BAB V KONSEP. Combined Metaphore dengan menggunakan objek yang dimetaforakan adalah. wanita Bali dan keseharian berpakaian wanita Bali.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Obyek. Pulau Bali merupakan salah satu pulau pariwisata di Indonesia yang

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP. Gambar 5.1 gambar konsep bentuk bangunan (Sumber : analisis 2013)

BAB V KONSEP PERANCANGAN. nilai-nilai Islam. Pada penerapan perancangan Movement in History diterapkan

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Kembali Terminal Bus. Tamanan Kota Kediri mencangkup tiga aspek yaitu:

BAB V KONSEP PERANCANGAN. kendang dengan kategori metafora kombinasi. Dalam pengertian konsep

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

LINGKUNGAN DAN UKURAN JL. YOS SUDARSO SITUASI LOKASI SITE. 173,5 m. 180 m. 165 m. 173 m

BAB V KONSEP PERANCANGAN. struktur sebagai unsur utamanya. Konsep High-Tech Expression juga

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep Combined Metaphore Reyog dan wawasan keislaman akan menghasilkan

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan

BAB V KONSEP PERENCANAAN

Structure As Aesthetics of sport

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu Sustainable architecture, dengan tiga unsur

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Jenis musik biasanya didasarkan pada karakter dominan pada sebuah karya

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture,

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB IV KONSEP 4. 1 IDE AWAL 4. 2 KONSEP TAPAK

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang dipakai pada perancangan ini adalah Ekologis

BAB III. Ide Rancangan. pengganti material kayu yang semakin susah diperoleh dan semakin mahal harga

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. sebagai pengembangan bakat dan minat anak adalah attaractif behavior.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

Pengembangan RS Harum

BAB 3 METODE PERANCANGAN. tempat atau fasilitas yang memadai. Banyaknya masyarakat Kota Pasuruan yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. kemudian memunculkan ide dasar dalam perancangan sekolah alam Junrejo batu, lebih ide dasar konse dari perancangan akan

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

BAB VI HASIL RANCANGAN

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : Di Susun Oleh :

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Lapas Kelas I A Kedungpane

BAB V KONSEP 5.1. Konsep Dasar

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. metode penelitian ini akan menguraikan secara terperinci bagaimana proses

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Batu adala Trade Eco Tourism (TET). Trade Eco Tourism (TET) market merupakan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Pembahasan yang dikemukakan dalam bagian bab ini ditujukan untuk

Transkripsi:

BAB V KONSEP Konsep perancangan ini diperoleh dari hasil analisis pada bab sebelumnya yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis diperoleh berdasarkan dari tema perancangan dan intergrasi dengan nilai keislaman. Sesuai dengan tema perancangan Pusat Perawatan Kecantikan dan Kebugaran Wanita ini yaitu Combined Metaphore dengan menggunakan objek yang dimetaforakan adalah sifat dan perilaku wanita Bali. 5.1. Konsep dasar perancangan Tema metafora kombinasi (combined metaphors) akan menjadi tema rancangan Pusat Perawatan Kecantikan dan Kebugaran Wanita Wanita di Bali. Metafora ini merupakan jenis metafora yang menggabungkan 2 hal yang nyata dan tidak nyata. Penggunaan tema metafora ini akan mengambil kiasan perilaku wanita Bali dan keseharian berpakaian wanita Bali. Masyarakat Bali sebagaimana pada umumnya adalah masyarakat yang dilatarbelakangi oleh budaya paternalistik, yang disebut "pancar-purusa" atau "purusa-istik". Tetapi kedudukan wanita Bali tidak rendah, bahkan dalam berbagai aktivitas sosio-kultural dan keagamaannya, mereka melakukan peran sentral dan mulia. Seperti menjadi seorang pedanda istri (pendeta perempuan), atau pemangku istri (wanita sebagai pemimpin upacara di pura). Sifat wanita Bali pada umumnya adalah sangat religius, punya etos kerja, sraddha bhakti (keyakinan dan keimanan), sebagai pendidik anak, punya keseimbangan kecerdasan (emosional, 144

intelektual, spiritual). Akan tetapi karena Bali mayoritas penduduknya beragama hindu maka menjadikan wanita Bali tunduk pada aturan agama dan adat istiadat yang ada di Bali. Seperti adat yang mengharuskan istri mengikuti kemanapun suami pergi. Jadi selain dari kekuatan dan kecerdasan wanita bali juga tetap seorang wanita yang penurut dan lemah lembut. Penerapan metafora ini pada semua unsur perancangan yang ada pada obyek Pusat Kecantikan dan Kebugaran Wanita di Bali. Dengan perilaku wanita Bali yang religius, perwujudan metafora yang tepat adalah dengan membuat konsep dekat dengan alam. Hal ini dikarenakan menurut agama hindu, dengan mendekatkan diri dengan alam berarti mendekatkan hubungan ketuhanan mereka. Dalam bangunan bisa diterapkan patio pada beberapa bagian bangunan. Sedangkan sifat atau perilaku wanita Bali yang penurut bisa diwujudkan dalam bangunan dengan pemakaian unsur air yang mengalir atau juga sirkulasi ruang yang mengalir. Dari segi bentuk bangunan pada dasarnya akan menggunakan banyak lengkung dan sesuatu yang transparan. Bentukan lengkung sendiri diambil Karena menyesuaikan dengan perilaku wanita feminin yang lemah lembut. Sedangkan bagian transparan menunjukkan bagian perilaku wanita yang peka. Bentukan lengkung bisa diwujudkan dalam bentukan dinding bangunan. Selain itu wanita Bali juga dikenal tangguh dalam membantu perekonomian keluarga. Hal ini bisa diwujudkan dengan penggunaan struktur rangka bambu, seperti sifat bambu yang kuat namun tetap lentur dan sesuai dengan sifat atau karakter wanita Bali. 145

