BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN ERGONOMI KOGNITIF INTERIOR BALAI BESAR REHABILITASI SOSIAL BINA GRAHITA KARTINI TEMANGGUNG BAGI PENYANDANG DISABILITAS INTELEKTUAL

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

Fasilitas Sinema Terpadu di Surabaya

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

PERANCANGAN BABY BOX MULTIFUNGSI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

BAB 6 KESIMPULAN. kebutuhan ruang, dan implementasi desain layout pada fungsi industri sepatu. dalam hunian terhadap transformasi dan kebutuhan ruang.

PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA. Program Studi Teknik Mesin D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang

Desain Interior Toko Buku Uranus dan Kafe Libreria dengan Konsep Eco Industrial

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak bagi sebuah keluarga adalah sebuah karunia, rahmat dan berkat.

Evaluasi Kesesuaian Fungsi Ruang pada Ruang Baca Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya

BAB V PENUTUP. masyarakat. Perancangan interior bertema Fragment of Spirit dengan gaya

ANALISA KEBUTUHAN LUAS MINIMAL PADA RUMAH SEDERHANA TAPAK DI INDONESIA. Analysis of Minimum Space for Low Cost Landed House in indonesia

Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Sedang [100cm x 100cm]

PEMBUATAN PAPAN NAMA DAN PETUNJUK ARAH PANTI ASUHAN INSAN MADANI DI KAMPUNG MASJID DUSUN LEMAH DUHUR GUNUNG BUNDER 1 BOGOR

INTERIOR I. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn

KONTRAK PERKULIAHAN. Pengampu : Dra. Sunarmi, M.Hum. Hari Pertemuan/Jam : Jumat, Tempat Pertemuan : Gedung III/2 H

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

Komparasi Dimensi dan Perabot Ruang Tidur Rumah Pribadi dan Rumah Kost di Banjarbaru

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN DAN PERSIAPAN UMROH DAN HAJI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

BAB II. KAJIAN LITERATUR

Hotel Resor dan Fasilitas Wisata Mangrove di Pantai Jenu, Tuban

DAFTAR PUSTAKA. Anggota IKAPI. (2010). Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Bandung: Sistem Pendidikan Nasional. Bekasi : CV Mitra Karya.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB IV ANALISA. Sesuai dengan standar, ruang-ruang yang dibutuhkan untuk asrama. Gambar 28. standar kamar. international edition by McGraw-Hill (1983)

TAHAP-TAHAP PROSES PERENCANAAN DESAIN INTERIOR I. Eko Sri Haryanto, S.Sn, HDII

PERANCANGAN RUANG DALAM

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pelatihan kebugaran merupakan suatu program yang bertujuan untuk

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

Perpustakaan Nasional di Surabaya

Mata Kuliah & Kode : Desain Interior I Kode : PSR 344 Jumlah SKS : Teori 1 SKS Praktik : 3 SKS

Pola Perilaku Lansia Pada Ruang Dalam Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

DESIGN INTERIOR DESIGN INTERIOR

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang

SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTA

SOEKARNO HATTA INTERNATIONAL AIRPORT TRANSIT HOTEL DENGAN PENEKANAN DESAIN SUSTAINABLE DESAIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota pendidikan dan budaya yang sangat kuat

Analisa Kelayakan Huni Apartemen The Via and The Vué Surabaya Dari Segi Arsitektural

MALL DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN KONSEP CITY WALK

Desain Interior Bernuansa Modern Islam pada TK dan Playgroup Kreatif Primagama Jemursari di Surabaya untuk Meningkatkan Kreatifitas Anak

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

DESAIN RUANG PERPUSTAKAAN Oleh : Wanda Listiani, S.Sos 1 dan Novalinda, ST 2

PENGARUH INTERIOR RUANG BELAJAR DAN BERMAIN TERHADAP KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK ANAK DI TK NEGERI PEMBINA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur di Indonesia, sekarang ini mengalami. pangsa pasar tidak hanya lokal tetapi internasional. Industri seperti ini

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA

KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KAB. BANJARNEGARA Oleh : Ika Frilia Herafati, Gagoek Hardiman, Titien Woro Murtini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Rumah Susun Kali Jagir di Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

PERPUSTAKAAN HIBRIDA DI KOTA BOGOR DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR EKSPRESIONIS Oleh : Gumelar Rachmat Ramadhan, Atik Suprapti, Edward E.

