itu ibu kota provinsi Sumatera Selatan, Palembang, telah terkenal sejak dahulu karena sempat menjadi ibu kota dari Kerajaan Sriwijaya. Di samping itu, provinsi ini banyak memiliki tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi seperti Sungai Musi, Jembatan Ampera, Pulau Kemaro, Danau Ranau, Kota Pagaralam dan lain-lain. Kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebuah Daerah Otonomi Baru (DOB) di Sumatera Selatan yang merupakan pemekaran dari kabupaten induknya yakni Kabupaten Musi Rawas.Ibu kota kabupaten ini berada di Rupit dan berpenduduk ±195.000 jiwa. Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki potensi dalam pengembangan furnitur, potensi tersebut meliputi potensi sumber daya manusianya yang perlu pengembangan kompetensi dasar dalam pengembangan furnitur, selain itu Kabupaten Musi Rawas Utara juga memiliki kekayaan budaya yang tidak terbatas, karena daerah ini memiliki beragam etnis yang masing-masing memiliki keunikannya tersendiri Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki potensi dalam pengembangan furnitur, potensi tersebut meliputi potensi sumber daya manusianya yang telah memiliki kompetensi dasar dalam pengembangan furnitur, selain itu Kabupaten Musi Rawas Utara juga memiliki kekayaan budaya yang tidak terbatas, karena daerah ini memiliki beragam etnis yang masingmasing memiliki keunikannya tersendiri. Kekayaan alam ada batasnya, sehingga suatu saat kekayaan alam yang tidak bisa terbarukan akan habis, sedangkan kekayaan kreativitas tidak terbatas, akan hidup terus 2

sepanjang masa selama manusia ada. Untuk itu pengembangan industri mebel kayu sebagai hasil kreativitas manusia harus terus dikembangkan, sehingga suatu saat ke depan manusia tidak lagi tergantung terhadap alam, tetapi ia mampu menciptakan karya-karya baru untuk menopang kehidupannya. Di samping itu setiap daerah harus menggali keunikan budayanya, sehingga masing-masing etnis di Indonesia memiliki karakteristik masing-masing yang membedakannya dengan daerah lain. Pada umumnya hasil industri mebel kayu masih terdapat kelemahan dalam pengembagan produk terutama tipe dan desain mebelnya. Untuk itu Kementrian Perindustrian bekerjasama dengan Program Studi Desain Interior, Telkom University bertekad untuk mengembangkan potensi industri furnitur / mebel melalui pelatihan, untuk mencapai perajin yang kreatif dan memiliki karakter dan mempunyai produk unggulan dibidang industi furnitur yang membedakannya dengan daerah lain. B. TUJUAN 1. Meningkatkan kompetensi perajin furnitur dan ukir kayu Kabupaten Musi Rawas Utara dalam bidang desain produk furnitur kayu, sehingga mampu menciptakan desain-desain baru yang memiliki ciri khas daerah setempat. 2. Meningkatkan kompetensi perajinan furniture Kabupaten Musi Rawas Utara dengan teknik kerja mesin, dan finishing yang baik dan benar, sehingga kompetensi mereka dapat bersaing dengan parajin produk kayu yang lain. 3. Meningkatkan kompetensi perajinan furnitur Kabupaten Musi Rawas Utara dalam pengembangan ornamen tradisional sehingga mereka dapat mandiri inovatif dan produktif. 4. Meningkatkan kompetensi perajin dalam bidang kewirausahaan. C. SASARAN 1. Program a. Kebijakan Kementrian Perindustian b. Kebijakan Program Studi Desain Interior, Fakultas Industri Kreatif, Telkom University. c. Wawasan Desain 3

d. Kewirausahaan e. Desain Produk f. Kerja Furnitur g. Finishing h. Pameran 2. Peserta Pengrajin Kayu Binaan IKM Furniture di Kab. Musi Rawas. D. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu: 5 Hari 2. Tempat: Kab. Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Selatan E. DAMPAK 1. Memiliki Konsep dasar desain furnitur 2. Memiliki wawasan kewirausahaan 3. Memiliki Kemampuan dalam membaca gambar kerja 4. Menguasai Kompetensi Kerja Furniture 5. Mempunyai Kompetensi Kerja Finishing F. SERTIFIKASI Sertifikat diberikan kepada peserta yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Mengikuti kegiatan minimal 95% dan 5% ketidakhadiran dengan alas an yang dapat dipertanggungjawabkan; 2. Menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu; 3. Memenuhi persyaratan administrasi yang ditetapkan. G. SUSUNAN PROGRAM PROGRAM/MATERI JAM NARA SUMBER / PENATAR /FASILITATOR INSTITUSI A. UMUM Pembukaan B. POKOK Kewirausahaan Rangga Firmansyah SSn MSc Telkom University Wawasan Desain & Desain Produk Rangga Firmansyah SSn MSc Telkom University Kerja Furnitur Sulaiman Alumnus D4 Desain Produk ITB Kerja Finishing Sulaiman Alumnus D4 Desain Produk ITB C. Penutupan 4

DISKRIPSI MATERI : 1. Pembukaan Kebijakan Kementrian Perindustrian Materi ini membahas tentang pemahaman kebijakan Kementrian Perindustrian terkait dengan program-program pemberdayaan masyarakat. Kebijakan Program Studi Desain Interior, Fak. Industri Kreatif, Telkom University. Materi ini membahas tentang pemahaman kebijakan Program Studi Desain Interior, Fakultas Industri Kreatif, Telkom University dalam upaya peningkatan sumberdaya manusia terutama peningkatan kompetensi kewirausahaan pengrajin furnitur. 2. Kewirausahaan Melatih peserta secara bertahap agar memiliki kompetensi kewirausahaan dan bisnis. Melatih wirausahawan agar mampu bertindak mendirikan usaha yang layak dengan memanfaatkan peluang yang ada pada saat tertentu dan di daerah tertentu. Mengembangkan SDM yang mampu menciptakan kesempatan kerja bagi dirinya sendiri maupun orang lain sesuai tuntutan pembangunan. 3. Wawasan Desain & Desain Produk Materi ini membahas pemahaman tentang proses penciptaan produk furnitur yang inovatif dan laku dijual (marketable). Materi ini membahas tentang cara membaca gambar kerja, menganalisa kebutuhan bahan dan alat dan merealisasikan dalam bentuk komponen. 4. Kerja furnitur Materi ini membahasa tentang pembutan produk satu set kursi teras dan satu set meja kerja, mulai dari pembahan,pembutan komponen,dan perakitan. 5. Kerja Finishing Materi ini membahas tentang proses aplikasi finishing oles dan finishing semprot pada produk furnitur. 5