BAB V KONSEP Konsep perancangan ini diperoleh dari hasil analisis pada bab sebelumnya yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis diperoleh berdasarkan dari tema perancangan dan intergrasi dengan nilai keislaman. Sesuai dengan tema perancangan Pusat Perawatan Kecantikan dan Kebugaran Wanita ini yaitu Combined Metaphore dengan menggunakan objek yang dimetaforakan adalah sifat dan perilaku wanita Bali. 5.1. Konsep dasar perancangan Tema metafora kombinasi (combined metaphors) akan menjadi tema rancangan Pusat Perawatan Kecantikan dan Kebugaran Wanita Wanita di Bali. Metafora ini merupakan jenis metafora yang menggabungkan 2 hal yang nyata dan tidak nyata. Penggunaan tema metafora ini akan mengambil kiasan perilaku wanita Bali dan keseharian berpakaian wanita Bali. Masyarakat Bali sebagaimana pada umumnya adalah masyarakat yang dilatarbelakangi oleh budaya paternalistik, yang disebut "pancar-purusa" atau "purusa-istik". Tetapi kedudukan wanita Bali tidak rendah, bahkan dalam berbagai aktivitas sosio-kultural dan keagamaannya, mereka melakukan peran sentral dan mulia. Seperti menjadi seorang pedanda istri (pendeta perempuan), atau pemangku istri (wanita sebagai pemimpin upacara di pura). Sifat wanita Bali pada umumnya adalah sangat religius, punya etos kerja, sraddha bhakti (keyakinan dan keimanan), sebagai pendidik anak, punya keseimbangan kecerdasan (emosional, 144
intelektual, spiritual). Akan tetapi karena Bali mayoritas penduduknya beragama hindu maka menjadikan wanita Bali tunduk pada aturan agama dan adat istiadat yang ada di Bali. Seperti adat yang mengharuskan istri mengikuti kemanapun suami pergi. Jadi selain dari kekuatan dan kecerdasan wanita bali juga tetap seorang wanita yang penurut dan lemah lembut. Penerapan metafora ini pada semua unsur perancangan yang ada pada obyek Pusat Kecantikan dan Kebugaran Wanita di Bali. Dengan perilaku wanita Bali yang religius, perwujudan metafora yang tepat adalah dengan membuat konsep dekat dengan alam. Hal ini dikarenakan menurut agama hindu, dengan mendekatkan diri dengan alam berarti mendekatkan hubungan ketuhanan mereka. Dalam bangunan bisa diterapkan patio pada beberapa bagian bangunan. Sedangkan sifat atau perilaku wanita Bali yang penurut bisa diwujudkan dalam bangunan dengan pemakaian unsur air yang mengalir atau juga sirkulasi ruang yang mengalir. Dari segi bentuk bangunan pada dasarnya akan menggunakan banyak lengkung dan sesuatu yang transparan. Bentukan lengkung sendiri diambil Karena menyesuaikan dengan perilaku wanita feminin yang lemah lembut. Sedangkan bagian transparan menunjukkan bagian perilaku wanita yang peka. Bentukan lengkung bisa diwujudkan dalam bentukan dinding bangunan. Selain itu wanita Bali juga dikenal tangguh dalam membantu perekonomian keluarga. Hal ini bisa diwujudkan dengan penggunaan struktur rangka bambu, seperti sifat bambu yang kuat namun tetap lentur dan sesuai dengan sifat atau karakter wanita Bali. 145