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

Evaluasi Pasca Huni Studio Gambar Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik UNLAM

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki perilaku, sikap dan mengkokohkan kepribadian. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SILABUS MATA KULIAH: DESAIN INTERIOR II. SIL/JUR... Revisi : Februari 2011 Hal 1 Semester Judul Praktek Jam pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 43/2007 menyebutkan bahwa perpustakaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman di era globalisasi ini menuntut aktivitas-aktivitas sosial yang

PROPOSAL SKRIPSI DAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DESAIN FURNITURE SEKOLAH TK DI KELAPA GADING, JAKARTA UTARA

Persepsi Visual Audience pada Penataan Interior Auditorium

Penerapan Konsep Bawah Laut pada Interior Selam Rekreasi di Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penyandang Cacat di Jakarta Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. Rekam medis merupakan salah satu bagian terpenting di rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Re-Desain Interior Perpustakaan Pusat ITS Lantai 5 dengan Konsep Modern Minimalis BAB V KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

Rancang Bangun Mesin Pengolahan Kopi Terpadu

RUSUNAMI DI JAKARTA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perancangan Interior Panti Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas hidupnya pun semakin berkembang. Hal paling dasar yang

Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG

Canopy: Journal of Architecture

Re-Design Interior Gereja Katolik Santo Paulus Di Surabaya Berdasarkan Ajaran Allah Tritunggal

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pasal 31 UUD 1945 (Amandemen 4) bahwa setiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

HALAMAN PENGESAHAN. Semarang, 14 April 2015 Mengetahui dan mengesahkan NIDN NIDN iii

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia yang memiliki luas sekitar

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil survey menunjukkan bahwa penyandang disabilitas intelektual di BBRSBG Kartini Temanggung tidak dapat disamakan dengan lainnya walaupun secara fisik sama dengan lainnya. Mereka memiliki kelemahan fungsi kognitif yang menghambat mereka dalam beraktivitas sehingga dibutuhkan pembimbing untuk mendampingi dan mengarahkan mereka. 2. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kondisi fisik ruang mempengaruhi aktivitas penyandang disabilitas intelektual dan ergonomi kognitif berpengaruh terhadap kemampuan penyandang disabilitas intelektual dalam mengakses ruang dan fasilitas di BBRSBG Kartini Temanggung. Kondisi fisik ruang tersebut meliputi elemen pembentuk ruang (lantai, dinding, plafon) dan furniture. a. Kondisi Fisik Ruang Terhadap Aktivitas Penyandang Disabilitas Intelektual Penyandang disabilitas intelektual memiliki kelemahan dalam daya pikir atau fungsi kognitifnya sehingga tidak ada masalah dalam hal fisik. Kondisi fisik penyandang disabilitas intelektual sama dengan yang lain kecuali mereka memilki disabilitas ganda. Berdasarkan kondisi tersebut kebutuhan akan perabot sama dengan manusia pada umumnya dan perabot di BBRSBG Kartini Temanggung hamper sesuai dengan standar ergonomi. 208

209 Selain itu, elemen pembentuk ruang juga berpengaruh terhadap akivitas penyandang disabilitas intelektual di BBRSBG Kartini Temanggung. Berdasarkan analisis data yang dilakukan diperoleh kesimpulan tentang elemen pembentuk ruang di BBRSBG Kartini Temanggung sebagai berikut: 1). Kondisi plafon yang tidak terlalu rendah atau tinggi memberikan suasana nyaman dan memberikan kesan luas pada ruang asrama, cottage, ruang bimbingan sosial, dan ruang bimbingan keterampilan. 2). Warna dinding yang berbeda pada ruang bimbingan sosial merupakan salah satu bentuk ergonomi kognitif agar ruang lebih mudah dikenali dan dapat dibedakan antara ruang satu dengan lainnya. Tetapi hal tersebut belum diterapkan pada ruang lain, seperti asrama, cottage, dan ruang bimbingan keterampilan. 3). Perbedaan warna lantai pada kamar asrama merupakan penerapan ergonomi kognitif sehingga memudahkan penghuni dalam beraktivitas. b. Aktivitas Penyandang Disabilitas Intelektual di BBRSBG Kartini Temanggung Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa indikator permasalahan terhadap aktivitas penyandang disabilitas intelektual program C di asrama, cottage, dan ruang bimbingan: 1. Penyandang disablitas intelektual tidak dapat membedakan tempat tidur mereka sendiri di asrama.

