BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. inferensi Forward Chaining dan Backward chaining. Hasil penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Aplikasi untuk Diagnosis Penyakit pada Anak dan Balita Menggunakan Faktor Kepastian

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT

ANALISIS METODE SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN JENIS PENYAKIT DALAM DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Malang 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. membantu proses dan cara berpikir manusia yang disebut sebagai artificial

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Aplikasi Sistem Pakar untuk Diagnosa Hama Jeruk dan Pengobatannya Menggunakan Metode Certainty Factor

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menggunakan Metode Forward Chaining diperoleh berdasarkan referensi yang

Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Tebu Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis Web

SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PAKAR PENDIAGNOSIS PENYAKIT PADA SISTEM ENDOKRIN MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR. Iwan Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan suatu media konsultasi yang bersifat online. mengemukakan pesoalan-persoalan yang terjadi kemudian pakar akan

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

METODE PENALARAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN MODEL HIBRID FUZZY DEMPSTER SHAFER UNTUK IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU DENGAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA)

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT DAN HAMA TANAMAN PADI ORGANIK VARIENTAS IR 64 DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT BABI DENGAN METODE BACKWARD CHAINING

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KELAMIN PADA PRIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB

RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS TANAMAN CABAI MENGGUNAKAN METODE BAYES

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh dunia, terutama di

PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. dan perancangan pembuatan Sistem Pakar Sistem Pakar Pengolahan Data Hadits

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. No Nama, Tahun Problem Object Metode Solusi 1 Gema dkk, Tingkat Stres Mahasiswa

IMPLEMENTASI CERTAINTY FACTOR PADA SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

Implementasi Metode Certainty Factor pada Identifikasi Kerusakan Kendaraan Bermotor Roda Dua

II. LANDASAN TEORI. Tabel 2. Persyaratan Kondisi Iklim dan Tanah yang Optimum untuk Kopi Robusta dan Arabika

BAB II. Beberapa aplikasi pendeteksi penyakit pada tanaman antara lain :

CERTAINTY FACTOR UTHIE

CASE-BASED REASONING (CBR) PADA SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN SINGKONG DALAM USAHA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PANGAN

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang melandasi di dalam pembangunan sistem pakar yang penulis akan buat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin canggih dan pengetahuan yang semakin luas maka semakin banyak

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

PENALARAN INEXACT. KETIDAKPASTIAN dan KAIDAH

ANALISIS METODE CERTAINTY FACTOR DALAM SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT SAPI PEDAGING

SISTEM DIAGNOSA PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN METODE CEERTAINTY FACTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Konsultasi terhadap seseorang yang memiliki keahlian dibidang tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT HEPATITIS MENGGUNAKAN J2ME DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Penelitian mengenai kerusakan sepeda motor bisa dilihat

Implementasi Metode Forward Chaining untuk Mendiagnosa PenyebabPenyakit Tanaman Singkong

DIAGNOSA PENYAKIT MANUSIA YANG DIAKIBATKAN OLEH GIGITAN HEWAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Feresi Daeli ( )

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM PADA BALITA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING BERBASIS VISUAL BASIC

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN KELAPA SAWIT DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN KELAPA SAWIT DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBERIAN ALASAN YANG TIDAK EKSAK

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (Study Kasus di Puskesmas Campurdarat Tulungagung) SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Berbasis Pengetahuan. Program Studi Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

PENERAPAN METODE FORWARD DAN BACKWARD CHAINING DALAM SISTEM PAKAR PEMILIHAN RESEP MASAKAN KHAS PADANG

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT CABAI PAPRIKA BERBASIS ANDROID

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

SISTEM PAKAR DIAGNOSA DYSPEPSIA DENGAN CERTAINTY FACTOR

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN JAGUNG MENGGUNAKAN FUZZY MCDM BERBASIS WEB

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT PADA KUCING DENGAN METODE CASE BASED REASONING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS TINGKAT STRES BELAJAR PADA SISWA SMA. Ayu Meiatri Windine Sari. Rina Harimurti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT UMUM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT JERUK KEPROK GARUT

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR DALAM MENDETEKSI KELAYAKAN TELUR UNTUK DIINKUBASI

BAB I PENDAHULUAN. ilmu Biologi adalah Fitopatologi, yaitu cabang ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dikarenakan otak merupakan salah satu organ tubuh yang paling penting, organ