Sedangkan keseharian wanita Bali secara fisik adalah memakai gelung (sanggul), sesenteng (kemben songket), kain wastra, sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan dada, selendang songket bahu ke bawah, kain tapih atau sinjang di sebelah dalam, beragam ornamen perhiasan, sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki sebagai pelengkap, dan bunga kamboja. Melihat dari pakaian sehari-hari yang dipakai wanita Bali, aplikasi pada bangunan akan lebih terlihat pada ornamen dan perabot. Seperti bunga kamboja yang sering digunakan wanita Bali akan diaplikasikan pada beberapa perabot yang bermotif bunga kamboja. Pakaian sehari-hari wanita Bali didominasi dengan warna putih dan emas. Warna ini bisa dijadikan sebagai warna dinding atau perabot pada bangunan pusat perawatan kecantikan dan kebugaran wanita ini. 5.2. Konsep Tapak 5.2.1. Batas Pada tapak akan menggunakan gabungan penataan vegetasi pada tapak dan perletakan pagar dengan ornamen kain wastra sebagai batas tapak. Gambar 5.1. Batas tapak 146
Gambar 5.1. Batas pagar 5.2.2. Bentuk bangunan Bentuk bangunan yang akan dipakai dalam perancangan ini adalah metafora dari motif kain wastra Bali yang digunakan pada pakaian adat wanita Bali. Bentukan ini memiliki beberapa karakter wanita Bali yang tegas namun tetap menonjolkan sisi keindahan pada dirinya. Gambar 5.2. Bentuk bangunan 147
5.2.3. Aksesbilitas Akses ke tapak mudah dijangkau karena berada di pusat keramaian. Lokasi tapak yang berbatasan langsung dengan jalan raya memudahkan semua kendaraan bisa mencapai lokasi tapak dengan mudah. Gambar 5.4. Pola sirkulasi 148
5.2.4. View 1. View dari dalam diarahkan keluar bangunan yang dilengkapi dengan elemen lansekap pada beberapa bagian pada tapak Gambar 5.5. View dari dalam 2. View dari luar terhalang oleh pagar dengan ornamen kain khas Bali Gambar 5.6. View dari luar 149
5.2.5. Iklim 1. Matahari Lokasi tapak berada di daerah katulistiwa dengan intensitas penyinaran mataharinya cukup tinggi. Orientasi bukaan dihindari dari arah barat dan timur untuk menghindari radiasi panas yang berlebihan. Pada tapak perancangan, dari arah barat terdapat pemukiman yang padat sehingga radiasi panas pada siang sampai sore hari cukup sedikit. Bentukan secondary facade dimetaforakan dari bentukan sanggul wanita Bali yang memanjang. Kisi-kisi yang dirancang menggunakan bentukan yang luwes sehingga memberikan kesan wanita yang lembut namun terlihat kokoh yang merupakan sifat tegas wanita Bali. Bentukan lubang cahaya yang berada di bagian atas bangunan merupakan wujud dari perilaku wanita Bali yang lemah lembut namun tetap bisa menjadi pemimpin. Gambar 5.8. Konsep bentuk 150
2. Angin Sumber angin yang paling kencang berasal dari arah selatan dan angin yang tidak cukup kencang berasal dari arah timur. Gambar 5.9. Menangkap angin dari arah selatan Gambar 5.10. Menangkap angin dari arah timur 3. Kebisingan Sumber kebisingan berada di wilayah timur dan selatan karena berbatasan langsung dengan jalan raya yang padat lalu lintas. 151
Gambar 5.11. Konsep kebisingan 5.3. Konsep Utilitas 5.3.1. Sistem Air Bersih Gambar 5.12. Sirkulasi Air Bersih 152
PDAM Tangki Bawah Pompa Tangki Atas Keseluruhan Unit Sumur Pompa Hydrant Skema 5.1.Sistem air bersih 5.3.2. Sistem Air Kotor Air Hujan Riol Dalam Tapak Resapan Skema 5.2.Sistem air hujan 153
Air Bekas KM Bak Kontrol Resapan Skema 5.3.Sistem air bekas KM Kotoran Padat Septic Tank Resapan Skema 5.4.Sistem kotoran padat Limbah Cuci Rambut Netralisasi Riol dalam Tapak Resapan Skema 5.5.Sistem limbah cuci rambut 154
5.3.3. Sistem Sampah Pekerja Kebersihan Truk Sampah Sampah Bak Sampah TPS TPA Skema 5.6.Sistem pembuangan sampah 155