Sedangkan keseharian wanita Bali secara fisik adalah memakai gelung (sanggul), sesenteng (kemben songket), kain wastra, sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan dada, selendang songket bahu ke bawah, kain tapih atau sinjang di sebelah dalam, beragam ornamen perhiasan, sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki sebagai pelengkap, dan bunga kamboja. Melihat dari pakaian sehari-hari yang dipakai wanita Bali, aplikasi pada bangunan akan lebih terlihat pada ornamen dan perabot. Seperti bunga kamboja yang sering digunakan wanita Bali akan diaplikasikan pada beberapa perabot yang bermotif bunga kamboja. Pakaian sehari-hari wanita Bali didominasi dengan warna putih dan emas. Warna ini bisa dijadikan sebagai warna dinding atau perabot pada bangunan pusat perawatan kecantikan dan kebugaran wanita ini. 5.2. Konsep Tapak 5.2.1. Batas Pada tapak akan menggunakan gabungan penataan vegetasi pada tapak dan perletakan pagar dengan ornamen kain wastra sebagai batas tapak. Gambar 5.1. Batas tapak 146

Gambar 5.1. Batas pagar 5.2.2. Bentuk bangunan Bentuk bangunan yang akan dipakai dalam perancangan ini adalah metafora dari motif kain wastra Bali yang digunakan pada pakaian adat wanita Bali. Bentukan ini memiliki beberapa karakter wanita Bali yang tegas namun tetap menonjolkan sisi keindahan pada dirinya. Gambar 5.2. Bentuk bangunan 147

5.2.3. Aksesbilitas Akses ke tapak mudah dijangkau karena berada di pusat keramaian. Lokasi tapak yang berbatasan langsung dengan jalan raya memudahkan semua kendaraan bisa mencapai lokasi tapak dengan mudah. Gambar 5.4. Pola sirkulasi 148

5.2.4. View 1. View dari dalam diarahkan keluar bangunan yang dilengkapi dengan elemen lansekap pada beberapa bagian pada tapak Gambar 5.5. View dari dalam 2. View dari luar terhalang oleh pagar dengan ornamen kain khas Bali Gambar 5.6. View dari luar 149

5.2.5. Iklim 1. Matahari Lokasi tapak berada di daerah katulistiwa dengan intensitas penyinaran mataharinya cukup tinggi. Orientasi bukaan dihindari dari arah barat dan timur untuk menghindari radiasi panas yang berlebihan. Pada tapak perancangan, dari arah barat terdapat pemukiman yang padat sehingga radiasi panas pada siang sampai sore hari cukup sedikit. Bentukan secondary facade dimetaforakan dari bentukan sanggul wanita Bali yang memanjang. Kisi-kisi yang dirancang menggunakan bentukan yang luwes sehingga memberikan kesan wanita yang lembut namun terlihat kokoh yang merupakan sifat tegas wanita Bali. Bentukan lubang cahaya yang berada di bagian atas bangunan merupakan wujud dari perilaku wanita Bali yang lemah lembut namun tetap bisa menjadi pemimpin. Gambar 5.8. Konsep bentuk 150

2. Angin Sumber angin yang paling kencang berasal dari arah selatan dan angin yang tidak cukup kencang berasal dari arah timur. Gambar 5.9. Menangkap angin dari arah selatan Gambar 5.10. Menangkap angin dari arah timur 3. Kebisingan Sumber kebisingan berada di wilayah timur dan selatan karena berbatasan langsung dengan jalan raya yang padat lalu lintas. 151

Gambar 5.11. Konsep kebisingan 5.3. Konsep Utilitas 5.3.1. Sistem Air Bersih Gambar 5.12. Sirkulasi Air Bersih 152

PDAM Tangki Bawah Pompa Tangki Atas Keseluruhan Unit Sumur Pompa Hydrant Skema 5.1.Sistem air bersih 5.3.2. Sistem Air Kotor Air Hujan Riol Dalam Tapak Resapan Skema 5.2.Sistem air hujan 153

Air Bekas KM Bak Kontrol Resapan Skema 5.3.Sistem air bekas KM Kotoran Padat Septic Tank Resapan Skema 5.4.Sistem kotoran padat Limbah Cuci Rambut Netralisasi Riol dalam Tapak Resapan Skema 5.5.Sistem limbah cuci rambut 154

5.3.3. Sistem Sampah Pekerja Kebersihan Truk Sampah Sampah Bak Sampah TPS TPA Skema 5.6.Sistem pembuangan sampah 155