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN PADI VARIETAS SARINAH BERBASIS ANDROID

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN MELON

1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Uji coba perangkat lunak

SISTEM PAKAR DALAM MENENTUKAN JENIS PERAWATAN WAJAH (STUDI KASUS RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA)

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan dan pakan ternak yang sangat

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA GEJALA DEMAM UTAMA PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

Pengetahuan 2.Basis data 3.Mesin Inferensi 4.Antarmuka pemakai (user. (code base skill implemetation), menggunakan teknik-teknik tertentu dengan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka Anton Setiawan Honggo Wibowo (2009), di rancang sistem pakar tanaman padi berbasis web menggunakan basis aturan dengan metode inferensi Forward Chaining dan Backward chaining. Hasil penelitian tersebut adalah aplikasi dapat membantu petani mendiagnosa jenis penyakit dan memberikan pengetahuan tentang jenis penyakit tersebut. Hartati dan Ketut Putra (2015),membuat suatu sistem pakar untuk mendeteksi hama tanaman jahe menggunakan Teorema Bayes. Hasil penelitian tersebut menunjukkan Teorema Bayes dapat digunakan untuk melakukan diagnosahama yang menyerang tanaman jahe dengan menurut gejala yang di inputkan oleh user. Tuswanto dan Abdul Fadil(2013),membuat aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa hama dan penyakit tanaman bawang merah menggunakan metode Certainty Factor. Hasil penelitian tersebut berupa perangkat lunak sistem pakar yang mampu sebagai pendukung untuk mengambil keputusan dengan memberikan solusi untuk membantu diagnosa hama dan penyakit pada tanaman bawang merah dan perangkat lunak mampu mengidentifikasi hama dan penyakit dengan mendokumentasikan informasi mengenai pengetahuan dari pakar. 6

7 Abdul Aziz dan Isa Irawan(2013),merancang sistem pakar Fuzzy sebagai pendukung keputusan manajemen pola tanam tanaman pangan berdasarkan ketersediaan air. Hasil penelitian diperoleh aplikasi yang dapat membantu pekerjaan manusia, terutama yang berhubungan dengan pemanfaatan keahlian dan pengalaman di suatu bidang tertentu secara lebih efektif dan efisien. Muklis Budi Rackman (2014),membuat aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit pada tanaman teh dengan metode Fuzzy Logic berbasis android. Hasil penelitian adalah suatu perangkat lunak system pakar yang dapat melakukan diagnosis penyakit pada tanaman teh berdasarkan nilai yang dimasukan oleh pengguna berdasarkan intensitas yang ada pada tanaman teh dan dapat mempermudah dalam mendiagnosis penyakit pada tanaman teh tanpa adanya seorang pakar yang ahli di bidang tanaman teh. Tabel 2.1 Tabel Tinjauan Pustaka Penulis Masalah Objek Metode Solusi Tahun Anton Setiawan Honggo Wibowo (2009) Penyakit tanaman padi padi Forward dan Backward Chaining Hasil diagnosa tanaman padi, penyebab dan pengendalian Hartati dan Ketut Hama tanaman jahe jahe Teorema Bayes Hasil diagnosa hama tanaman jahe (2015)

8 Tuswanto dan Abdul Fadil(2013) Hama dan penyakit tanaman bawang merah bawang merah Certainty Factor Hasil diagnosa,penyebab, pengendalian dan nilai cf Abdul Aziz dan Isa Irawan (2013) menejemen pola tanaman pangan berdasarkan ketersediaan air pangan Fuzzy Logic Hasil sebagai pendukung keputusan menejemen pola tanam berdasarkan kebutuhan air tanaman yang bersangkutan Muklis Budi Rachman (2014) Penyakit pada tanaman teh teh Fuzzy Logic Hasil diagnosa dan solusi Usulan Atika Dyah Okta Hidayatai (2017) Penyakit dan hama pada tanaman jagung jagung Certainty Factor Hasil diagnose,penyebab,pe ngendalian dan nilai cf 1.2 Dasar Teori 1.2.1 Jagung Jagung masuk ke Indonesia diperkirakan pada abad ke-16 dan di bawa oleh bangsa Portugis. Jagung(zea mays ssp. Mays),selain gandum dan padi adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat terpenting di dunia.makanan pokok bagi penduduk Amerika Tengah dan Selatan adalah bulir jagung.