210 2. Penyandang disabilitas inteektual tidak dapat mengenali barangbarang miliknya, seperti handuk, pakaian, atau sepatu. 3. Penyandang disabilitas intelektual terkadang salah dalam penggunaan shampoo dan sabun. 4. Penyandang disabilitas intelektual memiliki kesulitan dalam hal menerjemahkan perintah. Selanjutnya adalah permasalahan yang dialami oleh penyandang disabilitas intelektual program A dan program B. Mereka memiliki IQ di atas mereka yang program C. Kemampuan mereka untuk mengenal lebih tinggi sehingga mereka dapat membedakan milik mereka. Permasalahan yang terjadi adalah sulitnya menerjemahkan perintah yang diberikan oleh pembimbing. Pembimbing masih harus berperan dalam hal ini. Selain itu, kemampuan penyandang disbilitas intelektual program A dan program B dalam hitungan dan pengenalan angka sangat rendah. Dalam hal pengenalan ruang dan fasilitas penyandang disabilitas intelektual, khususnya program C, mereka dapat mengenali setiap ruang dan fasilitas berdasarkan kebiasaan aktivitas mereka. Ergonomi kognitif belum berperan dalam hal tersebut. Dari hasil keseluruhan analisis data dapat disimpulkan bahwa ergonomi kognitif dibutuhkan di BBRSBG Kartini Temanggung walaupun peran pendamping tidak dapat ditinggalkan. Ergonomi kognitif tersebut dapat berupa warna dan gambar karena keduanya mudah diingat oleh penyandang disabilitas intelektual. Perbedaan warna telah diterapkan di asrama dan ruang bimbingan sosial untuk memudahkan penyandang tunagrahita mengaksesnya. Ergonomi

211 kognitif dapat memudahkan penyandang disabilitas intelektual dalam beraktivitas. B. Saran Saran yang dapat diberikan oleh penulis terkait dengan perancangan pusat rehabilitasi penyandang disabilitas intelektual, BBRSBG Kartini Temanggung harus mudah diakses oleh penyandang disabilitas intelektual yang memiliki keterbatasan intelektual. Mereka dapat dengan mudah mengenali ruang dan fasilitas yang ada sehingga membantu aktivitas seharihari dan meminimalkan peran pembimbing. Hal-hal tersebut antara lain: 1. Perbedaan warna pada elemen pembentuk ruang, misalnya perbedaaan warna ruang warna dinding, memudahkan pengguna (penyandang tunagrahita) dalam mengenali ruang tersebut. 2. Perbedaan warna atau pemberian tanda berupa gambar pada perabot miliknya, seperti almari pada kamar tidur kolektif, memudahkan pengguna dalam mengenali perabot miliknya. 3. Perbedaan warna pada barang-barang milik pengguna memudahkan mereka untuk mengenali dan meminimalkan tertukarnya barang tersebut dengan milik temannya.

DAFTAR PUSTAKA Buku: Chiara, Joseph De, Callender, John Hancock. 1980. Time-Saver Standars for Building Types. USA. Effendi, Mohammad. 2009. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara. Nurmianto, Eko. 2008. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna Widya. Panero, Julius.1979. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfa Beta. Suptandar, Pamudji.1999. Desain Interior. Jakarta: Djambatan. Tarwaka, dkk. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Produktivitas. Surakarta: Uniba Press. Internet: eprints.uny.ac.id/9563/1/bab%201%20-%2008103249030.pdf http//www.bbrsbgkartini.org http://ergonomics.about.com/od/a-d/g/cognitive_ergonomics.htm