9 Demikian halnya bagi sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia (Maisarah, 2016). Berikut ini dalah teknik untuk bercocok tanam tanaman jagung (Maisarah, 2016): 1. Persiapan jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik sehingga perlu penggemburan tanah dengan cara di bajak sedalam 15-20 cm dengan penggaruan tanah sampai rata. 2. Pembuatan Lubang Tanam Lubang tanam di buat dengan kedalaman antara 3-5 cm dan tiap lubang diisi 1 butir benih. 3. Penanaman Pada saat penanaman harus cukup lembab tetapi tidak becek 4. Pemupukan Dari semua unsure hara yang di perlukan tanaman, yang paling banyak diserap tanaman adalah unsure Nitrogen (N), Fosfor (P) dan Kalium (K). 5. Pemeliharaan Tindakan pemeliharaan yang di lakukan antara lain penyulaman, penjarangan, penyiangan, pembubuan dan pemangkasan. Hama adalah hewan yang merusak tanaman atau hasil panen sedangkan penyakit di sebabkan oleh jamur,virus dan bakteri. Hama dan penyakit pada umumnya merusak bagian daun, akar,batang dan tongkol sehingga perlu diadakan pengendalian untuk mencegah agar

10 tanaman jagung tidak mengalami gangguan kesehatan. Sehingga pada ini penulis mengambil sampel 20 jenis penyakit dan hama yang umum dialami oleh tanaman jagung. Adapun penyakit dan hama yang dibahas dalam sistem pakar ini adalah sebagai berikut : 1) Bulai 11) Hawar upih daun 2) Karat 12) Busuk batang bakteri 3) Bercak daun 13) Gores bakteri 4) Gosong 14) Lalat bibit 5) Busuk tongkol 15) Belalang 6) Bulai 16) Ulat grayak 7) Karat 17) Penggerek batang 8) Bercak daun 18) Penggerek tongkol 9) Gosong 19) Uret 10) Busuk tongkol 20) wereng 2.2.2 Sistem Pakar Menurut Turban dan Aronson menyatakan sistem pakar adalah sistem yang menggunakan pengetahuan manusia yang dimasukan ke dalam computer untuk memecahkan masalah-masalah yang biasanya diselesaikan oleh pakar(sri Hartati, Sari Iswanti, 2008). Komponen sistem pakar terdiri kaidah, mesin inferensi, memori kerja, fasilitas penjelasan, fasilitas akuisisi pengetahuan, dan antar muka pengguna. Struktur hubungan masing-masing komponen adalah sebagai berikut: (Sri Hartati, Sari Iswanti,2008) :

11 Basis Pengetahuan (Kaidah) Mesin Inferensi Agenda Memori Kerja (Fakta) Fasilitas Penjelasan Fasilitas Akuisisi Antar Muka Pengguna Gambar 2.1. Struktur sistem pakar Menurut Giarratano dan Riley untuk membagun sistem komponenkomponen yang harus dimiliki adalah sebagai berikut (Sri Hartati, Sari Iswanti,2008) a. Antar muka pengguna (User interface) b. Basis pengetahuan (Knowledge base) c. Mekanisme inferensi (Interfance machine) d. Memori kerja (Working memory) Sedangkan untuk menjadikan sistem pakar menjadi lebih menyerupai seorang pakar yang berinteraksi dengan pemakai, maka dilengkapi dengan fasilitas berikut: a. Fasilitas penjelasan (Explanation facility) b. Fasilitas akuisisi pengetahuan (Knowledge acquisition facility)

12 Penjelasan: a. Antar muka pengguna Sistem pakar menggantikan seorang pakar dalam suatu situasi tertentu, maka sistem harus menyediakan pendukung yang diperlukan oleh pemakai yang tidak memahami masalah teknis.sistem pakar juga menyediakan komunikasi antara sistem dan pemakainya,yang disebut sebagai antar muka. b. Basis pengetahuan Basis pengetahuan merupakan kumpulan pengetahuan bidang tertentu pada tingkatan pakar dalam format tertentu. c. Mesin inferensi Mesin inferensi merupakan otak dari sistem pakar,berupa perangkat lunak yang melakukan tugas inferensi penalaran sistem pakar,biasa dikatakan sebagai mesin pemikir(thinking machine). Sistem pakar untuk melakukan diagnosis dan memberikan terapi penyakit epilepsi dan keluarganya menggunakan dua metode inferensi, yaitu runut balik dan runut maju. Runut balik digunakan pada saat melakukan diagnosis dan runut maju digunakan pada saat mencari terapi yang tepat untuk penyakit yang telah terdiagnosis. d. Memori kerja Merupakan bagian dari sistem pakar yang menyimpan faktafakta inilah yang nantinya akan diolah mesin inferensi berdasarkan pengetahuan yang disimpan dalam basis pengetahuan untuk menentukan suatu keputusan pemecahan masalah.

13 e. Fasilitas penjelasan Proses menentukan keputusan yang dilakukan oleh mesin inferensi selama sesi konsultasi mencerminkan proses penalaran seorang pakar. karena pemakai kadangkala bukanlah ahli dalam bidang tersebut,maka dibuatlah fasilitas penjelasan. f. Fasilitas akuisisi pengetahuan Pengetahuan pada sistem pakar dapat ditambahkan kapan saja pengetahuan baru diperoleh atau saat pengetahuan yang sudah ada sudah tidak berlaku lagi. 2.2.3 Ketidak pastian dan Faktor Kepastian Ketidak pastian dapat di artikan sebagai kurangnya informasi untuk mengambil keputusan, ketidakpastian yang terjadi pada suatu kaidah di sebabkan oleh 3 hal yaitu aturan tunggal, ketidak pastian antar kaidah, dan resolusi konflik. Tiga hal yang mempengaruhi aturan tunggal adalah adanya kesalahan, probabilitas,dan kombinasi premis.kesalahan disebabkan oleh (Sri Hartati, Sari Iswanti, 2008) a. Ambiguitas,sesuatu didefinisikan lebih dari satu cara b. Ketidaklengkapan data/informasi,misalnya data hilang c. Kesalahan informasi, misal:kesalahan manusia dalam membaca data, meletakan data, informasi yang tidak benar. d. Kesalahan pengukuran :ketidaktepatan dalam melakukan pengukuran data

14 Certainty factor didefinisikan sebagai berikut (Sri Hartati, Sari Iswanti, 2008). CF(H,E) = MB(H,E) MD(H,E) (1) CF (H,E) : certainty factor dari hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala (evidence) E. MB (H,E) : ukuran kepercayaan (measure of increased belief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh evidence E. MD(H,E) : ukuran ketidakpercayaan (measure of increased disbelief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh evidence E Pada implementasi sistem pakar pendiagnosa penyakit dan hama pada tanaman jagung yang akan dibangun menggunakan rumus (Sri Hartati, Sari Iswanti, 2008). CF(E,e) * CF(H,E) (2) Keterangan : CF(E,e) : certainty factor evidence E yang dipengaruhi oleh evidence CF(H,E) : certainty factor hipotesa H dengan asumsi yang di pengaruhi oleh evidence di ketahui dengan pasti ketika CF(E,e) =1 CF(H,e) : certainty factor hipotesa yang dipengaruhi oleh evidence e Contoh penyeselasian : IF daun berwarna kuning AND tongkol tidak keluar AND tulang daun terlihat jelas AND jaringan daun mengalami klorotis

15 THEN menderita penyakit Bulai, dengan CF =0,8 Dengan memberikan notasi: E1 :daun berwarna kuning E2 :tongkol tidak keluar E4 : jaringan daun mengalami klorotis E3 :tulang daun terlihat jelas H : penyakit bulai Nilai certainty factor hipotesa pada saat evidence pasti adalah CF(H,e)=CF(H,E1 AND E2 AND E3 AND E4) =0.8 Dalam kasus ini,kondisi tanaman tidak dapat ditentukan secara pasti karena di pengaruhi oleh evidence e; sehingga besarnya nilai CF(E,e) untuk masing-masing evidence E misalnya sebagai berikut : CF(E1,e) = 0.9 CF(E2,e) = 0.8 CF(E3,e) = 0.7 CF(E4,e) = 0.7 Sehingga CF(E,e) = min[cf(e1,e), CF(E2,e), CF(E3,e), CF(E4,e)] = min[0.9, 0.8, 0.7, 0.7] =0.7 Dan nilai CF(H,e) = CF(E,e) * CF(H,E) = 0.7*0.8 = 0.56 =56%